Anda di halaman 1dari 6

TELUSUR VAN JAVA

Telusurvanjava.com Telusurvanjava
Telusurvanjava
Email:
Telusurvanjava
Telusurvanjava@gmail.com 0895415476086

Selasa, 22 September 2020 CULTURAL AND HISTORICAL NEWS


E - Koran Sejarah

Edisi 96

Wali Songo dan


Sufisme di Jawa
Oleh: Wisnu Adihartono, Sosiolog dan Peneliti independen

A danya pemikiran Islam dalam falsafah Jawa tidak da-


pat dilepaskan dari sejarah masuknya Islam di tanah
Jawa. Sejarah mencatat, Islam telah masuk ke Nusantara se-
jak pertengahan abad ke-7 Masehi yaitu pada saat Ratu Sim-
ha berkuasa di Kerajaan Kalingga sebagaimana diberitakan
sumber-sumber Cina dari Dinasti Tang (Quswandhi, 2008).

Untuk Berlangganan

google

Editor : Emy S S.H, Fajril Uyun S.Kep Desain : Anam Elfads

E-KORAN SEJARAH TERBIT KE-96 1.170 PENGIKUT UNTUK BERLANGGANAN WA 085760200659 1


TELUSUR VAN JAVA
Telusurvanjava.com Telusurvanjava
Telusurvanjava
Email:
Telusurvanjava
Telusurvanjava@gmail.com 0895415476086

Selasa,22 September 2020 CULTURAL AND HISTORICAL NEWS


E - Koran Sejarah

Wali Songo dalam berdakwah di Nu- ke Jawa adalah Islam sufi yang dengan
santara khususnya di Jawa menggunakan mudah diterima serta diserap ke dalam
cara-cara damai yang menunjukkan pada sinkretisme Jawa. Usaha-usaha yang
usaha-usaha penyampaian dakwah Islam bersifat asimilatif dan sinkretik dalam
melalui prinsip mau’izah al-hasanah waja dakwah Islam Wali Songo dapat disimpul-
dilhum bi al-latihiyaahsan yaitu sebuah kan sangat sukar dilakukan oleh muba-
metode penyampaian ajaran Islam mela- ligh-mubaligh penyebar Islam sebelum
lui cara dan tutur bahasa yang baik. Se- era Wali Songo. Dakwah bersifat asimilatif
bagaimana lazimnya nilai-nilai yang ber- dan sinkretik dalam dakwah Islam Wali
sumber dari ajaran Islam maka nilai-nilai Songo merupakan wujud wajah kaum sufi
keislaman yang dikembangkan oleh Wali yang sangat terbuka, luwes, dan adaptif
Songo tersebut ditegakkan di atas asas dalam menyikapi keberadaan ajaran se-
keseimbangan dan keselarasan. Kelem- lain Islam (Sunyoto, 2012). Keberadaan
butan dan toleransi ajaran sufisme yang di kitab-kitab Suluk Wujil, Primbon Bonang,
bawa oleh Wali Songo dapat dilihat pada Suluk Linglung, Suluk Sukarsa, Suluk Su-
nilai-nilai keIslaman yang di ambil dari ba- jinah, Suluk Syaikh Malaya, Suluk Pustaka
hasa Arab kemudian merasuk ke dalam Rancang, Serat Dewa Ruci, Serat Arjuna
nilai-nilai masyarakat yang jejaknya masih Wiwaha Jarwa, dan Serat Cebolek men-
terlihat dalam nilai-nilai moral yang dianut unjukkan bukti bahwa perkembangan Is-
masyarakat Jawa sampai saat ini, dian- lam di Jawa khususnya di era Wali Songo
taranya seperti nilai kesabaran (shabar), lebih didominasi oleh paham kesufian.
keikhlasan (ikhlas), andap-ashor (tawad- Kelenturan ajaran sufisme yang
hu’), keadilan (adl), guyub rukun (ukhuwah), dibawa oleh Wali Songo terlihat jejaknya
lila atau rela (ridha), kesederhanaan (wara’), pada proses Islamisasi di Nusantara mela-
nrimo (qana’ah), eling (dikir), ngalah (ta- lui jalur asimilasi dalam kehidupan sosial,
wakal), pasrah (lillah) yang merujuk ke- budaya, seni, sastra, pendidikan, dan adat
pada nilai-nilai sufistik (Sunyoto, 2012). kebiasaan. Proses asimilasi budaya dan
Ajaran Islam yang dikemas oleh sinkretisme antara Hindu-Buddha, Jawa,
Wali Songo juga diajarkan dengan se- dan Islam yang dilakukan oleh Wali Songo
derhana dan dikaitkan dengan pema- itulah yang pada akhirnya banyak meng-
haman masyarakat setempat atau da- hasilkan berbagai jenis hasil kebudayaan
pat dipahami dengan ajaran Islam yang yang mengagumkan. Di antaranya adalah
membumi sesuai adat, budaya, dan ke- munculnya naskah-naskah Jawa sebagai
percayaan penduduk setempat melalui saksi hidup pemikiran orang Jawa. Tradisi
proses asimilasi dan sinkretisme. Unsur- Islamisasi melalui nilai-nilai budaya dan
unsur budaya lokal yang sudah ada se- karya sastra yang telah dilakukan oleh
belum Islam masuk ke Nusantara yaitu Wali Songo juga turut dibantu oleh raja-
pada masa Hindu-Buddha yang dianggap raja Jawa yang pandai dan mencintai kar-
sesuai dengan sendi-sendi tauhid ke- ya sastra serta para pujangga di istana
mudian diserap ke dalam dakwah Islam. keraton Jawa. Keduanya juga turut ber-
Menurut James Peacock dalam Puri- peran dalam proses Islamisasi khususn-
fying the Faith (1979), Islam yang datang ya melalui penulisan karya sastra Jawa.

E-KORAN SEJARAH TERBIT KE-96 1.170 PENGIKUT UNTUK BERLANGGANAN 085760200659 2


TELUSUR VAN JAVA
Telusurvanjava.com Telusurvanjava
Telusurvanjava
Email:
Telusurvanjava
Telusurvanjava@gmail.com 0895415476086

Selasa, 22 September 2020 CULTURAL AND HISTORICAL NEWS


E - Koran Sejarah

Kasepuhan Ciptagelar
dan Kebudayaan Padi
Oleh: M. Taufiq (Dosen Sejarah STIBI)

I ndonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya.


Salah satunya yaitu budaya padi. Kasepuhan Ciptagelar mer-
upakan salah satu permukiman adat Sunda di Indonesia yang
sampai sekarang masih mempertahankan nilai kepercayaan
dan religi dari budaya padi (rice culture). Sebagai masyarakat
berbudaya padi (rice culture) yang kuat, segala bentuk ak-
tivitas utama masyarakat Ciptagelar berpusat pada padi.

Untuk Berlangganan

Editor : Emy S S.H,


Fajril Uyun S.Kep
Desain : Anam
Elfads

E-KORAN SEJARAH TERBIT KE-96 1.170 PENGIKUT UNTUK BERLANGGANAN 085760200659 3


TELUSUR VAN JAVA
Telusurvanjava.com Telusurvanjava
Telusurvanjava
Email:
Telusurvanjava
Telusurvanjava@gmail.com 0895415476086

Selasa, 22 September 2020 CULTURAL AND HISTORICAL NEWS


E - Koran Sejarah


Ketika mereka berinteraksi dengan intahannya ke permukiman baru lagi,
padi dan turunannya, aktivitas mereka tetapi dalam waktu yang belum bisa di-
selalu disertai dengan ritual. Aktivitas rit- tentukan secara pasti karena masihharus
ual terhadap padi diperjalankan dari ling- menunggu turunnya wangsit karuhun.
kungan agrikultur (huma-sawah) yang Pola kehidupan masyarakat Ciptagelar
meliputi: ngaseuk, ngangler, tandur, ma- masih menjalankan ajaran dan tradisi
bay, mipit, mocong, menuju ke lingkun- nenek moyang leluhur/ karuhun yang be-
gan permukiman yang meliputi: ngun- rasaskan pada budaya padi. Masyarakat
jal, ngadiukeun, membangunkan padi, budaya padi adalah masyarakat yang me-
mengambil padi, nutu, hingga ke dalam miliki seperangkat nilai dan kepercayaan
ruang domestik yang meliputi: menyim- supernatural terhadap entitas padi. Keper-
pan beras, mengambil beras, dan nyangu. cayaan tersebut masih tetap bertahan dan
Lebih lanjut, menurut catatan Susilo terus berkembang sampai sekarang. Bagi
Kusdiwanggo dan Jakob Sumardjo (2016) masyarakat Cipta gelar, kepercayaan akan
dijelaskan bahwa Ciptagelar adalah nama entitas padi tidak hanya terpatri dalam ran-
sebuah permukiman adat Sunda berbasis ah tata nilai dan pikir semata, melainkan
budaya padi . Cipta gelar merupakan lem- tercermin dalam tata laku ritual dan kehidu-
bur , sekaligus Kampung Gede , dan pusat pan sehari- hari. Wujud nyata atas tata nilai,
kasepuhan bagi tari kolot (kasepuhan lama) pikir, dan laku mereka adalah pertanian. Us-
di sekitarnya yang terikat secara kultural. aha pertanian dianggap sebagai aktivitas
Lembur, yaitu himpunan beberapa kepala ibadah. Kegiatan pertanian tidak terlepas
keluarga yang tinggal berdekatan menja- dari upacara ritual kesakralan dan mitos.
di lingkungan permukiman atau kampung Pertanian di Ciptagelar saat ini dis-
kecil. Kampung gede (besar), yaitu pusat elenggarakan secara akulturatif dalam
pemerintahan kasepuhan. Kasepuhan dua cara, yaitu berhuma dan bersawah.
adalah suatu himpunan dari banyak lem- Dalam penyelenggaraan pertanian terse-
bur dan kampung-kampung kecil dan be- but, setidaknya terdapat 32 rangkaian rit-
sar yang terikat secara adat dan budaya. ual budaya padi selama satu siklus masa
Area sebarannya berada di sepu- tanam padi . Dulunya, pertanian hanya
tar pegunungan Kendeng yang meliputi diselenggarakan dengan berhuma saja.
Provinsi Banten dan Jawa Barat. Himpu-
nan ini disebut Kesatuan Adat Banten Kidul
Kasepuhan Ciptagelar. Leluhur Ciptagelar
sudah tercatat sejak tahun 1368 lalu.
Saat ini Cipta gelar merupakan penerus
kasepuhan ke-19, sebagai pusat kasepu- Untuk Berlangganan

han terkini yang resmi dihuni pada tang-


gal 7 Muharam 1421 H atau 12 April 2000
lalu. Kedepan, sesepuh Ciptagelar diper-
caya akan memindahkan pusat pemer-

E-KORAN SEJARAH TERBIT KE-96 1.170 PENGIKUT UNTUK BERLANGGANAN WA 085760200659 4


TELUSUR VAN JAVA
Telusurvanjava.com Telusurvanjava
Telusurvanjava
Email:
Telusurvanjava
Telusurvanjava@gmail.com 0895415476086

Selasa, 22 September 2020 CULTURAL AND HISTORICAL NEWS


E - Koran Sejarah

Perang Lima Hari


Oleh: Sugiarto, S.Pd

P erjuangan pergerakan kemerdekaan  terus berlanjut sete-


lah proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 tidak terkecua-
li pertempuran Lima Hari di Semarang, terjadi banyak peri-
stiwa yang terjadi setelah kemerdekaan Indonesia seperti
peristiwa 10 November di Surabaya rakyat Indonesia mela-
wan kekuatan Inggris, Bandung Lautan Api untuk mengu-
sir Sekutu dari Bandung, dan dilanjutkan Pertempuran Lima
Hari di Semarang untuk mengusir Jepang dari Indoneia yang
tidak mau mengakui jika Negara Indonesia sudah merdeka.

Untuk Berlangganan

IDN

Editor : Emy S S.H, Fajril Uyun S.Kep Desain : Anam Elfads


E-KORAN SEJARAH TERBIT KE-96 1.170 PENGIKUT UNTUK BERLANGGANAN 085760200659 5
TELUSUR VAN JAVA
Telusurvanjava.com Telusurvanjava
Telusurvanjava
Email:
Telusurvanjava
Telusurvanjava@gmail.com 0895415476086

Selasa, 22 September 2020 CULTURAL AND HISTORICAL NEWS


E - Koran Sejarah

Kondisi di Kota Semarang beberapa Jepang bersenjata lengkap dan melucuti


hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Re- delapan anggota polisi istimewa yang se-
publik Indonesia sedikit berbeda dengan dang menjaga Reservoir Siranda sumber
beberapa kota lainnya, setelah kota Sema- air minum warga kota di Candilama, setelah
rang berhasil direbut oleh para pemuda dari penyerangan ini tersebar isu bahwa tentara
tangan jepang kemudian seluruh kekuatan Jepang sudah meracuni sumber air minum
pemuda di Semarang dikerahkan untuk tersebut yang membuat rakyat gelisah.
menghadapi penyerahan senjata dari mi- Beredarnya kabar tentara menem-
liter Jepang. penyerahan senjata tersebut baki para pemuda membuat masyarakat
gagal dilakukan dan bahkan menyebab- berang itambah lagi insiden penemba-
kan malapetaka yang cukup besar di Kota kan yang dialami dr Kariadi saat akan me-
Semarang ini, sehingga pada akhirnya hal meriksa sumber air yang katanya diracun
ini menjadi pencetus pertempuran berna- Jepang, dua pemicu di atas cukup mem-
ma pertempuran Lima Hari di Semarang. buat darah para pemuda mendidih dan
Pertempuran yang menjadi bagian mencari cara untuk balas dendam. Mere-
dari  sejarah kota Semarang   ini terjadi ka akhirnya menuju penjara bulu untuk
pada tanggal 15 -19 Oktober 1945, waktu menyasar tentara Jepang yang sedang
itu adalah masa transisi kekuasaan dari ditahan, melihat hal tersebut Mayor Kido
Jepang ke Belanda dan seharusnya kekua- naik pitam dia langsung mengkomando
saan Jepang di Indonesia sudah berakhir. pasukannya untuk menyerang pusat kota,
Peristiwa lima hari di Semarang terjadi ka- serangan Mayor Kido dilawan masyarakat
rena beberapa alasan yang menjadi pemi- kota Semarang sampai radius 10 km
cunya hingga mencapai puncak berupa pertempuran tersebut berlangsung se-
pertempuran selama lima hari, pelucutan lama 5 hari dari 14 sampai 19 Oktober.
senjata tentara Jepang dapat dilakukan   Kondisi itu ditambah dengan adanya
tanpa kekerasan namun di Semarang jus- peristiwa perobekan bendera Indonesia
tru terjadi kekacauan. Kido Butai pusat mi- Merah Putih oleh seorang tentara Jepang
liter Jepang di Jatingaleh Semarang curi- kejadian ini sontak membuat amarah rakyat
ga bahwa senjata-senjata tersebut tidak tak terkendali lagi, dengan gigih semua un-
akan digunakan untuk melawan Jepang. sur Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sema-
Ketika sekutu mendaratkan pasukan- rang bahu-membahu menghadapi seran-
nya di Pulau Jawa, Pemuda Semarang gan tentara Jepang dalam pertempuran
dan BKR semakin curiga,  kondisi semakin pertempuran lima hari di Semarang mere-
memanas ketika tawanan  Jepang yang da mendaratlah tentara sekutu yang beru-
dipindahkan dari Cepiring ke Bulu kabur saha ingin menguasai Indonesia kembali.
dan  bergabung dengan pasukan Kidobutai.
Setelah tawanan Jepang melarikan diri Untuk Berlangganan

para pemuda diinstruksikan untuk mence-


gat dan memeriksa mobil Jepang yang le-
wat di depan RS Purusara pada 14 Oktober
1945, serangan mendadak dari pasukan

E-KORAN SEJARAH TERBIT KE-96 1.170 PENGIKUT UNTUK BERLANGGANAN 085760200659 6

Anda mungkin juga menyukai