Anda di halaman 1dari 7

SURVEY PENDAHULUAN BITUMEN PADAT

DAERAH SUNGAI BENGALUN KABUPATEN KUTAI TIMUR


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh
J. A. Eko Tjahjono
Subdit Batubara, DIM

SARI

Lokasi daerah penyelidikan endapan bitumen padat terletak di sekitar hilir Sungai Bengalun, masuk
kedalam Kecamatan Bengalun dan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Luas daerah
penyelidikan sekitar 756 Km2 dengan koordinat antara 00 30’ 00” sampai 00 45’ 00” LU dan 1170 25’ 00” sampai
1170 40’ 00” BT.
Stratigrafi dari formasi batuan yang ada di daerah penyelidikan terdiri dari Formasi Pulaubalang,
Maluwi, Balikpapan, Menumbar dan Formasi Kampungbaru. Endapan serpih bitumen sebagian besar
tersingkap pada Formasi Balikpapan yang menempati sekitar 50% daerah penyelidikan, sedangkan sebagian
kecil tersingkap pada Formasi Maluwi dan Formasi Kampungbaru.
Endapan serpih bitumen umumnya berwarna abu-abu tua kehitaman, berlapis, agak pejal, karbonan,
yang diendapkan sebagai overburden ataupun interburden dari endapan batulempung dan batubara. Ketebalan
dari singkapan serpih bitumen berkisar dari 1meter sampai 4 meter, tersebar secara melingkar di sekitar
struktur kubah yang dikenal sebagai Pinang dome.
Hasil analisis petrography organik menunjukkan bahwa kandungan batuan serpih ini didominasi oleh
maceral vitrinit dari tumbuhan berkayu dan mempunyai angka reflektan rata-rata berkisar dari 0,33% sampai
0,57%, yang berarti bahwa endapan serpih bitumen ini dibeberapa tempat telah mengalami kematangan
(maturity).
Hasil analisis bakar menunjukkan bahwa kandungan minyak yang terdapat dalam batuan serpih
tersebut sangat bervariasi yaitu berkisar dari 5 Liter sampai 30 Liter minyak per 1 Ton batuan, bahkan
dibeberapa tempat kandungan minyak tersebut tidak terdeteksi, hal tersebut disebabkan oleh karena
kematangan (maturity) minyak didaerah penyelidikan tersebut tidak merata.
Sumberdaya endapan serpih bitumen dihitung sampai kedalaman 50 meter, sedangkan sebaran kearah
jurus dihitung sepanjang 1Km dari sebelah menyebelah singkapan batuan serpih yang diketemukan. Dengan
berat jenis batuan rata-rata 2,15 maka sumberdaya serpih bitumen ini dikatagorikan tereka dan berjumlah lebih
dari 30 Juta Ton.

dan Kampungbaru diperkirakan juga mengandung


PENDAHULUAN. endapan bitumen
Maksud dan Tujuan.
Maksud dan tujuan Survey pendahuluan Lokasi Daerah Penyelidikan.
mengenai endapan bitumen padat di wilayah Daerah penyelidikan terletak di sekitar
Kabupaten Kutai Timur, yaitu selain untuk daerah hilir Sungai Bengalun, tepatnya yaitu
penyusunan data base mineral dan penambahan terletak diantara Sungai bengalun dan Sungai
informasi mengenai keanekaragaman bahan galian Sangatta, yang secara administratip, lokasi daerah
yang terdapat di daerah tersebut, juga bertujuan untuk penyelidikan termasuk kedalam wilayah
menggali potensi bahan energi yang mungkin dapat Kecamatan Bengalun bagian selatan dan
ditemukan dalam rangka diversifikasi enrgi yang Kecamatan Sangatta bagian utara, Kabupaten Kutai
dapat dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan Timur, Provinsi Kalimantan Timur ( gambar 1 ).
perekonomian, perolehan devisa daerah setempat. Luas daerah penyelidikan sekitar 756 Km2
Melihat adanya sebaran batuan dari Formasi (27,5 Km Panjang x 27,5 Km Lebar), yang secara
Balikpapan yang cukup luas pada peta Geologi lembar geografi daerah penyelidikan dibatasi oleh
Sangata, yang umumnya berupa endapan batulempung Koordinat 0030’ sampai 0045’ Lintang Utara dan
menyerpih, napalan dan sebagian batubaraan, yang 117025’ sampai 117040’ Bujur Timur.
diendapkan dalam lingkungan Delta, Lagun sampai Daerah penyelidikan dapat ditempuh
laut dangkal, maka diduga formasi batuan ini dengan menggunakan kendaraan bermotor, dari
mengandung endapan bitumen padat, oleh karena itu Kota Samarinda ke arah Utara menuju Kota
perlu adanya penyelidikan pendahuluan untuk Sangata, yang kemudian menuju lokasi singkapan
mengetahui kualitas kadar kandungan minyaknya serta batuan serpih yang berjarak tempuh sekitar 10 Km
kuantitas dari endapan bitumen padat yang ada di sampai 40 Km ke arah Utara dari daerah Sangata.
daerah tersebut. Pada Formasi Pulaubalang Pada umumnya singkapan - singkapan batuan
serpih tersebut dapat dijumpai pada tebing sungai
dan tebing jalan yang terjal.

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BITUMEN PADAT – BENGALUN
GEOLOGI UMUM bermeander. Umumnya dimanfaatkan sebagai
Cekungan Kutai, telah terbentuk sebelum pemukiman penduduk, dan mempunyai ketinggian
Eosen Atas. Pada Eosen - Oligosen Bawah terjadi antara 2 meter sampai 25 meter dari permukaan air
penurunan cekungan sehingga menyebabkan laut, yang umumnya didominasi oleh batuan
berlangsungnya endapan genang laut dari arah timur aluvial.
ke barat dan selatan, maka terbentuklah endapan Satuan morfologi perbukitan
batuan-batuan sedimen dari Formasi Mangkupa, bergelombang, umumnya terdapat pada bagian
Kedango, Maau dan Formasi Lembak, yang barat, baratlaut, baratdaya, timur dan pada bagian
diendapkan dalam lingkungan laut transisi hingga laut tenggara daerah penyelidikan, yang menyebar
dalam, sedangkan ditempat lain terbentuk batuan hampir berarah utara – selatan, dengan pola aliran
karbonat paparan dari Formasi Tabalar. sungai yang dendritik, menempati sekitar 50%
Pada akhir Oligosen, terjadilah Orogenesa daerah penyelidikan, umumnya berupa hutan,
yang menyebabkan wilayah Paparan Sunda semak belukar, tidak dihuni oleh penduduk,
mengalami pengangkatan sehingga menimbulkan sebagian dimafaatkan sebagai ladang serta kebun,
Tinggian Kucing dan Swaner, maka terbentuklah mempunyai ketinggian berkisar dari 25 meter
suatu ketidakselarasan dan endapan batuan sedimen sampai 200 meter dari permukaan laut. Dilapangan
susut laut pada bagian selatan Bengalun yang umumnya didominasi batuan-batuan sedimen dari
umumnya diendapkan dalam lingkungan Delta sampai Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung baru.
Neritik , sedangkan pada bagian utara Bengalun Satuan morfologi perbukitan memanjang,
sampai Mangkupa masih terjadi rumpang sedimentasi. umumnya terdapat pada bagian tengah daerah
Sedimentasi endapan delta pada bagian penyelidikan yang menyebar hampir berarah utara-
selatan berlangsung secara terus menerus dari Miosen selatan dan radial, dengan pola aliran sungainya
Bawah sampai Plio-Plistosen, dengan pembentukan yang menyebar. Menempati sekitar 30% daerah
endapan delta sampai pada puncaknya hingga Miosen penyelidikan, umumnya berupa hutan lebat dan
Atas sampai Pliosen. Batuan sedimen endapan delta tidak dihuni oleh penduduk, mempunyai
yang tertua adalah Formasi Pemaluan, kemudian kjetinggian berkisar dari 200 meter sampai 350
diikuti oleh Formasi Pulaubalang, Balikpapan dan meter dari permukaan laut. Dilapangan umumnya
Formasi Kampungbaru. merupakan perbukitan pegunungan yang
Perkembangan sedimentasi batuan pada didominasi oleh batuan sedimen dari Formasi
Miosen Tengah sampai Plio-plistosen pada belahan Maluwi dan sebagian Formasi Balikpapan .
utara yaitu di daerah Bengalun bagian utara, Stratigrafi, formasi batuan yang terdapat
Sangkulirang dan Semenanjung Mangkaliat, berbeda di daerah penyelidikan, disusun berdasarkan urutan
fasiesnya dan sumbernya dengan sedimentasi batuan umur batuan, yang mana formasi batuan tertua yang
yang terdapat di daerah Bengalun bagian selatan. tersingkap di daerah peyelidikan yaitu diawali
Batuan sedimen yang menempati daerah Bengalun dengan diendapkannya Formasi Pulaubalang yang
bagian utara terdiri dari Formasi Maluwi, seterusnya akan diikuti dengan diendapkannya
Tendehhantu, Menumbar dan Formasi Golok, Formasi Maluwi, Balikpapan, Menumbar, dan
sedangkan didaerah penyelidikan yang secara Kampungbaru, kemudian diendapkan aluvial yang
stratigrafi hanya tersingkap Formasi Pulaubalang, selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut ( tabel 1
Maluwi, Balikpapan, Menumbar dan Formasi ).
Kampungbaru, hal ini terlihat jelas dari sekema Formasi Pulaubalang, merupakan satuan
gambaran hasil seismik pada batuan sedimen yang batuan tertua yang tersingkap sekitar 5% pada
berumur Miosen sampai Pliosen yang terdapat bagian baratlaut dan baratdaya daerah penyelidikan.
disekitar daerah penyelidikan, yang mana lingkungan Berumur Miosen Awal sampai Miosen Tengah dan
pengendapan disekitar daerah penyelidikan, yaitu diendapkan dalam lingkungan Prodelta. Satuan
disekitar sungai Bengalun adalah lingkungan batuan ini dicirikan oleh endapan-endapan batuan
pengendapan transisional, yaitu antara endapan deltaik klastika, yaitu merupakan perselingan batupasir
dan marin. dengan batulempung,dan batulanau, setempat
terdapat sisipan lignit, batugamping dan
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN batugamping pasiran. Dibeberapa tempat terdapat
Morfologi, berdasarkan geomorfologi, maka tebaran batugamping terumbu.
bentang alam di daerah penyelidikan umumnya dapat Formasi Maluwi, tersingkap sekitar 10%
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) satuan yaitu : pada bagian tengah daerah penyelidikan, yang
1. Satuan morfologi pedataran sebagian besar umumnya tersingkap di daerah
2. Satuan morfologi perbukitan bergelombang Bengalun. Kedudukan satuan batuan tersebut yaitu
3. Satuan morfologi perbukitan memanjang setara dengan satuan batuan dari Formasi
Satuan morfologi pedataran, umumnya Pulaubalang, akan tetapi berbeda fasies dan sumber
terdapat pada bagian selatan dan utara daerah sedimentasinya, berumur Miosen Tengah bagian
penyelidikan, yaitu disekitar kota Sangatta dan bawah, yang diendapkan dalam lingkungan Paralik
Bengalun, menempati sekitar 20% daerah sampai Lagun. Satuan batuan ini terdiri dari
penyelidikan, yang menyebar hampir berarah barat – endapan batulempung, batulempung pasiran dengan
timur dan searah dengan arah aliran sungai Sangatta sisipan napal, serpih kelabu, serpih pasiran dan
dan sungai Bengalun dengan pola aliran sungai yang sedikit karbonan. Kearah atas satuan batuan ini
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BITUMEN PADAT – BENGALUN
berangsur menjadi batugamping dengan sisipan napal mengelilingi suatu struktur kubah, yang , dikenal
dan batulempung kelabu kecokelatan, banyak sebagai Pinang Dome, yang mana pada bagian
ditemukan konkresi lempung gampingan yang kaya tengah dari kubah tersebut tidak bisa diselidiki
akan fosil. karena merupakan lokasi penambangan batubara
Formasi Balikpapan, sebagian besar aktip dari PT. Kaltim Prima Coal, oleh karena itu
tersingkap sekitar 50% di daerah penyelidikan, penyelidikan hanya dilakukan pada batas bagian
diendapkan secara selaras diatas Formasi Pulaubalang, luar dari area penambangan yang ditempati oleh
berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir dengan sebaran Formasi Maluwi, Balikpapan dan Formasi
lingkungan pengendapan muka delta. Satuan batuan Kampungbaru. Sebagian besar endapan serpih
ini terdiri dari pasir lepas, lempung, lanau, tufa dan bitumen ditemukan pada Formasi Balikpapan dan
batubara. Terdapat struktur sedimen silang siur dan sebagian kecil ditemukan pada Formasi Maluwi
perairan. Setempat mengandung batubara, lempung dan Formasi Kampungbaru, sedangkan pada
kelabu yang mengandung muskovit, bitumen dan Formasi Pulaubalang dan Formasi Menumbar di
oksida besi. daerah penyelidikan tidak dijumpai adanya
Formasi Menumbar, tersingkap sekitar 5% di singkapan serpih bitumen (gambar 2).
bagian timurlaut daerah penyelidikan, yang umumnya Endapan serpih bitumen tersebut
tersingkap pada bagian utara daerah Bengalun. umumnya berwarna abu-abu tua kehitaman,
Kedudukan satuan batuan tersebut yaitu setara dengan berlapis, agak pejal, karbonan, diendapkan sebagai
satuan batuan dari Formasi Balikpapan dan overburden ataupun interburden dari endapan
diendapkan secara selaras diatas Formasi Maluwi, batulempung dan batubara, dengan sebaran yang
akan tetapi berbeda fasies dan sumber sedimentasinya, diperkirakan kurang menerus, karena model
berumur Miosen Tengah bagian atas sampai Miosen endapan batuan serpih tersebut berbentuk lensa-
Akhir bagian bawah, yang diendapkan dalam lensa yang diendapkan dalam lingkungan delta.
lingkungan Neritik luar - dalam. Bagian bawah satuan Sumberdaya endapan serpih bitumen di
batuan ini terdiri dari perselingan batulumpur daerah penyelidikan dihitung berdasarkan jumlah
gampingan dengan batugamping, sedangkan pada 30 lokasi singkapan batuan serpih yang telah
bagian atas berupa batupasir masif glauconitan dan ditemukan di lapangan, yang mana ketebalan
batulumpur kelabu berforam. endapan serpih tersebut berkisar dari 1 meter
Formasi Kampungbaru, tersingkap sekitar sampai 4 meter dan mempunyai kemiringan lapisan
10% di bagian timur daerah penyelidikan, diendapkan berkisar dari 150 sampai 300, dengan berat jenis
secara selaras diatas Formasi Balikpapan, berumur batuan rata-rata sekitar 2,15. Karena batuan serpih
Miosen Akhir sampai Plio Plistosen dan diendapkan di daerah peyelidikan diendapkan dalam
dalam lingkungan delta sampai laut dangkal. Satuan lingkungan delta, dan diperkirakan model sebaran
batuan formasi ini terdiri dari lempung pasiran, dari endapan serpih ini berbentuk lensa-lensa, serta
batupasir dengan sisipan batubara dan tufa, setempat mengingat kondisi struktur geologi yang sederhana,
mengandung lapisan tipis oksida besi dan limonit, maka sebaran endapan serpih ke arah jurus (strike)
tebal lapisan diperkirakan sekitar 500 meter sampai diperkirakan menerus sampai 1 Km ke arah sebelah
800 meter. menyebelah lokasi singkapan, sedangkan sebaran
Emdapan Aluvium, tersingkap sekitar 20% endapan serpih ke arah kemiringan (down dip)
yang terletak pada bagian timur, utara dan selatan dihitung sampai kedalaman 50 meter. Oleh karena
daerah penyelidikan, pada umumnya menutupi secara itu perhitungan sumberdaya endapan serpih
tidak selaras dari formasi-formasi batuan sedimen bitumen tersebut dikatagorikan Tereka, hal ini telah
yang lebih tua. Satuan endapan batuan ini berumur mengadopsi tentang klasifikasi sumberdaya
Holosen terdiri dari endapan lempung dan lanau, pasir batubara, karena endapan serpih bitumen di daerah
dan kerikil yang merupakan endapan sungai dan penyelidikan tersebut berasosiasi dengan lapisan
pantai. batubara.
Struktur Geologi, secara umum struktur Rumus perhitungan sumberdaya setiap
geologi yang terdapat di daerah penyelidikan yaitu singkapan lapisan adalah sebagai berikut :
sangat sederhana, hanya berupa perlipatan berupa Sumberdaya tiap lapisan = Ls x Ld x t x SG
siklin dan antiklin yang berbentuk leter S, dengan Ls = Panjang sebaran lapisan serpih
sumbu lipatan yang berarah hampir utara-selatan, kearah jurus (strike)
setempat dijumpai struktur kubah. Secara global Ld = Panjang sebaran lapisan serpih ke
tektonik yang terjadi di daerah tersebut pada Plio arah kemiringan (down dip)
Plistosen mengakibatkan terjadinya ketidakselarasan t = Tebal lapisan, dan SG adalah berat
dan pengaktipan kembali struktur geologi yang sudah jenis batuan.
terbentuk sebelumnya (gambar 2). Maka Sumberdaya Tereka endapan serpih
bitumen yang terdapat di daerah penyelidikan
ENDAPAN SERPIH BITUMEN. adalah Total dari sumberdaya tiap lapisan, yaitu
Potensi endapan serpih bitumen di daerah telah dihitung lebih dari 30 juta Ton.
penyelidikan tersebut, berdasarkan pengamatan data Hasil analisis petrography organik dari 8
sekunder dan data primer di lapangan, maka sebaran contoh (tabel 2) batuan serpih menunjukkan bahwa
dari 30 lokasi singkapan serpih bitumen tersebut kandungan batuan serpih ini didominasi oleh
lokasinya cukup menyebar dengan pola melingkar maceral vitrinit dari tumbuhan berkayu yang bersfat
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BITUMEN PADAT – BENGALUN
humic. Dari pengamatan reflektan maceral vitrinit KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan angka reflektan rata-rata berkisar dari 1. Formasi batuan di daerah penyelidikan,
0,33% sampai 0,57%, dengan pengukuran reflektan yang mengandung endapan bitumen padat
terendah yaitu 0, 27% sedangkan yang tertinggi yaitu yaitu sebagian besar terdapat pada Formasi
0,66%, maka endapan serpih bitumen ini dibeberapa Balikpapan dan sebagian kecil terdapat
tempat telah mengalami kematangan (maturity), yang pada Formasi Kampung baru dan Formasi
berarti bahwa dibeberapa tempat kandungan minyak Maluwi.
yang terdapat dalam endapan serpih bitumen telah 2. Secara megaskopis, endapan serpih
mengalami pemindahan atau penguapan, sebab bitumen umumnya berwarna abu-abu tua
ambang batas kematangan minyak dalam batuan bila sampai kehitaman, berlapis, agak pejal,
angka reflektannya 0,50%(oil window). karbonan, dibeberapa tempat batubaraan,
Hasil analisis bakar dari 8 contoh batuan sebagian bila dibakar bau menyengat
serpih (tabel 3), menunjukkan bahwa kadar kandungan seperti aroma aspal terbakar.
minyak yang terdapat dalam batuan serpih di daerah 4. Endapan serpih bitumen yang ada di
penyelidikan tersebut sangat bervariasi yaitu berkisar daerah penyelidikan diendapkan sebagai
dari 5 Liter sampai 30 Liter minyak per 1 Ton batuan, overburden atau interburden lapisan
bahkan dibeberapa tempat (contoh) kandungan batulempung dan batubara dalam
minyak tersebut tidak terdeteksi, hal tersebut lingkungan pengendapan sekitar delta,
disebabkan oleh karena kematangan (maturity) batuan dengan bentuk endapan berupa lensa –
serpih didaerah penyelidikan tersebut tidak merata, lensa yang sifatnya tidak menerus.
sehingga kandungan minyak yang terdapat dalam 5. Sumberdaya Tereka endapan serpih
endapan serpih bitumen sebagian telah berkurang. bitumen di daerah penyelidikan
diperkirakan lebih besar dari 30 juta Ton,
PROSPEK PEMANFAATAN DAN dengan kandungan minyak secara
PENGEMBANGAN kualitatif berkisar dari 5 sampai 30 Liter
Prospek pemanfaatan dan pengembangan minyak per Ton batuan, meskipun
bahan galian bitumen padat tersebut sangat penting dibeberapa tempat tidak teridentifikasi.
sebab dalam kondisi adanya krisis energi minyak bumi 6. Hasil analisis petrography organik, sebagian
di Indonesia, perlu digalakkan usaha eksplorasi bahan besar dari maceral didominasi oleh vitrinit
galian mineral yang erat hubungannya dengan jenis endapan humic dengan reflektan rata-
pemanfaatan energi, mengingat harga minyak bumi rata maceral vitrinit berkisar dari 0,33%
dunia semakin mahal, dan Indonesia sudah merupakan sampai 0,57%, maka dibeberapa tempat
negara pengimport bahan bakar minyak, maka sesuai dari endapan serpih bitumen tersebut telah
dengan anjuran pemerintah, bahwa perlu adanya matang (maturity) dan diperkirakan
penggunaan atau pemanfaatan energi lain selain kandungan minyaknya dibeberapa tempat
minyak bumi (diversifikasi energi). Oleh karena itu telah mengalami penguapan atau migrasi.
dengan adanya sumberdaya endapan bitumen yang
berupa endapan serpih karbonan tersebut, Saran – saran.
seterusnyanya perlu ditidaklanjuti penanganannya, 1. Dari hasil penyelidikan lapangan, pada
baik mengenai eksplorasi lanjutan maupun Formasi Balikpapan banyak dijumpai
eksploitasinya, guna memperoleh hasil yang sangat adanya endapan serpih bitumen, maka
optomal. perlu adanya penyelidikan lebih lanjut
Untuk pengembangan dan peningkatan disertai dengan kegiatan pemboran
mengenai kelas sumberdaya terukur akan endapan permukaan (out crop drilling) guna
serpih bitumen tersebut perlu adanya kegiatan lanjutan mengetahui sebaran endapan serpih
dengan melakukan pemboran uji (out crop drilling) bitumen secara vertikal maupun
guna mengetahui ketebalan dan pelamparan endapan horisontal.
kearah jurus (strike) dan kearah kemiringan (down 2. Dalam hal konservasi akan bahan galian
dip) secara pasti. Pengembangan penyelidikan tersebut, maka kepada para penambang
selanjutnya sebaiknya diutamakan pada endapan – batubara yang ada di daerah tersebut
endapan serpih yang terdapat pada Formasi sebaiknya menyimpan overburden
Balikpapan atau yang setara dengan Formasi maupun interburden yang berupa serpih
Balikpapan, yaitu Formasi Menumbar yang terletak di bitumen pada suatu tempat tertentu,
sebelah utara daerah penyelidikan. karena nantinya akan dapat dimanfaatkan.

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BITUMEN PADAT – BENGALUN
DAFTAR PUSTAKA.
1. Eddy R. Sumaatmadja.; 2002, Inventarisasi Batubara Bersistim Daerah Bontang dan Sekitarnya, Kab.
Kutai Timur, Prov. Kalimantan Timur. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
2. Hutton A.C.; A.J. Kantsler; A.C. Cook; 1980, Organic Matter in Oil Shale, APEA, Jurnal Vol 20.
3. Mark P.; Stratigraphic Lexicon of Indonesia, Publikasi Keilmuan Seri Geologi, Pusat Jawatan Geologi,
Bandung.
4. Sukardi, N. Sikumbang dkk, 1995, Peta Geologi Lembar Sangata, Kalimantan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
5. Teh Fu Yen and George V. Chilingarian.;1976, Introduction to Oil Shale, Developments in Petroleum Science
Vol 5, Amsterdam.
6. Untung Triono, Eddy R. Sumaatmadja, 2000, Penyelidikan Endapan Serpih Bitumen Daerah Sepaso,
Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung.

DAERAH PENYELIDIKAN

Gambar 1. Lokasi Daerah Penyelidikan di Kabupaten Kutai Timur.

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BITUMEN PADAT – BENGALUN
Gambar 2. Peta Geologi dan Formasi batuan di Daerah Penyelidikan

Tabel 1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan Sekitar S. Bengalun, Kab. Kutai Timur.


Zaman Kala Formasi Keterangan Endapan
Kuarter Holosen Qal Aluvium: Lempung, lanau, pasir, kerikil. Sungai
Plistosen
Fm. Kampungbaru: Lempung pasiran sisipan
Pliosen Tmpk Delta
batubara, tufa, mengandung oksida besi &
T limonit
M
E Akhir Tmbp Fm. Balikpapan: Pasir, lanau, tufa, batubara dan Muka
I lempung mengandung bitumen. delta
R
O Tmme
S Fm. Menumbar: Perselingan batulumpur Neritik
dengan batugamping dan batupasir masif. luar
S Tengah
I Tmma
Fm. Maluwi: Batulempung pasiran, serpih Paralik-
E kelabu karbonan, dan batugamping sisipan napal lagun
E
N Tmpb
R
Awal Fm. Pulaubalang: Perselingan batupasir batu Prodelta
lanau dan batulempung sisipan lignit & terumbu.

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BITUMEN PADAT – BENGALUN
Tabel 2. Hasil Analisis Petrography Organik Endapan Serpih Bitumen
No Code Code Jenis Kisaran Reflektan Keterangan
Contoh Labo Batuan Reflektan Rata2
1. BNG. 01 D-35 BtLp 0,49-0,62 0,55 Kuti & spor rar; DOM abd;
Vit abd, Iner spr, Lip rar;
Obs com, Prt spr.
2. BNG. 04 D-37 BtLp 0,26-0,44 0,35 Kuti spr; DOM com; Vit
com, Iner spr, Lip rar; Obs
com, Prt rar.
3. BNG. 11 D-40 BtLp 0,40-0,55 0,48 Lipto rar; DOM abd; Vit
abd, Iner spr, Lip rar; Obs
abd, Prt rar.
4. BNG. 16 D-43 BtLn 0,42-0,56 0,49 Kuti & Lipto rar; DOM
com; Vit com, Iner spr, Lip
rar; Obs spr, Prt abd.
5. BNG. 17 D-44 BtLp 0,26-0,43 0,36 Kuti & Spor spr, Lipto rar;
DOM abd; Vit abd, Lip spr,
Iner rar; Obs abd, Prt com.
6. BNG. 18 D-45 BtLp 0,27-0,40 0,33 Kuti & Resn rar; DOM com;
Vit com, Lip &, Iner rar;
Obs spr, Prt abd.
7. BNG. 20 D-46 BtLp 0,45-0,64 0,53 Kuti spr, Spor rar, Lipto rar;
DOM abd; Vit abd, Lip &
Iner spr; Obs com, Prt mjr.
8. BNG. 29 D-50 BtLp 0,51-0,66 0,57 Kuti & Spor rar; DOM abd;
Vit abd, Lip rar, Iner spr;
Obs com, Prt abd.
Rar : Rare ( < 0,1% organic matter )
Spr : Sparse ( 0,1-0,49% organic matter )
Com : Common ( 0,5-1,99% organic matter )
Abd : Abundant ( 2,0-9,99% organic matter )
Mjr : Major ( 10,0-49,99% organic matter )

Tabel 3. Hasil Analisis Bakar ( Retort ) Endapan Serpih Bitumen


Kandungan Kandungan
Code Contoh Air Minyak
No Specivic Gravity
Batuan / Lab. (lt/Ton) (lt/Ton)
Batuan Minyak
1. BNG. 01/D-35 2,83 - 150 5
2. BNG. 04/D-37 1,91 - 130 tt
3. BNG. 11/D-40 2,09 - 120 30
4. BNG. 16/D-43 2,05 - 80 tt
5. BNG. 17/D-44 2,01 - 150 10
6. BNG. 18/D-45 2,06 - 40 tt
7. BNG. 20/D-46 2,30 - 140 10
8. BNG. 29/D-50 2,20 - 100 15
tt = Tidak terdeteksi

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BITUMEN PADAT – BENGALUN

Anda mungkin juga menyukai