Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wayan Devin Amabel Sangging.

NIM : 1917041143

Melemahnnya industri pariwisata akibat virus corona juga terjadi di Indonesia. Beberapa
destinasi wisata seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok mengalami penurunan pengunjung yang
cukup drastis.

Bali adalah salah satu destinasi yang paling terkena dampaknya. Wisatawan mancanegara adalah
sumber pemasukan nomor satu dari Pulau Dewata tersebut. Terlebih, wisatawan dari Cina adalah
penyumbang terbanyaknya.

Pada bulan Februari 2020, sebanyak 392.824 wisatawan datang ke Bali menurut Kantor Imigrasi
Bali dan angka ini turun sebesar 33% sejak bulan Januari akibat virus corona. Jumlah wisatawan
Cina ke Bali pun berkurang drastis.

Tahun 2019 lalu, sekitar 2 juta wisatawan Cina mengunjungi Bali sedangkan pada bulan Februari
hanya ada sekitar 4 ribu wisatawan. Diperkirakan Bali akan sulit untuk mencapai target melebih
2 juta pengunjung di tahun 2020 ini.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta
orang pada tahun 2019 yang mencakup 12.8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019.
Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan
berkurang. Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail
pun juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami penurunan
sampai 40 persen yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya wisatawan juga
berdampak pada restoran atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya adalah para
wisatawan. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail. Adapun daerah yang
sektor retailnya paling terdampak adalah Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung,
Medan dan Jakarta. Penyebaran virus Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan
membeli oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan
menurun. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM mendominasi unit
bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap tenaga kerja.

Pantai terlihat sepi dari pengunjung. Hanya ada pengelola usaha yang duduk santai di pesisir.
Beberapa kapal pesiar bahkan memutuskan untuk tidak berlabuh di Bali.

 jumlah penghuni hotel di Bali turun sampai 70 persen sejak virus corona menyebar dan
hal ini berpengaruh terhadap kesejahteraan para karyawan. Meskipun begitu, Pemerintah
Provinsi Bali telah memberikan imabuan kepada pengusaha hotel dan travel supaya tidak
melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Akan tetapi, dampak virus corona pada ekonomi tidak bisa dihindari. Maka dari itu, beberapa
karyawan hotel di Bali hanya dibayar setengah gaji. Pemotongan ini diperlukan agar usaha tetap
berjalan namun juga menjaga kebutuhan ekonomi para karyawan. Beberapa manajemen hotel
juga meminta para perkeja mereka untuk cuti saat sedang sepi.

Pemerintah Provinsi Bali melibatkan banyak pihak untuk menanggulangi dan mencegah
penyebaran virus corona. Salah satunya dengan pelibatan Desa Adat, melalui Keputusan
Bersama Gubernur Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali tentang Pembentukan
Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Berbasis Desa Adat.

Dalam Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Berbasis Desa Adat ini, sebanyak 1.495
desa adat di Bali dilibatkan untuk membantu pemerintah daerah menanggulangi dan mencegah
penyebaran corona.

Dengan situasi seperti, kita ambil kondisi perekonomian di wikayah desa kita, ini kita sebut
dengan resesi, perekonomian di desa menjadi ngandet bahkan lebih buruk dari stagnan karena
perekonomian tidak bisa bergerak. Berkaca dari hal tersebut, bahwa perekonomian itu busa jalan
ketika semua lini bisa saling mendukung, saat perekonomian tidak berputar sama halnya seperti
mobil yang berjalan tiba” tidak bisa jalan karena direm.
Seperti kondisi saat ini, perekonomian yang masih bisa bergerak adalah yang membidangi
kebutuhan pangan, daily needs, produk kesehatan, listrik, perbankan, gas, minyak bumi,dsb.
Pada saat ini yang terjadi di desa Tejakula, belum ada pernyataan dan kebijakan secara resmi dari
pihak LPD untuk memberikan keringanan terhadap nasabah, hal menyebabkan keresahan untuk
masyarakat ekonomi kelas bawah untuk membayar bunga, sedangkan untuk makan saja susah.
Kemudian dari pemerintah desa pula, belum juga bisa mengalokasikan dana untuk kebutuhan
primer masyarakat, dengan kebijakn yang dikeluarkan oleh Bupati yaitu batas waktu pedangan
dari jam 8-4 sore ini akan berdampak besar untuk laju perputaran ekonomi, banyak pedangan
mengalami penurunan omset secara drastis sejak diberlakukan kebijakan tersebut.
Adapun ada anjuran dari pemerintah dengan melakukan padat karya di desa, untuk menunjang
laju perputaran ekonomi belum bisa terlaksana di desa karena, rencana Penggunaan dana tersebut
yang sudah dianggarkan pada tahun 2019 juga tidak efektif untuk melakukan perubahan di desa.
Banyak perantau yang pulang ke desa karena tidak bisa membayar kontrakan, dan kebanyakan
susah di phk oleh perusahaan tempat mereka bekerja, bila mana hal ini terjadi hingga 3 bulan
kedepan, saya mempridiksi tingkat kejahatan akan meningkat demi mengisi perut mereka
Solusinya bilamana pemerjntah sudah siap untuk mengalokasikan dana untuk memutusakan
penyebaran rantai covid-19 saya sarankan untuk melakaukan lockdown Bali selama 1 Bulan
secara penuh dan serentak di Bali pada khusunya dan Indonesia pada umumnya,, sehingga ketika
covid-19 berlalu mari kita buka lembaran baru, dengan perekonomian yang baru tentu dengan
stimulus dari pemerintah agar perekonomian dapat berputar kembali. Seperti listrik dan bahan
pangan selama beberapa bulan untuk meringankan beban masyarakat, ketika kondisi sudah pulih
masyarakat bisa mengembalikan tunjangan listrik dengan menyicil selama beberapa tahun.

Anda mungkin juga menyukai