Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIK PEMBERIAN ASI DAN WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT

BAYI BARU LAHIR

Breastfeeding Practice and Time of Umbilical Cord Detachment in Newborn

Ifana Syafira Maharani1, Ika Yudianti2


1,2
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Jurusan Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Malang
ikyudmidwife@gmail.com

ABSTRAK

Tali pusat yang masih menempel pada perut bayi dapat menjadi tempat masuknya mikroorganisme, sehingga
semakin cepat tali pusat mengering dan lepas akan mengurangi risiko terjadinya infeksi tali pusat. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu pelepasan tali pusat bayi yang mendapatkan ASI
dibandingkan dengan kombinasi ASI dan susu formula. Desain penelitian adalah analitik komparatif dengan
pendekatan cross sectional. Sampel adalah bayi baru lahir di PMB Ngadillah Kec. Pakis Kab. Malang
sejumlah 32 bayi, dikelompokkan menjadi dua yakni 16 bayi ASI eksklusif dan 16 bayi mendapatkan
kombinasi ASI dan susu formula. Sampel diambil menggunakan teknik accidental. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner terpimpin dan lembar observasi. Uji hipotesis menggunakan Independent T-Test dan
didapatkan p value = 0,006 yang artinya ada perbedaan waktu pelepasan tali pusat bayi yang mendapatkan
ASI dibandingkan dengan kombinasi ASI dan susu formula. Rerata waktu pelepasan tali pusat bayi pada
kelompok ASI adalah 5 hari dan pada kelompok kombinasi ASI dan susu formula adalah 6 hari.
Rekomendasi penelitian adalah memberikan ASI eksklusif untuk mempercepat pelepasan tali pusat bayi.

Kata Kunci: ASI, pelepasan tali pusat

ABSTRACT

Umbilical cord is a port d entry for microorganisms, therefore the faster umbilical cord detache means the
lower risk of umbilical cord infection. This study aims to determine the differences umbilical cord
detachment time in newborns who get only breast milk compare to those with combination of breast milk and
formula. Study design used was comparative analytic with cross sectional approach. Sample are newborns at
Ngadillah-private midwife practice with a total of 32, divided to two groups consisting 16 newbonrs with
breast milk only and 16 newborns with combination of breast milk and formula. Accidental sampling
technique applied. Instrument used was questionnaire and observation sheet. Hypothesis tested with
independent T-Test and obtained p value of 0.006, which means there is a difference in umbilical cord
detachment time in newborns with breast milk only compare to combination of breast milk and formula. The
average time of the umbilical cord detachment in the breastfed group is 5 days and in the combination
breastfed and formula milk group is within 6 days. So umbilical cord detachment time on breastfed group is
faster than the combination of breast milk and formula milk group.

Keywords : breastmilk, formula milk, umbilical cord detachment

ini resiko kematian bayi baru lahir sangatlah


PENDAHULUAN tinggi.
Segera setelah lahir, bayi secara Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
fisiologis dapat hidup sendiri tanpa bantuan indikator yang lazim digunakan untuk
dari plasenta, oleh karena itu dilakukan menentukan derajat kesehatan masyarakat.
tindakan pengikatan dan pemotongan pada tali Menurut Hasil Survei Penduduk Antar
pusat. Namun, kondisi bayi saat baru lahir Sensus (SUPAS) 2015 yang terdapat dalam
hingga tahun pertama kehidupannya sangat profil kesehatan Indonesia tahun 2016,
rentan terkena resiko infeksi dikarenakan menunjukkan AKB di Indonesia sebesar 22,23
sistem kekebalan tubuhnya masih belum per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan
bekerja secara sempurna. Sehingga pada masa menurut profil kesehatan provinsi Jawa Timur
pada tahun 2016, AKB di Jawa Timur
125
mencapai 23,6 per 1000 kelahiran hidup. kecepatan waktu lepas tali pusat, perawatan
Penyebab kematian neonatus <28 hari adalah tali pusat yang baik dan benar akan
sepsis (20,5%), kelainan kongenital (19%), menimbulkan dampak yang positif yaitu tali
pneumonia (17%), Respiratory Distress pusat akan pupus pada hari ke-5 dan hari ke-7
Syndrome (RDS) (14%), dan prematuritas tanpa ada komplikasi pada bayi. Tali pusat
(14%). Sedangkan menurut profil kesehatan merupakan tempat masuknya mikroorganisme
Kabupaten Malang tahun 2016 terdapat 4,52 bagi bayi, oleh karena itu semakin cepat tali
kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. pusat lepas maka akan mengurangi terjadinya
Salah satu jenis infeksi yang sering resiko infeksi tali pusat pada bayi.
terjadi pada neonatus dan menyebabkan Penelitian serupa dilakukan oleh Elsobky
mortalitas yang tinggi adalah Tetanus dkk (2017) di Mesir yaitu tentang pengaruh
Neonatorum. Menurut profil kesehatan pemberian topikal ASI terhadap pelepasan tali
provinsi Jawa Timur tahun 2016, jumlah pusat dibandingkan dengan etanol pada bayi
kasus Tetanus Neonatorum di Provinsi Jawa baru lahir sehat. Pada penelitian ini,
Timur tahun 2016 adalah sebanyak 19 kasus, pemberian topikal ASI dan etanol diberikan
dan 4 diantaranya meninggal dunia. Penyakit sejak bayi lahir hingga dua hari setelah tali
ini disebabkan oleh spora Clostridium Tetani pusat terlepas. Elsobky (2017) mengatakan
yang masuk melalui luka tali pusat. Hal ini bahwa aplikasi topikal ASI pada tali pusat
dapat terjadi karena pemotongan tali pusat dapat berpengaruh karena adanya faktor-
yang tidak higienis serta perawatan tali pusat faktor antibakteri, agen imunologi dan anti-
yang tidak benar, karena luka tali pusat infeksi yang terdapat didalam ASI. Kolostrum
merupakan tempat masuknya mikroorganisme mengandung sejumlah komponen pelengkap
yang dapat menyebabkan infeksi neonatorum, yang bertindak sebagai agen antimikroba
dan dapat berkembang menjadi sepsis. Selain alami, dan juga sebagai faktor protektif yang
spora Clostridium Tetani, penyebab lain memberikan kekebalan pasif spesifik dan non-
penyakit ini yaitu ibu hamil tidak spesifik. Dalam penelitian tersebut
mendapatkan imunisasi TT lengkap sehingga membuktikan bahwa waktu yang dibutuhkan
bayi yang dikandungnya tidak kebal terhadap tali pusat untuk lepas pada kelompok ASI
penyakit Tetanus Neonatorum (Abata, 2015). lebih cepat bila dibandingkan dengan
Teknik perawatan pada saat pemotongan kelompok etanol. Oleh karena itu pemberian
dan mengikat tali pusat, serta perawatan tali ASI pada bayi baru lahir sangat dianjurkan.
pusat merupakan prinsip utama yang sangat ASI khususnya kolostrum terbukti
penting untuk mencegah terjadinya sepsis mengandung zat-zat bioaktif antara lain
karena infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat immunoglobulin, enzim, sitokin, dan sel-sel
yang tidak benar mengakibatkan tali pusat yang memiliki fungsi efektif sebagai anti
menjadi lama lepas. Resiko bila tali pusat infeksi dan anti inflamasi. Zat-zat bermanfaat
lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat yang terdapat dalam kolostrum tersebut, dapat
dan penyakit tetanus neonatorum. Sehingga dijadikan bahan alternatif untuk perawatan tali
perawatan tali pusat perlu diperhatikan. Bila pusat karena cukup steril, murah, mudah
tali pusat basah, berbau dan menunjukkan didapat, dan mudah dilakukan oleh ibu.
tanda-tanda infeksi, harus waspada terhadap Menurut Nirwana (2014) didalam ASI
infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang terdapat zat imun yang terletak pada
benar adalah berdasarkan prinsip-prinsip immunoglobulin, sekretori dan laktoferin.
aseptik dan kering serta tidak lagi dianjurkan Uniknya kandungan nutrisi yang sangat
untuk menggunakan alkohol ataupun ramuan- banyak tersebut sangat mudah dicerna dan
ramuan lainnya, serta tidak ditutup rapat. diserap oleh pencernaan bayi. Hal inilah yang
Meskipun bisa ditutup, boleh menggunakan membedakan kandungan ASI dan susu
kain kassa steril dan tidak diikat terlalu kuat. formula, yaitu terletak pada zat imunnya.
Selain dengan metode bersih dan kering Sekarang ini, sudah banyak penelitian tentang
diatas, perawatan tali pusat juga dapat keefektifitasan pemberian ASI terhadap waktu
dilakukan dengan metode pemberian ASI. pelepasan tali pusat, namun penelitian tersebut
Menurut hasil penelitian Eni Subiastutik terbatas pada pemberian secara topikal dan
(2012) tentang Efektifitas pemberian topikal dalam kegiatan praktek masih belum banyak
ASI dibanding perawatan kering terhadap diterapkan.
126
Berdasarkan studi pendahuluan yang menggunakan teknik accidental sampling,
dilakukan di PMB Ngadillah pada Bulan dimana pengambilan anggota sampel
Maret 2018 didapatkan 8 dari 27 ibu ada yang dilakukan dengan cara menunggu ada
memberikan ramuan atau obat-obatan tertentu kelahiran di PMB Ngadillah, kemudian
terhadap tali pusat bayi sebelum terlepas. dijadikan sampel. Instrumen yang digunakan
Menurut mereka, pemberian ramuan atau adalah pedoman wawancara untuk mengkaji
obat-obatan tersebut dapat mempercepat data bayi yang diberikan ASI maupun
pelepasan tali pusat pada bayinya. Begitu juga kombinasi ASI dan susu formula. Sedangkan
saat dilakukan wawancara tentang nutrisi lembar observasi digunakan untuk mengamati
bayinya, sebanyak 12 dari 27 ibu (44,5%) proses lepas dan lamanya waktu pelepasan tali
memberikan ASI saja kepada bayinya, dan pusat. Variabel-variabel dalam penelitian ini
sisanya sebanyak 15 dari 27 ibu (55,5%) menggunakan skala ukur rasio. Analisa data
memberikan kombinasi ASI dan susu formula yang digunakan yaitu uji parametrik
pada bayinya. Hal ini menunjukkan bahwa Independent T-Test dengan α = 0,05, dan
persentasi pemberian kombinasi ASI dan susu dinyatakan bermakna apabila p value < 0,05.
formula pada bayi lebih tinggi dibandingkan
dengan pemberian ASI saja. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan uraian diatas maka, peneliti Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data
tertarik untuk meneliti perbedaan waktu sebagai berikut:
pelepasan tali pusat bayi antara yang a. Karakteristik Responden Berdasarkan
mendapatkan ASI dibandingkan dengan yang Durasi Menyusui
mendapat kombinasi ASI dan susu formula.
Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan dorongan bagi tenaga kesehatan
untuk berupaya meningkatkan dorongan
pemberian ASI secara eksklusif tanpa
tambahan susu formula atau makanan
tambahan apapun pada 6 bulan pertama.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analitik komparatif Gambar 1. Diagram Batang Durasi Menyusui
dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Pada penelitian ini akan ditinjau Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui
bagaimana efek pemberian ASI atau bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 10
kombinasi ASI dan susu formula terhadap (63%) responden pada kelompok ASI
waktu pelepasan tali pusat bayi, kemudian memiliki durasi menyusui atau menetek
akan dibandingkan waktu pelepasan tali pusat selama 10-30 menit/sesi. Begitu pula pada
bayi antara yang mendapatkan ASI dengan kelompok kombinasi ASI dan susu
yang mendapatkan kombinasi ASI dan susu formula, sebagian besar responden yaitu
formula. Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 9 (56%) responden pada
seluruh bayi baru lahir di PMB Ngadillah kelompok kombinasi ASI dan susu
pada tanggal 25 Juni – 1 Agustus 2018 formula memiliki durasi menyusui pada
sejumlah 32 bayi baru lahir yang terdiri dari ibu selama 10-30 menit/sesi.
16 bayi baru lahir yang mendapatkan ASI dan
16 bayi baru lahir yang mendapatkan b. Karakteristik Responden Berdasarkan
kombinasi ASI dan susu formula. Sampel Frekuensi Menyusui
pada penelitian ini yaitu bayi baru lahir di
PMB Ngadillah pada tanggal 25 Juni – 1
Agustus 2018 sejumlah 32 bayi baru lahir
yang terdiri dari 16 bayi baru lahir yang
mendapatkan ASI dan 16 bayi baru lahir yang
mendapatkan kombinasi ASI dan susu
formula. Proses pengambilan sampel
127
SD 1,22
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
diketahui bahwa dari 16 responden bayi
yang mendapatkan ASI didapatkan hasil
rata-rata waktu pelepasan tali pusat bayi
yang mendapatkan ASI adalah selama 5
hari.

Gambar 2. Diagram Batang Frekuensi


Menyusui e. Waktu Pelepasan Tali Pusat Bayi yang
Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui Mendapatkan Kombinasi ASI dan Susu
bahwa seluruhnya responden pada Formula
kelompok ASI menyusu >8x/hari yaitu Tabel 2. Analisa Waktu Pelepasan Tali Pusat
sebanyak 16 (100%) responden, dan Bayi yang Mendapatkan Kombinasi
sebagian besar responden pada kelompok ASI dan Susu Formula
kombinasi ASI dan susu formula menyusu Waktu Pelepasan Tali Pusat
Analisis
<8x/hari yaitu sebanyak 12 (75%) Bayi yang Mendapatkan
Deskripsi
responden. Kombinasi ASI dan Sufor (Hari)
Min 4
c. Karakteristik Responden Berdasarkan
Max 8
Frekuensi Pemberian Susu Formula Mo 7
Md 7
x 6
SD 1,26
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat
diketahui bahwa dari 16 responden bayi
yang mendapatkan kombinasi ASI dan
susu formula didapatkan hasil rata-rata
waktu pelepasan tali pusat bayi yang
mendapatkan kombinasi ASI dan susu
formula adalah selama 6 hari.
Gambar 3. Diagram Batang Frekuensi
f. Analisa Data
Pemberian Susu Formula
Tabel 3. Analisa Waktu Pelepasan Tali Pusat
Bayi yang Mendapatkan ASI
Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui
dibandingkan dengan Kombinasi
bahwa sebagian besar responden pada
ASI dan Susu Formula
kelompok kombinasi ASI dan susu
Waktu Pelepasan Tali Pusat
formula mengkonsumsi susu formula Kombinasi ASI
<8x/hari yaitu sebanyak 11 (69%) ASI
dan Susu Formula
responden. N 16 16
Mean 5,1875 6,5000
d. Waktu Pelepasan Tali Pusat Bayi yang SD 1,22304 1,26491
Mendapatkan ASI Std. Error
0,30576 0,31623
Tabel 1. Analisa Waktu Pelepasan Tali Pusat Mean
Bayi yang Mendapatkan ASI α = 0,05 ρ = 0,006
Analisis Waktu Pelepasan Tali Pusat Bayi Analisis pengujian hipotesis dalam
Deskripsi yang Mendapatkan ASI (Hari) penelitian ini dilakukan secara
Min 3
komputerisasi menggunakan uji statistik
Independent T-test dengan nilai α = 0,05.
Max 7
Dasar pengambilan keputusan dalam uji
Mo 5 Independen T-Test adalah apabila p value
Md 5 < α (0,05) maka H0 ditolak. Hasil uji
x 5 statistik Independent T-test diperoleh p
128
value = 0,006, karena p value (0,006) < menguning dan menyusut. Pada observasi
dari α (0,05) maka hipotesis H0 ditolak hari ke-5, tali pusat sudah lepas sempurna
yang artinya terdapat perbedaan waktu tanpa menyisakan sisa, dan keadaan daerah
pelepasan tali pusat bayi yang sekitar tali pusat tidak menunjukkan tanda-
mendapatkan ASI dibandingkan dengan tanda adanya infeksi.
kombinasi ASI dan susu formula di PMB Waktu pelepasan tali pusat pada bayi
Ngadillah. dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya adalah status nutrisi pada bayi.
Status nutrisi bayi berkaitan dengan
pemberian makanan yang diberikan kepada
bayi apakah bayi diberikan ASI saja atau
PEMBAHASAN diselingi dengan pemberian susu formula.
a. Waktu Pelepasan Tali Pusat Bayi yang ASI kaya akan antibody atau zat kekebalan
Mendapatkan ASI tubuh yang mampu melindungi bayi dari
Berdasarkan penelitian yang telah berbagai macam penyakit dan infeksi.
dilakukan di PMB Ngadillah, selama Namun kekebalan tubuh pada setiap bayi
pengambilan data penelitian berjalan berbeda, tergantung pada seberapa banyak
lancar. Saat pertama kali bertemu dengan volume ASI yang diterima oleh bayi, oleh
responden, respon dari keluarga responden karena itu sistem pertahanan tubuhnya
sangat baik, bahkan dari keseluruhan dalam melawan penyakit juga akan
responden tidak ada yang menolak untuk berbeda. Volume ASI yang diterima bayi
ikut serta dalam penelitian ini ataupun tergantung pada frekuensi dan durasi
mengajukan berhenti mengikuti penelitian menyusuinya. Semakin sering dan semakin
selama pengambilan data. Saat dilakukan lama menyusu maka semakin tinggi daya
kunjungan rumah untuk dilakukan imunitas tubuhnya.
observasi dan wawancara, keluarga Berdasarkan gambar 1 diperoleh
responden juga memberikan respon yang bahwa dari 16 responden kelompok ASI,
baik. Ketika dilakukan wawancara seputar 10 (63%) responden menyusu selama 10-
pemberian ASI, sebagian besar responden 30 menit/sesi, kemudian 6 (38%) bayi
memberikan jawaban dengan jelas dan menyusu >30 menit/sesi dan tidak ada bayi
terbuka terhadap peneliti. Hampir semua yang menyusu <10 menit/sesi. Menurut
ibu yakin dan percaya diri untuk Dewi (2012) salah satu tanda bayi cukup
memberikan ASI secara eksklusif terhadap ASI adalah bayi minum dengan lama
bayinya. menyusui minimal 10 menit setiap sekali
Berdasarkan pada tabel 1, diketahui menyusu. Pernyataan ini juga sejalan
bahwa dari 16 responden bayi yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
mendapatkan ASI di PMB Ngadillah, rata- Almatsier (2011 dalam Sari dkk 2016)
rata waktu pelepasan tali pusat bayi yang yang menyatakan bahwa durasi menyusui
mengkonsumsi ASI adalah selama 5 hari yang baik >15 menit pada satu payudara
dan sebagian besar tali pusat bayi lepas yang berarti jika kedua payudara >30
pada hari ke-5. menit, dan pernyataan ini juga didukung
Pengambilan data pada penelitian ini oleh WHO (2011 dalam Sari dkk 2016)
dilakukan sebanyak 3 kali observasi. Pada yang menyatakan durasi menyusui penting
observasi hari pertama dilakukan saat bayi untuk pertumbuhan bayi agar bayi
lahir, kemudian 2 kali observasi berikutnya mendapatkan gizi yang sempurna pada
dengan melakukan kunjungan rumah. ASI yang terdapat dalam foremilk (ASI
Berdasarkan hasil observasi salah satu awal) dan hindmilk (ASI akhir). Dengan
responden, kondisi tali pusat pada saat hari durasi menyusui yang cukup maka volume
pertama yaitu saat bayi baru lahir masih kebutuhan ASI yang diterima bayi dapat
terlihat basah, jeli wharton yang dicerna dan diserap dengan baik dan bayi
membungkus arteri dan vena terlihat masih akan mendapatkan sistem imun yang kuat.
sangat tebal, basah dan menempel kuat. Berdasarkan gambar 2 diperoleh
Kemudian pada hari ke-3 jeli wharton bahwa keseluruhan dari responden pada
sudah nampak mulai mengering, kelompok ASI yang berjumlah 16 bayi,
129
menyusu atau menetek selama >8x/hari mikroorganisme patogen, oleh karena itu
(100%). Menurut Dewi (2012) salah satu diperlukan sistem kekebalan tubuh yang
tanda bayi cukup ASI adalah bayi minum kuat untuk dapat menangkal bakteri
ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam patogen yang masuk dalam tubuh bayi.
minimal mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3 Allam dkk (2015) juga mengatakan ASI
minggu pertama. Hal ini juga sejalan mengandung antibody IgA dalam jumlah
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari yang besar, dan tampaknya ASI ini
dkk (2016) bahwa frekuensi menyusui mempunyai efek pencegahan terhadap
yang lebih sering dalam pemberian ASI infeksi. ASI juga berperan dalam efek
akan memberikan gizi yang lebih optimal antibakteri dan antivirus secara umum.
terhadap bayi. Frekuensi yang lebih sering Selain berperan dalam sistem imun yang
juga mencegah lambung bayi kosong sempurna. ASI adalah sumber dari dua
sehingga setiap saat bisa mencerna gizi kelas faktor pertumbuhan, yaitu
untuk pertumbuhannya. Transforming Growth Factor alfa dan beta
Frekuensi dan durasi menyusi pada (TGF-α dan TGF-β) dan Insulin Growth
penelitian ini berkaitan dengan waktu Factors 1 dan 2 (IGF-1 dan IGF-2). TGF
pelepasan tali pusat pada bayi. juga memiliki potensi terapeutik pada
Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa rata- rulang dan penyembuhan luka. TGF ini
rata waktu pelepasan tali pusat bayi yang membantu dalam perbaikan jaringan dan
mendapatkan ASI adalah selama 5 hari dan mendukung lapisan usus (Thapa, 2005).
waktu pelepasan tali pusat paling lama IGF-1 berperan dalam karakteristik
adalah pada hari ke-7. Sehingga, ada anabolik dan penyembuhan luka. Selain itu
beberapa bayi yang mengalami waktu protein didalam ASI memiliki
pelepasan tali pusat lebih dari 5 hari keistimewaan yaitu protein dalam ASI
bahkan hingga hari ke-7. Hal ini bisa mempunyai rasio protein whey:kasein =
dipengaruhi oleh durasi menyusui dan 60:40, dibandingkan dengan air susu sapi
frekuensi menyusui pada setiap bayi yang atau susu formula yang rasionya = 20:80
berbeda. Pada bayi yang mengalami (Dewi, 2012). Disini protein whey adalah
pelepasan tali pusat lama, durasi menyusui protein yang mudah diserap dan dicerna
dan frekuensi menyusui bayi lebih sedikit oleh bayi, sedangkan protein kasein sulit
bila dibandingkan dengan bayi yang dicerna dalam pencernaan bayi. Menurut
mengalami pelepasan tali pusat lebih cepat Dewi (2012) kadar poliamin dan nukleotid
dari 5 hari, sehingga waktu pelepasan tali yang penting untuk sintesis protein pada
pusat terjadi sedikit lebih lama ASI lebih tinggi dibandingkan air susu sapi
dibandingkan dengan bayi yang memiliki atau pada susu formula, sehingga
durasi menyusui lebih lama dan frekuensi penyerapan protein dalam tubuh bayi yang
menyusui lebih banyak. mengkonsumsi banyak ASI lebih optimal
Pada bayi yang mengkonsumsi ASI dan peran protein sebagai perbaikan
saja, waktu pelepasan tali pusat cenderung jaringan yang rusak dapat bekerja dengan
terjadi dengan cepat, hal ini sejalan dengan cepat khususnya pada pelepasan tali pusat.
penelitian yang dilakukan oleh Allam dkk Seperti yang direkomendasikan oleh
(2015) bahwa kolostrum dalam ASI Mousa, dkk (2006 dalam Allam dkk, 2015)
mengandung sejumlah komponen mengoleskan ASI pada tali pusat
pelengkap yang bertindak sebagai zat merupakan praktek yang bermanfaat
antimikroba alami dan juga dilengkapi mengingat faktor antibakteri yang ada
dengan faktor-faktor pelindung yang dalam ASI, serta ASI memiliki banyak
memberikan kekebalan pasif spesifik dan imunologi dan agen anti-infeksi. Walaupun
nonspesifik. Begitu kolostrum atau ASI pada penelitan sebelumnya pemberian ASI
ditelan bayi dan masuk dalam saluran pada bayi dilakukan secara eksperimen
pencernaan, sel makrofag akan dengan pemberian secara topikal, namun
melenyapkan bakteri pathogen yang ada disini kandungan yang terdapat dalam ASI
atau masuk ke saluran cerna (Tjhin dkk, khususnya kolostrum adalah yang berperan
2013). Tali pusat yang belum terlepas dalam pelepasan tali pusat. Seperti yang
merupakan tempat masuknya telah dijelaskan diatas bahwa tali pusat
130
adalah tempat masuknya mikroorganisme tersebut, dapat disimpulkan bahwa durasi
asing, dengan adanya kolostrum sebagai menyusui setiap bayi memiliki waktu yang
zat kekebalan, anti infeksi dan anti bakteri, berbeda, apalagi pada bayi yang diselingi
dapat diserap dengan mudah oleh tubuh pemberian susu formula. Maka durasi
bayi, zat-zat tersebut akan menangkal menyusuinya cenderung membutuhkan
mikroorganisme asing yang masuk melalui waktu yang cepat, karena selain bayi
luka tali pusat sehingga dapat mengurangi tersebut mendapatkan ASI, bayi juga
resiko infeksi pada tali pusat dan mendapatkan susu formula.
mempercepat lepasnya tali pusat. Begitu pula pada gambar 2 dapat
diketahui dari keseluruhan bayi pada
kelompok kombinasi ASI dan susu
formula yang berjumlah 16 bayi, 12 (75%)
b. Waktu Pelepasan Tali Pusat Bayi yang bayi menyusu <8x/hari dan 4 (25%) bayi
Mendapatkan Kombinasi ASI dan Susu menyusu >8x/hari. Sama halnya dengan
Formula durasi menyusui, bahwa pada bayi yang
Berdasarkan hasil penelitian pada diberikan selingan susu formula, otomatis
tabel 2, diketahui bahwa dari seluruh frekuensi menyusuinya akan lebih sedikit
responden bayi yang mendapatkan karena selain mendapat ASI, bayi tersebut
kombinasi ASI dan susu formula di PMB juga mendapatkan susu formula, sehingga
Ngadillah yang berjumlah 16 bayi, rata- volume ASI yang diterima bayi menjadi
rata waktu pelepasan tali pusatnya adalah sedikit dan zat imun atau zat bermanfaat
selama 6 hari dan sebagian besar lain yang terdapat dalam ASI tidak
responden, tali pusat lepas pada hari ke-7. diterima dalam jumlah yang banyak.
Berdasarkan hasil observasi pada Susu formula sebagai salah satu
salah satu responden, kondisi tali pusat bentuk susu buatan dimana kandungan
pada saat hari pertama masih terlihat masing-masing susu formula dapat
basah, jeli wharton yang membungkus bervariasi dan berbeda sesuai dengan
arteri dan vena terlihat masih sangat tebal jenisnya, akan tetapi pada umunya
dan melekat kuat pada pangkal tali pusat. kandungan yang terdapat pada setiap susu
Kemudian pada hari ke-3 jeli wharton formula hampir sama. Walaupun
sudah mulai mengering, menguning dan kandungannya hampir mirip dengan ASI,
menyusut tetapi masih sedikit tebal. Pada namun pada dasarnya tidaklah sama.
hari ke-7, tali pusat sudah lepas tanpa Protein pada susu formula mengandung
menyisakan sisa, tetapi keadaan tali pusat gumpalan yang sulit dicerna oleh sistem
yang terlepas belum sepenuhnya pencernaan bayi, padahal manfaat dari
mengering. protein itu sendiri sebagai pemelihara
Seperti yang telah dijelaskan diatas. jaringan dan menggantikan sel-sel yang
Salah satu faktor yang mempengaruhi telah rusak tidak terpakai.
pelepasan tali pusat adalah status nutrisi. Susu formula merupakan media yang
Status nutrisi bayi yang mendapatkan ASI baik bagi pertumbuhan bakteri, oleh karena
maupun yang mendapatkan kombinasi ASI itu kontaminasi mudah terjadi terutama
dan susu formula jelas berbeda. Hal ini dalam persiapan dan pemberian susu
berkaitan dengan kemampuan sistem formula kurang memperhatikan segi
pencernaan bayi dalam menyerap zat gizi kebersihan. Dan masih rendahnya tingkat
yang terdapat dalam ASI dan susu formula. kesadaran ibu bayi yang kurang
Pada gambar 1 dapat diketahui bahwa memperhatikannya sehingga ketika bayi
durasi menyusui bayi pada kelompok mengkonsumsi susu formula, susu tersebut
kombinasi ASI dan susu formula paling sudah terkontaminasi bakteri.
banyak memiliki durasi menyusui selama c. Perbedaan Waktu Pelepasan Tali Pusat
10-30 menit/sesi yaitu sejumlah 9 (56%) Bayi yang Mendapatkan ASI dibandingkan
bayi, kemudian sebanyak 6 (38%) bayi dengan Kombinasi ASI dan Susu Formula
memiliki durasi menyusui <10 menit/sesi, Pada penelitian ini, sampel yang
dan hanya ada 1 (6%) bayi yang menyusu dibutuhkan yaitu sebanyak 32 bayi yang
>30 menit/sesi. Berdasarkan gambar terdiri dari 16 bayi baru lahir pada
131
kelompok ASI dan 16 bayi baru lahir pada pencernaan bayi dengan sangat mudah
kelompok kombinasi ASI dan susu karena memang makanan yang terbaik
formula. Rata-rata waktu pelepasan tali bagi bayi diawal kehidupannya adalah
pusat bayi yang mendapatkan ASI adalah ASI. Zat anti-infeksi, anti-bakteri dan zat
selama 5 hari dan rata-rata waktu imunologi yang terdapat dalam ASI akan
pelepasan tali pusat bayi yang diserap secara maksimal pada bayi yang
mendapatkan kombinasi ASI dan susu mendapatkan ASI, sehingga bayi akan
formula adalah 6 hari. Selisih rata-rata mendapatkan perlindungan dengan
waktu pelepasan tali pusat bayi yang mengkonsumsi ASI tersebut. Zat tersebut
mendapatkan ASI saja dan bayi yang berperan khususnya dalam pengeringan
mendapatkan kombinasi ASI dan susu dan pelepasan tali pusat. Tali pusat
formula adalah 1 hari, dimana waktu merupakan tempat masuknya
pelepasan tali pusat bayi pada kelompok mikroorganisme asing, sehingga semakin
ASI terjadi lebih cepat dibandingkan cepat tali pusat terlepas akan semakin
dengan bayi yang mendapatkan kombinasi rendah kemungkinan terjadinya infeksi
ASI dan susu formula. Berdasarkan hasil pada tali pusat bayi.
uji hipotesis menggunakan uji Independen Perbedaan rata-rata waktu pelepasan
T-Test diperoleh hasil p value = 0,006 < α tali pusat bayi bisa terjadi karena banyak
= 0,05, sehingga H0 ditolak yang artinya faktor, seperti pemberian nutrisi.
ada perbedaan waktu pelepasan tali pusat Pemberian nutrisi pada bayi dapat berupa
bayi yang mendapatkan ASI dibandingkan Air Susu Ibu (ASI) atau susu formula. ASI
dengan kombinasi ASI dan susu formula di sebagai jenis susu alamiah memiliki
PMB Ngadillah. komposisi berupa air, lemak, protein,
Penelitian ini didukung oleh hasil laktosa, vitamin, mineral, dan zat
penelitian yang dilakukan oleh Elsobky kekebalan tubuh. Namun, konsumsi ASI
(2017) tentang pengaruh pemberian topikal yang diterima setiap bayi akan berbeda
ASI dibandingkan dengan ethanol pada karena setiap bayi memiliki frekuensi dan
waktu pelepasan tali pusat pada bayi baru durasi menyusui yang berbeda pula,
lahir sehat menunjukkan bahwa pemberian apalagi jika bayi diselingi pemberian susu
ASI secara topikal pada pelepasan tali formula, otomatis volume ASI yang
pusat terbukti lebih cepat bila didapat juga akan berbeda karena dengan
dibandingkan dengan pemberian ethanol. pemberian susu formula, maka bayi tidak
Proses pelepasan tali pusat sangat akan menerima ASI dalam jumlah banyak,
kompleks, yaitu melalui proses sehingga manfaat zat-zat yang terkandung
pengeringan dan mumifikasi. Pelepasan dalam ASI khususnya zat imun juga
tali pusat terjadi karena infiltrasi dari berbeda. Selain itu, susu formula dibuat
leukosit nuclear polymorph pada puntung dengan tambahan air untuk melarutkan
tali pusat yang melekat di dinding perut susu tersebut, penambahan air akan
bayi dan terjadi proses pengeringan serta meningkatkan resiko pencampuran bakteri
membentuk maserasi. Aplikasi topikal ASI apabila ibu tidak memasak air dan
pada tali pusat dapat berpengaruh karena membersihkan tempat susu (botol dot)
adanya faktor-faktor antibakteri, agen dengan benar. Berbeda dengan ASI yang
imunologi dan anti-infeksi yang terdapat langsung dikeluarkan dari puting ibu dan
didalam ASI khususnya kolostrum. langsung diminumkan kepada bayi, maka
Pada bayi yang mengkonsumsi ASI, kondisi ASI dalam keadaan steril tanpa
faktor-faktor antibakteri, agen imunologi kontaminasi bakteri.
dan anti-infeksi tersebut juga akan masuk Berdasarkan uraian diatas dengan
ke dalam perut bayi dan akan dicerna oleh banyaknya manfaat dari faktor imun dan
sistem pencernaan bayi. ASI sebagai faktor pertumbuhan yang terdapat pada
makanan alamiah yang diproduksi oleh ibu ASI terutama kolostrum, akan
untuk bayinya mempunyai zat kekebalan meminimalkan terjadinya infeksi akibat
tubuh dan porsi yang ideal bagi tubuh bayi, paparan bakteri patogen yang mungkin
zat gizi yang terdapat pada ASI ini akan dialami oleh bayi baru lahir. Apabila tidak
diserap oleh tubuh bayi melalui sistem ada paparan bakteri patogen, maka faktor
132
pertumbuhan bisa mempercepat Allam, Nehal A., Wafa A. AL Megrin, Amal
penyembuhan dan pelepasan tali pusat M. Talat. 2015. The Effect of Topical
bayi. Application of Mother Milk on
Separation of Umbilical Cord for
KESIMPULAN Newborn Babies. American Journal of
a. Rerata waktu pelepasan tali pusat bayi Nursing Science. Vol. 4, No. 5,
yang mendapatkan ASI adalah selama 5 hlm.288-296. Diambil dari:
hari. http://article.sciencepublishinggroup.co
b. Rerata waktu pelepasan tali pusat bayi m/pdf/10.11648.j.ajns.20150405.16.pdf
yang mendapatkan kombinasi ASI dan . (12 Desember 2017)
susu formula adalah selama 6 hari.
c. Rerata waktu pelepasan tali pusat bayi Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih.
yang mendapatkan ASI terjadi lebih cepat 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu
dibandingkan dengan bayi yang Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
mendapatkan kombinasi ASI dan susu
formula dengan selisih 1 hari. Elsobky, Fatma Ahmed dkk. 2017. Effect of
Topical Application on Mother Milk on
SARAN Umbilical Cord Stump Separation Time
Bagi praktik mandiri bidan sebaiknya Compared To Ethanol in Healthy
bidan sebagai tenaga kesehatan yang kontak Newborn. Vol. 4,Issue 1, pp: (1-11).
langsung dengan ibu dan anak diharapkan Diambil dari:
lebih meningkatkan kepedulian para ibu http://www.noveltyjournals.com/downl
menyusui untuk memberikan ASI eksklusif oad.php?file=Effect%20of%20Topical
dengan memberikan informasi cara pemberian %20Application%20of%20Mother-
ASI yang tepat dan informasi akan pentingnya 889.pdf&act=book. (2 Desember 2017)
ASI eksklusif bagi bayi terutama dalam
kaitannya dengan waktu pelepasan tali pusat. Kementerian Kesehatan RI. 2017. Profil
Bagi masyarakat diharapkan dapat Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
menerapkan pemberian ASI eksklusif pada 6 Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
bulan pertama, karena ASI memiliki zat
antibody, anti-alergi, anti-inflamasi dan zat- Kementerian Kesehatan RI. 2017. Profil
zat berguna lainnya yang tidak ditemukan Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
pada susu formula. Disamping itu masyarakat 2016. Surabaya: Kementerian
disarankan dapat menerapkan perawatan tali Kesehatan RI.
pusat yang benar pada bayi baru lahir dengan
metode bersih dan kering tanpa membubuhi Nirwana, Ade Benih. 2014. ASI dan Susu
tali pusat tersebut dengan ramuan atau obat Formula: Kandungan dan Manfaat ASI
apapun misalnya betadine dan alkohol. & Susu Formula. Yogyakarta: Nuha
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Medika.
penelitian ini dapat dikembangkan lagi
dengan mengambil jumlah sampel yang lebih Sari, Dewi Kartika, dkk. 2016. Hubungan
banyak, serta pengumpulan data yang lebih Teknik, Frekuensi, Durasi, dan Asupan
mendetail terutama data durasi menyusui Energi Ibu Menyusui Eksklusif dengan
harus lebih dikaji lagi dan dilakukan observasi Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan di
secara langsung untuk memastikan seberapa Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
banyak volume ASI yang diterima oleh setiap Karanganyar. Karangayar:
responden. Pascasarjana Ilmu Gizi Universitas
Sebelas Maret. Diambil dari:
DAFTAR PUSTAKA https://digilib.uns.ac.id/dokumen/downl
oad/239973/MjM5OTcz.
Abata, Qorry ‘Aina. 2015. Merawat Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Subiastutik, Eni. 2012. Efektifitas Pemberian
Pelajar. Topikal ASI dibanding Perawatan
Kering terhadap Kecepatan Waktu

133
Lepas Tali Pusat. Jurnal IKESMA, Vol.
8, No. 1, hlm 17-26. Diambil dari:
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKES
MA/article/view/1106/892. (30
November 2017)

Thapa, B. R. 2005. Health Factors in


Colostrum. Indian J Pediatri. 72 (7).
579-578. Diambill dari:
http://medind.nic.in/icb/t05/i7/icbt05i7p
579.pdf . (2 Desember 2017)

Tjhin, Linda, dkk. 2013. Milk & Colostrum


Book (Keajaiban dan Manfaat Susu &
Kolostrum). Jakarta: Elex Media
Komputindo.

134

Anda mungkin juga menyukai