Anda di halaman 1dari 30

Analisis χ2

Chi square/ khi square


Analisis χ2
Uji χ2 (chi-square) merupakan alat bantu untuk
menentukan seberapa baik kesesuaian suatu
percobaan (goodness of fit). Pada uji ini
penyimpangan nisbah amatan (observed) dari
nisbah harapan (expected) dengan rumus
(lebih dari 2 kelas)
χ2 = Σ (O – E)2 ⁄ E

χ2 = (O1 – E1) ⁄ E1 + (O2 – E2) ⁄ E2 + .......... + (On – En) ⁄ En


Rumus:

a. Dua kelas

b. Lebih dari dua kelas

Keterangan :
Oj= nilai pengamatan dalam kelas ke-j
Ej = nilai harapan dalam kelas ke-j
j = 1, 2, 3, … c
Nilai χ2 diinterpretasikan sebagai peluang
dengan mencocokkannya ke tabel χ2
berdasarkan derajat bebasnya. Derajat
bebas (db) adalah banyaknya fenotip
yang dapat diekspresikan (n) dikurangi
satu. Pada satu sifat beda
berkedominanan penuh terdapat dua
fenotip dan db = n-1 = 2-1 = 1. Pada dua
sifat beda berkedominanan sebagian, db
= 9-1 = 8.
• Contoh: Berdasarkan persilangan dihibrid
kapri berbiji bulat, kuning x kapri berbiji
keriput hijau. Mendel mengamati 315 biji
bulat, kuning : 108 biji bulat, hijau : 101 biji
keriput, kuning : 32 biji keriput, hijau dari total
556 biji. Berdasarkan nisbah fenotip 9:3:3:1
yang dapat diharapkan oleh Mendel
sebenarnya adalah 9/16 x 556 = 312,75 biji
bulat, kuning : 3/16 x 556 = 104,25 biji bulat,
hijau : 3/16 x 556 = 104,25 biji keriput, kuning :
1/ x 556 = 34,75 biji keriput, hijau.
16
• Seberapa baik percobaan Mendel tersebut
dibandingkan harapan dapat dihitung dengan
χ2 = Σ (O-E)2 / E = (315 – 312,75)2 / (312,75) +
(108-104,25)2 / (104,25)
+ (101-104,25)2 / (104,25) + (32-34,75)2 /
34,75
χ2 = 0,016 + 0,135 + 0,101 + 0,218 = 0,470
dengan db = 4 fenotipe – 1 = 3 dicocokkan
pada Tabel χ2 (Fisher dan Yates, 1943):
Fenotipe Genotipe Banyak Banyak Penyim d2/e
yang yang pangan
didapat diharapka (d=o-e)
(o) n (e)
Bulat, B-K- 315 9/16 x 556= + 2,25 0,02
kuning 312,75
Bulat, B-kk 108 3/16 x 556= + 3,75 0,13
hijau 104,25
Keriput, bbK- 101 3/16 x 556 - 3,25 0,10
kuning = 104,25
Keriput, bbkk 32 1/16 x 556 - 2,75 0,22
hijau = 34,75
jumlah 556 0 (χ2 )=0,47
Tabel χ2 (Fisher dan Yates, 1943): db = fenotipe – 1
Berbe Berbeda

Sesuai, makin ke kiri peluang makin bagus da sangat


nyata nyata

Derajat P = 0,99 0,95 0,80 0,50 0,20 0,05 0,01


bebas
1 0,000157 0,00303 0,0642 0,455 1,642 3,841 6,635
2 0,020 0,103 0,446 1,386 3,219 5,991 9,210
3 0,115 0,352 1,005 2,366 4,642 7,815 11,345
4 0,297 0,711 1,649 3,357 5,989 9,448 13,277
5 0,554 1,145 2,343 4,351 7,289 11,070 15,086
6 0,872 1,635 3,070 5,348 8,558 12,592 16,812
7 1,239 2,167 3,822 6,346 9,803 14,067 18,475
8 1,646 2,733 4,549 7,344 11,030 15,507 20,090
9 2,088 3,325 5,380 8,343 12,242 16,919 21,666
10 2,558 3,940 6,179 9,342 13,442 18,307 23,209
Dari tabel tersebut χ2 = 0,407 (db=3) terletak
pada P=0,80 – 0,95, sehingga dapat
disimpulkan bahwa percobaan Mendel
tersebut sesuai dengan harapan nisbah
fenotipe 9:3:3:1 sebesar 80-95%.
Uji yang digunakan dalam analisis segregasi
kesesuaian distribusi normal karakter agronomi
tanaman kedelai dari populasi F3 yaitu uji khi-
kuadrat. (Gomez dan Gomez, 1984). Kesesuaian
pola segregasi dari masing-masing karakter
dengan tipe segregasi yang diharapkan diuji
dengan 2 untuk goodness of fit.
a. Dua kelas
b. Lebih dari dua kelas
Keterangan: Oj = nilai pengamatan dalam kelas ke-j
;Ej= nilai harapan dalam kelas ke-j
j = 1, 2, 3, … c
PENYIMPANGAN PEWARISAN MENDEL

(a) Interaksi alel pada lokus yang sama,


(b) Interaksi alel pada lokus yang berbeda
(epistasi),
(c) Berangkai, dan
(d) pewarisan di luar inti.
Interaksi Alel pada Lokus yang Sama

1. dominan sebagian,
2. kodominan,
3. multiple alel, dan
4. alel letal
a. Dominan Penuh

P: Merah (MM) x Putih (mm)


F1 Merah (Mm)
F2: Merah (MM dan Mm): putih (mm) = 3 : 1

Berarti bunga merah ditentukan oleh gen dominan


dan bunga putih ditentukan gen resesif
b. Dominan sebagian

P: Merah (MM) x Putih (mm)


F1 Merah Muda (Mm)
F2: Merah (MM) : Merah Muda (Mm):
putih (mm) = 1 : 2 : 1

Berarti bunga merah ditentukan oleh gen yang


bersifat dominan sebagian.
c. Kodominan
P: Merah (MM) x Putih (mm)
F1 ??? (Mn)
F2: Merah (MM) : ??? (Mm): putih (mm) =
1 : 2 :1
Berarti alel M dan m bersifat kodominan, karena pada
persilangan antara bunga merah dan bunga putih
maka pada F1 diperoleh fenotipe lain dari kedua
tetuanya dan juga tidak berada diantara fenotipe
kedua tetuanya tetapi muncul fenotipe baru (???).
Contoh Lain kodominan; Golongan darah
sistem MN

Genotipe Fenotipe Anti M Anti N

IMIM M + -

IMIN MN + +

ININ N - +
Contoh nyata pada kodominan dapat
dilihat pada sapi Shorthorn
Pada sapi jenis ini memiliki tiga warna yaitu merah
(CRCR), putih (CWCW) dan Coklat (CRCW). Cara
penulisan alel kodominan berbeda dengan cara
penulisan alel dominan dan dominan sebagian.
Persilangan pada sapi Shorton:
P: Merah (CRCR) x Putih (CWCW)
F1 Coklat (CRCW)
F2: Merah (CRCR) : Coklat (CRCW): putih (CWCW) =
1 : 2 : 1
Gen letal
Gen lethal (gen letal) adalah gen atau alel yang
menghasilkan atau tidak menghasilkan produk
dan menghalangi suatu individu untuk
berkembang biak atau menyebabkan kematian,
terbagi menjadi dua, yaitu:
(a) letal resesif, yaitu gen letal dalam keadaan
homosigot resesif.
(b) letal dominan, bila letal dalam keadaan
homosigot dominan.
Contoh Gen Letal Dominan

1. Pada Tikus: AY dominant terhadap a


aAY x aAY
kuning kuning
AYAY (letal): aAY (Kuning) :aa (Agouti)

Jadi perbandingan tikus hidup yaitu Kuning :


Agouti = 2 : 1
Agouti=warna rambut kelabu
2. Pada Manusia, jari pendek (Brakhidaktile)

kelainan ini menurun yang disebabkan oleh gen


dominan B.
Berjari normal genotipenya bb,
berjari Brakhidaktile genotipenya Bb, dan
letal genotipenya BB.
b. Brakhidaktil: tulang-tulang jari pendek dan tumbuh menjadi satu
3. Pada tumbuhan, peristiwa jantan mandul

Jantan mandul lebih lengkap akan diterangkan


pada pemuliaan tanaman.
Contoh letal resesif: Albino pada tumbuhan (Jagung)
Alel ganda: apabila pada satu lokus
terdapat lebih dari dua macam alel
Alel ganda: x1,x2,x3,x4,x5
Maka, genotipe individu diploid yang mungkin
akan muncul antara lain X1X1, X1X2, X1X3, X2X2
dan seterusnya
Secara matematika: Banyaknya macam genotipe
= 1/2 n ( n + 1 )
n = banyaknya anggota alel ganda
Contoh alel ganda:
1. Alel ganda pada lalat Drosophila
Lokus w pada Drosophila melanogaster
mempunyai sederetan alel dengan perbedaan
tingkat aktivitas dalam produksi pigmen mata
yang dapat diukur menggunakan
spektrofotometer.
2. Alel ganda pada tanaman
Contoh umum alel ganda pada tanaman ialah alel s,
yang berperan dalam mempengaruhi sterilitas. Ada
dua macam sterilitas yang dapat disebabkan oleh alel
s, yaitu sterilitas sendiri (self sterility) dan sterilitas
silang (cross sterility).

3. Alel ganda pada kelinci


Pada kelinci terdapat alel ganda yang mengatur
warna bulu. Alel ganda ini mempunyai empat
anggota, yaitu c+, cch, ch, dan c, masing-masing
untuk tipe liar, cincila, himalayan, dan albino.
4. Golongan darah sistem ABO pada manusia
Pada tahun 1900 K. Landsteiner menemukan
lokus ABO pada manusia yang terdiri atas tiga
buah alel, yaitu IA, IB, dan I0. Dalam keadaan
heterozigot IA dan IB bersifat kodominan,
sedang I0 merupakan alel resesif. I= adalah
isoglutinogen. Genotipe dan fenotipe individu
pada sistem ABO dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Genotipe dan fenotipe individu pada sistem ABO

Genotipe Fenotipe
IAIA atau IAI0 A
IBIB atau IBI0 B
IA IB AB
I0I0 O
Kompatibilitas golongan darah sistem
ABO pada transfusi darah.
Golon Antigen Antibodi Eritrosit Golongan
gan dalam dalam yang darah
darah eritrosit serum digumpal donor
kan
A A anti B B dan AB A dan O

B B anti A A dan AB B dan O

AB A dan B - - A, B, AB,
dan O
O - anti A dan A, B, dan O
anti B AB
Sistem golongan darah yang penting
pada manusia
Selain sistem golongan darah MN, ABO, ada juga
sistem golongan darah Rh (resus)

Anda mungkin juga menyukai