Anda di halaman 1dari 41
MopuLt 2 Analisis Akuntansi Evita Puspitasari, SE. M.Si. B PENDAHULUAN nalis akuntansi adalah proses mengevaluasi komponen laporan ‘keuangan, apakah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan telah mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya atau tidak. Proses ini akuntansi yang digunakan, dan melakukan penyesuaian laporan keuangan agar laporan tersebut lebih mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarmya sehingga kesimpulan yang diambil pada tahap analisis keuangan hasilnya dilakukan sebelum melakukan anolisis laporan keuangan. Argumen yang melatari pendapat ini adalah karena adanya kemungkinan laporan keuangan yang disajikan olch perusahaan mengandung distorsi akuntansi. Distorsi akuntansi adalah perbedaan antara informasi yang disajikan dalam laporan kevangan dengan realitas ekonomi yang sebenarnya_ Munculnya distorsi akuntansi disebabkan oleh dua hal. Penyebab pertama adalah penggunaan basis akrual dalam proses penyusunan laporan kevangan. Kedua, penctapan standar akuntansi keuangan yang memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk memilih metode dan estimasi akuntansi yang mungkin berbeda untuk komponen pelaporan yang sama. [Dalam modul ini akan dibahas mengenai alasan yang mendasari perlunya analisis akuntansi, karakteristik sister akuntamsi yang melakukan analisis akuntansi, dan akun-akun yang mungkin mengandung ‘Setelah mempelajan modul ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan dengan mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu: 22 ANAUIBIS LAPORAN KEUANGAM © menjelaskan pengertian mengenai analisis akuntansi, menjelaskan alasan yang mendasari perlunya analisis akuntansi, menjelaskan karakteristik sistem akuntansi yang menyebabkan distorsi akuntansi, menjelaskan manajemen laba sebagai bentuk dari distorsi akuntansi, menjelaskan tahap-tahap yung harus dilakukan dalam melakukan analisis akuntansi, mengidentifikasi akun-akun yang mungkin mengandung distorsi akuntansi, melakukan analisis akuntansi, 2.3 ® apel KEGIATAN BELAUAR 1 Analisis Akuntansi aporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan disusun berdasar sistem ikuntansi yang dipilih dan kemudian diterapkan oleh perusabaan. Dalam prosesnya, laporan keuangan yang disusun tersebut sangat mungkin memunculkan pertimbangan subyektif, Pertimbangan subyektif ini bisa terjadi karena standar akuntansi yang ada (Standar Akuntansi Keuangan) memang memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk bisa memilih metode dan prinsip dari beberapa alternatif yang tersedia, serta penetapan estimusi yang bisa menyebabkan informasi menjadi kurang dapat diandalkan. Contohnya dalam penilaian persediaan, Berikut ini adalah contoh dari perbedaan penetapan nilai persediaan yang bisa menyebabkan misleading informasi. PT ABC dan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Dalam operasinya, PT ABC memiliki data persediaan yang sebagai berikut, “eatewea ee -Zeceguetan___ neh eet 125.00 Bila selama periode berjalan PT ABC berhasil menjual barang sebanyak 150 unit dengan harga Rp 200 per unit, maka barang yang tersisa menjadi persediaan akhir adalah SO unit, Dengan menggunakan metode penilaian persediaan first in first out (FIFO) dan fast in first owt (LIFO), nilai harga pokok penjualan dan persediaan akhir periode akan memberikan nilal yang 24 Anausis LaPORaN KEUaNGAN © Dengan nilai beban operasional, aktiva (non-persediaan), utang, dan modal saham terteatu, PT ABC tersebut akan memiliki nilai laba bersih dan laba ditahan yang berbeda jika menggunakan alternatif metode penilaian persediaan yang berbeda_ Meraca PT ABC - FIFO Neraca PT ABC - LIFO ‘Aktiva Non persediasn Rp 30,000.00 Aktiva Non persediaan ——Rp30,000.00 Persediaan Rp6,250.00 Persediaan Rp5,000.00 Total Aktiva Rp 36,250.00 Total Aktiva Rp 35,000.00 Kewajiban Rp15,000.00 | | Kewajitan Rp15,000.00 Modal Saham pt5,000.00 Modal Saham Rp15,000.00 Laba Ditahan R$, 250,00 Laba Ditahan 5,000.00 Total Kewajiban Modal —-Rp36,250.00 | | Total Kewafiban Modal Rp35,000.00 Laporan Laba Rugi PT ABC Laporan Laba Rugi PT ABC Penjualan p30,000.00 | | Penjuatan Rp30,000.00 Harga Pokok Penjualan Rp16,250.00 Harga Pokok Penjualan Rpt7,500.00 p13, 750.00 Laba Kotor Rp12,500.00 Rp7.500.00 Beban p#,250.00_} | Labs Bersih Dengan perbedaan nilai tersebut, PT ABC memiliki keleluasaan untuk memilih metode persediaan mana yang hendak dipilih, Jika PT ABC berkeinginan menampilkan laba bersih dan total aktiva yang nilainya lebih ‘besar maka PT ABC akan memilih metode penilaian persedinan FIFO, Tetupi jika PT ABC berkeinginan menampilkan laba bersih dan total aktiva yang lebih kecil maka perusahaan akan memilih metode penilaian persediaan LIFO. Selain adanya standar akuntansi yang memberikan alternatif pilihan, standar akuntansi keuangan yang tersedia mungkin tidak bisa memecahkan masalah transaksi-transaksi baru yang mungkin bersifat kompleks. Lebih lanjut, standar akuntansi keuangan itu sendiri lahir dari proses yang lebih ‘tepat disebut sebagai ‘proses politik”. Disebut sebagai proses politik karena © Apmla5a2/MO0UL 2 25 penetapan standar akuntansi keuangan melibatkan pihak-pihak yang mungkin memiliki konflik kepentingan (vested interest), Pibak-pihak tersebut adalah: investor, kreditor, analis, penyusun laporan keuangan (manajemen), dan regulator. Agar laporan keuangan lebih menampilkan realitas yang sebenarnya diperlukan apa yang disebut sebagai analisis akuntansi, Analisis akuntansi adalah proses mengevaluasi apakah pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan telah mencerminkan realitas ekonomi yang sebenatnya atau tidak. Sebagai proses, kegiatan ini dilakukan melalui berbagai thapan evaluasi. Dimwlai dari kegiatan mempelajari transaksi yang terjadi, kebijakan akuntansi yang digunakan, dan melakukan Penyesuaian laporan keuangan agar laporan tersebut lebih mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya sehingga kesimpulan yang diambil pada tahap analisis keuangan menjadi lebih bisa diandalkan. Analisis akuntansi merupakan tahapan analisis pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis laporan keuangan. Argumen yang melatari pendapat ini adalah karena terdapat kemungkinan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan mengandung distorsi akuntansi, Distorsi akuntansi adalah perbedaan antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan realitas ekonomi yang sebenarnya. Munculnya distorsi akuntansi pada umummnya disebabkan oleh dua hal, yaitu penggunaan basis akrual dalam proses penyusunan laporan keuangan dan penctapan standar akuntansi kevangan (SAK) yang membecrikan keleluasaan bagi perusahaan untuk memilih metode dan estimasi akuntansi yang mungkin berbeda untuk komponen pelaporan yang sama, Pada bagian selanjutnya kita akan membahas mengenai karakteristik sistem ukuntansi itu sendin’ yang memungkinkan munculnya distorsi akuntansi dan manajemen laba sebagai bentuk distorsi akuntansi. 1. Karakteristik Sistem Akuntansi Terdapat lima karakteristik utama sistem akuntansi, yaitu: Akuntansi Akrual. Wewenang manajemen untuk melakukan pelaporan keuangan, Prinsip atau standar akuntansi. Kesulahan penetapan estimasi. Proses audit independen. Ppe ee 26 ANALISI® LAPORAN KEUANGAM & a. Akuntansi Akrual Salah satu ciri mendasar dari pelaporan keuangan perusahaan adalah penggunaan basis akrual. Berbeda dengan akuntansi berbasis kas, akuntansi akrual membedakan antara pencatatan atas biaya dan manfaat yang terkait dengan aktivitas ckonomi, dan pencatatan atas pembayaran dan penerimaan kas sceura aktual. Laba bersih yang dihasilkan dari selisih total pendapatan dan total beban merupakan indeks kinerja periodik yang dihasilkan dari pelaporan keuangan dengan basis akrual. Untuk menentukan besaran laba bersih, pengaruh transaksi ekonomi dicatat dengan dasar expected bukan. atas dusar pencrimaan dan pengeluaran kas secara aemel. Penerimaan kas expected dari hasil pengiriman barang atau jasa diakui sebagai pendapatan, dan pengeluaran kas expected yang terkait dengan pendapatan tersebut diakui sebagai beban. Akuntansi akrual dipilin untuk diterapkan karena dinyatakan memberikan informasi yang bersifat lebih relevan dibandingkan dengan informasi yang dihasitkan dari akuntansi yang berbasis kas. Meskipun demikian, informasi yang dihasilkan dari akuntansi berbasis akrual bersifat kurang reliable. Informasi yang lebih reliable adalah informasi yang dihasitkan dari akuntansi berbasis kas', Untuk beberapa kasus, transaksi keuangan haus sudah dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan tanpa menunggu kepastian konsekuensi arus kas yang akan terjadi. Contohnya adalah penentuan beban garansi. Dengan adanya konsep konservatisme?, perusahaan diharuskan mengakui dan mencatat beban garansi dengan nilai yang bersifat estimasi. Nilai yang dilaporkan oleh perusahaan adalah nilai beban garansi yang sebenarnya belum tentu terjadi. b. Wewenang Manajemen untuk Melakukan Pelaporan Keuangan Manajemen perusahaan memiliki kewenangan untuk melaporkan sepala aktivitas (investasi, operasi, dan pendanaan) yang telah dilakukannya. Mereka diberikan delegasi untuk melakukan jadgmen? atas proses pelaporan transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan dengan menggunakan basis akuntansi akrual. Dengan menggunakan basis akuntansi akrual tersebut, manajemen perusahaan memiliki kesempatan untuk bisa memilih alternatif * karena shuns: berbast 12s monekankae pada penerinase dan pengetuaran tat | A Gast kenser vate adalah seers melakukan PencataCa aLas heTiurghina LerpnTetya DebAN atai MeVLgLAh, as pag seb ™ a ia = vee * apaiasaz/MooUL 2 LT dan estimasi akuntansi yang lebih sesuai dengan karakteristik perusahaannya, Namun, di sisi lain manajemen perusahaan memiliki kesempatan untuk menggunakan wewenangnya dalam menetapkan alternatif dan estimasi akuntansi untuk melakukan distorsi akuntansi dengan menetapkan asumsi yang tidak benar. Lebih lanjut, penggunaan angka akuntansi memberikan kesempatan bagi manajemen perusahaan untuk melakukan apa yang disebut sebagai manajemen laba (akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain modul ini). &. Prinsip atau Standar Akuntansi Tiga hal tentang prinsip atau standar akuntansi yang bisa menyebabkan terjadinya distorsi akuntansi, Pertama, standar akuntansi keuangan itu sendiri lahir dari proses yang lebih tepat disebut sebagai "proses politik’. Disebut sebagai proses politik karena penetapan standar akuntansi keuangan melibatkan pihak-pihak yang mungkin memiliki konflik kepentingan (vested interest), Pibak-pihak tersebut adalah: investor, kreditor, analis, penyusun laporan keuangan (manajemen), dan regulator, Kedua, prinsip akumansi tertentuy menyebsbkan distorsi akuntansi, Prinsip tersebut antara luin adalah prinsip harga perolchan historis (iristorical cost), dan prinsip pengakuan goodwill. Dengan prinsip harga perolehan historis nilai aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dalam neraca menjadi tidak relevan karena tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya berlaku saat ini (current cost). Goodwill yang boleh diakui dan dilaporkan oleh perusahaan hanyalah goodwill “yang dibeli” dari perusahaan lain, tetapi perusahaan tidak boleh mengakui dan melaporkan goodwill yang dikembangkan oleh perusahaan itu sendiri secara internal. Contoh lain prinsip akuntansi yang mungkin menyebabkan distorsi akuntansi adalah penerapan sistem double entry yang menyebabkan laporan laba rugi dan neraca menjadi "berartikulasi’ — transaksi yang terjadi mempengaruhi kedua laporan keuangan sekaligus. Namun, aturan akuntansi tertentu yang ditetapkan menyebabkan satu laporan kevangan menjadi lebih relevan dibanding dengan laporan lainnya, Dengan menggunakan metode penilaian FIFO (first in first out), nilai persediaan yang muncul dalam neraca menjadi lebih relevan kurena lebih mencerminkan nilai persediaan yang terbaru, Tetapi dengan FIFO, nilai harga pokek penjualan yang muncul dalam laporan laba rugi menjadi out of date. 28 ANALISIS LAFORAN KEUANGAN © Ketiga adalah penetapan konsep konservatisme. Dengan prinsip ini, perusahaan diharuskan melakukan write down atas aktiva yang mengalami penurunan manfaat, tetapi tidak diperbolchkan melakukan write wp atas aktiva tersebut, Konsep konservatisme ini menyebabkan laporan laba rugi mengandung bias yang bersifat pesimistis, yang sebenarnya tepat dilakukan proses analisis kredit, tetapi tidak tepat untuk diterapkan untuk proses analisis ekuitas. d. Kesalahan Penetapan Estimasi Akuntansi akrual mensyaratkan perusahaan melakukan peramalan dan estimasi atas konsekuensi ekonomi di masa depan, Penggunaan estimasi ini memberikan kesempatan bagi perusahasn untuk menarnpilkan laporan keuangan secara periodik. Namun estimasi ini bisa menimbulkan distorsi atas relevunsi laporan keuangan jika perusahaun tidak secara tepat melakukan estimasi. Contoh penetapan estimasi ini adalah saat perusahaan menetapkan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, dan estimasi penyisihan piutang tidak tertagih (rekening cadangan piutang tak tertagih). ¢, Proves Audit Independen Secara umum audit diartikan sebagai proses verifikasi dari integritas laporan keuangan oleh pihak independen di luar manajemen perusahaan, Proses ini diharapkan bisa memastikan manajemen perusahaan menggunakan metode akuntansi yang konsisten dari waktu ke waktu, dan juga memastikan Perusahaan menetapkan estimasi yang logis dan rasional. Negara kita mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek untuk melakukan audit atas laporan keuangannya sebelum dipublikasikan secara resmi Proses audit ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan kredibilitas laporan keuangan dengan membatasi ruang gerak perusahaan untuk melakukan distorsi akuntansi, Namun audit oleh pihak independen ini pun bisa mengurangi kualitas pelaporan keuangan. Hal ini disebabkan karena dalam proses penctapan standar akuntansi yang melibatkan auditor independen di dalamnya, auditor tersebut mungkin akan menolak penetapan. standar yang dirasakan akan menyulitkan proses audit, Padahal bisa jadi standar akuntansi yang ditolaknya adalah standar akuntansi yang bisa menghasilkan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. * apolasaz/MoDUL 2 29 2. Manajemen Laba Dalam bagian ini kita akan membahas empat hal tentang manajemen laba: makna manajemen laba, pola manajemen laba, motivasi yang mendasart manajemen melakukan manajemen laba, dan teknik manajemen laba. a, Makna Manajemen Laba Menurut Shcipper (1989) dalam Wild ef a! (2003) manajemen laba adalah intervensi yang dilakukan oleh manajemen dalam proses penentuan Jaba untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat menguntungkan diti sendiri. Sedangkan menurut Scott (2000) manajemen laba diartikan scbagai pilihan manajemen atas kebijakan akuntansi yang bisa dimanfastkan untuk mencapai tujuan tertentu, Biasanya manajemen laba metibatkan window dressing tampilan laporan keuangan terutama komponen laba bersih (bottom ine). Manajemen taba bisa bersifat ‘mempercantik’ yaitu saat manajer memanipulasi akuntansi akrual tanpa adanya konsekuensi ekonomi yang sebenarnya. Namun manajemen laba juga bisa bersifal ‘nyata’ saat manajemen perusahaan melakukan manajemen laba saat memang sebenarnya terjadi konsekvensi ekonomi, Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya, manajemen laba ini yang bersifat ‘mempercantik’ ini dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan memanfaatkan penerapan akuntansi akrual yang diharuskan oleh manajemen perusahaan. Di satu sisi perusahaan mendapatkan kesempatan untuk bisa memilih metode yang paling sesuai dengan operasional perusahaan, tetapi di sisi lain perusahaan memiliki kesempatan untuk bisa menggunakan keleluasaan tersebut untuk melakukan manajemen laba. 6, Motivasi yang Mendasari Manajemen Laba Penelitian membuktikan paling tidak ada empat hal yang mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan manajemen labs. Pertama, keinginan untuk mendapatkan insentif kompensasi. Pada umumnya kinerja manajemen dinilai dari pencapaian target yang telah ditetapkan sebelumnya. Target ini biasunya ditetapkan dalam bentuk angka laporan keuangan, biasunya pencapaian laba, Jika manajemen berhasil Mencapai target pencapaian laba yang ditetapkan maka pemegang saham akan memberikan bonus kepada manajemen. Pada saat laba yang dihasilkan berada di bawah target yang ditetapkan, manajemen terdorong untuk memanfaatkan akuntansi akrual untuk bisa meningkatkan ‘angka’ laba yang 2.40 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN © dijadikan target. Hal ini antara lain bisa dilakukan dengan cara melakukan revisi umur ckonomis aktiva tetap dengan bentuk memperpanjang umur ckonomisnya, Dengan demikian, besaran beban depresiasi menjadi relatif lebih kecil, sehingga total beban operasional menjadi Iebih kecil, dan laba yang dihasitkan menjadi lebih besar, Sebaliknya, pada saat laba yang dihasilkan berada di atas yang ditetapkan, manajemen bisa melakukan revisi umur ekonomis aktiva tetap dengan cara memperpendek umur ekonomis. Dengan cara ini, besaran laba menjadi diperkecil, dan manajemen memiliki *cadangan’ untuk menyimpan kelebihan laba untuk tahun-tahun mendatang, sebagai persiapan jika laba masa datang yang dihasilkan tidak memcapai ‘target yang ditetapkan. Kedua, adanya pembatasan yang ditetapkan oleh perjanjian utang, Perusahaan yang mendapatkan pinjaman jangka panjang — biasanya mendapatkan pembatasan-pembatasan tertentu yang ditetapkan oleh kreditornya. Pembatasan ini biasanya adalah pembatasan dalam pembagian dividen dan pembatasan untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang yang baru. Biasanya pembatasan ini diungkapkan dalam perjanjian utang dan dinyatakan dalam bentuk rasio-rasio yang diperoleh dari laporan keuangan, baik rasio likuiditas, solvabilitas, maupun profitabilitas, Karena pelanggaran ketetapan tersebut menimbulkan denda yang cukup mahal, manajemen perusahaan memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba yang bertujuan untuk menghindari pelanggaran tersebut. Ketiga, untuk mempertahankan kinerja perusahaan di pasar modal. Kinerja perusahaan dinilai dan dicerminkan oleh investor dalam bentuk kenaikan dan penurunan harga saham. Kinerja perusahaan yang tercermin dalam harga saham tersebut biasanya dinilai oleh investor dengan menggunakan informasi laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan, terutama informasi mengenai laba akuntansi, Jika manajemen ingin harga saham perusahsannya meningkat, misalnya karena manajemen berencana untuk menarik dana tambahan dari pasar modal melalui proses penerbitan saham baru, manajemen perusahaan memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba — meningkatkan laba akuntansi. Dengan melakukan hal lersebul, manajemen berharap saham perusahaan dinilai dengan harga yang Jebih tinggi sehingga dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru menjadi lebih besar. Keempat, untuk menurunkan jumlah pajak yang harus dibayarkan. Motivasi ini adalah motivasi yang paling jelas terlihat yang mendorong * appiasaz™MooUL & 211 manajemen melakukan manajemen laba. Meskipun demikian, regulator pajak cenderung menerapkan kebijakan akuntansi tersendiri untuk menghitung penghasilan kena pajak menurut aturan perpajakan. Oleh karena itu, motivasi perusuhaan untuk melakukan manajemen labs dengan alasan menurunkan pajak seharusnya tidak dijadikan sebagai pilihan untuk diterapkan Kelima, motivasi politik. Perusahaan-perusahaan tenentu dianggap “sangat terlihat” oleh publik. Perusahaan-perusahaan ini terutama adalah perusahaan yang termasuk ke dalam golongan perusahaan besar dan Perusahaan yang bergerak di bidang strategis karena aktivitas yang dilakukannya menyentuh hajat hidup orang banyak, Di antara perusahaan- perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas dan perusahaan yang bersifat monopoli (atau hampir monopoli) seperti perusahaan energi. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki motivasi untuk melakukan manajemen laba untuk mengurangi kadar *keterlihatannya’ di mata publik, Perusahaan-perusahaan ini mungkin memilih manajemen laba dalam bentuk memilih praktik dan prosedur akuntansi yang bersifat meminimalkan laba, terutama pada periode-periode yang merupakan periode berprofitabilitas tinggi. Jika hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan perhatian dan tekanan publik akan meningkat, yang ditkuti dengan peningkatan regulasi. 3. Pola Manajemen Laba Untuk memenuhi tujuannya, terdapat empat pola umum yang biasanya digunakan oleh manajemen dalam melakukan manajemen laba. a. Meningkatkan taba periode berjalan, Pola pertama manajemen laba adalah meningkatkan Jaba periode berjalan untuk memperlihatkan kinerja perusahaan yang baik. Strategi meningkatkan laba ini bisa dilakukan untuk beberapa periode dengan menetapkan nilai akrual yang lebih kecil dari nilai akrual yang seharusnya. Dengan cara ini, perusahaan bisa menampilkan besaran laba yang meningkatkan untuk beberapa periode. Pada periode akhir, sisa akrual yang masih ada akan ‘sckaligus’ dikurangkan. Pengurangan ‘sekaligus’ ini biasanya dilaporkan pada komponen taba rugi lain-lain yang dianggap kurang relevan dengan pengambilan keputusan. b. Menurunkan laba periode berjalan. Pola ini antara lain dilakukan dengan cara mempercepat proses depresiasi dan amortisasi, melakukan 2412 ANAL LAFDRAN KEUANGAN © pembebanan akun biaya R&D, dan menerupkan metode successfiad effort’ untuk biaya eksplorasi minyak dan gas. c. Big bath. Big bath merupakan turunan dari pola menurunkan laba periode berjalan, hanya saja penurunan laba berjalan dilakukan dalam jumlah yang relatif lebih besar. Pola ‘mandi besar* ini dilakukan dengan cara melakukan penghapusan (write off) sebanyak mungkin dalam satu periode. Dengan membiarkan perusahaan terlihat mengalami penurunan drastis pada periode berjalan, maka sedikit kenaikan saja pada periode berikutnya akan dinilai sebagai kenaikan kinerja yang baik. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan tampilan laba agar bisa nampak baik pada periode berikutnya. Strategi ini biasanya dilakukan pada saat perusahaan menghadapi restrukturisasi, baik restrukturisasi manajemen maupun restrukturisasi perusahaan (misalnya merger), d. Melakukan peratain laba (income smoothing), Dengan pola ini, manajer menurunkan dan atau meningkatkan laba yang dilaporkan dengan tujuan untuk mengurangi volatilitasnya. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara menanggubkan kelebihan taba yang diperoleh pada periode yang berkinerja bagus, dan kelebihan luba ini yang ditangguhkan ini akan diakui pada periode yang berkinerja tidak terlalu baik, 4. Teknik Manajemen Laba Terdapat beberapa area utama yang bisa dan biasa dijadikan sebagai alat untuk melakukan manajemen laba. Mereka itu adalah pengakuan pendapatan, penilaian persediaan, penetapan estimasi, dan impairment, Penjelasan yang akan diberikan berikut ini tidak menggambarkan secara detil atas hal-hal tersebut, tetapi di bawah ini akan dijelaskan dua teknik utama manajemen laba. Income shifting. Teknik manajemen laba ini dilakukan dengan cara memindahkan luba dari satu periode ke periode yang lain. Hal ini dilakukan dengan cara mempercepat atau menangguhkan pengakuan pendapatan atau beban. Berikut ini adalah contoh dari income shifting: a. Mempercepat pengakwan pendapatan dengan meminta pembeli untuk membeli kelebihan produk di akhir tahun. Praktik ini dikemal dengan istilah channel loading. @ aDslasaz/MOoUL 2 243 b. Menangguhkan pengakuan beban dengan cara mengapitalisasi beban dan mengamortisasinya untuk beberapa periode, Contohnya pengapitalisasi- an biaya R&D dan pengapitalisasi beban bunga untuk selama periode konstruksi. ©, Memindahkan beban untuk diakui pada periode berikutnya, Contohnya adalah menggunakan metode double decline vs garis lurus dalam proses depresiasi. Pemindahan klasifikasi pelaporan, Pemindahan klasifikasi ini biasanya dilakukan dengan cara memindahkan beban-beban tertentu untuk ditempatkan di "bagian bawah’, yaitu komponen beban dan rugi itn ata rugi yang bersifat irregular. Dengan pemindahan klasifikasi ini, diharapkan Pengguna laporan keuangan akan mengasumsikan bahwa laba atau rogi fersebut adalah bersifat tidak biasa dan tidak berulang. Contoh manajemen laba dengan klasifikasi laporan ini adalah penetapan Joss (gain) on discontinued operations. Aturan akuntansi menyatakan perusahaan harus mengelompokkan rugi (laba) atas operasi yang dihentikan ini sebagai bagian yang bersifat irregular, Komponen rugi (laba) operasi yang dihentikan ini terdiri atas dua bagian: rugi (laba) pelepasannya dan rugi (laba) yang dihasilkan selama operasi belum dihentikan. Perusahaan bist menggunakan kesempatan ini dengan memasukkan beban yang bersifat overhead lebih besar untuk dimasukkan ke dalam komponen rugi (laba) selama operasi belum dibentikan. Dengan demikian, bagian beban overhead yang akan dibebankan untuk operasi yang masih berjalan menjadi lebih keeil, dan laba dari operasi yang masih berjalan menjadi lebih besar. 5B LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakaniah latihan berikut! 1) Apa yang dimaksud dengan analisis akuntansi? 2) Apa alasan yang melandasi perlunya melakukan analisis akuntansi? 3) Jelaskan tentang karakteristik akuntansi? 4) Apa yang dimaksud dengan manajemen laba? 5) Apa motivasi yang melatarbelakangi manajemen melakukan manajemen faba’? 6) Jelaskan tentang pola dan teknik manajemen laba! 24 ANAUSIS LaroRan Kevancan © Petunjuk Jawaban Latihan 1) Anda perlu pahami bahwa analisis akuntansi merupakan proses mengevaluasxi laporan keuangan yang lebih ditekankan pada keabsahan Penerapan sistem akuntansinya sesuai dengan prinsip-prinsip akumansi Tadonesia. 2) Sistem akuntansi yang ada sering kali memunculkan distorsi akuntansi, kemudian kembangkan jawaban Anda. 3) Paling tidak ada lima karakteristik akuntansi, kembangkan berdasar pemahaman Anda. 4) Baca secura scksama, Anda akan mudah menjawabnya, Demikian berlaku untuk latihan soal 5 dan 6, Ee} RANGKUMAN Analisis akuntansi dilakukan sebelum melakukan analisis yang lain, Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi, apakah laporan keuangan yang dilakukan perusahaan telah mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya atau tidak. Laporan keuangan yang dibuat perusahaan seringkali: menimbulkan distorsi akuntansi. Distorsi bisa muncul dikarenakan laporan keuangan: disusun berdasar prinsip basis akrual dan adanya klausul dalam stundar akuntansi yang memungkinkan perusahaan bebas memilih metode dan estimasi akunfansi yang akan dipakainya. Selain itu standar akuntansi keuangan lahir dari proses “politik", prinsip akuntansi tertentu menyebabkun distorsi akuntansi (prinsip harga perolehan historis dan. penerapan double entry) dan penetapan konsep konservatisme memicu juga terjadinya distorsi akuntansi_ Ada lima karakteristik sistem akuntansi, yaitu akuntansi akrual, wewenang manajemen untuk melakukan pelaporan keuangan, prinsip atau standar akuntansi, kesalahan penetapan estimasi dan proses audit independen. Akuntansi akrual dipilih untuk diterapkan karena dinyatakan memberikan informasi yang bersifat lebih relevan dibandingkan dengan informasi yang dihasilkan akuntansi yang berbusis kas. Manajemen laba adalah intervensi yang dilakukan oleh manajemen dalam proses penentuan laba untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat menguntungkan diri sendiri, Motivasi yang mendorong manajemen laba adalah keinginan mendapatkan insentif kompensasi, ada pembatasan yang ditetapkan oleh perjanjian utang, mempertahankan * apmiasazMoouL 2 2.415 kinetja perusahaan di pasar modal, menurunkan jumlah pajak yang harus dibayar dan motivasi politik Pola umum yang digunakan manajemen faba adalah meningkatkan laba periode berjalan, menurunkan laba periode berjalan, big bath, dan melakukan peralatan laba, Teknik yang digunakan dalam manajemen laba adalah Income Shifting dan pemindahan klasifikasi pelaporan. aS TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Yang dimaksud dengan analisis akuntansi adalah proses mengevaluasi nse kewangan apakah telah sesuai dengan .. realitas ekonomi B standar akuntansi (C. standar akuntansi akrual D,. standar akuntansi kas 2) Yang dimaksud dengan distorsi akuntansi adalah perbedaan antara informasi yang disajikan dalam laporan .. .: kemnagen dongs wnalites shonnel sebclcenys berbasis akrual dan laporan berbasis kas kewangan dengan standar akuntansi keuangan menurat manajemen dengan laporan keuangan menurut analis pomp 3) Implementasi proses analisis akuntansi dalam proses analisis laporan keuangan dilakukan pada .... A. tahap pertama_ B, hap kedua C. tahap ketiga D, bebas menentukan apakah tahap pertama, tahap kedua, atau tahap ketiga 4) Berikut ini yang bukan termasuk karakteristik sistem akuntansi adalah .. berbusis akuntansi akrual tidak mengandung unsur estimasi adunya proses audit independen merupakan wewenang manajemen untuk melakukan pelaporan keuangan Sopp 2.16 5) 6) ty 8) 9% ANaus® Laroran Keuancan © Alasan yang mendasari ditetapkannya akuntansi berbasis akrual untuk diterapkan adalah karena informasi yang .... ‘A. disajikan menjadi lebih relevan B. dipaparkan bisa lebih diandalkan CC. dilaporkan menjadi lebih relevan dan dapat diandalkan D. semua benar Yang menyebabkan prinsip akuntansi bisa menimbulkan distorsi akuntansi adalah ., A. standar akuntansi lahir dari proses politik B. penetapan konsep konservatisme C. penerapan historical cost D, semua benar Yang dimaksud manajemen laba adalah intervensi yang dilakukan oleh Mmanajemen dalam proses .... A. penentuan laba untuk mencapai tujuan tertentu. B. menurunkan laba yang dilaporkan C, meningkatkan laba yang dilaporkan D. meratakan laba Berikut ini komponen motivasi yang mendorong terjadinya manajemen laba adalah ,.,.. A. keinginan untuk mendapatkan gaji B, keinginan untuk meningkatkan barga saham C. keinginan untuk mendapatkan kompensasi berupa bonus D. semua benar feria | ini yang merupakan pola umum manajemen laba adalah , meningkatkan atau menurunkan laba a melakukan big hath C. meratakan laba D, semua benar 10) pee ini yang termasuk teknik manajemen laba adalah . income shifting , pemindahan klasifikasi income shifting dan pemindahan klasifikasi semua benar one ® ADBI4s32/MO0UL 2 247 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif | yang terdapat di bagian akhir modul ini, Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar | Jumlah Jawaban: yang Benar Tingkat penguasaan =~ | (08, vee Jumlah Soal . Arti tingkat penguasaan; 90 - 100% = baik sekali 80- 89% = baik 70- 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegistan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar |, terutama bagian yang belum dikuasai. 2.18 ANALICW LAFORAN KEUANGAN © KEGIATAN BELAUAR 2 Implementasi Analisis Akuntansi eperti sudah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa analisis akuntansi merupakan tahap awal dan merupakan bagian yang tak terpisahkan (integral) dari proses analisis laporan keuangan secara keseluruhan, Analisis laporan keuangan sendiri merupakan rangkaian proses analisis yang diawali oleh analisis akuntansi, analisis keuangan dan diakhiri olch analisis prospektif, Apabila dalam analisis keuangan fokus yang dianalisis adalah posisi dan kinerja finansial maka analisis prospektif lebih mengedepankan analisis peramalan dan penilaian. Sedangkan analisis akuntansi lebih menitikberatkan pada keabsahan (validitas) dari penggunaan metode dan asumsi (perkiraan) yang digunakan perusahaan ketika mereka menyusun laporan kevangan. Dalam praktik, ada 6 tahap analisis akuntansi seperti dikutip dari Palepu etal (2004), yaitu: Mengidentifikasi kebijakan akuntansi. 1. 2. Menilai ficksibilitas aturan akuntansi. 3. Mengevaluasi strategi akuntansi. 4, Mengevaluasi kualitas Pengungkapan. 5, Mengidentifikasi adanya ‘red flag’ potensial. 6. Menghilangkan distorsi akuntansi. 1. Tahap Pertama: Mengidentitasi Kebijakan Akuntansi Kunci Tiap perusahaan memiliki karakteristik unik sesuai dengan jenis industri dan strategi yang dipilibnya, Dari karakteristik ini yang kemudian akan menentukan kunci keberhasilan dan risiko yang akan dihadapi perusahaan. Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah mengevaluasi sejauh mana manajemen berhasil mengelola faktor kunci dan risiko ini, Dalam analisis akuntansi, kita diharapkan bisa mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan cstimasi yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengukur faktor kunci dan risiko perusahasn, Berikut ini adalah contoh dari faktor kunci keberhasilan dari beberapa industri: a. Dalam industri perbankan yang menjadi fakior kuncinya, antara lain adalah manajemen bunga dan risiko kredit. ® ADBI4532/MO0UL 2 249 b. Dalam industri perdagangan yang menjadi faktor kuncinya, antara lain adalah manajemen persediaan, e, Dalam industri manufaktur yang menjadi faktor kuncinya, antara lain adalah biaya R&D dan manajemen produk cacat. d. Dalam industri kevangan /easing yang menjadi faktor kuncinya, antara Jain adalah keakuratan dalam menyusun peramalan nilai sisa aktiva yang disewagunausahakannya. Untuk setiap faktor kunci tersebut, kita harus bisa mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan setiap faktor kunci, sebagai contoh: a. Dalam industri perbankan yang faktor kuncinya, antara lain adalah manajemen risiko kredil. Kebijakan akuntansi atas faktor kunci ini akan terlihat dan terukur pada kebijakan akuntansi penyisthan piutang tidak tertagih. b. Dalam industri perdagangan yang faktor kuncinya, antara lain adalah manajemen persediaan. Kebijakan akuntansi atas faktor kunci ini akan terlihat pada kebijakan akuntansi penilaian persediaan, ©. Dalam industri manufaktwr yang faktor kuncinya, antara lain adalah manajemen produk cacat. Kebijakan akuntansi atas faktor kunci ini akan terlihat pada kebijakan akuntansi penentuan nilai beban dan estimasi ulang garansi. 2. Tahap Kedua: Menilai Fleksibilitas Kebijakan Akuntansi ‘Tidak semua perusahaan memiliki kelcluasaan dalam = menentukan kebijakan akuntansi kuncinya. Beberapa perusahaan menghadapi aturan akuntansi yang harus dipatuhi yang tertulis dalam standar akuntansi keuangan. Misalnya, meskipun pemasaran dan pembangunan citra perusahaan adalah kunci utama untuk perusahaan consumer goods, mereka diharuskan untuk membebankan seluruh biaya pemasaran pada periode berjalan. Di sisi lain, perusuhaan manufaktur diberikan keleluasaan untuk menentukan besaran beban dan estimasi utang garansi.* Jika manajer kurang atau tidak memiliki keleluasaan untuk memilih kebijakan dan menetapkan estimasi akuntansi yang terkait dengan faktor * Seal dengan onsen hamervatisme, perusahaen diharuskan memuncuikan estimas! uteng garens! bila dalam pesjuslaniys peruahaan menbevikar faditan garans! kepada pembell. Namur steewar skumiarat 2.20 ANALG LAFORAN KEUANGAN ® kunci keberhasilannya, maka informasi akuntansi kemungkinan kurang relevan karena terdapat kemungkinan kebijakan akuntansi tersebut tidak bisa memperlihatkan kondisi rill ekonomi yang dihadapi perusahaan, Narmun, jika Perusahaan = memiliki fleksibilitas dalam menetapkan kebijakan dan Mmenetapkan estimasi akuntansinya, maka informasi akuntansi yang disajikan berpotensi memberikan informasi yang bersifat relevan karena perusahaan bisa memilih kebijakan akuntansi yang dianggap paling sesuai Jika perusahaan tidak memiliki faktor kunci dan flel litas akuntansi untuk faktor kunci tersebut, perusahaan tetap memiliki fleksibilitas di beberapa kebijakan akuntansi di luar kebijakan akuntansi untuk faktor kunci perusahaan. Kebijakan akuntansi tersebut antara lain adalah: a. pemilihan metode depresiasi, b, pemilihan metode penilaian persediaan, ©. penetapan estimasi piutang tak tertagih, d. penetapan estimasi kewajiban manfaat pensiun. Karena kebijakan-kebijakan ini memiliki pengaruh signifikan atas tampilan laporan keuangan, maka keleluasaan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi atas empat hal tersebut memberikan kesempatan bagi mereka untuk melakukan manajemen laba. 3. Tahap Ketiga: Mengevaluasi Strategi Akuntansi Jika manajemen memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk dua hal: = Perfama, menggunakannya dengan cara memilih metode akuntansi yang tepat dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya. Kedva, memilih metode akuntansi tertentu dengan tujuan untuk “menyembunyikan sesuatu’ dan melakukan manajemen taba. Beberapa hal berikut ini bisa dievaluasi untuk menilai pilihan mana yang diambil oleh perusahaan: a = Bagaimana kebijakan akuntansi yang diterapkan olch perusahaan yang sedang dianalisis, apakah mereka menggunakun metode akuntansi yang sama dengan perusahaan-perusahaan lain di industri yang sama. Jika Perusahaan yang dianalisis menerapkan metode akuntansi yang berbeda, apakah hal tersebut dilakukan kurena strategi kompetitif perusahaan bersifat unik, Misalnya perusahaan menurunkan nilai estimasi utang garansi karena memiliki strategi untuk memproduksi barang yang © appias3a2/mooUuL 2 2a berkualitas tinggi, Jika perusahaan menurunkan nilai estimasi utang garansi, namun tidak memiliki strategi untuk memproduksi barang yang berkualitas tinggi, maka perusahaan tersebut kemungkinan menggunakan kebijakan akuntansi estimasi tang garansi untuk manajemen laba, b, Apakah manajer memiliki motivasi menggunakan fleksibilitas akuntansi untuk manajemen laba. Misalnya, apakah perusahaan saat ini memiliki perjanjian ulang yang memberikan restriksi tertentu atas gerak perusahaan, ataukah manajemen diberikan janji akan menerima bonus jika mencapai target laba tertentu. c«. Apakah perusahaan pada periode berjalan melakukan perubahan metode akuntansi. Jika alasannya tidak dapat dijustifikasi, maka kemungkinan besar perusahaan melakukan manajemen laba, 4d, Apakah perusahaan menetapkan estimasi akuntansi secara realistis untuk laporan keuangan periode sebelumnya. Perusahaan mungkin saja memperbesar nilai pendapatan atau menurunkan nilai beban untuk memanipulasi laporan triwulanan yang tidak menjadi obyek audit, Pada akhir periode (triwulan ke empat), perusahuan akan harus melakukan penyesuaian yang cukup besar, 4. Tahap Keempat: Mengevaluasi Kualitas Pengungkapan Perusahaan bisa mempermudah atau pun mempersulit pihak-pihak yang melakukan analisis laporan keuangan (dalam hal ini analisis akuntansi). Hal ini dikarenakan selain ada pengungkapan tertentu yang diwajibkan untuk dibuat oleh standar akuntansi, perusahaan juga diberikan keleluasaan untuk memperluas tingkat pengungkapan yang disebut sebagai penguagkapan sukarela (voluntary disclosure). Oleh karena itu, sejauh mana tingkat kualitas pengungkapan yang diberikan oleh perusahaan menjadi dimensi penting yang harus diperhatikan dalam menilai kualitas akuntansi. Berikut ini beberapa hal yang bisa diperhatikan dalam menilai kualitas pengungkapan: a. Apakah perusahaan memberikan informasi pengungkapan yang cukup untuk bisa menganalisis strategi perusahaan dan konsekuensi ekonomi yang dihadapinya. Misalnya, apakah perusahaan membuat ‘surat kepada pemegang saham'* (letter to the shareholders) dalam laporan tahunannya yang dengan jelas menggambarkan kondisi perusahaan di tengal industrinya, daya saing perusahaan di tengah kompetitornya, dan rencana manajemen perusahaan untuk masa akan datang. Beberapa perusahaan 222 AnausiS LaromanN Keuancan © menggunakan = surat = untuk = pemegang = saham sini untuk “menggembungkan’ kinerja perusahaan atau untuk menutupi penurunan daya saing perusahaan. b. Apakah catatan atas laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dengan jelas menjelaskan kebijakan akuntansi kunci, asumsi yang digunakan, dan alasan yang mendasarinya. Misalnya, jika perusahaan menerapkan metode pengakuan pendapatan dan beban yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan lain di industri yang sama, apakah Perusahaan tersebut menjelaskan dengan gamblang tentang alasannya dalam informasi catatan atas laporan keuangan. s. Apakah perusahaan dengan jelas menggambarkan kinerjanya saat ini Biasanya, informasi yang ada bagian management discussion analysis (MDA) dalam laporan tahunan bisa memberikan informasi lebih mendalam tentang baik atau tidaknya kinerja yang dicapai oleh perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan MDA ini untuk menghubungkan kinerja keuangan dengan kondisi usaha yang dihadapi. Misalnya, jika marjin laba mengalami penurunan, alasan apa yang menyebabkan penurunan tersebut bisa dilihat dalam) MDA; apakah disebabkan persaingan yang semakin ketat atwu karena alasan lain, d. Jika aturan akuntansi yang ada membatasi perusahaan untuk mengukur faktor kuncinya secara tepat, apakah perusahaan memberikan pengungkapan tambahan yang bisa digunakan untuk menilai faktor- faktor kunci Misalnya, aturan akuntansi tidak memberikun fasilitas untuk manajemen untuk bisa mengukur dan melaporkan usaha yang dilakukan untuk pengembangan kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen, meskipun usaha ini bisa memberikan manfaat untuk perusahaan di masa datang. Informasi ini biasanya bisa diperoleh dari MDA. e. Jika perusahaan memiliki segmen bisnis lebih dari satu, bagaimana dengan kualitas pengungkapan atas segmen tersebut, Standar akuntansi kewangan memberikan arahan kepada perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang segmen usaha’ yang ada dalam perusahaan dalam informasi tentang pelaporan segmentasi usaha, Tingkat kompetisi dan kesiapan perusahaan sangat mempengaruhi kualitas pengungkapan pelaporan segmen. Oleh karena itu, kualitas pengungkapan pelaporan "mae a0 © apmasaz/mMooUL 2 2.0 segmen juga bisa digunakan untuk menilai kualitas akuntansi perusahaan, 5. Tahap Kelima: Mengidentifikasi "Red Flag’ Potensial Selain empat tahap tersebut, analisis akuntansi bisa dilakukan dengan cara mengidentifikasi ‘tanda bahaya’ (red flag) yang bisa menunjukkan tingkat kualitas akuntansi. Berikut ini adalah beberapa tanda bahaya yang biasa bisa digunakan untuk analisis akuntansi: a. Perubahan akuntansi yang tidak bisa dijelaskan, terutama saat kinerja perusahaan tidak baik. b, Transaksi akuntansi yang ‘menggelembungkan’ laba yang tidak bisa dijelaskan, e. Kenaikan piutang usaha yang tidak biasa dikaitkan dengan kenaikan penjualan. d. Kenaikan persediaan yang tidak biasa dikaitkan dengan kenaikan penjualan. e. Perbedaan signifikan antara nilai laba bersih dengan nilai arus kas dari operas. f Perbedaan signifikun antara nilai laba bersih dengan penghasilan kena Pajak. g Adanya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk special purpose entity” (SPE) dan penjualan piutang (anjak piutang). h. Penghapusan aktiva dalam jumlah sangat besar. i, Opini audit dalam bentuk tidak wajar atau wajar dengan kualifikasidan lerjadinya pergantian auditor eksternal. j. Adanya transaksi dengan pihak istimewa. Beberapa hal tersebut merupakan tanda bahaya yang kemungkinan menunjukkan renduhnya kualitas akuntansi yang dilaporkan perusabaan, Namun, sebelumnya kita perlu melakukan analisis lebih Janjut dengan cara mengumpulkan data-data tambahan sebelum menyimpulkan hal tersebut. Hal ini harus dilakukan karena tanda bahaya tersebut sebenarnya memiliki dial * S26 adalah satus nttan yang dapat ddrikan untuk merapal saat tujuan Aus yang terbstan melakstan, leasing, NeyaKan set & DENESTOARERN, dan seAintna! abtirh heuleaan}, SAK menyataksn ERK Boras sMharuofdatAan Die mbeara® eburqan aviara sublu Gerueahaan dar ERK rengirthahan atanya peryeralan aK oleh penatnnn tenet 2.24 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN # interpretation. Bisa jadi tanda bahaya tersebut memang menunjukkan tingkat kualites akuntansi yang rendah, atau tanda bahaya tersebut malah memberikan informasi tentang kinerja perusahaan apa adanya. Olch karena itu, kita harus menjadikan tanda bahaya ini sebagai titik tolak analisis, bukan sebagai titik akhir dari analisis. 6. Tahap Keenam: Menghilangkan Distorsi Akuntansi Jika hasil analisis akuntansi menyatakan kemungkinan adanya distorsi akuntansi dalam laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan, maka yang harus dilakukan berikutnya adalah melakukan restatement laporan kevangan, Restatement ini dilakukan dengan cara menyesuaikan kembali komponen- komponen laporan yang dianggap mengandung distorsi akuntansi, Menghilangkan unsur yang dianggap mengandung distorsi akuntansi memang tidak dapat dilakukan secara sempurna. Hal tersebut sangat tidak, mungkin untuk dilakukan, apalagi jika kita hanya mengandalkan informasi yang berasal dari luar perusahaan, Informasi yang bisa digunakan untuk mendeteksi dan menghilangkan distorsi akuntansi bisa kita ambil dari laporan. arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dibuat olch perusahaan. Laporan anis kas memberikan informasi sebagai dasar untuk melakukan rekonsiliasi kinerja yang diukur berdasarkan dasar akrual dan berdasarkan dasar kas. Jika kita merasa tidak yakin atas ukuran kinerja yang ditampilkan perusahaan berdasarkan dasar akrual, kita bisa menggunakan ukuran kinerja berbasis kas sebagai alternatif. Laporan arus kas ini bist memberikan informasi tambahan atas unsur-unsur yang dilaporkan atau tidak dilaporkan dalam labs rugi, Sebagai contoh, jika kita merasa perusahaan yang dianalisis melakukan kapitalisasi pengeluaran yang seharusnya dibebankan, maka kita bisa melakukan pembandingan dengan informasi yang tersedia dari laporan arus kas. yaitu pada komponen arus kas dari investasi, Informasi tersebut bisa kita gunakan untuk melakukan penyesuaian. ‘Catatan atas laporan kevangan yang dibuat oleh perusahaan juga bisa memberikan informasi tambahan yang bisa digunakan untuk melakukan penyesuaian. Sebagai contoh, misalnya perusahaan melakukan perubahan: pada kebijakan akuntansinya, maka perusahaan diharuskan memberikan: penjelasan dalam catatan atas laporan Keuangan yang menjelaskan pengaruh perubahan kebijakan akuntansi tersebut, terutama jika perubahan kebijakan, tersebut memberikan pengaruh yang material. © ADBI4sa2MO0UL 2 2.25 Pada bahasan selanjutnya kita skan melihat unsur-unsur laporan keuangan yang mungkin mengandung distorsi akuntansi, dan bagaimana penyesuaian yang harus dibuat atas distorsi tersebut. IMPLEMENTASI ANALISIS AKUNTANSI Kita akan menggunakan contoh implementasi analisis akuntansi: yang dilakukan oleh Palepu etal (2004), Pendekatan yang digunakan adalah balance sheet approach, Dengan pendekatan ini, kita akan melakukan identifikasi apakah telah terjadi distorsi atas aktiva, kewajiban, dan ckuitas pemilik yang dilaporkan perusahaan, Jika kita bisa mengicentifikasi kemungkinan salah saji yang dilakukan oleh perusahaan, selanjutnya kita bisa melakukan penyesuaian tidak hanya unk akun peraca, yakni harta, kewajiban, dan ekuitas pemilik, tetapi sekaligus untuk akun beban dan pendapatan yang terkait, Setelah melakukan penyesuaian, harapan kita adalah neraca dan laporan laba rugi perusahaan telah ‘lebih’ mencerminkan kondisi riil yang sebenarnya, Sehingga, kesimpulan yang kita ambil atas analisis keuangan dalam berbagai bentuk rasio pun ‘lebih’ mendekati kondisi rill Perusahaan yang sebenarnya. Implementasi analisis akuntansi ini selanjutnya akan dibagi menjadi beberapa bagian: Aktiva yang overstated, 1, 2. Aktiva yang widerstated. 3, Distorsi kewajiban. 4, Distorsi ekuitas pemilik. 1. Aktiva yang Overstated Melaporkan oktiva dengan nilai yang overstated biasanya dilakukan perusahaan jika perusahaan memiliki motivasi untuk meninggikan taba. Oleh karena itu, penyesuaian yang selanjutnya akan dilakukan biasanya berbentuk penyesuaian penambahan besaran beban dan atau pengurangan besaran pendapatan. Berikut ini adalah bagian-bagian aktiva yang biasanya mengalami overstated: 4. Menangguhkan penurunan aktiva lancar, Jika aktiva lancar horus mengalami penurunan nilai yaitu pada saat nilai realisasi (pasar) lebih kecil dibandingkan dengan nilai bukunya, akuntansi- mengharuskan 2.26 ANALISIS LAPORAN KeUaNGaN © perusahaan untuk menurunkan nilai aktiva tersebut dan mengakui adanya beban atau kerugian atas penurunan nilai. Misalnya, penghapusan nilai piutang dan penurunan nilai persediaan. Perusahaan yang bermaksud melakukan manajemen laba yang bersifat *mendongkrak” laba, bisa menangguhkan pengakuan penurunan nilai ini. Kita harus menaruh perhatian atas akun persediaan dan piutang, terutama untuk perusahaan yang kebijakan kuncinya terletak pada akun persediaan dan piutang seperti perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Tanda bahaya yang bisa dijadikan sinyal antara lain adalah semakin panjangnya waktu days’ in inventory dan days in receivable, dan terjadinya penurunan nilai oleh kompetitor perusahaan sementara perusahaan sendiri tidak melakukan penurunan nilai. Menurunkan nilai-nilai yang bersifat estimasi. Perusahaan diharuskan melakukan estimasi atas piutang dan pinjaman yang diberikan kepada konsumen yang kemungkinan tidak tertagih. Jika perusahaan melakukan underestimate atas hal ini, maka aktiva dan laba yang dilaporkan perusahaan menjadi overstated. Tanda bahaya yang bisa dijadikan sinyal antara lain adalah semakin panjangnya waktu days in receivable, dan terjadinya penurunan nilai oleh kompetitor perusahaan sementara perusahaan sendiri tidak melakukan penurunan nilai. Mempercepat pengakuan pendapatan (meningkatkan nilai piutang). Perusahaan sewajarnya memiliki informasi tentang apakah produk atau jasa yang dihasilkannya telah diterima oleh konsumen oleh tidak. Perusahaan juga dipastikan memiliki informasi tentang kapan konsumen akan menyerahkan kas untuk melunasi piutangnya. Namun, perusahaan juga kemungkinan memiliki dorongan untuk mempercepat pengakuan pendapatan untuk mendorong pencapaian laba pada periode berjalan. Akibatnya adalah piutang dan laba yang dilaporkan menjadi overstated. Menangguhkan penghapusan aktiva. Penurunan industri atau kondisi ekonomi perusahaan dapat mempengaruhi aktiva yang dimiliki perusahaan. Aktiva yang dipengaruhi adalah aktiva lancar termasuk juga aktiva jangka panjang. Aturan akuntansi menyatakan bahwa perusahaan diharuskan melakukan proses penurunan nilai (impairment) pada saat terjadi penurunan manfaat aktiva yang dimilikinya. Akuntansi menyatakan adanya rugi penurunan nilai yang harus diakui sebesar selisih dari nilai buku dengan harga pasar aktiva. Namun, seringkali harga pasar aktiva jangka panjang tidak dapat ditentukan karena tidak © ADBI4532/MODUL 2 2.27 adanya second marker. Selain itu, penetapan perlunya melakukan proses impairment sangat mengandung unsur judgment. Oleh karenanya, perusahaan bisa memanfaatkan judgment tersebut untuk menunda (irugi) penurunan nilai dan menghindar dari keharusan untuk melaporkan (rugi) penurunan nilai dalam laporan laba rugi. Perusahaan yang berpotensi melakukan hal ini adalah perusahaan yang menggunakan capiral intensive. Tanda bahaya yang bisa dijadikan sinyal antara lain penurunan perputaran aktiva jangka panjang, return on assets yang menurun dan lebih rendah dari nilai cost ef capital, dan terjadinya penurunan pada perusahaan lain yang sejenis. e, Melakukan understated atas besaran depresiasi atau amortisasi aktiva jangka panjang. Hal ini biasanya terjadi saat perusahaan menentukan nilai estimasi umur ekonomis dan nilai sisa yang terlalu optimis. Alhasil, aktiva dan laba yang dilaporkan menjadi overstated. f. Berikut ini adalah dua contoh analisis akuntansi berikut penyesuaian yang harus dilakukan untuk menghilangkan distorsi aktiva yang bersifat overstated (Palepu et.al, 2004): a. Menangguhkan penurunan aktiva lancar Jatuhnya harga saham dot.com stock market pada bulan April XO memberikan pengaruh bagi perusahaan yang menjual peralatan kepada industri telekomunikasi dan internet. Salah satu perusahaan yang terkena pengaruh adalah Lucent Technologies. Bagi Lucent, sinyal terjadinya penurunan telah terlihat pada triwulan ke-2 (Juni) tahun XO. Saat itu, laba yang dilaporkan mengalami penurunan lebih besar dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Hasil yang sama dilaporkan pada laporan triwulan ke-3 dan ke-4 (September dan Desember) tahun XO. Perusahaan melaporkan rugi operasi untuk periode tersebut sebesar $2.1 juta dan $4.8 juta. Penurunan kinerja dan prospek Lucent menimbulkan pertanyaan apakah perusahaan kemudian melakukan impairment alas persediaan yang dimilikinya. Pada Desember XO, perusahaan melaporkan persediaan dengan nilai $6.9 juta, yaitu $1.5 juta lebih besar dibandingkan dengan nilai persediaan tahun sebelumnya. Di sisi lain. nilai penjualan triwulan ke-4 (Desember) tahun XO, yaitu sebesar $5.8 juta, mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai penjualan triwulan ke-+ tahun sebelumnya yaitu $9.9 juta. Days'in inventory pun mengalami penurunan dari tahun 2.28 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN © sebelumnya. Tahun sebelumnya persediaan harus "menunggu’ selama 58 hari sampai terjual kepada konsumen. Tahun XO, persediaan harus "menunggu" selama 107 hari sebelum terjual kepada konsumen. Marjin laba pun mengalami penurunan, dari yang sebelumnya mencapai 47% menjadi 22%. Meskipun angka-angka ini menunjukkan telah terjadinya penurunan kinerja yang dialami oleh Lucent, namun Lucent tidak melakukan impairment atas persediaannya. Merupakan hal yang sulit dilakukan untuk memperkirakan berapa nilai impairment yang harus dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara mencari informasi dari konsumen dan mengamati kinerja perusahaan sejenis, analis bisa memperkirakan nilai impairment tersebut. Setelah menyimpulkan nilai persediaan yang dilaporkan perusahaan overstated, analis harus mengoreksi nilai persediaan yang dilaporkan Lucent. Misalnya, jika analis menyimpulkan bahwa persediaan yang dilaporkan Lucent adalah overstated sebesar $500 juta, dengan asumsi tarif pajak sebesar 35%, maka berikut ini adalah penyesuaian yang harus dibuat dalam analisis akuntansi. Informasi selanjuinya yang diperoleh adalah Lucent melakukan impairment atas persediaannya pada Maret XI sebesar $536 juta, Juni X1 sebesar $143 juta, dan September X1 sebesar $1 |juta. 6. Menurunkan nilai estimasian Aktiva juga bisa mengalami overstated jika cadangan penyisihan di estimasi terlalu understed. Sebagai contoh, Lucent melaporkan cadangan penyisihan piutang tak tertagih untuk September dan Desember XO mengalami kenaikan 5% dan 7% dibandingkan dengan triwulan yang sama ® ADBI4532/MO0UL 2 2.29 pada tahun sebelumnya. Tantangan yang dihadapi oleh analis adalah mengevaluasi apakah kenaikan penyisihan ini sejalan dengan penurunan konsumen yang dialami oleh Lucent. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menelaah potensi kas jangka pendek yang dihasilkan dari Lucent dari konsumen utamanya, untuk menilai seberapa besar piutang yang sebenamya dapat ditagih. Jika analis menyimpulkan bahwa nilai penyisihan piutang tak tertagih adalah understated, maka penyesuaian harus dilakukan terhadap akun piutang dan ekuitas. Misalnya, jika seharusnya nilai penyisihan yang harus dibuat adalah bukan 7% melainkan 9%, maka piutang akan berkurang sebesar $150juta. Dengan asumsi pajak 35%, maka laba bersih dan ekuitas akan berkurang $97,5 juta. Berikut ini adalah penyesuaian yang harus dibuat dalam analisis akuntansi. Informasi selanjutnya yang diperoleh adalah adanya peningkatan besaran penyisihan piutang tak tertagih untuk periode Maret XI sebesar 8.7%, Juni XI sebesar 11.2%, September X1 sebesar 12,5%, dan Desember X1 sebesar 19.5%. Hal ini sebenarnya memiliki dua interpretasi. Pertama, apakah karena memang Lucent melakukan understated atas besaran penyisihan piutang tak tertagih pada tahun XO. Kedua, masalah yang menimpa Lucent adalah masalah yang benar-benar serius. ec. Aktiva yang Understated Sebaliknya, perusahaan melaporkan aktiva dengan nilai yang understated jika perusahaan memiliki motivasi untuk menurunkan laba. Oleh karena itu, penyesuaian yang selanjutnya akan dilakukan biasanya berbentuk 2.30 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN © penyesuaian penurunan besaran beban dan atau penambahan besaran pendapatan. Berikut ini adalah bagian-bagian aktiva yang biasanya mengalami understated: 1) 2) 3) 4) 5) 6) Melakukan overstared atas penghapusan aktiva lancar. Perusahaan memiliki dorongan untuk melakukan overstated penghapusan aktiva lanear saat perusahaan mencapai kinerja yang sangat baik, atau bahkan pada saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Dengan melakukan overstated penghapusan aktiva lancar pada periode berjalan, perusahaan bisa menurunkan beban dan melaporkan laba yang lebih besar pada periode masa datang. Dengan melakukan overstated penghapusan aktiva lancar ini juga biasanya terjadi saat perusahaan merasa pesimis atas masa depan perusahaan, atau dengan kata lain saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Meninggikan nilai-nilai yang bersifat estimasi. Jika perusahaan menectapkan cadangan piutang tidak tertagih terlalu tinggi, maka nilai piutang yang dilaporkan menjadi understated. Melakukan overstated atas penghapusan aktiva. Perusahaan yang merasa pesimis akan mempercepat dan memperbesar (rugi) penurunan_ nilai yang mengurangi laba periode berjalan dan meninggikan laba pada periode berikutnya. Melakukan overstated atas besaran depresiasi atau amortisasi. Aturan akuntansi memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk menentukan estimasi umur ekonomis dan nilai sisa untuk proses pendepresiasian aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Jika perusahaan memperpendek umur ekonomis dan memperkecil nilai sisa maka besaran aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud menjadi understated. Tidak memunculkan aktiva ‘goodwill’ dengan memilih metode pooling of interest untuk penggabungan usaha. Dengan menggunakan metode ini maka penggabungan usaha akan dicatat dan diakui sebesar harga perolehan historis, bukan pada nilai pasar. Dengan metode ini, goodwill tidak akan muncul’. Tidak mengapitalisasi /easing. Terdapat dua alternatif perlakuan aktiva yang diperoleh secara leasing: capital lease dan operating lease. Pada lease modal, perusahaan “leassee’ diharuskan mengakui adanya aktiva " Uhat metode purchase untuk penggabungan usaha. @ ADBI4532/MO0UL 2 21 7) 8) (leased) dalam laporan keuangannya, dan sekaligus harus mengakui adanya kewajiban leasing. Sedangkan pada lease operasi perusahaan tidak diperbolehkan mengakui aktiva dan sekaligus tidak perlu mengakui adanya kewajiban leasing dalam laporan keuangan karena aktiva yang di-leased dianggap sebagai transaksi sewa biasa. Di sisi lain, sebenarnya akuntansi telah menetapkan aturan tentang pada kondisi apa perusahaan ‘leassee’ harus mengakui leasing tersebut sebagai leasing modal ataupun leasing operasi. Meskipun demikian, penentuan alternatif pengakuan leasing tersebut mengandung unsur subjektivitas sehingga terdapat kemungkinan perusahaan memberlakukan leasingnya sebagai leasing operasi pada saat seharusnya perusahaan memberlakukan leasing tersebut sebagai leasing modal. Melakukan penjualan piutang (anjak piutang. factoring). Perusahaan diperbolehkan untuk mengalihkan penagihan piutang kepada pihak ketiga dengan cara menjual piutang tersebut. Transaksi ini dikenal sebagai anjak piutang atau factoring. Terdapat dua alternatif penentuan pencatatan transaksi anjak piutang: dengan tanggung renteng (with recourse) dan tanpa langgung renteng (withoutn recourse). Jika anjak piutang digolongkan sebagai anjak piutang dengan tanggung renteng, maka perusahaan penjual piutang dinyatakan masih memiliki tanggung jawab atas kemungkinan piutang yang tidak tertagih. Oleh karena itu, akuntansi menyatakan perusahaan akan harus mengakui adanya kewajiban akibat anjak pivtang. Namun, penentuan alternatif dan penentuan besaran kewajiban akibat anjak piutang bersifat estimasi, Oleh karena itu, terdapat kemungkinan perusahaan menetapkan besaran kewajiban anjak piutang yang terlalu rendah. Tidak melaporkan aktiva berwujud, seperti R & D dan merek dagang. Standar akuntansi keuangan menyatakan perusahaan diperbolehkan mengapitalisasi biaya R & D hanya untuk komponen biaya D (development) saja. Biaya R (research) harus dibebankan pada periode terjadinya. Hal ini pun hanya bisa dilakukan jika perusahaan bisa memisahkan mana komponen biaya research dan mana komponen biaya development yang sulit untuk dilakukan. Jika perusahaan tidak bisa memisahkan komponen biaya R & D ini maka perusahaan tidak akan mengapitalisasi komponen biaya development dan nilai total aktiva menjadi understated. Akibat lebih lanjut adalah nilai profitabilitas (ROD) 2.32 AMALIBIB LAPORAN KEUANGAN © yang menjadi terlalu besar. Industri yang kemungkinan bisa mengalami hal ini adalah industri farmasi dan consumer goods. Berikut ini adalah contoh analisis akuntansi berikut penyesuaian yang harus dilakukan untuk menghilangkan distorsi aktiva yang bersifat understated (Palepu et.al, 2004) untuk bagian overstated atas besaran depresiasi. Sebagai ilustrasi, pada tahun X1 Lufthansa (perusahaan penerbangan Jerman) melaporkan bahwa perusahaannya menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk mendepresiasikan aktiva tetap. Umur ekonomis di estimasikan 12 tahun dengan estimasi nilai sisa sebesar 15% dari nilai perolehan. Di sisi lain, British Airways (perusahaan penerhangan Inggris) menggunakan metode depresiasi yang sama, hanya dengan estimasi umur ekonomis dan nilai sisa yang berbeda, yaitu 20 tahun dan 8% dari nilai perolehan. Perbedaan ini mengundang beberapa pertanyaan. Apakah Lufthansa dan British Airways memiliki rute penerbangan yang berbeda yang bisa menjelaskan terjadinya perbedaan tersebut. Ataukah mereka memang menerapkan strategi manajemen aktiva yang berbeda. Misalnya, apakah Lufthansa menggunakan pesawat terbang baru untuk menarik konsumen, menurunkan biaya pemeliharaan. atau untuk menurunkan biaya bahan bakar. Jika ternyata tidak terlihat adanya perbedaan operasi dan manajemen yang bisa memberikan penjelasan, kita mungkin sebaiknya (seharusnya) melakukan penyesuaian untuk kedua perusahaan tersebut agar informasi laporan keuangan lebih bisa dibandingkan, Salah satu penjelasan yang paling mungkin adalah kemungkinan disebabkan strategi Lufthansa yang menggunakan aturan perpajakan dalam pelaporan depresiasinya. Atas hal ini, penyesuaian yang kita lakukan adalah menurunkan depresiasi Lufthansa agar sesuai dengan British Airways. Penyesuaian atas laporan keuangan Lufthansa yang harus dilakukan adalah: 1) Meningkatkan nilai buku aktiva tetap awal tahun dan menyesuaikan akun ekuitas dan laba ditahan, 2) Mengurangi nilai beban depresiasi Pada awal X1, Lufthansa melaporkan nilai aktiva tetap (pesawat) dengan harga perolehan sebesar Euro 13.579.6 juta, dengan nilai akumulasi depresiasi Euro 6.679,9 juta. Hal ini berarti Lufthansa menetapkan rata-rata © ADBI4S32/MODUL 2 2.33 umur ekonomis aktiva tetap (pesawat) selama 6,9 tahun. Perhitungan tersebut diperoleh sebagai berikut: Dalam jutaan Euro Harga perolehan pesawat 13.579,6 Reported Depreciable cost WM27 Cost x (1-15%) Akumulasi depresiasi 1 Jan X1 6.6796 Reported Akumulasi depresiasi/Depreciable cost ‘57,87% Estimasi umur ekonomis 12 tahun Reported Umur ekonomis rata-rata 6,944 tahun Jika Lufthansa menggunakan umur ekonomis dan nilai sisa seperti halnya British Airways, maka: 13.579.6 12.493,2 4.3376 Akibatnya adalah adanya penyesuaian nilai buku aktiva tetap berupa kenaikan sebesar €2.341,9. Dengan asumsi tarif pajak sebesar 35%, penyesuaian selanjutnya yang harus dilakukan adalah: Dalam jutaan Euro ken | A] Kewajiban & Exuitas Non tow +2349 423419 Kewajiban Pajak Tanaguhan +819,7 +819,7 +759 Ekuitas Pemegang Saham +1.522,2 #15222 +1409 Laba Rugi Harga Pokok Penjualan 268 Beban Pajak 475.9 Laba Bersih 140.9 4. Distorsi Kewajiban Distorsi kewajiban biasanya dilakukan dalam bentuk melakukan understated kewajiban. Hal ini biasanya terjadi karena perusahaan memiliki komitmen (perjanjian) yang tidak bisa diukur sehingga tidak dilaporkan sebagai kewajiban dalam neraca, Penyebab lainnya antara lain karena 2.34 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN © perusahaan memiliki motivasi untuk menurunkan “tampilan’ risiko perusahaan dengan cara menurunkan nilai kewajiban. Berikut ini adalah bagian-bagian kewajiban yang biasanya mengalami understated: a. Understated atas pendapatan diterima di muka (unearned revenue) melalui percepatan pengakuan pendapatan. Jika perusahaan menerima kas di muka atas barang atau jasa yang belum diserahkan kepada konsumen, maka perusahaan diharuskan mengakui adanya pendapatan diterima di muka yang merupakan akun kewajiban. Jika perusahaan melakukan percepatan pengakuan pendapatan, akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya nilai laba yang terlalu tinggi dan nilai kewajiban yang. terlalu rendah. b. Tidak melaporkan utang pinjaman yang diperoleh dari basil anjak piutang (yang bersifat with recourse).” ¢. Tidak mengapitalisasi leasing modal” Berikut ini adalah contoh analisis akuntansi berikut penyesuaian yang harus dilakukan untuk menghilangkan distorsi kewajiban (Palepu et.al, 2004) untuk bagian understated atas besaran pendapatan diterima di muka. Misalnya perusahaan Micro Strategy yang memiliki konsumen dalam jumlah yang besar dan memberikan software updates kepada konsumen di masa yang akan datang, dengan kontrak yang ditandatangani saat ini. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana alokasi pendapatan kontrak vs komitmen perusahaan di masa akan datang. Pada Maret X1, perusahaan menyatakan telah melakukan overstated atas pendapatan kontrak sebesar $54,5 juta. Akibatnya, perusahaan harus melakukan restafed atas laporan keuangan untuk tahun XO dan beberapa tahun sebelumnya. Penyesuaian atas distorsi akuntansi tahun XO adalah sebagai berikut: a. Untuk periode penandatanganan kontrak, perusahaan harus menurunkan nilai penjualan dan menambah nilai pendapatan diterima di muka (utang) sebesar $544 juta. b. Selanjutnya perusahaan harus menurunkan nilai harga pokok penjualan dan menambah nilai persediaan. Sebagai informasi tambahan, nilai harga “Lihat pada bagian Aktiva yang Linderstated pada point nomor 7 * Lihat pada bagian Aktiva yang Understated pada point nomor 4. # ADBI4532/MODUL 2 2.35 pokok penjualan perusahaan hanya mencapai 3% dari nilai penjualan sehingga penyesuaian yang dilakukan hanya sebesar $1,6 juta. Akibat terjadinya penurunan pendapatan kena pajak, maka perusahaan akan menurunkan nilai beban pajaknya dalam laporan keuangan (tetapi tidak untuk laporan keuangan bagi kepentingan pajak). Dengan asumsi tingkat pajak penghasilan sebesar 35%, maka beban pajak akan mengalami penurunan sebesar $18,5juta. Berikut ini adalah penyesuaian secara lengkap: Setelah Micro Strategy melaporkan adanya restated atas laporan keuangannya, SEC kemudian melakukan investigasi. Kemudian, saat perusahaan melaporkan adanya overstated dalam laporan keuangannya, saham perusahaan menurun drastis 949 5. Distorsi Ekuitas Pemilik Akuntansi mengartikan ekuitas pemilik sebagai hak sisa atas aktiva setelah dikurangi bagian untuk membayar kewajiban. Konsekuensinya, distorsi ekuitas pemilik biasanya terjadi bila terjadi distorsi atas aktiva dan atau kewajiban. Meskipun demikian, terdapat dua bentuk distorsi ekuitas yang tidak berhubungan dengan aktiva dan atau kewajiban: Adanya sekuritas yang bersifat hybrid. Sekuritas /rybrid adalah sekuritas yang memiliki sifat sebagai utang dan saham. Yang termasuk ke dalam sekuritas hybrid ini adalah convertible debr dan sekuritas debr yang mengandung hak opsi (warrant). Akuntansi tidak mengatur untuk memisahkan sekuritas ini dari kewajiban dan ekuitas saham yang biasa 2.36 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN © (bukan hybrid securities), Dengan demikian, nilai kewajiban yang dilaporkan perusahaan menjadi overstated karena mengandung sekuritas hybrid, dan nilai ekuitas saham menjadi understated. b. Beban stock option. Hak opsi (saham) memberikan hak kepada pemiliknya untuk bisa membeli sejumlah saham dengan harga dan waktu yang telah ditentukan. Perusahaan memandang hak opsi yang diberikan kepada pegawai sebagai kompensasi tersebut merupakan kompensasi yang bersifat low cost form compensation. Hal ini terjadi karena tidak adanya beban kompensasi yang diakui oleh perusahaan jika perusahaan menggunakan metode yang disebut intrinsic value method. Namun jika perusahaan menggunakan metode yang disebut fair value method, maka Perusahaan diharuskan mengakui adanya beban kompensasi saat transaksi pengumuman. Berikut ini adalah contoh analisis akuntansi berikut penyesuaian yang harus dilakukan untuk menghilangkan distorsi eckuitas (Palepu er.a/, 2004) untuk bagian pengaruh hybrid securities. Pada 3 Februari XO, Amazon.com menawarkan hak pengonversian atas notes yang diterbitkan sebelumnya senilai $1.25 juta, 4.75%, yang jatuh tempo pada tahun X8. Beberapa bulan sebelumnya, Amazon telah menerbitkan senior notes dengan tingkat bunga 10%. Perbedaan tingkat bunga tersebut terlihat signifikan. Tawaran pengonversian tersebut merupakan hal yang menarik. Jika notes tersebut tidak memberikan opsi pengonversian, Amazon akan harus membayar bunga sebesar 10%. Nilai notes sebesar $1.25 juta akan sama dengan $0.87 juta jika di diskontokan (present value) dengan tingkat bunga 20%. Dengan kata lain, penawaran tersebut mengandung premium conversion sebesar 0.38. Berikut ini adalah penyesuaian yang akan dibuat: (dalam jutaan dotar) Neraca Utang Jangka Panjang Ekuitas Pemegang Saham ADBI4532/MODUL 2 2.37 Bw LATIHAN nn Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan tentang tahap-tahap analisis akuntansi? 2) PT ABC dinyatakan melakukan overstated nilai penjualan dengan melakukan percepatan pengakuan pendapatan. Dari data yang diperoleh PT ABC dianggap terlalu tinggi mengakui pendapatan sebesar Rp 50 miliar. Dengan asumsi nilai harga pokok penjualan sebesar 50% dari penjualan, dan tarif pajak penghasilan badan 15%. buatlah penyesuaian yang harus dilakukan oleh analis. Petunjitk Jawaban Latihan 1) Ada 6 (enam) tahapan analisis akuntansi, tuliskan dan kemudian jelaskan 2) tiap tahapnya Anda perlu melakukan adjustment (restated) agar laporan keuangan yang tersaji dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya =) RANGKUMAN Di dalam analisis akuntansi, analis diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan estimasi yang diterapkan perusahaan untuk mengukur faktor kunci dan risiko perusahaan. Ada 6 (enam) tahapan dalam analisis akuntansi, yaitu identifikasi kebijakan akuntansi, menilai fleksibilitas aturan akuntansi, evaluasi strategi akuntansi, evaluasi kualitas pengungkapan, identifikasi “red flag” potensial dan menghilangkan distorsi akuntansi. Beberapa faktor kunci dari beberapa industri yaitu faktor kunci dalam industri perbankan adalah manajemen bunga dan risiko kredit. Faktor kunci dalam industri perdagangan adalah manajemen persediaan. Faktor kunci dalam industri manufaktur adalah biaya penelitian dan pengembangan, dan manajemen produk cacat. Faktor kunci dalam industri keuangan leasing adalah keakuratan dalam menyusun peramalan nilai sisa aktiva yang disewagunausahakannya. Beberapa kebijakan akuntansi dari fleksibilitas yang dimiliki perusahaan yang tidak memiliki faktor kunci, adalah pemilihan metode z 38 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN © depresiasi, pemilihan metode penilaian persediaan, penetapan estimasi piutang tak tertagih dan penetapan estimasi kewajiban manfaat pensiun, Beberapa tanda bahaya (Red Flag) yang biasa digunakan untuk analisis akuntansi adalah perubahan akuntansi yang tidak bisa dijelaskan, transaksi akuntansi yang “menggembungkan” laba yang tidak bisa dijelaskan, kenaikan piutang usaha yang tidak biasa dikaitkan dengan kenaikan penjualan. kenaikan persediaan yang tidak biasa dikaitkan dengan kenaikan penjualan, perbedaan signifikan antara nilai laba bersih dengan penghasilan kena pajak, adanya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk special purpose enity dan penjualan piutang, penghapusan aktiva dalam jumlah yang sangat besar, opini audit dalam bentuk tidak wajar dengan kualifikasi dan terjadinya pergantian auditor eksternal, serta adanya transaksi dengan pihak istimewa Pendekatan balance sheet adalah melakukan identifikasi apakah telah terjadi distorsi atas aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik yang dilaporkan perusahaan. Beberapa bagian aktiva yang biasanya mengalami overstead adalah menangguhkan penurunan aktiva, menurunkan nilai-nilai yang bersifat estimasi, mempercepat pengakuan pendapatan, melakukan waderstated atas besaran depresiasi atau amortisasi aktiva jangka panjang. Sedangkan beberapa bagian aktiva yang biasanya mengalami understated adalah melakukan overstated atas penghapusan aktiva lancar, meninggikan nilai-nilai yang bersifat estimasi, melakukan ovestated atas penghapusan aktiva, melakukan ovestated atas besaran depresiasi, tidak memunculkan aktiva “goodwill” dengan memilih metode penggabungan usaha pooling of interest, tidak mengapitalisasi /easing, melakukan penjualan piutang dan tidak melaporkan aktiva berwujud. eZ TES FORMATIF 2 9) Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! Yang dimaksud dengan analisis akuntansi adalah proses mengevaluasi laporan keuangan apakah telah sesuai dengan .... A. realitas ekonomi B. standar akuntansi C. standar akuntansi akrual D. standar akuntansi kas © ADBI4532/MO0UL 2 2.39 2) 3) 4) 5) 6) 7? Yang dimaksud dengan distorsi akuntansi adalah perbedaan antara informasi yang disajikan dalam laporan .... A. keuangan dengan realitas ekonomi sebelumnya B, berbasis akrual dan laporan berbasis kas ‘C. keuangan dengan standar akuntansi D. keuangan menurut manajemen dengan laporan keuangan menurut analis Implementasi proses analisis akuntansi dalam proses analisis laporan keuangan dilakukan pada ... . tahap pertama tahap kedua tahap ketiga bebas menentukan apakah tahap pertama, tahap kedua, atau tahap ketiga gne> Berikut ini yang bukan termasuk karakteristik sistem akuntansi adalah .... A. berbasis akuntansi akrual B. tidak mengandung unsur estimasi (C. adanya proses audit independen D. merupakan wewenang manajemen untuk melakukan pelaporan keuangan Alasan yang mendasari ditetapkamnya akuntansi berbasis akrual untuk diterapkan adalah karena informasi yang .... A. disajikan menjadi lebih relevan B. dipaparkan bisa lebih diandalkan (C. dilaporkan menjadi lebih relevan dan dapat diandalkan D. semua benar Yang menyebabkan prinsip akuntansi bisa menimbulkan distorsi akuntansi adalah .... A. standar akuntansi lahir dari proses politik B, penetapan konsep konservatisme (C. penerapan historical cost D. semua benar Yang dimaksud manajemen laba adalah intervensi yang dilakukan oleh manajemen dalam proses .... A. penentuan laba untuk mencapai tujuan tertentu B. menurunkan laba yang dilaporkan 2.40 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN © CC. meningkatkan laba yang dilaporkan D. meratakan laba 8) Berikut ini komponen motivasi yang mendorong terjadinya manajemen laba adalah .... A. keinginan untuk mendapatkan gaji B. keinginan untuk meningkatkan harga saham C. keinginan untuk mendapatkan kompensasi berupa bonus D. semua benar 9) Jawaban berikut ini yang merupakan pola umum manajemen laba adalah .... A. meningkatkan atau menurunkan laba B. melakukan big bath C. meratakan laba D. semua benar 10) Berikut imi yang termasuk teknik manajemen laba adalah .... A. income shifting B. pemindahan klasifikasi C. inceme shifting dan pemindahan klasifikasi D. semua benar Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal Tingkat penguasaan = Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80- 89% =baik 70- 79% =cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2. terutama bagian yang belum dikuasai. © ADEI4532/MODUL 2 2.41 Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif | Tes Formatif 2 ) A I) A 2) A 7 ¢ 3) A 3) € 4) B 4 Cc S) A 5) D 6) D 6) D 7) A Ty) A 8s Cc 8) A 9» D 9% B 10) c 10) C

Anda mungkin juga menyukai