PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT CEGAH PENULARAN COVID-19
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemunculan kasus COVID-19 di Indonesia sangat menggemparkan masyarakat dan menimbulkan ketakutan dari berbagai kalangan. COVID-19 adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh infeksi Virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCOV-2) atau yang dikenal dengan novel coronavirus (2019- nCoV) (Singhal, 2020). COVID-19 telah banyak menginfeksi masyarakat, hingga 16 september 2019 terdapat 228.99 kasus positif di Indonesia. Gejala umum COVID-19 yaitu gangguan saluran pernafasan akut baik ringan maupun berat yang meliputi demam, batuk, sesak nafas, kelelahan, pilek, nyeri tenggorokan dan diare. Secara umum COVID-19 ditularkan melalui droplet (percikan) pada saat berbicara, batuk, dan bersin dari orang yang terinfeksi virus Corona. Selain itu penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak fisik (sentuhan atau jabat tangan) dengan penderita serta menyentuh wajah, mulut, dan hidung oleh tangan yang terpapar virus Corona (Singhal, 2020). Pengetahuan masyarakat sangat berpebgaruh terhadap prilaku dalam melakukan pencegahan. Menurut Notoatmojo (2012), perilaku merupakan suatu aktivitas seseorang yang bersangkutan dan mempunyai kapasitas yang sangat luas mencakup : berjalan, berbicara, bereaksi, dan berpakaian. Kunci pencegahan penularan COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap orang serta diperjuangkan oleh semua pihak. PHBS merupakan langkah terbaik dalam pencegahan penularan COVID-19, sehingga perlu ditanamkan kepada semua lapisan-lapisan masyarakat tentang pengetahuan PHBS dan pentingnya penerapan PHBS. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk pencegahan Penularan COVID-19 dapat berupa cara mencuci tangan yang baik dan benar, cara menerapkan etika batuk, cara melakukan Physical Distancing (menjaga jarak fisik), dan cara menjaga kebersihan diri serta mengkonsumsi makanan bergizi. Pemberian edukasi mengenai PHBS ini dapat dilakukan dengan penyuluhan atau dengan menggunakan media berupa poster, pamflet, leaflet ataupun flayer. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2015). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk memberikan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (SosialSupport) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan utama PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan 2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Cegah Penularan COVID-19 WHO, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) maupun Kementrian Kesehatan RI telah mengeluarkan banyak informasi-informasi aktual dan panduan- panduan terkait pencegahan penularan COVID-19. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan starategi yang paling efektif untuk mencegah penularan COVID-19 dikarenakan vaksin COVID-19 yang ssat ini masih dalam proses. Cara mencegah penularan COVID-19 yang disarankan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia yaitu mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat. Pemerintah meminta masyarakat agar senantiasa selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dengan cara : 1. Makan makanan bergizi Mengkonsumsi makanan bergizi khususnya sumber Vitamin C dan Vitamin E dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Mengkonsumsi sumber zat gizi langsung dari makanan akan lebih baik dibandingkan didapat dari suplemen tambahan. 2. Olah raga teratur Olah raga teratur dapat menangkal masuknya virus pada tubuh. Olah raga tidak harus diluar rumah. Dalam kondisi pandemic, olah raga bisa juga dilakukan di rumah. 3. Sering cuci tanga Cuci tangan dengan sabun pada air mengalir menjadi faktor yang sangat penting untuk membunuh virus yang menempel di tangan. Mencuci tangan selama kurang lebih 20 detik perlu dibudayakan agar tidak tertular dan tidak menulari COVID-19. Mencuci tangan dengan handsanitizer menjadi alternatif kedua jika tidak tersedia tempat cuci tangan dengan sabun. Kandungan alkohol dalam handsanitizer menurut WHO minimal 60 %. Sangat dianjurkan jika setiap kali keluar rumah selalu membawa handsanitizer pada tas atau saku. 4. Hindari menyentuh wajah Hindari kebiasaan menyentuh area segitiga wajah, yaitu mata, hidung dan mulut, karena melalui pintu inilah virus COVID-19 masuk pada tubuh manusia. 5. Gunakan masker COVID-19 dapat menular melalui droplet, yaitu cairan yang keluar bersamaan ketika batuk, bersin atau percikan air liur ketika berbicara. Oleh sebab itu menggunakan masker dapat melindungi orang lain yang mungkin kita tulari atau mengcegah penularan dari orang lain. 6. Istirahat yang cukup Tidur yang cukup dan berkualitas kurang lebih 7-8 jam dapat meningkatkan imunitas tubuh. Hindari begadang malam. 7. Etika batuk dan bersin Jangan menutup mulut dengan tangan ketika batuk atau bersin, tapi gunakan tissue, sapu tangan atau tutup mulut dengan menggunakan lipatan lengan. 8. Menjaga kebersihan lingkungan Saat ini marak kegiatan desinfeksi baik yang digerakkan oleh lembaga maupun inisiatif masyarakat. Fasilitas umum seperti bandara, pasar, stasiun, terminal dan lainnya perlu dilakukan disinfeksi secara rutin. Untuk rumah, cukup dengan mengepel lantai dua kali sehari. Membersihkan peralatan yang sering disentuh tangan dengan desinfektan, seperti gagang pintu, gagang kulkas, pegangan tangga, hand phone, meja, kursi dan lain-lain. 9. Hindari berkerumun dan jaga jarak aman Menurut penelitian, percikan droplet keluar dari mulut rata-rata sejauh 1,8 meter. Oleh karena itu jaga jarak dengan orang lain minimal dua meter. Jangan berkerumun karena sangat berpotensi terjadi penularan. Hindari sentuhan fisik seperti bersalaman, karena bisa menjadi media penularan perpindahan virus dari tangan ke tangan. Dengan diterapkannya perilaku hidup bersih yang sehat oleh setiap orang maka akan bisa memutus mata rantai penularan COVID-19. Upayakan menerapkan PHBS semaksimal mungkin. Dengan demikian penularan COVID-19 dapat dihambat, dicegah bahkan dihilangkan. DAFTAR PUSTAKA Aldiman, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Murid Di SD Negeri Ujong Pulo Cut Kecamatan Bakongan Timur Tahun 2019 (Doctoral dissertation). Departemen Kesahatan Republik Indonesia. 2015. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakara: Salemba Medika. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. 2020. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Cegah COVID-19. Diakses pada tanggal 16 september 2020 dari https://dinkes.slemankab.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-cegah-covid- 19.html Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul. 2020. PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Diakses pada tanggal 16 september 2020 dari https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/phbs-pola-hidup- bersih-dan-sehat/ Fitriani, V., & Fajar, N. A. 2018. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Sekolah Dasar Negeri 20 Tanjng Lago Kabupaten Banyuasin. (Doctoral dissertation, Sriwijaya University). Karo, M. B. 2020. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Strategi Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Hardiknas (Vol. 1, pp. 1-4). Singhal, T. 2020. A Review of Coronavirus Disease -2019 (COVID -19). The Indian Journal of Pediatrics, 87(4): 281 –286. Zukmadini, A. Y., Karyadi, B., & Kasrina, K. 2020. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan COVID-19 Kepada Anak-Anak di Panti Asuhan. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(1).