Anda di halaman 1dari 2

Subtansi :

Menyadari kelemahan diri sendiri dengan mengingat aib (keburukan/kejelekan) bukan


mengejar sesuatu yang diluar nalar dengan ibadah yang dilakukan.
Kalimat Inti :
- ‘uyuub (Aib)
- Ghuyub (Kegaiban)
Masalah :
Sebagian orang ketika melaksanakan ibadah kepada Allah, menunggu-nunggu ingin
mendapatkan mughayabat (hal-hal gaib) seperti mengetahui kejadian masa lalu dan
yang akan dating. Mau mendapatkan yang aneh diluar nalar manusia, mau menjadi
orang yang terkenal, dan lain-lain.
Dalil-Dalil yang berkaitan :

‫ستَ َرهُ هَّللا ُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة‬


َ ‫ستُ ُر َع ْب ٌد َع ْبدًا فِي ال ُّد ْنيَا إِاَّل‬
ْ َ‫اَل ي‬
“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi
aibnya di hari kiamat kelak.” (QS. Muslim)
ْ‫ت تَجْ ِري‬ ٍ ّ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا تُوْ ب ُْٓوا اِلَى هّٰللا ِ تَوْ بَةً نَّصُوْ ح ًۗا ع َٰسى َربُّ ُك ْم اَ ْن يُّ َكفِّ َر َع ْن ُك ْم َسي ِّٰاتِ ُك ْم َويُ ْد ِخلَ ُك ْم َج ٰن‬
َ‫ي َوالَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َم َعهٗۚ نُوْ ُرهُ ْم يَس ْٰعى بَ ْينَ اَ ْي ِد ْي ِه ْم َوبِا َ ْي َمانِ ِه ْم يَقُوْ لُوْ ن‬ ‫هّٰللا‬
َّ ِ‫ِم ْن تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ۙ ُر يَوْ َم اَل ي ُْخ ِزى ُ النَّب‬
‫ك ع َٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬ َ َّ‫ َوا ْغفِرْ لَن َۚا اِن‬n‫َربَّنَٓا اَ ْت ِم ْم لَنَا نُوْ َرنَا‬
8. Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang
beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk
kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala
sesuatu.”
َ‫ قَوْ ًم ۢا بِ َجهَالَ ٍة فَتُصْ بِحُوْ ا ع َٰلى َما فَ َع ْلتُ ْم ٰن ِد ِم ْين‬n‫ص ْيبُوْ ا‬ ٌ nۢ ‫اس‬
ِ ُ‫ اَ ْن ت‬n‫ق بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُ ْٓوا‬ ِ َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْن َج ۤا َء ُك ْم ف‬
6. Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan
suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu.
Menurut Imam Al-Ghazali RA, ada empat cara gar mengetahui kelemahan diri;
- Sering berkumpul dengan guru yang mengetahui dan mengingatkan kita kekurangan
diri sendiri.
- Bergaul dengan teman yang mau dan berani menasehati kita ketika salah.
- Mengetahui kelemahan dan kekurangan diri dari orang-orang yang membenci kita.
- Melihat kelemahan yang ada pada orang lain, untuk kemudian menelitinya dalam diri
kita.

Anda mungkin juga menyukai