Anda di halaman 1dari 4

1) Pengukuran antropometri

 Timbang berat badan bayi (normal: 2500-3500gram), apabila berat badan


bayi < dari 2500 gram  berat badan lahir rendah (BBLR) dan apabila
berat badan bayi > 4000 gram  makrosemia.
 Panjang badan (normal 48-53 cm)
 Lingkar kepala (diameter fronto oksipito N: 33-35 cm)
 Lingkar dada (lingkar yang melewati putting susu N: 30-33 cm)
2) Tanda-tanda vital
 Suhu : 36,5°C
 Tekanan darah : 60 – 90/ 62 – 78 mmHg (lihat Tabel 1)
 Nadi : 120 – 160x/menit (Lihat Tabel 2)
 Nafas : 40 – 60 x/menit

3) Pemeriksaan kepala
 Inspeksi rambut terhadap jumlah dan warna, adanya lanugo terutama daerah
bahu dan punggung.
 Inspeksi wajah dan tengkorak, dapat dilihat apakah ada maulage yaitu
tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetris atau
tidak, apakah terdapat caput succedenium (edema pada kulit kepala, lunak
dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas dan menyeberangi sutura, akan
hilang dalam beberapa hari). Apakah terdapat cephal hematom dengan
konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak,
tidak menyebrangi sutura dan apabilaa menyebrangi sutura akan mengalami
fraktur tulang tengkorak, akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
 Palpasi fontanel terhadap denyutan (denyutan sama dengan denyutan
jantung), palpasi apakah ada penutupan fontanel (fontanel posterior
menutup setelah usia 2 bulan, fontanel anterior menutup setelah usia 12-18
bulan).
 Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak dengan cara
menggoyangkan kepala bayi secara perlahan sehingga mata bayi terbuka
dan inspeksi apakah mata berkedip atau reaksi terhadap cahaya, apabila
ditemukan jarang berkedip, kemungkinan mengalami kebutaan.
 Pemeriksaan pada telinga untuk melihat fungsi pendengaran adalah dengan
menggunakan bel atau suara, apakah terdapat reflek terkejut pada bayi.
 Pemeriksaan hidung dilakukan dengan melihat pola pernafasan, apakah ada
pernafasan cuping hidung, inspeksi ada atau tidaknya secret pada hidung.
 Pemeriksaan mulut yang dilakukan adalah dengan menginspeksi mukosa
mulut, lidah dan reflek isap.
 Pemeriksaan leher yaitu dengan menginspeksi gerakan leher.

4) Pemeriksaan dada
 Inspeksi bentuk dada: diameter antero posterior dan lateral sama (1:1)
 Pemeriksaan jantung
1) Palpasi denyut apical (yang dapat dipalpasi pada ruang intercostals ke-4
sampai ke lima sebelah lateral batas kiri sternum.
2) Palpasi area jantung terhadap pulsasi, dorongan dan getaran (thrill)
a) Aorta yaitu pada ruangintercostal kedua kanan batas sternum
b) Pulmonal yaitu pada ruang intercostals kedua kiri batas sternum
c) Trikuspid yaitu pada ruang intercostals keempat kiri batas sternum
d) Mitral (apeks jantung, PMI usia 0 – 4 tahun yaitu pada ruang
intercostals keempat kiri
3) Auskultasi bunyi jantung
a) Auskultasi semua area jantung
b) Mulai dari aorta. Identifikasi bunyi jantung 1 (s1) dan bunyi jantung
2 (S2). S1 dideskripsikan sebagai bunyi ” Lub” dan S2 sebagai
”dub”. Jarak kedua bunyi adalah 1 detik atau kurang.
c) Dengarkan bunyi jantung tambahan dan murmur (karakteristik bunyi
jantung lihat pada tabel 3 dan 4).
 Pemeriksan paru-paru
1) Inspeksi pola pernafasan, frekuensi pernafasan bayi normal adalah 40-
60x/menit, pada pernafasan bayi dinding dada dan perut bergerak secara
bersamaan. Inspeksi apakah ada retraksi dada atau kesukaran pernafasan
pada bayi.
2) Inspeksi sifat pernafasan bayi apakah pernafasan dada yang ditandai
dengan pengembangan dada atau pernafasan perut yang ditandai dengan
pengembangan perut. Pada umumnya sifat pernafasan yang pada bayi
adalah pernafasan perut. Kaji apakah ada penggunaan otot bantu
pernafasan.
3) Inspeksi ritme/ irama pernafasan: apakah teratur/ tidak.
4) Lakukan palpasi untuk mengetahui fremitus (gelombang suara yang
menciptakan getaran). Vocal fremitus dapat dikaji pada dada bayi ketika
menangis.
5) Auskultasi bunyi nafas: bunyi nafas bronkhial secara bilateral.

6) Pemeriksaan abdomen
 Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk
melihat bentuk dari abdomen (silindris). Hati teraba 2-3 cm dibawah arcus
kosta kanan, limpa teraba 1 cm dibawah arcus kosta kiri.
 Pusat umbilicus, putih kebiruan pada saat lahir dengan dua arteri dan satu
vena.

7) Pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas


 Palpasi tulang belakang bayi dengan posisi bayi tengkurap untuk menilai
apakah ada kelainan pada tulang belakang seperti skoliosis, spina bifida
atau lainnya.
 Inspeksi ekstremitas terhadap pergerakan, keimetrisan, apakah terlihat
fleksi ekstremitas atas dan bawah, apakah ada kelemahan atau kelumpuhan,
polidaktili dan kelainan lainnya.
8) Pemeriksaan genitalia
 Bayi perempuan  inspeksi genitalia untuk melihat keadaan labiaminora
tertutup oleh labia mayora, lubang uretra dan vagina terpisah dan inspeksi
adanya secret dari vagina (hal ini disebabkan karena pengaruh hormonal).
 Bayi laki-laki  sering ditemukan fimosis dan hipospadia (defek pada
batang penis).

9) Pemeriksaan anus dan rectum


 Apakah ada kelainan atresia ani, mekonium pada umumnya keluar dalam
24 jam pertama. Apabila mekonium ditemukan pada setelah 48 jam bayi
dicurigai mengalami obstruksi saluran cerna.

10) Pemeriksaan kulit


 Vernik kaseosa : merupakan zat yang bersifat seperti lemak yang berfungsi
sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas dimana akan menutupi bayi
cukup bulan
 Lanugo: rambut halus yang terdapat pada punggung bayi, jumlahnya lebih
banyak pada bayi kurang bulan.

11) Pemeriksaan reflex


Perhatikan gambar disamping

Pemeriksaan reflex
Gambar 1. Beberapa reflek pada bayi

Pemeriksaan refleks Cara pengukuran Kondisi normal


Berkedip Sorotkan cahaya ke mata bayi Bayi berkedip, dijumpai
pada tahun pertama
Tanda babinski Gores telapak kaki bayi Jari kaki mengembang dan
sepanjang tepi luar dimulai ibu jari kaki dorsofleksi
dari tumit (sampai usia 2 tahun)

Merangkak Letakkan bayi tengkurap di atas Bayi membuat gerakan


permukaan yang rata merangkak
Menari/melangkah Pegang bayi, dan kaki sedikit Kaki akan bergerak ke atas
menyentuh permukaan keras dan kebawah (4-8bulan)

Moro Ubah posisi tiba-tiba atau Lengan ekstensi, jari-jari


pukul meja dan tempat tidur mengembang, tungkai
sedikit ekstensi (hilang
pada usia 3-4 bulan)
Neck righting Letakan bayi pada posisi Bahu, badan dan panggul
telentang, alihakn perhatian mengikuti arah perhatian
bayi pada satu arah

Menggenggam Letakkan jari ditelapak tangan Jari-jari bayi melengkung


(palmar grasp) bayi dari sisi ulnar kesekitar jari yang
diletakkan ditelapak tangan

Rooting Gores sudut mulut bayi Bayi memutar kea rah pipi
yang digores (menghilang
pada usia 3-4bulan 0

Menghisap Berikan bayi botol dan dot Bayi menghisap dengan


kuat, reflek menetap
selama masa bayi

Tonic neck Putar kepala dengan cepat Bayi melakukan perubahan


kesatu sisi posisi bila kepala diputar
kesatu sisi

Anda mungkin juga menyukai