Anda di halaman 1dari 12

Mini Riset Penelitian

Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban

Disusun

Oleh :

Kelompok 2

Dian Agustina (105731135118)

Iswandi Muin (105731136618)

Fijri Dwi Rasti Rasyid (105731136718)

Sitti Maulina Kahar Musakkir (105731139318)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi keperilakuan selalu dikaitkan dengan akuntansi
pertanggungjawaban, dimana kita dapat melihatnya dengan berbagai macam
penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kedua aspek tersebut. Akuntansi
pertanggungjawaban merupakan salah satu bagian dari akuntansi manajemen dan
sistem akuntansi yang berhubungan dengan para manajer, sehingga setiap manajer
dapat menggunakan akuntansi pertanggungjawaban sebagai media pengendalian
biaya atau pendapatan dan akuntansi yang melaporkan bagaimana manajer pusat
pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung di bawah
pengawasannya yang merupakan tanggung jawabnya.
Menurut Lubis (2017:20) mendefinisikan akuntansi keperilakuan sebagai
subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan beberapa aspek keperilakuan manusia
yang berkaitan dengan proses dalam kegiatan pengambilan sebuah keputusan
ekonomi. Kemudian menurut Lubis (2017:23) akuntansi keperilakuan merupakan
penyedia suatu kerangka yang tersusun berdasarkan beberapa teknik berikut : (1)
untuk memahami dan mengukur suatu dampak dari proses bisnis terhadap beberapa
orang dan kinerja perusahaan, (2) untuk mengukur dan melaporkan suatu perilaku
dan juga pendapat yang relevan terhadap suatu perencanaan strategis, (3) untuk
mempengaruhi pendapat dan juga perilaku yang digunakan untuk memastikan
keberhasilan sebuah implementasi kebijakan perusahaan.
Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa akuntansi keperilakuan dan akuntansi
pertanggungjawaban memiliki hubungan yang erat. Pasalnya kedua aspek tersebut
pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh manusia.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana aspek keperilakuan pada akuntansi pertanggungjawaban”.
C. Tujuan
“Untuk mengetahui tentang bagaimana aspek keperilakuan pada akuntansi
pertanggungjawaban”.
D. Metode Penelitian
Pada mini riset kali ini kami selaku penulis menggunakan metode penelitian
pengembangan. Dimana kami meneliti dengan mencari data dan mengembangkannya
dengan pola piker sendiri dan beberapa referensi penunjang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka

1. Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi
manajemen, dimana bentuk formal yang dihasilkan adalah berupa informasi yang
mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Dengan
diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban untuk pengendalian biaya pada pusat-
pusat biaya akan memberikan penilaian objektif terhadap kinerja pusat
pertanggungjawaban tersebut.
Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban yang diberikan beberapa
ahli. Menurut Hansen dan Mowen (2005) dalam Prima (2014) akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh
setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Sedangkan
akuntansi pertanggungjawaban menurut Hariadi (2002:262) sistem akuntansi yang
dikaitkan dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam struktur organisasi
untuk memudahkan pengendalian biaya dan penghasilan yang menjadi
tanggungjawab pusat-pusat pertanggungjawaban.
Tujuan akuntansi pertanggungjawaban menurut Hariadi (2002:263) adalah
untuk memenuhi salah satu tujuan akuntansi biaya yaitu sebagai alat pengendalian
biaya yang secara keseluruhan adalah untuk menentukan jumlah biaya produksi,
menentukan nilai persediaan, dan untuk mengendalikan biaya. Untuk memenuhi
tujuan pengendalian biaya, pengumpulan, dan pelaporan biaya dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban dilakukan untuk tiap tingkatan manajemen.
2. Anggaran
Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan
perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran
memperlihatkan bagaimana sumber daya yang diharapkan akan diperoleh dan dipakai
selama periode waktu tertentu.
Anggaran juga digunakan untuk mengarahkan suatu kegiatan dan juga sebagai
alat perbandingan dalam mengukur hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga proses
pelaksanaan terkendali. Ada beberapa pengertian yang diberikan mengenai anggaran
oleh para ahli sebagai berikut:
Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah rencana
terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya
lainnya selama suatu periode waktu tertentu”. M. Nafarin (2007:11) meyatakan,
“Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang.” Sedangkan menurut Rudianto (2009:2) dalam bukunya yang
berjudul Penganggaran, “Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa
mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.”
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas penulis menyimpulkan
bahwa Anggaran merupakan rencana yang dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk
masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan
uang.
3. Kinerja Manajer
Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
tujuan perusahaan. Menurut Stoner dalam Juniarti dan Evelyne (2003) pengertian
kinerja manajerial yaitu ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja
untuk mencapai tujuan organisasi.
Mahoney et al. (1963) mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kinerja para
individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan dimensi yaitu:
Perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan (supervisi),
pengaturan staf (staffing), negosiasi, dan perwakilan (representatif). Menurut Mulyadi
dan Johny (dalam Mardiyah dan Listiyaningsih, 2005) kinerja manajerial adalah
kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatankegiatan manajerial. Kinerja
manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari
proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggung jawaban,
pembinaan, dan pengawasan. Selanjutnya kinerja manajerial menurut Stoner (1992)
adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi.
4. Akuntansi Keperilakuan
Lubis, (2017:20) mendefinisikan akuntansi keperilakuan sebagai subdisiplin
ilmu akuntansi yang melibatkan beberapa aspek keperilakuan manusia yang berkaitan
dengan proses dalam kegiatan pengambilan sebuah keputusan ekonomi. Selanjutnya
menurut Binberg dan Shields (1989) dalam Lubis (2017:21) adanya pengklasifikasian
riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu pengendalian
manajemen (management control), pemrosesan informasi akuntansi (accounting
information processing), desain sistem informasi (information system design), riset
audit (audit research), dan sosiologi organisasional (organizational sociology). Awal
mulanya perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan kepada aspek
akuntansi manajemen yang khususnya dalam proses penganggaran (budgeting).
Namun, cakupannya terus mengembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan,
sistem informasi akuntansi, dan audit.
Riset akuntansi keperilakuan telah berkembang pesat yang menyebabkan
tinjauan literatur telah menjadi terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada
atribut keperilakuan yang spesifik seperti proses kognitif, atau riset keperilakuan pada
satu topik khusus seperti audit yang digunakan sebagai tinjauan suatu analitis
(analytical review). Selain itu pesatnya perkembangan dalam akuntansi keperilakuan
diakibatkan oleh akuntansi yang secara stimulant dan menyeluruh dihadapkan dengan
ilmuilmu sosial lain.
Lubis (2017:23) mengemukakan riset akuntansi keperilakuan adalah suatu
bidang baru yang secara luas yang terhubung pada perilaku individu, kelompok, dan
organisasi bisnis, terutama terhubung pada proses informasi akuntansi dan audit. Studi
terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan sudah banyak terpengaruh
oleh fungsi akuntansi dan laporan keuangan. Riset dalam bidang akuntansi
keperilakuan meliputi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan: (a)
pengambilan keputusan serta pertimbangan oleh seorang akuntan dan auditor, (b)
pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam proses penyusunan sebuah
anggaran, sebuah karakteristik sistem informasi, dan jjuga fungsi dari audit terhadap
perilaku baik seorang karyawan, manajer, investor, dan Wajib Pajak, (c) pengaruh
dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi maupun penggunaan
pertimbangan dalam pembuatan sebuah keputusan ekonomi.
B. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari penelitian yang kami lakukan serta referensi-referensi penunjang penelitian
kami mengemukakan keperilakuan individu memberikan dampak besar pada kinerja
pertanggungjawaban dalam sebuah organisasi. Dalam critical review kami dijelaskan,
keprilakuan individu merupakan proses dalam akuntansi pertanggungjawaban yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya masyarakat organisasi khususnya manajer dan
petinggi pusat dapat mempertanggungjawabkan, dapat mengatur pekerjaan yang langsung
dibawah pengawasannya dan evaluasi pada suatu sistem yang nantinya mengukur rencana
dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban yang dilakukan.
Keperilakuan manusia dalam akuntansi pertanggungjawaban meliputi bagaimana
individu mendesain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian,
sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti
desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, anggran, penilaian kinerja, serta
laporan keuangan. Mengambil objek seorang manajer, manajer menghasilkan kinerja
dengan mengarahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang ada
didalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan suatu faktor yang dapat
meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Dari penelitian Argyris yang berjudul "The
Impact of Budget on People" sebuah studi yang disponsori The Controllership Foundation,
Cornell Jniversity School of Business and Public Administration, sejarah penelitian
akuntansi keperilakuan pada pertanggungjawaban mulai tumbuh. Dan mengembangkan
kesadaran untuk mengintegrasikan ilmu akuntansi dan ilmu-ilmu keperilakuan terutama
ilmu psikologi dalam penelitian akuntansi.
Keprilakuan suatu individu tentunya tidak lepas dari tekanan pengendalian. Dalam
organisasi, keprilakuan dipengaruhi oleh yang namanya sistem pengendalian manajemen.
Menurut Leslie, kren 1997 sistem pengendalian organisasi digunakan untuk memberi
motivasi anggota organisasi agar bertindak dan dapat membuat keputusan secara konsisten
dengan tujuan organisasi. Ini tentunya memberi pengaruh pada manajer mengenai:
 Mengambil tindakan terhadap konstruksi, bangunan, dan penggunaan sistem
informasi akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi,
 Bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen memengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain organisasi;
 Bagaimana mendesain sistem pengendalian akuntansi agar bisa diterapkan secara
universal atau tidak.
 Bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi memengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama
 Bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk memengaruhi perilaku, dan
bagaimana mengatasi resistensi itu.
Ada dua unsur yang penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah struktur
dan proses sistem pengendalian manajemen. Struktur merupakan hubungan antara bagian
yang dinyatakan dalam bentuk organisasi yang dimana saling terhubung antara satu sama
lain baik informasi maupun hasil dari masing-masing bagian tersebut. Struktur
pengendalian manajemen dalam suatu organisasi berdasar pada tanggung jawab atas
jabatannya Pusat pertanggung jawaban merupakan bagian dalam suatu organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas bagian tersebut.
Lalu ada proses pengendalian manajemen yang merupakan aksi yang dilakukan untuk
memastikan bahwa organisasi bekerja sesuai SOP dan koneksi masing-masing bagian.

Kemudian dalam manajemen keprilakuan terdapat beberapa teori di antaranya teori


atribusi. Teori ini menjelaskan proses bagaimana seseorang mengintrepretasikan suatu
peristiwa, alasan atau sebab perilakunya. Teori ini kemudian dikembangkan dengan
mengargumentasikan bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh kombinasi antara
kekuatan internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri misalnya kemampuan atau
usaha dan kekuatan eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar, misalnya kesulitan atau
keberuntungan mengerjakan sesuatu. Karna hal itu, tentu saja seseorang akan termotivasi
untuk memahami lingkungannya dan sebab kejadian tersebut. Berikutnya ada teori
harapan. Teori ini dikembangkan sejak tahun 1930-an. Teori ini menjelaskan bahwa
keyakinan tentang kemungkinan bahwa perilaku tertentu (seperti misalnya bekerja lebih
keras) akan menimbulkan hasil tertentu (seperti misalnya kenaikan gaji). Dengan maksud
ada harapan dibalik perilaku kerja keras yang dilakukan.

Setelah sistem pengendalian manajemen, berikutnya ada anggaran yang menjadi


pemicu perilaku kinerja seorang manajer dalam mengejar tujuan organisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan langsung antara partisipasi anggaran dan kinerja
menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan, tetapi pengaruh atas variabel motivasi
atas hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja sangat kecil. Anggran dapat
dikatakan sebgai wahana untuk mengperasikan tujuan yang akan dicapai dalam jangk
apendek. Target secara langsung dapat membantu kegiatan organisasi dan perusahaan,
mengidentifikasi masalah, membantu memotivasi karyawan, dan mejelaskan hubungan
aktivitas yang berlangsung dengan kebijaksanaan masa yang akan dating, termasuk
didalamnya adalah dalam hal manajemen operasional. Kondisi ini secraa tegas juga
menyatukan kontibusi penyusunan anggaran adalah perencanaan dan pengendalian
manajerial. Hal ini perlu disadari oleh pemangku kepentingan perusahaan atau orgaisasi.
Dalam proses penyusunan anggaran, partisipasi karyawan akan berpengaruh terhdapa
kinerja karyawan. Ini sudah normatif. Hal ini akan menimbulkan komitmen organisasional
para karyawan bahwa anggran yang ada juga merupakan tujuananya. Anggaran merupakan
pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan perusahaan. Anggraan juga merupakan
proses pengendalian manajemen yang melibatkan komunikasi, koordinasi, sinergi, dan
interaksi formal di kalangan para manjer dan karyawan dan merupakan pengendalian
manajemen atas operasional perusahaan pada tahun berjalan.

Pada dasarnya, tujuan setiap aktivitas perusahaan adalah untuk mendapatkan


keuntungan dengan memaksimalkan penggunaan berbagai sumberdaya yang dimiliki
perusahaan. Agar tercipta efisien dan efektifitas dalam penggunaan sumberdaya, maka
diperlukan kinerja manajer dan karyawan yang baik dengan memanfaatkan struktur,
pengendalian sistem dan menjadikan anggaran sebagai motivasi bahswa ada tujuan yang
ingin dicapai bersama. Karna baik ketiganya saling berhubungan satu sama lain.
Keprilakuan seseorang dipengaruhi oleh sistem pengendalian manajemen untuk
bagaimana mengolah kinerja yang baik, efektif dan efisien yang kemudian akan memberi
dampak pada anggaran. Anggaran menjelaskan kepada orang-orang mengenai apa yang
harus dilakukan dan operasionalkan. Anggaran menjadi alasan mengapa kinerja manajer
dipantau secara rutin dan ukuran standar terhadap mana hasil kinerja dibandingkan.
Manajer maupun karyawan akan merasa kepuasaan jika mencapai anggaran yang
diharapkan, itu berartti bahwa kinerja yang mereka hasilkan juga sepadan dengan anggaran
mereka.

Terakhir, akuntansi pertanggungjawaban yang merupakan informasi biaya,


pendapatan, dan aktiva yang dihubungkan dengan aspek kerpilakuan dengan manajer
sebagai objek meneliti yang bertanggung jawab terhadap pertanggungjawaban organisasi.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah dasar untuk menganalisis prestasi
manajer sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka
yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing. Kemudian akuntansi
pertanggungjawaban sebagai alat dalam sistem pengendalian manajemen, dalam hal ini
informasi akuntansi pertanggungjawaban berguna dalam hal pengendalian manajemen,
karena menekankan pada hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung
jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan tujuan organisasi. Kemudian akuntansi
pertanggungjawaban pula sebagai alat ukur kinerja manajer, artinya informasi akuntansi
sangat diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para manajer, hasil kerja tersebut
dapat berupa laporan, lalu pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban, dalam
mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban ada 3 kriteria yang
digunakan yaitu efisien, efektivitas, dan ekonomis. Yang dimana jika ketiganya tercapai,
sudah dipastikan organisasi berjalan dengan baik, dan anggaran yang diharapkan bisa
sesuai dengan harapan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan dan
kembangkan mengenai aspek kerpilakuan pada akuntansi pertanggungjawaban, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Keprilakuan individu merupakan proses dalam akuntansi pertanggungjawaban yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya masyarakat organisasi dapat mempertanggung
jawabkan, dapat mengatur pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan
evaluasi pada suatu sistem yang nantinya mengukur rencana dan tindakan dari setiap
pusat pertanggung jawaban yang dilakukan.
2. Keprilakuan suatu individu tentunya tidak lepas dari tekanan pengendalian. Dalam
organisasi, keprilakuan dipengaruhi oleh yang namanya sistem pengendalian
manajemen. Sistem pengendalian organisasi digunakan untuk memberi motivasi
anggota organisasi agar bertindak dan dapat membuat keputusan secara konsisten
dengan tujuan organisasi
3. Anggaran menjadi pemicu perilaku kinerja seorang manajer dalam mengejar tujuan
organisasi
4. Anggraan merupakan proses pengendalian manajemen yang melibatkan komunikasi,
koordinasi, sinergi, dan interaksi formal di kalangan para manjer dan karyawan dan
merupakan pengendalian manajemen atas operasional perusahaan pada tahun
berjalan.
5. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi biaya, pendapatan, dan aktiva
yang dihubungkan dengan aspek kerpilakuan yang bertanggung jawab terhadap
pertanggungjawaban organisasi. Informasi akuntansi pertanggungjawaban ini adalah
dasar untuk menganalisis prestasi manajer sekaligus untuk memotivasi para manajer
dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keprilakuan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

Sriwidodo, Untung (2010). Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat

Penilaian Kinerja Manajer. Jurnal Akuntansi dan Sistem Ekonomi, Vol.8, 18-24.

Manurung, Ruth Leli Ravita & Karsam (2014). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban

Dalam Memperkuat Hubungan Sistem Pengendalian Manajemen Dengan Pencapaian

Kinerja Perusahaan: Suatu Telaah Kepustakaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan,

Vol.2, 486-497.

Balqis, Kartika & Denny Andriana (2015). Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam

Kinerja Manajer Pusat Pertanggungjawaban. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan,

Vol.3, 649-659

Anda mungkin juga menyukai