Disusun
Oleh :
Kelompok 2
Jurusan Akuntansi
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi keperilakuan selalu dikaitkan dengan akuntansi
pertanggungjawaban, dimana kita dapat melihatnya dengan berbagai macam
penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kedua aspek tersebut. Akuntansi
pertanggungjawaban merupakan salah satu bagian dari akuntansi manajemen dan
sistem akuntansi yang berhubungan dengan para manajer, sehingga setiap manajer
dapat menggunakan akuntansi pertanggungjawaban sebagai media pengendalian
biaya atau pendapatan dan akuntansi yang melaporkan bagaimana manajer pusat
pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung di bawah
pengawasannya yang merupakan tanggung jawabnya.
Menurut Lubis (2017:20) mendefinisikan akuntansi keperilakuan sebagai
subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan beberapa aspek keperilakuan manusia
yang berkaitan dengan proses dalam kegiatan pengambilan sebuah keputusan
ekonomi. Kemudian menurut Lubis (2017:23) akuntansi keperilakuan merupakan
penyedia suatu kerangka yang tersusun berdasarkan beberapa teknik berikut : (1)
untuk memahami dan mengukur suatu dampak dari proses bisnis terhadap beberapa
orang dan kinerja perusahaan, (2) untuk mengukur dan melaporkan suatu perilaku
dan juga pendapat yang relevan terhadap suatu perencanaan strategis, (3) untuk
mempengaruhi pendapat dan juga perilaku yang digunakan untuk memastikan
keberhasilan sebuah implementasi kebijakan perusahaan.
Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa akuntansi keperilakuan dan akuntansi
pertanggungjawaban memiliki hubungan yang erat. Pasalnya kedua aspek tersebut
pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh manusia.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana aspek keperilakuan pada akuntansi pertanggungjawaban”.
C. Tujuan
“Untuk mengetahui tentang bagaimana aspek keperilakuan pada akuntansi
pertanggungjawaban”.
D. Metode Penelitian
Pada mini riset kali ini kami selaku penulis menggunakan metode penelitian
pengembangan. Dimana kami meneliti dengan mencari data dan mengembangkannya
dengan pola piker sendiri dan beberapa referensi penunjang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi
manajemen, dimana bentuk formal yang dihasilkan adalah berupa informasi yang
mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Dengan
diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban untuk pengendalian biaya pada pusat-
pusat biaya akan memberikan penilaian objektif terhadap kinerja pusat
pertanggungjawaban tersebut.
Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban yang diberikan beberapa
ahli. Menurut Hansen dan Mowen (2005) dalam Prima (2014) akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh
setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Sedangkan
akuntansi pertanggungjawaban menurut Hariadi (2002:262) sistem akuntansi yang
dikaitkan dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam struktur organisasi
untuk memudahkan pengendalian biaya dan penghasilan yang menjadi
tanggungjawab pusat-pusat pertanggungjawaban.
Tujuan akuntansi pertanggungjawaban menurut Hariadi (2002:263) adalah
untuk memenuhi salah satu tujuan akuntansi biaya yaitu sebagai alat pengendalian
biaya yang secara keseluruhan adalah untuk menentukan jumlah biaya produksi,
menentukan nilai persediaan, dan untuk mengendalikan biaya. Untuk memenuhi
tujuan pengendalian biaya, pengumpulan, dan pelaporan biaya dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban dilakukan untuk tiap tingkatan manajemen.
2. Anggaran
Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan
perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran
memperlihatkan bagaimana sumber daya yang diharapkan akan diperoleh dan dipakai
selama periode waktu tertentu.
Anggaran juga digunakan untuk mengarahkan suatu kegiatan dan juga sebagai
alat perbandingan dalam mengukur hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga proses
pelaksanaan terkendali. Ada beberapa pengertian yang diberikan mengenai anggaran
oleh para ahli sebagai berikut:
Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah rencana
terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya
lainnya selama suatu periode waktu tertentu”. M. Nafarin (2007:11) meyatakan,
“Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang.” Sedangkan menurut Rudianto (2009:2) dalam bukunya yang
berjudul Penganggaran, “Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa
mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.”
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas penulis menyimpulkan
bahwa Anggaran merupakan rencana yang dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk
masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan
uang.
3. Kinerja Manajer
Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
tujuan perusahaan. Menurut Stoner dalam Juniarti dan Evelyne (2003) pengertian
kinerja manajerial yaitu ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja
untuk mencapai tujuan organisasi.
Mahoney et al. (1963) mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kinerja para
individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan dimensi yaitu:
Perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan (supervisi),
pengaturan staf (staffing), negosiasi, dan perwakilan (representatif). Menurut Mulyadi
dan Johny (dalam Mardiyah dan Listiyaningsih, 2005) kinerja manajerial adalah
kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatankegiatan manajerial. Kinerja
manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari
proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggung jawaban,
pembinaan, dan pengawasan. Selanjutnya kinerja manajerial menurut Stoner (1992)
adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi.
4. Akuntansi Keperilakuan
Lubis, (2017:20) mendefinisikan akuntansi keperilakuan sebagai subdisiplin
ilmu akuntansi yang melibatkan beberapa aspek keperilakuan manusia yang berkaitan
dengan proses dalam kegiatan pengambilan sebuah keputusan ekonomi. Selanjutnya
menurut Binberg dan Shields (1989) dalam Lubis (2017:21) adanya pengklasifikasian
riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu pengendalian
manajemen (management control), pemrosesan informasi akuntansi (accounting
information processing), desain sistem informasi (information system design), riset
audit (audit research), dan sosiologi organisasional (organizational sociology). Awal
mulanya perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan kepada aspek
akuntansi manajemen yang khususnya dalam proses penganggaran (budgeting).
Namun, cakupannya terus mengembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan,
sistem informasi akuntansi, dan audit.
Riset akuntansi keperilakuan telah berkembang pesat yang menyebabkan
tinjauan literatur telah menjadi terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada
atribut keperilakuan yang spesifik seperti proses kognitif, atau riset keperilakuan pada
satu topik khusus seperti audit yang digunakan sebagai tinjauan suatu analitis
(analytical review). Selain itu pesatnya perkembangan dalam akuntansi keperilakuan
diakibatkan oleh akuntansi yang secara stimulant dan menyeluruh dihadapkan dengan
ilmuilmu sosial lain.
Lubis (2017:23) mengemukakan riset akuntansi keperilakuan adalah suatu
bidang baru yang secara luas yang terhubung pada perilaku individu, kelompok, dan
organisasi bisnis, terutama terhubung pada proses informasi akuntansi dan audit. Studi
terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan sudah banyak terpengaruh
oleh fungsi akuntansi dan laporan keuangan. Riset dalam bidang akuntansi
keperilakuan meliputi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan: (a)
pengambilan keputusan serta pertimbangan oleh seorang akuntan dan auditor, (b)
pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam proses penyusunan sebuah
anggaran, sebuah karakteristik sistem informasi, dan jjuga fungsi dari audit terhadap
perilaku baik seorang karyawan, manajer, investor, dan Wajib Pajak, (c) pengaruh
dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi maupun penggunaan
pertimbangan dalam pembuatan sebuah keputusan ekonomi.
B. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari penelitian yang kami lakukan serta referensi-referensi penunjang penelitian
kami mengemukakan keperilakuan individu memberikan dampak besar pada kinerja
pertanggungjawaban dalam sebuah organisasi. Dalam critical review kami dijelaskan,
keprilakuan individu merupakan proses dalam akuntansi pertanggungjawaban yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya masyarakat organisasi khususnya manajer dan
petinggi pusat dapat mempertanggungjawabkan, dapat mengatur pekerjaan yang langsung
dibawah pengawasannya dan evaluasi pada suatu sistem yang nantinya mengukur rencana
dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban yang dilakukan.
Keperilakuan manusia dalam akuntansi pertanggungjawaban meliputi bagaimana
individu mendesain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian,
sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti
desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, anggran, penilaian kinerja, serta
laporan keuangan. Mengambil objek seorang manajer, manajer menghasilkan kinerja
dengan mengarahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang ada
didalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan suatu faktor yang dapat
meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Dari penelitian Argyris yang berjudul "The
Impact of Budget on People" sebuah studi yang disponsori The Controllership Foundation,
Cornell Jniversity School of Business and Public Administration, sejarah penelitian
akuntansi keperilakuan pada pertanggungjawaban mulai tumbuh. Dan mengembangkan
kesadaran untuk mengintegrasikan ilmu akuntansi dan ilmu-ilmu keperilakuan terutama
ilmu psikologi dalam penelitian akuntansi.
Keprilakuan suatu individu tentunya tidak lepas dari tekanan pengendalian. Dalam
organisasi, keprilakuan dipengaruhi oleh yang namanya sistem pengendalian manajemen.
Menurut Leslie, kren 1997 sistem pengendalian organisasi digunakan untuk memberi
motivasi anggota organisasi agar bertindak dan dapat membuat keputusan secara konsisten
dengan tujuan organisasi. Ini tentunya memberi pengaruh pada manajer mengenai:
Mengambil tindakan terhadap konstruksi, bangunan, dan penggunaan sistem
informasi akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi,
Bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen memengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain organisasi;
Bagaimana mendesain sistem pengendalian akuntansi agar bisa diterapkan secara
universal atau tidak.
Bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi memengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama
Bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk memengaruhi perilaku, dan
bagaimana mengatasi resistensi itu.
Ada dua unsur yang penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah struktur
dan proses sistem pengendalian manajemen. Struktur merupakan hubungan antara bagian
yang dinyatakan dalam bentuk organisasi yang dimana saling terhubung antara satu sama
lain baik informasi maupun hasil dari masing-masing bagian tersebut. Struktur
pengendalian manajemen dalam suatu organisasi berdasar pada tanggung jawab atas
jabatannya Pusat pertanggung jawaban merupakan bagian dalam suatu organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas bagian tersebut.
Lalu ada proses pengendalian manajemen yang merupakan aksi yang dilakukan untuk
memastikan bahwa organisasi bekerja sesuai SOP dan koneksi masing-masing bagian.
Penilaian Kinerja Manajer. Jurnal Akuntansi dan Sistem Ekonomi, Vol.8, 18-24.
Manurung, Ruth Leli Ravita & Karsam (2014). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Kinerja Perusahaan: Suatu Telaah Kepustakaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan,
Vol.2, 486-497.
Balqis, Kartika & Denny Andriana (2015). Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam
Vol.3, 649-659