Oleh :
RITA ANGELIA
NIM: 2020273004
BAB I
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan makanan perlu menerapkan unsur ilmu manajemen agar hasil yang
dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen praktis sebagai aplikasi dari ilmu
manajemen dapat diterapkan kedalampengelolaan makanan institusi. Manajemen makanan
institusi pada hakekatnya adalah penyelenggaraan makanan dalam jumlah yang besar. Ukuran
“besar” yang dimaksud minimal 50 porsi yang dibuat secara massal sampai 5000 porsi untuk
satu periode waktu makan. Unsur- unsur manajemen yang dimaksud berkaitan dengan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan dan evaluasi sebagai bahan masukan
bagi siklus berikutnya. Makanan institusi dibutuhkan oleh golongan masyarakat yang berada
didalam organisasi tertentu, dari golongan yang heterogen maupun yang homogeny, yang tinggal
untuk sementara secara rutin dalam institusi tertentu minimal dalam kurun waktu 5-10 jam setiap
harinya.
Pelayanan makanan yang layak dan cepat berkaitan dengan distribusi makanan yang dikelola,
dengan prinsip kecepatan dan keakuratan, didukung oleh fasilitas yang layak, seperti alat makan
dan alat distribusi makanan.
Tujuan pelaksanaan makanan institusi adalah tersedianya makanan yang memuaskan bagi
“klien” dan atau bagi “pasien” dengan manfaat yang optimal bagi institusi. Secara khusus
penyelenggaraan makanan institusi dituntut untuk :
1. Menghasilkan makanan yang berkualitas baik dipersiapkan dan dimasakkan dengan layak
2. Pelayanan yang cepat, akurat dan menyenangkan
3. Menu seimbang dan bervariasi
4. Harga layak, serasi dengan pelayanan yang diberikan
5. Standar sanitasi dan kebersihan yang tinggi
Menu yang seimbang dan bervariasi perlu mendapat tekanan dari pihak penyelenggara institusi.
Pedoman umum yang dianjurkan oleh Depertemen Kesehatan RI bagi pengelola institusi adalah
ada dalam lembar “anjuran makan dalam satu hari” yang disertai pedoman penukaran bahan
pangan, dengan pola menu 4 sehat. Menu makanan institusi dibuat berdasarkan “rotasi menu”
dalam jarak 10 hari, yang bertujuan meminimalkan rasa bosan mengkonsumsi makanan yang
sejenis secara berulang. Syarat menyusun menu perlu memperhatikan bahan makanan yang
digunakan , musim bahan makanan, variasi rasa masakan, rasa, aroma, tekstur dan konsisten
makanan , serta kemampuan tenaga pelaksana, dan pesawat dapur yang memadai untuk menjaga
jam waktu yang tepat. Harga yang layak dalam makanan institusi menjadi pertimbangan penting
lainnya mengingat pemberian makan dalam periode waktu yang cukup lama bahkan hamper
sepanjang waktu dimana karyawan itu berada dilembaganya. Sanitasi itu sendiri bermakna
memutus mata rantai kerusakan dan keracunan makanan pada manusia. Untuk kepentingan
kesehatan, maka pihak pelaksana produksi dan distribusi makanan perlu memiliki kemampuan
yang berkaitan dengan sanitasi dan hygiene makanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MSPM
Defenisi dari MSPM itu sendiri adalah : Penyelenggaraan makanan dan pelaksanaan
makanan dalam jumlah yang besar.
Perkembangan makana kelompok sudah dikenal sejak zaman dahulu. Dalam pembuatan
bangunan seperti candi dan kuil, penyelenggaraan makana bagi kelompok pekerja bangunan
telah dilakukan sejak zaman itu. Di Indonesia pada berbagi kegiatan upacara seperti itu penyajian
makanan merupakan suatu kegiatan pokok, baik sebagi kegiatan rasa terima kasih pada Sang
Pencipta, rasa hormat pada tamu undangan yang hadir. Akan tetapi,, penyelenggaraan makanan
kelompok yang dilakukan pada saat itu belum dikelola secara professional dan jauh dari tujuan
komersial. Penyelenggaraan makanan kala itu masih bersifat ramah tamah (bospitality).
Penyelenggaraan makanan kelompok secara professional baru dimulai pada pertengahan
abad ke -17 bersamaan dengan awal revolusi industry eropa. Robert Owen adalah salah seorang
tokoh industry di Eropa yang mempelopori penyelenggaraan makanan bagi para pekerja industry
yang dikelola secara efektif dan efesien. Inilah awal dari penyelenggaraan makanan industry
(inflan food service). Selanjutnya penyelenggaraan makanan institusi mulai dikembangkan di
berbagai Negara Eropa dan Amerika , seperti di pabrik, bank, dan sebagainya.
Penyelenggaraan makanan yang didasarkan atas kebutuhan karyawan akan zat gizi agar
memperoleh tingkat kesehatan yang optimal yang memungkinkan tercapainya produktifitas kerja
maksimal baru dilakukan pada awal abad ke -20.
D. TUJUAN MSPM
Tujuan umum dari MSPM adalah tersedianya makanan yang memuaskan bagi klien , dengan
manfaat setinggi-tingginya bagi institusi
Menghasilkan makanan yang berkaualitas baik, dipersiapkan dan dimasak dengan layak
Pelayanan yang cepat dan menyenangkan
Menu seimbang dan bervariasi
Harga layak, serasi dengan pelayanan
Standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi
E. KLASIFIKASI INDUSTRI MAKANAN INSITUSI
Macam – macam pelayanan gizi institusi menuurtklasifikasinya dibagi menjadi :
Pelayanan gizi institusi industry (tenaga kerja)
Pelayanan gizi institusi social (panti asuhan)
Pelayanan gizi asrama
Pelayanan gizi institusi sekolah
Pelayanan gizi institusi rumah sakit
Pelayanan gizi institusi komersial
Pelayanan gizi institusi khusus ( contoh: asrama haji)
Pelayanan gizi insitusi darurat ( contoh: penampungan bencana)
Penyelenggaraan makanan sebagai suatu sub system terdiri dari 3 komponen, yaitu ;
input (masukan), proses (kegiatan) dan output (iuran).
Input dari penyelenggaraan makanan adalah tenaga, dana, fasilitas bahan makanan,
metode, dan pasar? Konsumen.
Proses penyelenggaraan makanan meliputi penyusunan standar gizi, penyusunan
anggaran, perencanaan menu, penyusunan kebutuhan bahan makanan, , pembelian ,
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, pendistribusian bahan makanan ,
persiapan, pengolahan dan distribusi makanan, pengawasan penyelenggaraan makanan,
pencataatan, pelaporan dan evaluasi.
Sedangkan output penyelengaraan makanan meliputi syarat gizi, citarsa, selera,, standar
sanitasi dan aman dikonsumsi serat pelayanan yang tepat, cepat dan layak (depkes 2003).
H. PERENCANAAN MENU
Menu merupakan rangkaian hidangan yang disusun berdasarkan pola makan untuk jenis
konsumen tertentu.
Perencanaan Menu adalah serangkaian kegiatan untuk menyusun hidangan dalam variasi
dan kombinasi yang serasi. Juga untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Hidangan merupakan makan dan minuman yang terdiri dari mak.pkok, lauk, sayur, buah,
kue, pudding.
Standar Resep adalah resep yang telah dievaluasi , diuji, diatur untuk operasional yang
spesifik dari penyelenggaraan makanan.
Langkah – langkah yang ahrus diperhatikan dalam perencanaan menu adalah sebagai berikut :
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Panduan PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit ) Kementrian Kesehatan RI, 2013