Anda di halaman 1dari 6

[Volume 1, Hutan Rembulan]

Chapter 1 : ‘Menyerah’, kata ini tidak pernah ada didalam kamusku!

Klub E-Sport Canglan, Ruang Makan.

Kapten Li Cangyu sedang duduk di meja makan untuk makan malam. Dia sudah gemar memakan ikan
sejak dia masih kecil. Hari ini, ikan rebus yang dibuat oleh koki kafetaria sangatlah segar dan enak. Li
Cangyu menyelesaikan makanannya yang berada di atas piring. Pria ini terlihat serius dan tulus saat
berkerja dan hanya akan menunjukkan wajah rileksnya saat makan.

Wakil Kapten Bai Xuan lewat dengan piring makan malamnya. Waktu dia melihat Li Cangyu sedang
makan ikan, dia tersenyum dan berkata, “kapten, ayo pergi ke ruang latihan. Manajer ingin
menyampaikan sebuah pesan untukmu.”

Li Cangyu membuat gerakan persetujuan dan dengan cepat memakan ikan rebus yang ada di
hadapannya.

Dia sangat ahli dalam memakan ikan. Dia akan memakannya dengan ‘sangat bersih’ bahkan sampai
tulangnya benar-benar tidak ada daging yang tertinggal. Para anggota tim sering bercanda dengan
mengatainya, “apa kau se-ekor kucing?”

Sebenarnya, ID gamenya adalah ‘Old Cat’ jadi para penggemarnya memanggilanya Dewa Kucing.

Tiga hari yang lalu, liga professional wulin season ke 16 telah resmi ditutup. Dan lagi-lagi tim Canglan
tidak berhasil membawa tropi kemenangan.

Akhir-akhir ini, performa tim Canglan telah menurun. Mereka berkerja keras selama setengah tahun
tanpa hasil yang memuaskan, hal ini membuat anggota tim merasa tidak senang. Kapten Li Cangyu
terlihat tenang tetapi dia bisa menebak pasti ada hal atau kabar yang tidak bagus jika manajer mencari
wakil kapten.

Akan tetapi, dia adalah seorang kapten dan dia tidak bisa bersembunyi dari masalah ini.

Li Cangyu menyeka mulutnya, merapikan bekas makanannya dan kembali menuju ke ruang latihan.

Beberapa anggota tim tidak menyalakan komputernya dan justru saling mengobrol. Saat mereka melihat
Li Cangyu datang, sirat rasa malu tergambar di wajah mereka dan mereka menghentikan pembicaraan.
Dengan serentak mereka memanggilnya, “kapten…”

Li Cangyu tersenyum dan berjalan sembari menepuk ringan bahu mereka dengan ringan, “jangan terlalu
berkecil hati. Bersemangat dan bersiaplah untuk season depan.”

Saat Li Cangyu tersenyum, dia menunjukkan giginya yang rapi dan putih. Perawakannya gagah dan
wajahnya juga tampan, Ia tersenyum dengan rasa kepercayaan yang tinggi. Dia memberikan perasaan
yang dapat dipercaya.

Di era pria berwajah cantik ini, pria tampan sepertinya sangatlah jarang.

“tidak akan ada season depan.” Ucap wakil kapten Bai Xuan dengan tiba-tiba, “manajer menyuruhku
untuk memberitahumu, performa tim ini dua tahun terakhir sangat tidak baik. Dia mengalami kerugian
besar dan tidak dapat lagi menunjuang operasi tim. Jadi… dia ingin memberikan gaji kita season ini lalu…
membubarkan tim.”

Kata-kata Bai Xuan sangatlah sulit untuk terucap dan Li Cangyu mendengarkannya dalam diam.

Ini bukanlah pertama kali tim mereka dibubarkan.

Saat ini, terdapat dua game E-Sport yang sangat popular di China. Game tersebut adalah Wulin dan
satunya adalah Miracle. Li Cangyu bukanlah pemain asli wulin. Debutnya yang sesungguhnya ada di
game Miracle, sebuah game online barat 3D yang berskala besar. Saat itu dia masih sangat muda dan
baru saja mendirikan sebuah tim dengan Bai Xuan dan beberapa temannya. Tim tersebut bernama FTD,
sebuah singkatan dari ‘For The Dream’.

Sudah sangat terlihat dari Namanya bahwa tim ini membawa harapan besar bagi para pemula.

Sayangnya, performa dari tim ini tidak baik dan sangatlah mustahil untuk mencapai babak playoff dalam
dua tahun berturut. Pada akhirnya, Tim FTD dibubarkan karena kekurangan sponsor.

Saat itu, Li Cangyu berumur 20 tahun. Karena fakta bahwa pemain berumur 20 tahun dianggap memiliki
kinerja yang menurun, dia tidak bisa pergi dengan begitu saja. Setelah tim dibubarkan, dia menolak
beberapa tawaran untuk masuk tim-tim besar terkenal. Dia dan beberapa temannya justru berpindah ke
game lain yang bernama ‘Wulin’.

Saat dia meninggalkan ‘miracle’ dan berpindah ke ‘wulin’, dia benar-benar berada dalam tekanan yang
besar. Para pemain Miracle menganggapnya melarikan diri sedangkan para pemain Wulin
menganggapnya pemain luar yang menyebalkan.

Dia terhimpit di tengah tengah permasalahan, tanpa memihak sisi manapun.

Akan tetapi, tujuan Li Cangyu sangatlah sederhana. Dia ingin memenangkan sebuah tropi Bersama
teman-temannya.

Pada lingkar game domestik, semua orang berpikir bahwa dia akan berhenti bermain game. Akan tetapi
dia tetap kukuh. Dia menggertakkan giginya dan membuat tim baru bernama Canglan. Dia memasuki
Liga professional Wulin dan berhasil masuk ke perempat final di babak playoff.

Sayangnya, mereka hanya mampu berhenti di babak perempat final saja.

Para pesaing di babak liga professional sangatlah tinggi. Meskipun Li Cangyu dan Bai Xuan berada di
Canglan, para pemain tim yang lain tidak memiliki level yang menyetarai mereka. Secara merata,
kemampuan tim Canglan masihlah kurang dan sangat mustahil untuk membandingkan tim Canglan
dengan para tim papan atas yang lain.

Pada 3 sesason berturut, tim Canglan kalah di ronde pertama pada babak playoff dan tropi yang mereka
inginkan kembali hilang.

Meskipun tropi yang mereka inginkan terlihat sangat dekat, tetapi juga terasa jauh.

Li Cangyu merasa apabila dia berkerja keras, dia pasti akan mampu menyentuh tropi yang dia inginkan
tersebut. Akan tetapi sampai sekarang, hanya sebuah penyesalan yang ia dapat.
Hari ini, sekali lagi dia mendengar ‘tim dibubarkan’ dari mulut Bai Xuan. Suasana hati Li Cangyu lebih
tenang dari pada yang dibayangkan anggota tim. Dia hanya diam selama beberapa detik sebelum dia
bertanya, “bagaimana dengan keadaan para anggota tim, apa manajer mengatakannya?”

“manajer bilang, siapapun anggota yang ingin tetap melanjutkan bermain game maka bisa menunggu
undangan dari tim lain jika ada yang mau menerima mereka. Sedangkan untuk mereka yang tidak ingin
melanjutkan bermain game, manajer akan membantu mereka untuk mencari pekerjaan.” Bai Xuan
perlahan menirukan perkataan manajer.

Li Cangyu mengangguk. Manajer telah melakukan usaha terbaiknya dengan ini. Li Cangyu sebenarnya
sudah sangat berterimakasih karena sang manajer mau membantu permasalahan timnya setelah
dibubarkan. Lagipula, dia adalah seorang pembisnis dan bukan seorang dermawan. Dia sudah cukup
banyak kehilangan uang dalam dua tahun berturut-turut, bagaimana bisa dia kehilangan uang lagi?

Orang yang harus disalahkan adalah anggota tim karena tidak memiliki kekuatan yang cukup dalam
bertahan. Tanpa tropi, maka tidak akan ada hadiah uang. Peringkat tim tidak akan naik, iklan dan
penyokong mereka akan berkurang, dan investasi operasional tim juga akan berkurang.

Li Cangyu tidak bisa menyalahkan manajer karena membuat keputusan ini. Li Cangyu adalah orang yang
realistis. Tim ini adalah tim yang telah dia buat dan sekarang telah mencapai titik akhir untuk
menyelesaikannya.

Setelah keheningan sesaat, Li Cangyu dengan tenang memandangi anggota tim yang lain. Dia berkata
dengan suara yang lirih, “sudah beberapa tahun kita telah mendirikan tim ini Bersama. Aku tidak mampu
memimpin kalian untuk membawa tropi seperti yang kalian inginkan. Ini adalah kesalahanku sebagai
kapten yang tidak becus.”

“sekarang tim dibubarkan lagi. Aku tidak ingin memaksa kalian untuk tetap tinggal. Kalau kalian ingin
tetap bermain, kalian bisa mencoba untuk pindah ke tim lain. Kalau kalian Lelah bermain game dan ingin
berubah, aku akan membantu kalian mencari pekerjaan yang lain.”

“teman-teman, kali ini kita akan benar-benar berpisah. Aku hanya berharap kalian tidak menyesali
pengalaman bermain denganku selama tahun-tahun ini.”

Kata-kata kapten terlihat sangat tenang tetapi di setiap kata-katanya terselip sebuah perasaan yang
berat. Beberapa anggota tim tidak mampu menahan air mata mereka.

Kapten mereka telah bermain game sejak berumur 17 tahun. Walaupun dia maju selangkah demi
selangkah, dia tidak mendapatkan hasil apapun. Meskipun begitu, hari-hari saat mereka berkerja keras
Bersama adalah kenangan yang patut untuk selamanya diingat.

Li Cangyu adalah kapten yang baik, ini adalah isi hati dari seluruh anggota tim.

Selama liga Miracle, Li Cangyu sangat jarang kalah dalam babak single. Dia memiliki kecepan tangan
sekitar 600 APM dan ini sudah menembus pemain level dunia. Saat dia bermain sebagai summoner, dia
menduduki peringkat pertama dalam waktu yang lama. Beberapa pemain tingkat atas dari tim
terkenalpun banyak yang iri dengannya.
Untuk seseorang selevel Li Cangyu, seharusnya dia memiliki perkembangan yang bagus. Tetapi karena ia
tidak bisa menyerah demi teman-teman baiknya, dia tetap bersikukuh untuk tinggal di tim yang lemah.
Li Cangyu adalah pria yang sangat loyal dan setia terhadap teman-temannya.

Sekarang tim mereka akan dibubarkan, dia masih juga ingin membantu mereka untuk mencari
pekerjaan. Dengan kapten seperti ini, bahkan dengan hasil yang tidak memuaskan pun tidak ada
sedikitpun rasa penyesalan dalam hati para anggota tim.

Li Cangyu bisa melihat rasa depresi di mata para anggota tim dan dia mengulur tangannya, memeluk
beberapa anggota tim. Dia berkata, “jangan depresi. Sudah pasti akan ada jalan lain meskipun kalian
tidak menjadi pemain e-sport lagi. Terlebih lagi, kita semua tetaplah teman!”

Para anggota grup mendengarkannya dan tidak mampu melepaskan rasa keluh mereka. Para pria di
grup tersebut menggantungkan kepala mereka dengan ekspresi seperti saat ada di pemakaman,
bukankah hal ini akan sangat memalukan kalau terlihat oleh orang luar? Mereka mungkin bisa kalah
dalam game tetapi mereka tidak boleh kalah dalam keteguhan.

“kapten benar! Dibubarkan biar saja dibubarkan! Kita semua masihlah teman!”

“ayo kita keluar dan minum Bersama!” (TL: minum = mabuk)

“kita akan berkerja sama untuk mengalahkan kapten!”

Sekelompok pria tersebut pergi ke restaurant dan memesan ruangan privat. Acara ini adalah acara
makan Bersama terakhir mereka, sudah pasti mereka akan mabuk-mabukan. Li Cangyu memiliki
toleransi yang tinggi terhadap alcohol dan tetap sadar meskipun meminum banyak bir Bersama mereka.
Sedangkan wakil kapten Bai Xuan tidak menyentuk alcohol sama sekali.

Setelah makan dam minum, Bai Xuan membantu Li Cangyu membawa para anggota yang mabuk
kembali ke kamar mereka. Kedua orang tersebut kembali ke kamar ganda yang berada di ujung koridor.

Di pintu masuk, Bai Xuan menuangkan dua gelas air minum dan memberikan satu gelasnya ke Li Cangyu.
Li cangyu meminumnya dan berkata, “ini tidak seperti pembubaran tim kita yang lalu. Banyak pemain
yang telah mencapai usia pensiun. Aku tidak bisa lagi membentuk tim baru Bersama mereka. Mereka
juga harus mulai memikirkan masa depannya yang akan mendatang. Beberapa orang ingin pergi dan aku
tidak akan menghentikan mereka.”

“aku mengerti.” Bisik Bai Xuan. “mereka memiliki rencana mereka sendiri. Tidak akan ada satupun dari
kami yang akan menyalahkanmu karena membubarkan tim.”

“bagaimana denganmu?” Li Cangyu melihat Bai Xuan balik. “apa yang akan kau lakukan sekarang?”

“aku akan pergi keluar negeri. Aku sudah belajar Bahasa inggris. Kalau aku tidak pergi keluar negeri, aku
akan menjadi translator professional.”

Li Cangyu terlihat terkejut, “kau tidak akan bermain lagi?”

“yah, aku Lelah.” Bai Xuan mengangkat bahu dengan pasrah. “Aku tidak sepertimu. Kau tidak muda lagi.
kau tidak berhenti menyerah?”

Li Cangyu tersenyum. “menyerah, kata-kata ini tidak ada dalam kamusku.”


Bai Xuan melihat pada Li Cangyu. Ekspresinya tetap tenang seperti biasanya.

Ya, pria didepannya ini telah bepengalaman dalam banyak hal buruk. Akan tetapi dia selalu tenang dan
percaya diri tidak peduli apapun kesulitan yang sedang dia hadapi. Bai Xuan percaya bahwa tidak ada
satupun hal yang bisa membuat Li Cangyu mundur dari apa yang telah dia pilih sejak awal.

Sebagai partnernya, Bai Xuan sadar akan level Li Cangyu dalam bermain game. Dia adalah orang yang
benar-benar hebat. Hanya saja dia tidak beruntung dalam mendapatkan tim. Dia tidak menerima tropi
dan tidak bisa menunjukkan levelnya yang sesungguhnya.

Di Wulin maupun di Miracle, pemain individu tidaklah terlalu terkenal. Tim adalah hal terpenting dalam
kompetisi. Kuat secara individual tidak akan berguna jika teman tim tidak mampu mengimbanginya.
Pembubaran tim Canglan sangatlah menyakitkan. Akan tetapi, hal ini merupakan kesempatan baru
untuk Li Cangyu. Dengan ini, mungkin ia bisa menemukan tim yang lebih cocok untuknya.

Bai Xuan sangat yakin dengan ini, ia tidak mampu menahan rasa penasarannya, “karena kau tidak ingin
menyerah, sudah pasti kau akan mencoba masuk tim lain. Dilihat dari situasi saat ini di wulin, cara
bermain mu hanya akan cocok untuk masuk di tim Dragon Song kan?”

“kau benar.” Li Cangyu mengambil ponselnya dan memanggil nomor seseorang di kontaknya.

-Liu Chuan.

Pria ini adalah manajer dari tim dragon song dan juga direktur eksekutif asosiasi e-sport China.

“Dewa Kucing?” panggilan tersebut dengan cepat diterima dan suara lembut pun terdengar. Sudah pasti
orang tersebut tersenyum jika dilihat dari nada suaranya. “ini pertamakalinya kau berinisiatif
meneleponku. Ditengah malam begini tiba-tiba mencariku, apa kau sedang bermain dengan timmu?”

“aku ingin berbicara denganmu, tentang hal yang sangat serius” Ucap Li Cangyu dengan nada serius.
“season 16 baru saja berakhir dan sesi pemindahan akan dimulai, apa kau tertarik untuk menerima
seorang pemain level dewa yang tertelantarkan?”

“…” orang yang berada di sisi telepon sedikit tersedak. Setelah beberapa batukan kecil, dia bertanya
dengan rasa terkejut, “siapa pemain level dewa terlantar yang kau bicarakan itu?”

“aku” Ucap Li Cangyu dengan tenang.

“….” Suasana menghening dalam beberapa detik. Orang yang di seberang telepon berbicara dengan
terburu-buru, “apa kau yakin kau tidak mabuk? Tunggu, aku akan membeli tiket pesawat. Aku akan
menemuimu besok siang.”

Aksi Liu Chuan sangat cepat seperti Li Cangyu. Dengan cepat ia membeli tiket pesawat.

Bai Xuan membuat ekspresi aneh, “kau benar-benar tebal muka untuk mengatakan dirimu sendiri
pemain level dewa”

Li Cangyu tersenyum dan berkata, “apa kau tidak tahu aku baru saja berbicara dengn Liu Chuan? Untuk
menghadapi ketebalan mukanya, aku harus memiliki muka yang lebih tebal darinya. Secara takttik, aku
melawan racun dengan racun.”
“…” apanya yang racun dengan racun? Bai Xuan memutar matanya dan matanya, “apa kau benar-benar
akan pergi ke tim dragon song? Apa kau tidak memikirkan tim lain?”

“ya”. Li Cangyu sudah membuat keputusan sejak lama dan dia berbicara tanpa ragu. “aku memahami Liu
Chuan dan aku percaya padanya”

Merasa kasihan terhadap diri sendiri karena timnya dibubarkan bukanlah gaya Li Cangyu. Dia lebih
memilih untuk mencari intiatif dan kesempatan untuk dirinya.

Jika tim pencari bakat tidak bisa menemukan bakat yang bagus, maka bakat yang bagus akan
menemukan tim terbaik untuknya sendiri.

Bukankah kesempatan akan selalu datang untuk orang yang siap?

Li Cangyu tidak bisa berhenti tersenyum saat memikirkan pertemuannya besok dengan manajer yang tak
tahu malu itu.

Bersambung…

Anda mungkin juga menyukai