Anda di halaman 1dari 1

Penyakit Hepato billier :

Penyakit ini ditandai dengan ikterik yang progresif akibat tersumbatnya saluran
empedu ( biasanya disebut cholestasis ekstra hepatik ) . harus dibedakan cholestasis
intra hepatic dimana terjadi obstruksi pada tingkat hepatosit dan kanalikuli hepatic
penyebabnya viral, obat. Pemeriksaan lab LFT, USG, CT scan, dan imaging lainnya,
dapat dipakai untuk membantu membedakan dari obstruksi intra hepat ic.
Penyebab tersering ikterik adalah batu empedu ( cholelithiasis ), ditandai dengan
tanda cholecytitis, gangrene empedu sampai sepsis, akibat sumbatan saluran empedu,
Penyebab lain cholesistitis adalah trauma, luka baker dll, komplikasi yang sering
terjadi adalah pankreatitis, USG dan CT scan abdomen sangat membantu untuk
menegakan diagnosis.
Pertimbangan Preoperatif : Pasien biasanya akan menjalani cholesistectomi karena
batu empedu dengan dilakukan laparascopy operatif, sebelum dioperasi sebaiknya
keadaan pasien distabilkan terlebih dahulu, diberikan terapi analgetik, opioid, pasang
NGT, antiobiotik dan cairan pengganti, kalau pasien membaik operasi ditangguhkan
terlebih dulu, tapi jika gejala komplikasi serius dilakukan operasi segera ( cito ). Pada
cholesistitis yang disebabkan bukan oleh batu empedu ( trauma, luka bakar) biasanya
merupakan kasus emergensi, berika Vit K parenteral, perdarahan post operasi
memerlukan pemberian FFP, bilirubin yang tinggi merupakan penyebab gagal ginjal
pemebrian cairan dapat mencegahnya, jangan dilupakan bahwa obstruksi jangka
panjang dapat menyebabkan cirrhosis hepatic
Pertimbangan Intraoperatif : Tindakan laparascopy operatif sangat meringankan
pasien, tetapi komplikasi akibat insuflasi CO2 intraperitoneum merupakan komplikasi
yang sering terjadi, pemberian opioid dapat membuat spasme sphincter odi, sehingga
menggangu penegakan diagnosa dan menghilangkan nyeri hebat. Pemberian obat
pada penderita obstruksi bilier efeknya dapat memenjang, sebaiknya tidak diberikan
Jajang hadianto/ 2006 / Hal 9
obat yang dimetabolisme di hati, pilihan terbaik dimetabolisme di ginjal, intake dan
output cairan dimonitor dengan ketat, sebaiknya dipasang dauert kateter, Cholesistitis
yang bukan disebabkan oleh batu mortalitasnya tinggi, dan sebaiknya dipasang
monitor invasive.
Operasi Hepar
Kasus terbanyak adalah laserasi hepar, abses, tumor metastase, tapi transplantasi
hepar sudah banyak dikerjakan diberbagai center, prosedurnya kompleks dan banyak
membuat perdarahan / kehilangan darah, cirrhosis merupakan penyebab utama
transplantasi liver, sehingga morbiditas dan mortalitasnmya sangat besar, multiple IV
kateter dengan ukuran besar diperlukan untuk mengimbangi besarnya kehilangan
darah, transfuse darah, infuse cepat dan jumlah banyak, penghangat cairan harus
diperhatikan. Invasif monitoring ( arteri dan CVP ) sangat berguna membantu
anestesi. Hipotensi merugikan untuk menjaga sel liver tetap hidup, tetapi menurunkan
jumlah perdarahan. Aprotinin, aminocaproic acid, tranxemic acid menolong untuk
menurnkan perdarahan. Hipoglikemia dapat terjadi setelah reseksi lobus hati yang
besar, anaphylactic dapat terjadi akibat tetesan kista echinococcus. Komplikasi post
operasi yang sering terjadi adalah perdarahan, sepsis, gagal fungsi hati, ventilator
digunakan pada pasien dengan reseksi yang berat.

Anda mungkin juga menyukai