Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
Nova Iriansyah
5 Juli 2018 5 Juli 2022
(Pelaksana Tugas)
Aceh
5
Musa 5 September
Edy Rahmayadi September
Rajekshah 2023
Sumatera 2018
Utara
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
12 Februari 12 Februari
Irwan Prayitno Nasrul Abit
Sumatera 2016 2021
Barat
10
Wan Thamrin 19 Februari
Desember
Hasyim 2019
2018
Riau
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
Mawardi 1 Oktober
Herman Deru 1 Oktober 2023
Yahya 2018
Sumatera
Selatan
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
10
12 Februari
Rohidin Mersyah Desember
2021
2018
Bengkulu
Erzaldi Rosman
Abdul Fatah 12 Mei 2017 12 Mei 2022
Kepulauan Djohan
Bangka
Belitung
12 Februari
Nurdin Basirun Isdianto 25 Mei 2016
2021
Kepulauan
Riau
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
5
Uu Ruzhanul 5 September
Ridwan Kamil September
Ulum 2023
Jawa Barat 2018
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
5
Taj Yasin 5 September
Ganjar Pranowo September
Jawa Maimoen 2023
2018
Tengah
Andika
Wahidin Halim 12 Mei 2017 12 Mei 2022
Hazrumy
Banten
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
Tjokorda Oka 5
5 September
I Wayan Koster Artha Ardana September
2023
Bali Sukawati 2018
19
Sitti Rohmi 19 September
Zulkieflimansyah September
Nusa Djalilah 2023
2018
Tenggara
Barat
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
5
Josef Nae 5 September
Nusa Viktor Laiskodat September
Soi 2023
Tenggara 2018
Timur
5
5 September
Sutarmidji Ria Norsan September
2023
Kalimantan 2018
Barat
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
1 Oktober
Isran Noor Hadi Mulyadi 1 Oktober 2023
2018
Kalimantan
Timur
16 Juni
Longki Djanggola kosong[2] 16 Juni 2021
2016
Sulawesi
Tengah
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
Andi 5
5 September
Nurdin Abdullah Sudirman September
2023
Sulawesi Sulaiman 2018
Selatan
5
Lukman 5 September
Ali Mazi September
Sulawesi Abunawas 2023
2018
Tenggara
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
Enny
Ali Baal Masdar Anggraeny 12 Mei 2017 12 Mei 2022
Sulawesi Anwar
Barat
Selesai
Foto
Foto Wakil Mulai Menjabat
Provinsi Gubernur Wakil
Gubernur Gubernur Menjabat (Direncanak
Gubernur
an)
Zeth 10 Maret
Said Assagaff 10 Maret 2019
Sahuburua 2014
Maluku
5
5 September
Lukas Enembe Klemen Tinal September
2023
2018
Papua
BENCANA ALAM DI INDONESIA
Hak atas fotoBPBD JAWA TENGAHImage captionSebelas orang tewas tertimbun longsor di Brebes, Jawa
Tengah, 22 Februari 2018 lalu. Para petani yang menjadi korban tengah bekerja di sawah saat longsoran
tanah tiba-tiba ambruk dari bukit.
Sebagian orang tak sempat menyelamatkan diri dari terjangan longsor. Akhirnya, sebelas orang dinyatakan
tewas tertimbun logsor dalam peristiwa itu, sementara tujuh lainnya hilang, dan 14 orang luka-luka.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor yang terjadi di area hutan produksi
milik perhutani BKPH Salem tersebut, disebabkan oleh beban air tanah yang bertambah akibat hujan deras
yang melanda kawasan tersebut.
Akibatnya, belasan orang tewas, termasuk seorang wisatawan asal Malaysia. Selain itu, 400-an orang
terluka, dan ribuan bangunan hancur berantakan. Ratusan pendaki dari berbagai negara di Taman Nasional
Gunung Rinjani juga sempat terjebak sebelum akhirnya dievakuasi.
Nahas, belum selesai pemerintah menanggulangi dampak gempa tersebut, gempa lebih besar mengguncang
Lombok sepekan kemudian, tepatnya pada 5 Agustus 2018.
Berpusat di Kabupaten Lombok Utara, gempa berkekuatan 7 Magnitudo itu terasa hingga ke Pulau Jawa dan
Madura. Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG) pun sempat mengeluarkan peringatan
potensi tsunami, meski akhirnya tidak terjadi.
Ribuan bangunan roboh, termasuk yang sebelumnya telah rapuh akibat gempa awal. Lebih banyak korban
jatuh.
BNPB mencatat 564 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut. Hampir 1600 lainnya terluka, dan lebih
dari 445 ribu orang harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggal.
Meski sebagian pihak menilai skala kerusakan di Lombok tergolong parah, pemerintah tidak menetapkan
status bencana nasional. Presiden Joko Widodo justru mengeluarkan Instruksi Presiden berisi perintah
percepatan penanganan bencana untuk segera memulihkan kondisi di sana.
"Kalau kita nyatakan bencana nasional, berarti bencana itu adalah seluruh Republik Indonesia. Dan itu
menjadi travel warning semua negara-negara bukan hanya ke Lombok, bisa ke Bali. Dampaknya luar biasa,
yang tidak diketahui publik," ungkap Sekretaris Kabinet Pramono Anung kala itu.
Dampak dari gempa dan tsunami tersebut menyebabkan sejumlah bangunan hancur dan sejumlah warga
dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Perawatan di luar gedung rumah sakit tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gempa susulan.
Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo mengguncang Donggala dan Palu Jumat sore, 28 September 2018 lalu.
Tak berapa lama, BMKG mengeluarkan peringatan tsunami setinggi 0,5 hingga tiga meter.
Antara tiga hingga enam menit kemudian, gelombang setinggi enam meter menerjang habis sebagian kota
Palu yang terletak di ujung Teluk Palu. Saat itu semua terjadi, masyarakat tengah menyambut malam
peringatan ulang tahun Kota Palu dengan menggelar festival di pantai.
Tapi bencana tak berhenti sampai di situ. Di sisi lain kota Palu, di Kelurahan Petobo, tanah berubah seperti
lumpur hisap, menelan segala sesuatu yang ada di atasnya: bangunan, kendaraan, pepohonan, dan manusia.
Fenomena alam yang disebut likuifaksi itu muncul pasca-gempa dan menenggelamkan kurang lebih 1.700
rumah di kawasan perumahan padat penduduk. Ratusan bahkan ribuan orang diperkirakan ikut ditelan bumi
di lokasi tersebut.
BNPB mencatat 2.101 orang tewas, 1.373 orang hilang, dan 206.219 orang harus mengungsi akibat bencana
alam itu. Melihat skala kerusakan yang terjadi, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk membuka keran
bantuan dari dunia internasional. Sejumlah negara menawarkan bantuan dalam bentuk uang tunai maupun
barang. Berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM), baik dari dalam maupun luar negeri, ikut serta dalam
proses penyaluran bantuan.
BNPB mencatat 17 orang korban meninggal dunia, di mana 12 di antaranya adalah siswa SD yang tengah
mengikuti kegiatan belajar bersama guru mereka. Sementara itu, dua orang dinyatakan hilang, dan 534
lainnya mengungsi akibat kehilangan tempat tinggal mereka.
Banjir bandang sendiri disebabkan oleh sungai yang tak mampu menampung debit air yang besar, seperti
dikutip dari Kompas.com. Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (12/10) melanda sembilan kecamatan di
Kabupaten Mandailing Natal.
Di antara para korban tewas adalah tiga personel grup band Seventeen yang saat kejadian tengah tampil di
atas panggung dalam acara family gathering PLN di Tanjung Lesung Beach Resort, Kabupaten Pandeglang,
Banten. Hal yang menjadi polemik dari bencana tersebut adalah tidak adanya peringatan dini yang diberikan
kepada warga akan bahaya tsunami. Hal itu menyebabkan tak ada korban yang sempat menyelamatkan diri
menjelang tsunami datang.
BMKG sendiri bahkan sempat menyatakan gelombang yang menerjang sebagai ombak pasang akibat
fenomena bulan purnama, sebelum akhirnya mengoreksi pernyataan itu dan mengonfirmasi terjadinya
tsunami. Menurut BMKG yang bekerjasama dengan Badan Geologi, tsunami terjadi akibat adanya longsor di
Gunung Anak Krakatau setelah gunung api tersebut erupsi Sabtu (22/12) malam.
Longsoran gunung tersebut mengakibatkan tsunami di pesisir barat Jawa dan ujung selatan pulau Sumatera.
Ketiadaan peringataan dini sendiri diakui BMKG diakibatkan oleh tidak adanya early warning system yang
dipicu aktivitas vulkanik. Mereka mengaku bahwa sistem peringatan dini yang kini dimiliki baru sebatas
yang dipicu oleh aktivitas seismik.
Sementara itu, jaringan buoy tsunami di perairan Indonesia sendiri diakui Kepala Pusat Data Informasi dan
Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, sudah tak beroperasi sejak 2012.
"Vandalisme, terbatasnya anggaran, kerusakan teknis menyebabkan tidak ada tsunami buoy saat ini. Perlu
dibangun kembali untuk memperkuat Indonesia Tsunami Early Warning System," ungkap Sutopo dalam
akun Twitternya.