Pengajuan Judul Proposal
Pengajuan Judul Proposal
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
I
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN BIMA
Jln. Soekarno – Hatta Raba Kota Bima Tlp. 646443 Raba - Bima
Nomor : Lepas
Lamp : Satu rangkap
Perihal : Pengajuan Judul Skripsi
Nama : Nurfauziah
NIM : P00620314 052
Alamat / No.HP : Piong Sanggar/085239530431
1. Pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan sesak nafas pada pasien
asma di ruangan ZAAL DALAM RSUD BIMA
2. Pengaruh tehnik relaksasi napas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien inpartu kala 1 di ruangan bersalin RSUD BIMA
3. Pengaruh latihan batuk efektif terhadap frekuensi pernapasan pada pasien TB paru di
ruangan zaal dalam RSUD BIMA
Demikian permohonan ini, atas koreksi dan persetujuan Bapak, saya menyampaiakan
ucapan terima kasih
Hormat saya,
NURFAUZIAH
Nim. P00620314052
Tembusan : Disampaikan dengan hormat kepada :
1. Kajur Keperawatan Poltekes Kemenkes Mataram
2. Tim Pemeriksa / Penjaringan Judul Skripsi di tempat
3. Arsip
1. Judul : Pengaruh pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan sesak napas pada
pasien asma di ruangan zaal dalam RSUD BIMA
b. Masalah
Penyakit asma telah dikenal sejak berabad-abad tahun yang lalu, dan
sampai sekarang ini masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Pengetahuan yang terbatas tentang asma membuat penyakit ini seringkali tidak
tertangani dengan baik, akibatnya jumlah pasien dari tahun ketahun semakin
meningkat
c. Dampak masalah
Rusmono (2008) menyatakan bahwa pada tahun 2006 penyakit asma termasuk
penyakit yang membahayakan dan pasien asma di Jawa Tengah mengalami
peningkatan 5,6% GASTER, Vol. 8, No. 2 Agustus 2011 (783 - 792) 785
dibandingkan tahun 2005. Jumlah pasien asma pada tahun 2005 berjumlah 74.253
dan pada tahun 2006 berjumlah 78.411.
d. Solusi
Pasien asma yang sering dikeluhkan adalah sesak napas. Sesak napas disebabkan
oleh adanya penyempitan saluran napas. Penyempitan saluran napas terjadi karena
adanya hyperreaktifitas dari saluran napas terhadap berbagai macam rangsangan,
sehingga menyebabkan spasme otot– otot polos bronchus yang dikenal denga
bronkospasme, oedema membrana mukosa dan hypersekresi mucus (Erlina, 2008:
2). Posisi yang paling efektif bagi klien dengan penyakit kardiopulmonari adalah
posisi semi fowler.
2. Judul : Pengaruh tehnik relaksasi napas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien inpartu kala 1 di ruang bersalin RSUD BIMA
c. Dampak masalah
Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama mortalitas
perempuan pada masa puncak produktivitasnya. World Health Organization
(WHO), memperkirakan setiap tahun terjadi 210 juta kehamilan di seluruh
dunia. Dari jumlah ini 20 juta perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat
kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan
lebih dari 500.000 meninggal pada tahun 1995. Sebanyak 240.000 dari jumlah
ini hampir 50% terjadi di negara- negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk
Indonesia (Prawirohardjo, 2008).
Angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia tahun 2009
masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan 20,8/1000 kelahiran
hidup.
d. Solusi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk mengurangi
rasa nyeri pada ibu bersalin secara non farmakologis. Dengan menarik nafas
dalam-dalam pada saat ada kontraksi dengan menggunakan pernapasan dada
melalui hidung akan mengalirkan oksigen ke darah yang kemudian dialirkan
keseluruh tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin yang merupakan
penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh (Winny, 2015).
3. Judul : Pengaruh latihan batuk efektif terhadap frekuensi pernapasan pada pasien TB
paru di ruangan zaal dalam RSUD BIMA
Latar belakang dalam memilih judul :
a. Introduksi variable penelitian
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa yang ditularkan melalui udara
(droplet nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang
mengandung bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Widoyono,
2008).Penderita Tuberkulosis akan mengalami tanda dan gejala seperti
berkurangnya berat badan, demam, keringat, mudah lelah, kehilangan nafsu
makan, batuk, sputum berdarah, nyeri dada, sesak napas (Fachmi, 2004).
Batuk efektif adalah aktivitas perawat untuk membersihkan sekresi
pada jalan nafas, yang berfungsi untuk meningkatkan mobilisasi sekresi dan
mencegah risiko tinggi retensi sekresi. Setelah diberikan tindakan batuk efektif
dalam waktu 1 x 24 jam diharapkan pasien mengalami peningkatan bersihan jalan
nafas (Mutaqin, 2008).
b. Masalah
Berdasarkan data WHO (2002), di Indonesia kasus Tuberkulosis berada diurutan
ketiga dengan jumlah penderita sebanyak 627.000 orang. Perkembangan kasus
tuberculosis dengan BTA positif di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2006
terdapat 231.645 kasus, meningkat pada tahun 2007 sebanyak 232.358 kasus dan
pada tahun 2008 sebanyak 228.485 kasus (Depkes RI, 2009).
c. Dampak masalah
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 estimasi prevalensi
angka kesakitan di Indonesia sebesar 8 per 1000 penduduk berdasarkan gejala
tanpa pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan survey ini juga didapatkan bahwa
TB menduduki rangking ketiga sebagai penyebab kematian (9,4% dari total
kematian) setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistem pernafasan. Hasil survey
prevalensi tuberkulosis di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka
prevalensi tuberculosis BTA positif secara nasional 110 per 100.000 penduduk.