Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pernikahan Dini Pada Remaja Di Desa
Cisauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Periode Januari-Mei Tahun 2017

Putri Azzahroh1, Desi Parinata2


1. DIV Kebidanan Universitas Nasional, emeil : Putriazzahroh@gmail.com
2. DIV Kebidanan Universitas Nasional

Abstrak
Data catatan Kantor Urusan Agama Desa Cisauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten pada tahun
2016 jumlah pernikahan sebanyak 511 pasangan, pasangan yang menikah diusia kurang dari 20 tahun
sebanyak 104 pasangan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pernikahan dini pada remaja di Desa Cisauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Periode
Januari-Mei Tahun 2017.Penelitian ini menggunakan metode case control.Penentuan besar sample
menggunakan teknik perbandigan sampel kasus dan kontrol yaitu 1:1.Hasil Penelitian sebagian besar
reponden memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 77,1%, pendidikan rendah 62,6% , keluarga
yang mendukung untuk melakukan pernikahan dini sebesar 54,3%, status ekonomi rendah 75,7% dan
yang berpengaruh daya sumber informasi sebesar 60,0%. Hasil uji chi square menunjukkanP value ≤ 0,05
yang bearti menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan, pendidikan, dukung keluarga, status
ekonomi keluarga, dan sumber informasi dengan pernikahan dini pada remaja. Diharapkan para remaja
agar senantiasa menambah informasi dan menambah pengetahuan tentang dampak pernikahan dini
karena menikah di usia muda akan mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan reproduksi
seperti kematian ibu dan bayi sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Kata Kunci : Kepuasan Pasien, mutu pelayanan

Factors related with early marriage in young human at Cisauk villageTangerang district
Banten Province Periode January – May 2017

Abstract
Abstract. Satisfaction really affects the demand of the patient. Their satisfaction due to hospital’s
service might determine if they will use the service again or not. Defining factor of the satisfaction
of patient. Due to service quality, reliability, responsiveness, guarantee, attention. The objective
of this research is to know the relation and by knowing the forecast of patient satisfaction level
based on dimension of service quality. This research uses analytical descriptive design. The
samples used in this research are patients who gave birth in midwifery room. 91 people are on the
sample. The sampling technique is performed by using population estimation formula . Data used
is the one obtained from the questionnaire filled by some respondents. The result of this research
shows that patient characteristic doesn’t have research parameter of patient satisfaction,
reliability parameter p value 0.002 has a valuable relation, guarantee of p value 0.003 has a
valuable relaation. Attention of p value 0.000 has avaluable relation. Direct evidence p value
0.030 has a valuable relation. Service must be upgraded because it is feared it will affect the
number of patient visitsin the future. Improving midwife competency in accordance with their
duty and function, giving priority to service full of hospitality and patience to patient.

Keywords : Patient Statisfaction, Quality of Service

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan 411


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

PENDAHULUAN perempuan usia 15-19 tahun yang

Indonesia termasuk negara dengan menikah di perkotaan meningkat

persentase pernikahan dini tinggi di menjadi 21%. Sedangkan yang terjadi di

dunia (rangking 37) dan tertinggi kedua pedesaan tentang pernikahan usia muda

di ASEAN setelah Kamboja. Hasil data ini menurun menjadi 24,5%. Menurut

Riskesdas 2010 menunjukkan sebesar Pusat kajian dan Perlindungan Anak di

41,9% usia kawin pertama berada pada Indonesia, lebih dari 20%

kelompok umur 15-19 tahun dan pada masyarakatnya menikahkan anak-

kelompok umur 10-14 tahun sebesar anaknya dalam usia muda. Angka usia

4,8% sudah menikah. Selain itu menikah pertama penduduk Indonesia

berdasarkan Data SDKI tahun 2012, yang berusia di bawah 20 tahun masih

persentase perempuan yang menikah di tinggi, yakni mencapai 20 %.

bawah usia 20 tahun sebesar 13% Data Riskesdas (2010) menunjukkan

dengan median usia pernikahan 20,1 bahwa perempuan muda di Indonesia

tahun dan median usia kawin pertama di dengan usia 10-14 tahun menikah pada

pedesaan lebih rendah yaitu 19,7 tahun 2010 sebanyak 0,2%. Meskipun

(Rafidah ,2009). proporsi kecil, namun hal ini

Provinsi dengan persentse menunjukkan lebih dari 22.000 wanita

pernikahan dini (<15 tahun) tertinggi di muda berusia 10 -14 tahun di Indonesia

Indonesia adalah Kalimantan Selatan sudah menikah. Jumlah dari perempuan

(9%), Jawa Barat (7,5%), serta muda berusia 15-19 tahun yang menikah

Kalimantan Timur dan Kalimantan lebih besar jika dibandingkan dengan

Tengah masing-masing sebesar 7% dan laki-laki muda berusia 15-19 tahun,

Banten 6,5%. Sementara itu provinsi yaitu 11,7% dibandingkan dengan 1,6%.

dengan persentase pernikahan dini (15- Salah satu faktor yang

19 tahun) tertinggi adalah Kalimantan menyebabkan orang tua menikahkan

Tengah (52,1%), Jawa Barat (52,1%) anak usia dini pada negara berkembang

serta Kalimantan Selatan (48,4%), adalah karena kemiskinan. Orang tua

Bangka Belitung (47,9%) dan Sulawesi beranggapan bahwa anak perempuan

tengah (46,3%) (BKKBN, 2012). merupakan beban ekonomi dan

Berdasarkan Survei Demografi dan perkawinan merupakan usaha untuk

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, mempertahankan kehidupan keluarga

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


412
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

(Rafidah,2009). Di masyarakat pendidikan dasar di Afrika Sub-Sahara


pedesaan, pernikahan usia dini terjadi dan Amerika Latin, memiliki resiko tiga
terutama pada golongan ekonomi kali lebih besar untuk menikah sebelum
menengah ke bawah yang lebih usia 18 tahun. Perbedaan ini juga
merupakan bentuk sosial pada nampak di negara-negara maju seperti
pembagian peran dan tanggung jawab Amerika Serikat, 30% dari wanita yang
dari keluarga perempuan pada suami. menempuh pendidikan kurang dari 10
Faktor berikutnya yang tahun akan menikah sebelum usia 18
mempengaruhi remaja untuk melakukan tahun. Hal ini berbeda dengan wanita
pernikahan dini adalah media massa yang menempuh pendidikan lebih dari
(sumber informasi) Menurut Hanna, dkk 10 tahun, dengan perkawinan dini
(2011) paparan media massa, baik cetak terjadi kurang dari 10% (Rukmomini,
(koran,majalah, buku-buku porno) 2009).
maupun elektronik (TV, VCD, Internet), Masyarakat dengan tingkat ekonomi
mempunyai pengaruh secara langsung rendah atau mempunyai keterbatasan
maupun tidak langsung pada remaja pendapatan untuk bermain di luar
untuk melakukan hubungan seksual lingkungan mereka, sehingga
pranikah yang berakibat pada mempengaruhi cara pandang dan
kehamilan diluar nikah dan menjadi mempersempit ruang lingkup pergaulan
faktor pendukung perilaku pernikahan mereka (Romauli dan Vindari,2012).
usia dini. Dalam penelitian dampak Dengan sempitnya cara pandang dan
sosial pernikahan dini yang dilakukan pergaulan menimbulkan kurang luasnya
oleh Zulkifli tahun 2011 mengemukakan pengetahuan tentang kesehatan
bahwa sebanyak 40 % menikah diusia reproduksi sehingga mempengaruhi
dini dengan alasan hamil diluar nikah, terjadinya pernikahan usia muda.
sebanyak 50% karena faktor ekonomi, Lingkungan dan adat istiadat
dan 10% karena takut berbuat maksiat. adanya anggapan jika anak gadis belum
Penelitian di Bangladesh terhadap menikah disuruh segera menikah, karena
3.362 remaja putri terdapat 25,9% biaya hidupnya nanti akan segera
menikah usia muda dan faktor yang ditangani suami merupakan hal yang
menyebabkan pernikahan usia muda berpengaruh terhadap kejadian
adalah pendidikan. Wanita tanpa pernikahan usia muda. Selain itu,

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


413
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

banyak di daerah ditemukan adanya yang berkisar antara 15-20 orang


pandangan yang salah, seperti pertahun. Berbeda jauh dengan
kedewasaan seseorang dinilai dari status pernikahan yang berlangsung di Desa
perkawinan. Di beberapa wilayah Cisauk untuk tahun 2016 kemarin
terutama di daerah pedesaan masih berkisar 104 orang menikah usia dini dan
memiliki pandangan yang kolot yaitu kemungkinan untuk tahun 2017 ini akan
menganggap bahwa anak gadis ibarat bertambah. Hal ini juga dipengaruhi
sebagai dagangan (Landung,,dkk 2009). oleh keinginan orang tua untuk segera
Berdasarkan data yang dilansir menikahkan anak perempuan mereka
dalam Pikiran Rakyat (2012), pada rentang usia 14-16 tahun dengan
pernikahan usia dini di Kabupaten syarat mendapatkan dispensasi dari
Tangerang tergolong tinggi, hingga Pengadilan agama Kabupaten
mencapai 50 persen dari total pasangan Tangerang. Faktor lainnya karena orang
usia subur atau sekitar 9 juta pasangan. tua di sini takut anaknya menjadi
Dimedia tersebut Kepala BKKBN perawan tua atau tidak laku tidak hanya
wilayah Kabupaten Tangerang , itu rata-rata mereka yang menikahkan
menjelaskan pasangan menikah di anaknya pada usia muda memiliki
bawah usia 19 tahun banyak di pendidikan rendah alasan lainnya adalah
temukan. mereka masih terkendala biaya.
Data catatan Kantor Urusan Agama Upaya yang sudah dilakukan
Desa Cisauk pada tahun 2016 jumlah penyuluhan dari Puskesmas Cisauk
pernikahan sebanyak 511 pasangan, tentang kesehatan reproduksi,
pasangan yang menikah diusia kurang penyuluhan dari KUA. (sumber: Staf
dari 20 tahun sebanyak 104 KUA Desa Cisauk dan Bidan desa
(20,6%)pasangan. Hal yang sama juga Cisauk). Berdasarkan uraian diatas,
dikemukakan oleh salahsatu staf KUA maka penulis tertarik untuk meneliti
Desa Cisauk mengenai pernikahan pada tentang “Faktor - Faktor Yang
usia muda. Hasil wawancara dengan staf Berhubungan Dengan Pernikahan Dini
KUA tersebut menyatakan bahwa Pada Remaja Di Desa Cisauk
pernikahan di Desa Cisauk untuk tahun Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
kemarin lumayan banyak dibandingkan Periode Januari-Mei Tahun 2017.
dengan desa lain di Desa Mekarwangi

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


414
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

METODE HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 1. Analisis Univariat


penelitian kuantitatif dengan a. Distribusi Frekuensi Pernikahan Dini
pendekatan desain case control. Populasi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dalam penelitian ini adalah Populasi
dalam penelitian ini adalah semua Tabel 1. Distribusi Frekuensi
wanita yang telah menikah yang Responden Berdasarkan Tingkat
berada di desa Cisauk Kabupaten Pengetahuan
Tangerang Provinsi Banten Periode
Januari-Mei Tahun 2017 dan terdiri Tingkat Frekuensi Presentase
dari dua kelompok yaitu populasi Pengetahuan (%)
kasus dan populasi kontrol. Kurang baik 54 77,1
Sample yang digunakan dalam Baik 16 22,9
penelitian ini adalah Sampel kasus: Total 70 100
wanita yang menikah usia dini ≤ 20
tahun di desa Cisauk Kabupaten Responden dengan tingkat pengetahuan
Tangerang Provinsi Banten Periode kurang baik sebanyak 54 orang (77,1%).
Januari-Mei Tahun 2017 dengan
jumlah populasi sebanyak 35.Sampel
kontrol: wanita yang telah menikah b. Distribusi Frekuensi Pernikahan Dini
pada usia ≥ 20 tahun di desa Cisauk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
Periode Januari-Mei Tahun 2017 Tabel 2. Distribusi Frekuensi
dengan jumlah populasi sebanyak 35. Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Kuesioner sebelumnya
dilakukan uji validitas dan uji
realibilitas dengan karakteristik yang
sama.Data yang dikumpulkan dari Tingkat Frekuensi Presentase(%)
Pendidikan
responden meliputi Data Primer
Pendidikan
:Pengumpulan data dilakukan dengan Rendah
44 62,9
cara menyebarkan kuesioner kepada Pendiidkan
26 37,1
remaja yang telah menikah secara dini. Tinggi
Data Sekunder :Didapat dari kantor Total 70 100
KUA Cisauk, Kepala desa setempat Responden dengan tingkat pendidikan rendah
serta referensi buku-buku perpustakaan sebanyak 44 orang (62,9%).
yang berhubungan dengan penelitian
serta pendukung lainnya.Analisa
univariat melihat distribusi
responden.Analisa bivariat digunakan
untuk melihat hubungan antara
variabel independen dengan variabel
dependen menggunakan uji statistik
X2 (Chi- Square).

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


415
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

c. Distribusi Frekuensi Pernikahan Dini bahwa sebagian besar dari responden


Berdasarkan Dukungan Keluarga Berpengaruh terhadap Sumber
Informasi yaitu sebanyak 42 orang
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pernikahan (60,0%).
Dini Berdasarkan Dukungan Keluarga
2. Analisa Bivariat
Dukungan Frekuensi Presentase(%)
Keluarga
Tidak 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan
32 45,7 Dengan Pernikahan Dini
Mendukung
Mendukung 38 54,3
Tabel 6. Hubungan AntaraPengetahuan
Total 70 100
Dengan Pernikahan Dini Pada Remaja

Responden yang medukung Pernikahan Dini


P
pernikahan dini sebanyak 34 orang Total
(Val
Pengetahuan OR
(54,3%). Ya Tidak
ue)
n % n % N %
Kurang 32 91 22 62 54 77
d. Distribusi Frekuensi Pernikahan Dini Baik ,4 ,9 ,1
Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga ‎Baik 3 8, 13 37 16 22 6,03
0,010
6 ,1 ,9 0
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Total 35 10 35 10 70 10
Responden Berdasarkan Status 0 0 0
Ekonomi Keluarga
Status Frekuensi Presentase(%)
Ekonomi 2. Hubungan Tingkat Pendidikan
Keluarga Dengan Pernikahan Dini
Rendah 53 75,7 Tabel 7 Hubungan Antara
Tinggi 17 24,3 PendidikanDengan Pernikahan Dini
Total 70 100 Pada Remaja
Pernikahan Dini
Sebagian besar dari responden memiliki P
Tingkat Total O
ekonomi rendah yaitu sebanyak 53 (Va
Pendidikan Ya Tidak R
lue)
orang (75,7%). n % n % N %
Rendah 28 80 16 45 44 62
e. Distribusi Frekuensi Pernikahan Dini ,0 ,7 ,9
Tinggi 7 20 19 54 26 37 0,00 4,7
Berdasarkan Sumber Informasi ,0 ,3 ,1 7 50
Total 35 10 35 10 70 10
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Responden 0 0 0
Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Frekuensi Presentase(%)


Informasi
Tidak
28 40,0
Berpengaruh
Berpengaruh 42 60,0
Total 70 100
Distribusi Sumber Informasi terhadap
pernikahan dini remaja menunjukan

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


416
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

PEMBAHASAN
3. Hubungan Dukungan
KeluargaDengan Pernikahan Dini Berdasarkan hasil analisis hubungan
Tabel 8. Hubungan Antara Dukungan faktor tingkat pengetahuan dengan
KeluargaDengan Pernikahan Dini Pada pernikahan dini pada remaja di Desa
Remaja Cisauk Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten Periode Januari-Mei
Pernikahan Dini
P Tahun 2017diperoleh bahwa
Dukungan Total
Keluarga Ya Tidak
(Valu responden yang melakukan
e) pernikahan dini lebih banyak yang
n % n % N %
Tidak 10 28, 22 62, 32 45, pengtahuanya kurang baik yaitu
Mendukung 6 9 7 sebesar 91,4% dibandingkan dengan
Mendukung 25 71, 13 37, 38 54, 0,008 yang pengetahuannya baik. Selainitu,
4 1 3
responden yang tidak melakukan
Total 35 50 35 50 70 100
pernikahan dini lebih banyak jadi
responden yang pengeahuannya baik
4. Hubungan Status Ekonomi
sebesar 62,9% dibanding yang
Keluarga Dengan Pernikahan Dini
pengetahuannya kurang baik.Hasil
uji statistik didapat P Value = 0,010
Tabel 9. Hubungan Antara Status
berarti P Value< 0,05 sehingga dapat
Ekonomi KeluargaDengan Pernikahan
disimpulkan ada hubungan antara
Dini Pada Remaja
pengetahuan terhadap Pernikahan
Pernikahan Dini Dini pada Remaja Di Desa Cisauk
Status P Kabupaten Tangerang Provinsi
Total
Ekonomi (Val OR
Ya Tidak Banten Periode Januari-Mei Tahun
Keluarga ue)
n % N % N % 2017. Dari nilai OR 6,030dapat
Rendah 32 91 21 60 53 75 disimpulkan bahwa responden yang
,4 ,0 ,7
pengetahuan kurang baik berpeluang
Tinggi 3 8, 14 40 17 24 0,00 7,11
6 ,0 ,3 5 1 6 kali melakukanPernikahan
Total 35 10 35 10 70 10 Dinidibandingkan dengan yang
0 0 0 pengetahuan baik.
Hubungan yang diperoleh
5. Hubungan Sumber Informasi menunjukan bahwa perubahan
Dengan Pernikahan Dini perilaku dengan meningkatkan
pengetahuan akan member hasil yang
Tabel 10. Hubungan Antara Sumber cukup berarti. Hal ini sesuai dengan
Informasi Dengan Pernikahan Dini Pada pernyataan Rogers yang menyatakan
Remaja bahwa pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting bagi
Pernikahan Dini terbentuknya perilaku, dan perilaku
P
Sumber Total yang didasari pengetahuan akan
(Val
Informasi Ya Tidak
ue) bertahan lebih langggeng daripada
n % N % N %
Tidak 7 20, 21 60, 28 40, perilaku yang tidak didasari
Berpengar 0 0 0 pengetahuan.
uh
0,002
Berdasarkan hasil analisis
Berpengar 28 80, 14 40, 42 60, hubungan faktor tingkat Pendidikan
uh 0 0 0
terhadap pernikahan dini pada remaja
Total 35 100 35 100 70 100
di Desa Cisauk Kabupaten Tangerang

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


417
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Provinsi Banten Periode Januari-Mei Keluargaterhadap Pernikahan Dini


Tahun 2017diperoleh bahwa pada Remaja Di Desa Cisauk
responden yang melakukan Kabupaten Tangerang Provinsi
pernikahan dini lebih banyak yang Banten Periode Januari-Mei Tahun
berpendidikan rendah yaitu sebesar 2017.Berkenaan dengan hal tersebut
80,0% dibandingkan dengan yang dapat disumpulkan bahwa peran
pendidikannya tinggi. Selain itu, orang tua sangat besar terhadap
responden yang tidak melakukan kejadia pernikahan dini, hal ini
pernikahan dini lebih banyak, jadi disebabkan karena
responden yang pendidikannya tinggi keterbatasan/kurangnya pengetahuan
sebesar 54,3% dibanding yang orang tua tentang dampak dari
pendidikannya rendah. Hasil uji pernikahan dini baik dari segi
statistik didapat P Value = 0,007 kesehatan maupun mental.
berarti P Value< 0,05 sehingga dapat Hasil uji statistik didapat P
disimpulkan ada hubungan antara Value =0,005 berarti P Value< 0,05
pendidikan terhadap Pernikahan Dini sehingga dapat disimpulkan ada
pada Remaja Di Desa Cisauk hubungan antara Status Ekonomi
Kabupaten Tangerang Provinsi Keluarga terhadap Pernikahan Dini
Banten Periode Januari-Mei Tahun pada Remaja Di Desa Cisauk
2017. Dari nilai OR 4,750 dapat Kabupaten Tangerang Provinsi
disimpulkan bahwa responden yang Banten Periode Januari-Mei Tahun
berpendidikanrendah berpeluang 4 2017. Dari nilai OR 7,111dapat
kali melakukanPernikahan disimpulkan bahwa responden dengan
Dinidibandingkan dengan yang Status Ekonomi Keluarga rendah
pendidikantinggi. berpeluang 7 kali melakukan
Pendidikan remaja yang Pernikahan Dini dibandingkan
melakukan pernikahan dini di Desa dengan yang berekonomi tinggi.
Cisauk Kabupaten Tangerang Ekonomi merupakan salah
Provinsi Banten Periode Januari-Mei satu ilmu sosial yang mempelajari
Tahun 2017 cenderung belum aktivitas manusia yang berhubungan
adekuat, hal ini salah satunya yang dengan produksi, distribusi, dan
menyebabkan pernikahan dini. konsumsi terhadap barang dan
Remaja yang berlatar belakang jasa.ekonomi diartikan sebagai aturan
pendidikan tinggi memiliki resiko rumah tangga atau manajemen
lebih kecil untuk melakukan rumah tangga.MenurutFaizal (2007)
pernikahan dini dibandingkan kemiskinan adalah gejala penurunan
responden yang berlatar belakang kemampuan seseorang atau
pendidikan rendah.Hal ini sekelompok orang atau wilayah
dikarenakan pengetahuan yang sehingga mempengaruhi daya dukung
mereka dapatkan lebih banyak.Oleh hidup seseorang atau sekelompok
sebab itu diperlukan suatu upaya orang, dimana pada suatu titik waktu
untuk memberikan informasi kepada secara nyata mereka tidak mampu
responden untuk meningkatkan mencapai kehidupan yang layak.
pengetahuannya. Sehingga dapat kita katakan bahwa
Hasil uji statistik didapat P salah satu faktor yang mempengaruhi
Value = 0,008 berarti P Value< 0,05, pernikahan usia muda adalah tingkat
sehingga dapat disimpulkan ada ekonomi keluarga.
hubungan antara Dukungan

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


418
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Hasil uji statistik didapat P


Value = 0,002 berarti P Value< 0,05, Anggraini, Y., dan Martini (2011).
sehingga dapat disimpulkan ada Pelayanan Keluarga
hubungan antara Sumber Informasi Berencana.Yogyakarta :
terhadap Pernikahan Dini pada Rohima Press.
Remaja Di Desa Cisauk Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten Periode Anita. (2011). Faktor-faktor yang
Januari-Mei Tahun 2017. Dari nilai Mempengaruhi Pernikahan di
OR 0,167dapat disimpulkan bahwa Desa Genting Jambu
Sumber Informasi hanya sebagai efek Semarang.Diaksestanggal 20
protektif atau 1 kali lebih kecil untuk Mei 2014.
terjadinya pernikahan dini.
Berdasarkan pada penelitian Arikunto.(2006). Manajemen Penelitian.
didapatkan hasil bahwa sebagian Rineka Cipta. Jakarta
besar responden yang menikah diusia
dini Berpengaruh oleh Sumber BKKBN.(2012). Kesehatan Reproduksi
Informasi. Hal ini memicu remaja Remaja.Kantor Wilayah Jawa
untuk melakukan perilaku seksual Tengah.
pranikah.Sehingga diharapkan
kepada orang tua untuk memantau Budiarto, (2004).Biostatika untuk
segala kegiatan yang dilakukan anak kedokteran dan kesehatan
sehari-hari.Sehingga mencegah Masyarakat, EGC. Jakarta.
terjadinya pernikahan dini.
Bobak, (2005).Dasar-Dasar Keperawatan
Saran Maternitas, EGC, Jakarta.
Diharapkan Para orang tua
agar dapat menambah pengetahuan Darmastuti, Rini.(2012).Media
mengenai faktor yang berhubungan Relations- Konsep, Strategi, dan
dengan terjadinya pernikahan dini Aplikasi. Yogyakarta.
sehingga dengan bantuan tenaga
kesehatan, para orang tua dapat lebih Darnita. (2013). Jurnal Karya Tulis
menjaga anakanaknya dan orang tua Ilmiah : Gambaran faktor-faktor
dapat lebih mempertimbangkan Penyebab Pernikahan Usia
dalam keputusan menikahkan Dini diKemukiman Lhok Kaju
anaknya. Orang tua juga harus Kecamatan
mengutamakan pendidikan daripada IndrajayaKabupaten
menikahkan anak, karena dengan Pidie.Diaksestanggal 18 April
pendidikan yang baik maka anak 2014.
akan mendapatkan pekerjaan yang
baik sebagai bekal pada saat menikah. Eddy dan Shinta, (2009). Pernikahan
Usia Dini Dan
Permasalahannya, Sari
Daftar Pustaka Pediatri, Vol.11, No.2,
Jakarta.
Alfiyah.(2010). Upaya Menyikapi Dan
Mencegah Pernikahan Faizal, N., (2007). Ekonomi Manajerial,
Dini.Dikutip tanggal 31 Raja Grafindo Persada,
Januari 2013. Jakarta

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


419
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No II, September 2018 ISSN 1978-3167, E-ISSN 2580-135X

Notoatmodjo, (2009). Pengembangan


Hanna, D., dkk.(2011). Laporan Sumber Daya Manusia.
Penelitian Hubungan Media Rineka Cipta.Jakarta.
Massa Dengan Perilaku Seks
Pranikah Pada Remaja Di __________, (2007).Prinsip-Prinsip
SMAN 105 Jakarta Timur. Dasar Ilmu Kesehatan
Depok. Fakultas Ilmu Masyarakat, Rineka Cipta.
Keperawatan Universitas Jakarta
Indonesia.
Nursalam.(2010). Konsepdan Penerapan
Jamali,A. (2008). Undang-undang Metodologi Penelitian Ilmu
Pernikahan, Jakarta. Keperawatan. Selemba Medika,
Jakarta.
Kartila.(2007). Hindari Kawin Muda
Agar Hidup Bahagia, Dikutip Rafidah dkk, (2009), Faktor-Faktor Yang
tanggal 31 Januari 2013. Berhubungan Dengan
Pernikahan UsiaDini Di
Landung, R.t. dan Ahmad Z.a., Kabupaten Purworedjo Jawa
(2009).Studi Kasus Tengah, Jurnal Berita
KebiasaanPernikahan Usia KedokteranMasyarakat,
Dini pada Vol.25 No.2 Jakarta.
MasyarakatKecamatan
Sanggalangi Kabupaten
TanaToraja Jurnal MKMI,
Vol.5 No.4,Oktober 2009
Diakses tanggal 17 April 2014.

Luthfiyah, D. (2008), Pernikahan Dini


Pada Kalangan Remaja (15-19
Tahun),diakses pada tanggal
20 Maret 2013

Manuaba, (2005), Memahami


Kesehatan Reproduksi Wanita,
Penerbit Arcan, Jakarta.

Maryanti, D dan Majestika S.,(2009).


Kesehatan Reproduksi Teori
danPraktikum.Yogyakarta :
Nuha Medika.

Mulyana, Nandang dan Ridwan.,(2013).


Faktor-faktor yang
Berhubungandengan Usia
Menikah Muda pada
WanitaDewasa Diakses tanggal
1 Juni 2014.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


420

Anda mungkin juga menyukai