Anda di halaman 1dari 19

Laporan Pratikum IPA

NAMA : M. RIZKI ANANDAR

NIM : 859143398

MATA KULIAH : PRATIKUM IPA DI SD

Laporan Praktikum
Kegiatan Pratikum I
I. Ciri-Ciri Makhluk Hidup
A. Hasil Pengamatan

Ciri-ciri Makhluk Hidup


No Nama Makhluk Hidup
1 2 3 4 5
1 Kucing √ √ √ √ √
2 Anjing √ √ √ √ √
3 Sapi √ √ √ √ √
4 Kuda √ √ √ √ √
5 Kambing √ √ √ √ √
6 Ayam √ √ √ √ √
7 Bebek √ √ √ √ √
8 Belalalng √ √ √ √ √
9 Ikan √ √ √ √ √
10 Lalat √ √ √ √ √
 Keterangan :
1. bergerak dan bereaksi terhadap rangsang;
2. bernapas;
3. perlu makan (nutrisi);
4. tumbuh;
5. berkembang.

B. Pembahasan
Ciri-ciri makhluk hidup:
1. Bernafas
Mahluk hidup bernafas untuk bertahan hidup. Ketika bernafas, mahluk hidup
mengambil oksigen ( zat asam ) dan mengeluarkan zat asam arang ( karbon
dioksida ) serta uap air.
2. Tumbuh kembang
Tumbuh   :  suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk hidup atau volume
dan penambahan ukuran tidak kembali pada ukuran semula.
Kembang :  proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan
lingkungan.
3. Perlu makan dan air
Setiap mahluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat
mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap mahluk
hidup mempunyaicara berbeda – beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan
dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia
tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada mahluk hidup lainnya.
4. Berkembang biak
Berkembangbiak adalah cara memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian
jenisnya.
5. Menanggapi rangsang
Sesuatu yang ada di luar tubuh mahluk hidup merupakan rangsangan. Rangsangan
dapat berupa cahaya, panas, bunyi, dingin, bau, sentuhan, gelap, dan terang.
Mahluk hidup memiliki kemampuan menerima dan menanggapi rangsangan.

C. Kesimpulan 
Hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri sebagai
makhluk hidup. Makhluk hidup merupakan benda hidup yang selain memiliki ciri
atau sifat sebagai benda, juga memiliki sifat atau ciri yang membedakan dari benda
tak hidup adalah dalam hal berkembangbiak, menerima dan member tanggapan
terhadap rangsang, dapat tubuh kembang, perlu makan dan air, serta melakukan
pernafasan. 

D. Jawaban pertanyaan
1. Iya benar, tumbuhan memenuhi ciri –ciri gerak dan bereaksi terhadap rangsang.
Hal ini bisa dibuktikan apabila tanaman putri malu disentuh atau terkena
rangsangan, daunnya akan menutup. 
2. Persamaan dan perbedaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan
a. Persamaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan
 Sama-sama melakukan pernapasanan
 Sama-sama memerlukan makanan dan air
 Sama-sama dapat tumbuh dan berkembang
 Sama-sama dapat melakukan perkembangbiakan secara kawin atau tak kawin
 Sama-sama menerima dan memberikan tanggapan terhadap rangsang
b. Perbedaaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan
 Hewan
1) Umumnya memiliki alat pernapasan khusus. Mengambil dan mengeluarkan
gas secara aktif.
2) Makan makhluk hidup lain. Makanan diambil dalam bentuk padat dan cair.
3) Masa tertentu serempak pada seluruh bagian tubuh. Bentuk tubuh tertentu,
jumlah bagian tubuh tertentu.
4) Pembuahan dapat terjadi di dalam tubuh maupun luar tubuh. Umumnya
jumlah anak terbatas dipelihara dan dilindungi.
5) Reaksi terhadap rangsang cepat, simultan dan aktif. Dapat berpindah tempat. 
 Tumbuhan
1) Tidak memiliki alat pernapasan khusus. Mengambil dan mengeluarkan gas
secara pasif.
2) Dapat menyusun makanan sendiri dari zat – zat sederhana yang ada
dilingkungannya. Makanan diambil dalam bentuk gas dan cair.
3) Tumbuh kembang berlangsung selama hidupnya, ada di daerah tumbuh
tertentu. Bentuk tubuh menyebar dan bercabang, jumlah bagian tubuh tak
tentu.
4) Pembuahan terjadi di dalam alat perkembanganbiakan betina. Umumnya
jumlah anak banyak, tidak dipelihara induk dan dilindungi induk.
5) Reaksi lambat, terbatas, dan lebih pasif. Umumnya menetap atau bergerak
sebagian tubuh.
II. Gerak pada Tumbuhan
A. Dasar Teori

Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang
dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia.
Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya
dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar,
ataupun pada bagian lembar daun tertentu (Ferdinand, 2003 dalam Rumanta, 2019). 

Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak
akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju
arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.
Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme
negatif (Campbell, 2004 dalam Rumanta, 2019).  Nasti adalah gerak bagian tumbuhan
yang tidak dipengaruhi oleh rangsang. Gerak ini disebabkan oleh adanya perubahan
tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Karena tidak dipengaruhi oleh arah sehingga
tidak ada nasti positif atau negatif.

Macam-macam gerak nasti:

a) Niktinasi

Niktinasti (rangsang berupa gelap), merupakan gerak tidur pada tumbuhan yang
disebabkan karena keadaan gelap. Proses niktinasti banyak terjadi pada tumbuhan
berdaun majemuk. Niktinasti terjadi karena sel-sel motor di persendian tangkai daun
(anak-anak daun majemuk) atau pulvinus memompa ion K+ dari satu bagian ke bagian
lainnya sehingga menyebabkan perubahan tekanan turgor. Contoh niktinasti adalah
pada daun lamtoro dan Cassia corymbosa yang melipat kebawah pada saat malam hari.

b) Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa getaran.
Daun putri malu saat disentuh akan menutup, reaksi menutupnya daun putri malu
dikarenakan adanya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Dengan jenis
sentuhan yang berbeda, maka reaksi daun putri malu pun berbeda-beda. Jika disentuh
secara halus, daun putri malu menutup secara perlahan mulai dari pangkal daun sampai
ujung daun. Saat disentuh dengan sentuhan sedang, daun langsung menutup dari
pangkal daun hingga tengah disusul dengan bagian ujung. Sedangkan jika disentuh
dengan sentuhan kasar, daun dan tangkai langsung menutup sekaligus.
B. Prosedur Percobaan
1. Seismonasti
a. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan, seperti pot tanaman putri malu,
lembar kerja, alat tulis dan penggaris.
b. Meletakkan pot tanaman putri malu yang telah disediakan di atas meja, melakukan
sentuhan halus, agak kasar dan kasar pada daun putri malu menggunakan penggaris.
c. Mengamati reaksi daun putri malu yang disentuh dan mencatatnya pada tabel
pengamatan.
2. Niktinasti
a. Menyediakan dua buah pot tanaman putri malu, memberikan tanda A pada pot
pertama dan tanda B pada pot kedua.
b. Meletakkan pot A di tempat terang/terbuka.
c. Menyimpan pot B di atas meja dan menutupnya dengan menggunakan kotak
karton atau kardus yang kedap cahaya dengan hati-hati agar tidak menyentuhnya.
d. Membiarkan pot B tertutup selama lebih kurang setengah jam (30 menit).
e. Setelah ditutup lebih kurang setengah jam, membuka dengan hati-hati (tidak
menyentuh tanamannya).
f. Mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu pada pot B dan
membandingkan dengan daun putri malu pada pot A.
g. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
3. Geotropisme negatif
a. Menanam tanaman kacang hijau pada pot A dan pot B, 1 minggu sebelum
kegiatan praktikum IPA.
b. Meletakkan pot A secara vertical dan pot B secara horizontal.
c. Mengamati pertumbuhan kacang hijau setiap hari.
d. Mencatat pertumbuhan kacang hijau pada tabel pengamatan.

C. Hasil pengamatan
1. Seismonasti dan Niktinasi

Table 1.2
Hasil Pengamatan Seismonasti
Jenis Sentuhan pada Daun Putri Reaksi Daun Putri
No Keterangan
Malu Malu
Daun menutup Daun cepat
1 Halus
dengan lambat membuka kembali
Daun perlu waktu ±3
Daun menutup agak
2 Sedang menit untuk
cepat / sedang
membuka kembali
Daun perlu waktu ±5
Daun menutup
3 Kasar menit untuk
dengan cepat
membuka kembali
Table 1.3
Hasil Pengamatan Niktinasi
Reaksi Daun Putri malu
No Pot Putri malu 1
Mula-Mula Jam Kemudian
2
1 Simpan di tempat terang Daun terbuka Daun terbuka
Ditutup dengan penutup yang
2 Daun terbuka Daun tertutup
kedap cahaya
2. Geotropisme
Table 1.4
Hasil Pengamatan Geotropisme Negatif
Pengamatan Hari Ke Keternangan
Jenis Pot
1 2 3 4 5 6 7
A 0mm 0mm 0mm 0mm 0mm 0mm 0mm Tidak adanya
horizontal pertumbuhan
B vertikal 0mm 5mm 25mm 35mm 100mm 150 200 Terjadi
pertumbuhan

D. Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengamatan, gerak seismonasti, gerak niktinasti dan gerak
geotropisme negatif pada tumbuhan. 
1. Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa
getaran. Daun putri malu akan menutup bila disentuh. Perlakuan sentuhan yang
berbeda, pengaruhnya juga berbeda. Jika sentuhan halus, proses menutupnya
lambat. Bila disentuh dengan sedang, reaksinya agak cepat menutup. Dan jika
disentuh dengan kasar akan dengan cepat menutup daun dan tangkainya. Reakei
ini terjadi akibat perubahan tiba-tiba dalam keseimbangan air yang terjadi pada
bantal daun yang kehilangan tekanan air sehingga daun maupun tangkai
mengatup.
2. Niktinasti
Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana
gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Selain disebabkan oleh suasana gelap,
gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di
dalam persendian daun.Pengamatan niktinasti pada tumbuhan putri malu, dengan
menyimpan putri malu di tempat terang atau terbuka dan membandingkannya
dengan putri malu yang diletakkan di tempat tertutup atau kedap cahaya. Pada
tumbuhan putri malu yang berada di tempat kedap cahaya, daun-daun putri malu
tersebut mulai mengatup. Hal-hal yang menyebabkannya sama seperti yang
terjadi pada saat gerak tidur pada tumbuhan putri malu.
3. Geotropisme negatif
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika
arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan
akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme
negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah. Pada pengamatan
percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara normal menuju ke atas.
Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan batang membelok dari
horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama 7 hari. Hal ini terjadi
akibat gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada Gerak pada Tumbuhan dapat disimpulkan bahwa
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang berupa
getaran. Niktinasti adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang berupa
gelap. Sedangkan geotropisme adalah gerak pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh
gravitasi bumi (jika arah pertumbuhan menjauhi titik pusat bumi disebut geotropisme
negatif).

F. Pertanyaan dan Jawaban

1. Dua jenis tanaman yang dapat melakukan niktinasi adalah


a. Daun putri malu
b. Daun ketepeng setiap malam kedua daun ini selalu menutup dan
membuka kembali jika matahari terbit.
Alasan saya memilihnya karena kedua daun ini menutup dimalam hari dan
selalu saya jumpai tiap hari karena berada disekitar saya
2. Perbedaan niktinasti dan seismonasti
Niktinasti adalah gerak daun  putri malu dipengaruhi rangsang dari cahaya
sedangkan
Seimonasti adalah gerak putri malu dipengaruhi oleh rangsang sentuhan dan
getaran.
3. Pada percobaan geotropisme diatas sekaligus membuktikan fototropisme ke
arah tumbuh batang menuju kearah cahaya matahari.
Jenis fototropisme yang terjadi adalah fototropisme negtaif karena arah tumbuh
batang menuju sumber rangsang cahaya.
III. Respirasi pada Makhluk Hidup

A. Hasil pengamatan

1. Respirasi memerlukan udara (oksigen)


Tabel 1.5.
Hasil pengamatan respirasi memerlukan udara (oksigen)
Respiromete Keadaan air berwarna pada respirometer, 5 menit
r Pertama Kedua Ketiga Keemppat Kelima
A 0.1 0.3 0.4 0.5 0.6
B 0.3 0.6 0.8 1 1.04
C 0 0 0 0 0

2. Respirasi menghasilkan karbondioksida 


Tabel 1.6.
Hasil pengamatan respirasi menghasilkan karbondioksida
Kondisi Akhir
Botol Percobaan Kondisi Mula-Mula
Percobaan
A Jernih Jernih
B Jernih Keruh
C Jernih Keruh

B. Pembahasan

1. Respirasi memerlukan oksigen


a. Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna
pada respirometer A (yang diisi kecambah) berjalan dari 0 cm menjadi 0,1 cm
untuk 5 menit pertama, berjalan kembali menjadi 0,3cm untuk 5 menit kedua,
berjalan lagi menjadi 0,3cm setelah 5 menit ketiga, 0,5 untuk 5 menit keempat
dan respirometer menunjukkan 0,6 untuk 5 menit kelima.
b. Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna
pada respirometer B (yang diisi Belalang) berjalan dari 0 cm menjadi 0,3 cm
untuk 5 menit pertama, berjalan kembali menjadi 0,8cm untuk 5 menit kedua,
berjalan lagi menjadi 1cm setelah 5 menit ketiga, sedangkan untuk 5 menit
keempat 1,03cm dan 5 menit  kelima respirometer menunjukkan angka 1,05cm.
c. Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna
pada respirometer C (tanpa diisi makhluk hidup) tidak berjalan dan
menunjukkan angka yang sama yaitu 0 ml baik pada waktu 5 menit pertama,
kedua, ketiga, keempat maupun kelima.
d. Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1.5 dapat kita amati bahwa cairan
berwarna pada respirometer yang diisi makhluk hidup dapat berjalan/berpindah
tempat hal ini menunjukkan adanya pergeseran/pergerakan udara (oksigen) di
dalam respirometer, sedangkan cairan berwarna pada respirometer tanpa
makhluk hidup tidak berjalan hal ini menunjukkan tidak adanya pergerakan
udara (oksigen) di dalam respirometer.
 
2. Respirasi mengeluarkan Karbondioksida
Dari percobaan diatas, kami telah membuat alat pernapasan sederhana yang
bertujuan untuk membuktikan bahwa sistem pernapasan manusia menghasilkan gas
karbondioksida. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, proses pernapasan
manusia menghasilkan karbondioksida. Hal ini dibuktikan oleh larutan kapur yang
telah di uji yaitu air kapur yang jernih menjadi lebih keruh setelah ditiup dengan
selang atau sedotan. Pada proses pernapasan, oksigen yang dihirup pada saat
menarik napas akan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang
menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh
hemoglobin untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat
dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau
hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein. Hasil
pernapasan yang dikeluarkan adalah berupa CO2. Sebenarnya reaksi pernapasan
berupa pengolahan O2 menjadi energy dan penglepasan CO2 tersebut dilakukan di
dalam sel dan terjadi pada bagian yang disebut mitokondria. Udara hasil
pernapasan selain CO2 adalah H2O (uap air). Oleh karena itulah, apabila kita
mengembuskan napas di kaca akan terbentuk titik-titik air.Pertukaran gas antara
oksigen dengan karbondioksida dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas
oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh
melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus
yangterdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran
gas. Pada udara pernapasan ada udara yang masuk dan ada udara yang dikeluarkan.
Susunan atau komposisi udara yang masuk dan udara yang dikeluarkan dalam
pernapasan berbeda-beda. Perbedaan komposisikandungan gas dalam udara terdiri
atas nitrogen79,01 %, oksigen 20,95 %, carbondioksida 0,04 % dan sisanya adalah
gas- gas lain. Sedangkan komposisi gas yang keluar dari udara yang dipernapaskan
terdiri dari nitrogen 79,6 %, oksigen 18,6 %, dan karbondioksida 4,0 %. Manusia
membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan
membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses
tersebut.

C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap makhluk hidup
pasti melakukan respirasi/pernapasan dan ketika melakukan respirasi, makhluk
hidup memerlukan udara (oksigen). Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah
dapat dibuktikan bahwa setelah kita menghirup oksigen akan dihembuskan karbon
dioksida, hal ini ditunjukkan pada perubahan air kapur yang awalnya jernih
kemudian berubah menjadi keruh setelah berikatan dengan karbondioksida. Warna
kapur yang keruh itulah yang menjadi bukti nyata hasil dari endapan reaksi air
kapur dengan karbondioksida.
D. Jawaban pertanyaan
1. Guna kapur sirih dalam percobaan repirasi memerlukan oksigen adalah untuk
mengikat sehingga yang dikeluarkan belalang setelah melakukan
respirasi/pernapasan bereaksi dengan kapur sirih.
2. Tetesan pewarna (eosin) pada alat respirometer (B) bergerak dan (C) tidak
bergerak. Hal ini disebabkan karena respirometer (B) diisi dengan makhluk hidup
(belalang) sedangkan kita semua mengetahui bahwa setiap makhluk hidup
melakukan respirasi. Pada saat melakukan respirasi makhluk hidup memerlukan
udara (oksigen). Dengan demikian, tetesan pewarna (eosin) pada respirometer (B)
bergerak disebabkan karena adanya pergerakan/pergeseran udara (oksigen) di
dalam respirometer. Tetesan pewarna (eosin) pada alat respirometer (C) tidak
bergerak karena tidak ada makhluk hidup di dalam respirometer sehingga tidak
terjadi respirasi di dalamnya akibatnya udara di dalam respirometer (C) tidak
bergerak dan tetesan pewarna (eosin) pada respirometer (C) pun tidak ikut
bergerak.
3. Air kapur yang paling keruh didapatkan pada botol (B), karena pada udara hasil
pernapasan dari hisapan udara di botol (A) banyak mengandung CO2. Karena
terdapat endapan garam pada air kapur. Ketika air kapur (Ca(OH)2) direaksikan
dengan CO2 yang dihasilkan oleh ekspirasi pernapasan kita akan menghasiulkan
garam (CaCO3) dan air (H2O). Garam inilah yang menyebabkan air kapur
menjadi keruh.
Kegiatan Pratikum II

I. Simbiosis Parasitisme
 
A. Haisl pengamatan
 
Tabel 1.7.
Hasil pengamatan simbiosis parasitisme
No. Jenis hubungan Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan
parasitisme Jenis makhluk Jenis kerugian Jenis makhluk Jenis
hidup hidup keuntungan
0 Nyamuk pada Manusia Gatal dan Nyamuk Menghisap
manusia penyakit kulit darah
1 Lalat pada sapi Sapi Gatal dan Lalat Menghisap
penyakit kulit darah
2 Benalu pada Pohon mangga Makanan Benalu Menyerap
pohon mangga berkurang makanan
3 Kutu pada anjing Anjing Terhisap Kutu anjing Menghisap
darahnya dan darah anjing
gatal
4 Tali putri pada Pohon tetehan Penghambat Tali putri Menyerap
pohon tetehan pertumbuhan makanan
5 Cacing kremi Manusia Sakit perut dan Cacing kremi Menyerap
pada manusia gatal anus makanan
 
 
B. Pembahasan
Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua individu berbeda spesies yang hanya
menguntungka sepihak saja dan pihak yang lainnya dirugikan.
 Nyamuk merugikan manusia karena nyamuk menghisap darah manusia.
Manusia dirugikan karena nyamuk menyebabkan gatal dan menyebabkan
penyakit yang berbahaya yang mengancam kehidupan manusia (nyamuk aides
aygepty dan nyamuk cikungunya.
 Lalat menempel, mengganggu, dan menggigit (menghisap darah sapi) sehingga
sapi merasa gatal (dirugikan) darahnya berkurang.
 Kutu pada anjing menghisap darah anjing sehingga anjing dirugikan. Selain
dirugikan, anjing juga akan merasa gatal.
 Putrid malu yang biasanya menempel pada pohon tetehan (tanaman pagar)
menyerap bahan makanan dari inangnya, sehingga pertumbuhan pohon tetehan
itu akan terhambat.
 Cacing kremi yang hidup di saluran pencernaan manusiamenyerap sari makanan
yang telah dicerna manusia, sehingga pencernaan manusia terganggu.
 
 
C. Kesimpulan
Segala jenis hubungan dua individu berbeda spesies yang membuat satu pihak
untung dan pihak lain rugi disebut simbiosis parasitisme. Parasit tidak akan
membunuh inangnya karena kalau inangnya mati, maka parasitnya juga akan mati
karena kekurangan sumber makanan.
 
D. Jawaban pertanyaan
1) Hubungan antara kutu anjing dan anjing merupakan hubungan parasitisme, karena
kutu anjing diuntungkan dengan cara menghisap darah anjing. Sedangkan anjing
dirugikan karena darahnya berkurang dan menderita gatal-gatal (penyakit kulit)
2) Pada hubungan di atas ada hubungan yang dapat mengakibatkan kematian misalnya
hubungan antara nyamuk dan manusia. Nyamuk aides aygepty dapat menyebabkan
penyakit demam berdarah. Jika terlambat mendapat pertolongan maka dapat
mengakibatkan kematian.. nyamuk cikungunya dapat mengakibatkan kelumpuhan
pada manusia.
 
 
II. Simbiosis Komensalisme
 
A. Hasil pengamatan
 
Tabel 1.8.
Hasil pengamatan Simbiosis Komensalisme
No. Jenis hubungan Pihak yang diuntungkan Jenis makhluk hidup yang
simbiosis tidak untung dan tidak rugi
Jenis makhluk Jenis    
hidup keuntungan
1 Tumbuhan paku Tumbuhan Mendapat Pohon jati  
dan pohon jati paku tempat hidup
2 Anggrek dan Anggrek Mendapat Pohon mangga  
pohon mangga tempat hidup
3 Ikan remora dan Ikan remora Terhindar dari Ikan hiu  
ikan hiu bahaya musuh
dan mendapat
sisa-sisa
makanan
 
B. Pembahasan
Tumbuhan paku menempel pada pohon jati namun tidak menyerap makanan
dari inangnya karena tumbuhan paku dapat membuat makanan sendiri.
Anggrek yang hidup dengan cara menempel pada pohon mangga tidak
menyerap makanan dari inangnya karena anggrek dapat membuat makanan sendiri.
Dalam hubungan ikan remora dan ikan hiu, ikan remora bisa berada di sekitar
ikan hiu agar terhindar  dari bahaya musuh dan bias mendapatkan makanan sisa ikan
hiu tanpa mengganggu ikan hiu.
 
C. Kesimpulan
Simbiosis komensalisme melibatkan dua individu dimana yang satu
diuntungkan, sedangkan yang lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
 
D. Jawaban pertanyaan
Simbiosis komensalisme jika terjadi berlebihan juga akan dapat merugikan
pihak lain. Misalnya anggrek yang ditanam dua, tiga, atau lebih pada satu pohon
mangga juga dapat menghambat pertumbuhan pohon mangga atau berkurangnya
produktivitas buah mangga.
 
III. Simbiosis Mutualisme
 
A. Hasil pengamatan
 
Tabel 1.9.
Hasil pengamatan simbiosis komensalisme
No. Jenis hubungan Pihak I yang diuntungkan Pihak II yang diuntungkan
simbiosis Jenis makhluk Jenis Jenis makhluk Jenis
hidup Keuntungkan hidup keuntungan
1 Kupu-kupu Kupu-kupu Menghisap Bunga Terbantu proses
dengan bunga madu penyerbukanny
a
2 Ular sawah Ular sawah Makan tikus Petani Hama tikus
dengan petani sawah berkurang
3 Burung jalak dan Burung jalak Kenyang Kerbau Bebas dari kutu
kerbau makan kutu
 
B. Pembahasan
Dalam hubungan kupu-kupu dan bunga, kupu-kupu membantu bunga dalam
penyerbukan sedangkan kupu-kupu dapat menghisap madu dari bunga. Jadi
keduanya sama-sama diuntungkan.
Ular sawah dapat membantu petani mengurangi tikus dengan cara memangsa
tikus-tikus tersebut yang merusak dan makan padi.
Burung jalak yang hinggap di punggung kerbau memakan kutu-kutu kerbau,
sedangkan kerbau merasa nyaman karena kutu-kutu di tubuhnya berkurang.
C. Kesimpulan
Simbiosis mutualisme adalah hubungan dua spesies yang hidup bersama dan saling
menguntungkan.
 
D. Jawaban pertanyaan
Contoh simbiosis mutualisme dalam tubuh manusia yaitu :
1) Bakteri Eschereria coli yang hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi
membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan
vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah.
2) Bakteri Bacillus brevis, Bacillus subtilis, dan Bacillus polymyxa menghasilkan zat
antibiotik
 
 
Kegiatan Pratikum III
 
I. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
A. Hasil pengamatan
 
Tabel 1.10.
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang merah
 
Hari Gambar Panjang (mm)  
ke pertumbuhan Akar Batang Keterangan
kecambah kacang
merah
0 Kondisi awal 1 mm 2-3 mm Bakal akar terlihat
1 Tumbuh akar 1-1,5 mm 8-10 mm Jelas terlihat
2 Terlihat batang 2-3 mm 20 mm Biji kacang terangkat
3 Terlihat batang, daun 5-10 mm 40 mm Terangkat ke atas
4 Tumbuh daun 10 mm 150 mm Tambah daun
5 Batang semakin 10-15 mm 15 cm Daun bertambah
panjang
6 Batang semakin 15-20 mm 23 cm Bertambah panjang
panjang
7 Batang semakin 5 cm 26 mm Bertambah panjang
panjang
8 Batang semakin 7 cm 29 cm Bertambah panjang
panjang
9 Batang semakin 8 cm 30 cm Bertambah panjang
panjang
10 Batang semakin 9 cm 33 cm Bertambah panjang
panjang
11 Batang semakin 10 cm 36 cm Bertambah panjang
panjang
12 Batang semakin 12 cm 40 cm Bertambah panjang
panjang
13 Batang semakin 13 cm 43 cm Bertambah panjang
panjang
14 Batang semakin 14 cm 45 cm Bertambah panjang
panjang
 
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa  pada minggu pertama hingga
minggu kedua terdapat perubahan.  Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus
bertambah panjangnya hingga minggu ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga
batang dan tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan
berdiferensiasi dan merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar
yang semakin panjang  dikarenakan pada ujung akar sel – selnya selalu membelah
karena adanya aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga
terjadi pada daun. Daun yang semula hanya 1 helai kecil tumbuh menjadi 2 helai
yang kemudian membesar begitu juga dengan bertambah panjangnya batang
kecambah.
 
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan organisme merupakan hasil
dari pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung dan kacang tanah khususnya dari waktu ke waktu
mengalami perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi,
jumlah daun, diameter akar dan batang pada tanaman. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari
dalam. Faktor dari dalam berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya
matahari, suhu udara, kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.
 
D. Jawaban pertanyaan
1) Pada hari pertama akar sudah mulai tumbuh (Nampak bakal akar)
2) Arah tumbuh kecambah ke atas karena mencari sinar matahari 
 
II. Pertumbuhan dan perkembangan lalat buah
 
A. Hasil Pengamatan
 
Tabel 1.11.
hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah
Hari Waktu pengamatan Kejadian / perubahan
ke
0 12 okbober Tubuh berwarna kuning kecoklatan
1 13 okbober Tubuh berwarna kuning kecoklatan
2 14 okbober Mulai bertelur (bentuk telur seperti bercak-
bercak berwarna putih)
3 s/d 4 15-16 okbober Telur menetas menjadi larva instar I
(berwan mengrna putih, bersegmen dan
mirip belatung tetapi sangat kecil)
5 17 okbober Larva mulai bergerak aktiv (dengan
menggeliat-geliat) mulut larva berwarna
hitam, dan bergerak aktiv (dengan merayap
keatas botol) ukurannya bertambah besar
6 18 okbober Hampir menyerupai pupa tubuhnya
memendek, berwarna putih dan tidak
bergerak lagi/diam
7 s/d8 19-20 okbober Sudah menjadi pupa (warnanya putih
kecoklatan, tetap diam, dan segmen
tubuhnya mulai terlihat)
9 s/d1 21-22 okbober Menyerupai bentuk drospila / seperti
0 induknya dahulu. Tetapi ukurannya kecil
dan sayapnya belum terbentang.
11 23 okbober Sudah menjadi drospilla dewasa dan siap
untuk terbang dan dilepaskan.
 
B. Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai dari tanggal 12 oktober
dengan mengamati pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup lalat buah drospila
sp dari telur sampai dengan imago. Pengamatan dilakukan selama dua kali sehari
selama 11 hari setiap pagi dan sore. Dimana lalat buah disimpan didalam botol selai
yang sudah ada makanannya kemudian diletakkan di ruangan yang teduh.
Pada hari ke-0 s/d 1 tubuh lalat tetap berwarna kuning kecoklatan. Dan dihari
kedua mulai ada bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur. Kemudian
dihari ke-3 bercak-bercak putih/ telur berubah menjadi larva yang berwarna puih,
bersegmen dan mirip dengan belatung tetapi bentuknya sangat kecil. Proses ini terus
terjadi sampai hari ke-4 dan dihari ke-5 larva mulai bergerak aktiv ditandai dengan
tubuhnya yang menggeliat. Tubuhnya bergerak semakin aktiv dengan merayap ke
atas botol da ukurannya bertambah besar. Pada hari ke-6 bentuknya hampir
menyerupai pupa dimana tubuhnya mulai memendek, berwarna putih dan sudah
tidak bergerak lagi bahkan diam. Di hari 7 s/d 8 sudah mencapai fase pupa warnanya
berubah menjadi putih kecoklatan, masih terlihat diam, dan segmen tubuhnya mulai
terlihat jelas. Pada hari ke 9s/d10 lalat buah mulai menyerupai bentuk drospila /
seperti induknya dahulu. Tetapi ukurannya kecil dan sayapnya belum terbentang.dan
dihari ke 11 lah sudah menjadi imago/lalat dewasa yang siap unutk dilepas dari botol
dan siap untuk terbang.
 
C. Kesimpulan
Tahapan fase daur hidup drosphilla sp adalah telur à larva à pupa à lalat muda
lalat dewasa/ imago.
 
D. Jawaban pertanyaan
1) Lalat buah meletakkan telurnya pada hari kedua
2) Pupa terbentuk pada hari ke-7s/d8, namun pada hari ke-6 sudah hampir menyerupai
pupa,
3) Lalat dewasa terbentuk pada hari ke 11 
 
 
III. Perkembangbiakan Tumbuhan
 
1. Struktur Bunga
 
A. Hasil Pengamatan
 
Gambar 1.1
Morfologi Bungan Sepatu

   
Gambar 1.1
Sayatan vertikal bunga sepatu

 
 
 
B. Pembahasan
Bunga kembang sepatu termasuk dalam kelas tumbuhan bunga dikotil yang
memiliki biji dengan dua kotiledon. Berdasarkan hasil pengamatan bunga
kembang sepatu memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1) Kelopak bunga, merupakan bagian bunga paling besar, berwarna hijau.
Fungsinya untuk melindungi bunga sepatu saat kuncup. Bentuknya panjang
dan ujungnya lancip.
2) Mahkota bunga, merupakan bagian bunga yang terletak di dalam kelopak
bunga, besar dan indah, tersusun bertumpuk-tumpuk. Mahkota berbentuk
bundar dan lebar, berwarna merah. Mahkota bunga untuk menarik serangga
untuk datang menghisap madu dna membantu proses penyerbukan.
3) Benang sari, merupakan bagian dari bunga yang terletak di mahkota bunga.
Benang sari berbentuk panjang dan kecil, dan diujungnya terdapat kepala
sari. Berwarna merah kekuningan, dan berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan jantan. Benang sari tidak melekat pada mahkota bunga,
dan terdapat serbuk sari pada kepala sari.
4) Putik, merupakan bagian dari bunga dan terdapat di dalam mahkota bunga.
Bentuknya bundar berwarna merah, dan berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan betina.
5) Bunga disayat secara vertikal
6) Saat disayat secara vertikal, terdapat ovarium (bakal buah), yang nantinya
akan berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga terdapat ovulum (bakal
biji), yang berisi gamet betina yang setelah dibuahi gamet jantan akan
berkembang menjadi embrio. Ovulum melekat pada dinding ovarium melalui
sebuah tangkai.
 
C. Kesimpulan
Jadi, bunga kembang sepatu memiliki struktur bunga lengkap, tapi tidak
bisa melakukan perkembangbiakan  secara generative. Hal ini disebabkan letak
putik berada di atas benang sari, sehingga sulit terjadi  penyerbukan dan
pembuahan. Bunga kembang sepatu dikembangbiakkan dengan cara vegetative
buatan, yaitu stek batang dan mencangkok.
 
 
D. Jawaban pertanyaan
1) 7 buah benang sari
2) Benang sari berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jantan, sedangkan putik
sebagai alat perkembangbiakan betina. Jika tidak ada benang sari atau putik,
tidak akan terjadi proses pembuahan, yang diawali proses penyerbukan dimana
menempel dan jatuhnya benang sari ke kepala putik.
2. Perkembangan aseksual (vegetatif) alami
 
A. Hasil pengamatan
Tabel 1.12.
Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan
No. Nama tumbuhan dan jenis Gambar tumbuhan dengan
perkembangbiakan asksual perkembangbiakan asksual
1 Pisang (tunas)  
2 Ketela (umbi akar)  
3 Bawang merah (umbi lapis)  
4 Bambu (tunas)  
5 Jahe (akar tinggal)  
 
B. Pembahasan
1) Tunas, tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi
tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak bergantung pada
induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas akan terus tumbuh.
2) Akar tinggal, merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar
di permukaan tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara tinggal.
3) Umbi akar, merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan makanan.
Jika ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas.
4) Umbi lapis, seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan umbi lapis
dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling luar. Diawal
pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya. Ketika siung telah
berdaun dan berakar, siung dapat membuat makanannya sendiri dengan proses
fotosintesis.
 
C. Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan vegetative alami dapat terjadi melalui akar tinggal,
tunas, umbel lapis, umbi akar, dan sebagainya.

3. Perkembangan asksual (vegetatif) buatan pada tumbuhan


 
A. Hasil pengamatan
1) Menempel
 
Tabel 1.13.
Menempel (okulasi)
No. Kondisi tempelan hari ke:
0 Keadaan awal
1 Masih pada posisi awal belum ada perubahan
2 Mulai terlihat adanya perubahan pada posisi awal tempel
3 Mata tunas mulai merekat
4 Mata tunas semakin merekat erat
5 Mata tunas mulai tumbuh mengencang
6 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
7 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
8 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
9 Mata tunas tumbuh semakin mengencang
10 Tunas tumbuh, tanaman atas dipotong
 
2) Menyambung
Tabel 1.15.
Menyambung
No. Kondisi tempelan hari ke:
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Mulai terlihat perubah
8 Mulai terlihat daun
9 Daun terlihat bertambah
10 Daun semakin bertambah dan lebar
 
3) Mencangkok
Tabel 1.14.
Mencangkok (enten)
No. Kondisi tempelan hari ke:
0 Belum ada perubahan
1 Masih dalam penyesuaian
2 Agak sedikit merekat
3 Mulai menyatu dengan batang lama
4 Mulai terlihat titik akar baru
5 Kambium menyatu dengan kedua batang
6 Terlihat akar kecil dengan jumlah sedikit
7 Akar baru nampak jelas
8 Akar mulai agak kuat dan kokoh
9 Menunggu akar kuat
10 Siap dipotong dan dipindahkan
 
B. Pembahasan
Pada percobaan tersebut, tumbuhan dapat dikembangbiakkan dengan cara
buatan (vegetative buatan) diantaranya dengan menempel (okulasi), menyambung
(enten), dan mencangkok. Pada percobaan, butuh waktu yang agak lama untuk
mengetahu hasil, seperti pada kegiatan menempel, pada minggu pertama belum
terlihat perubahan, tapi memasuki minggu kedua terlihat sedikit perubahan, dimana
tunas terlihat mulai tumbuh dan mengencang, hal ini juga terjadi pada kegiatan
menyambung dan mencangkok.
Hasil tempelan, sambungan, atau cangkokan bisa dipindahkan pada pot lain dengan
melihat seberapa kuat hasil cangkokan tersebut, jika dirasa sudah kuat, bisa
dipindahkan pada pot lain. Pada perkembanbiakan tersebut ada syarat tertentu,
misalnya menempel dilakukan pada batang yang kuat dan mata tunas memiliki sifat
serupa dengan tumbuhan yang akan ditempeli. Dalam mencangkok dibutuhkan
tumbuhan yang sudah memiliki kambium.
C. Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan tidka hanya terjadi secara alami, tapi juga bisa
menggunakan cara lain yang disebut dengan vegetatif buatan. Contoh dari vegetative
buatan yaitu menempel, menyambung, dan mencangkok. Dengan cara-cara tersebut,
dapat dihasilkan produk baru dan juga bisa meningkatkan kualitas tumbuhan seperti
yang diinginkan.
 

D. Jawaban pertanyaan
1) Agar tidak terkena tangan atau kotoran.
2) Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan yang rentan pada serangan
hama.
3) Minggu ke 2 dan 3 tunas atau daun pada percobaan menyambung mengalami
pertumbuhan.
4) Sekitar minggu ke 2 dan 3 (28-35 hari) sambungan sudah menyatu dengan kuat
5) Agar kambium tetap kering, sehingga bisa menghasilkan cangkokan yang baik.
6) Pada minggu ke 2 dan 3 (sekitar 20-30 hari) sudah terlihat akar cangkokan, dan
bisa dipindahkan ke pot lain pada umur minggu ke 4 atau 5, akar sudah kuat dan
siap dipindahkan ke pot lain.

Anda mungkin juga menyukai