Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian pada masyarakat

di dunia dan semakin lama, permasalahan tersebut semakin meningkat. WHO

telah memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5 milyar orang di dunia akan

menderita hipertensi tiap tahunnya. Hipertensi adalah suatu penyakit yang

timbul karena tekanan darah dalam tubuh meningkat. Batasan tekanan darah

normal, apabila tekanan darah sistolik kurang dari 140 mmHg dan atau

tekanan darah diastolik kurang dari 90 mmHg.Hipertensi diklasifikasikan

menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer yang penyebabnya tidak diketahui dan

hipertensi sekunder yang bisa disebabkan oleh penyakit dyslipidemia,

penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung dll. Banyak orang tidak

menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dikarenakan hipertensi

seringkali tidak menimbulkan gejala hal ini disebabkan gejalanya yang tidak

nyata dan pada stadium awal belum meninggalkan gangguan yang serius pada

kesehatannya (DepkesRI,2008)

1
Berdasarkan data World Health Organization (WHO),pada negara

maju, sekitar 330 juta orang yang mengalami hipertensi dan sekitar 640 juta

orang pada negara berkembang. Pada tahun 2025 diprediksikan ada sekitar

1,56 milyar orang dewasa yang mengalami tekanan darah tinggi. WHO juga

menyatakan hipertensi sebagai salah satu penyebab utama kematian prematur

di seluruh dunia dan merupakan suatu masalah yang terus berkembang. Di

seluruh dunia, peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta

kematian, sekitar 12,8% dari seluruh total kematian. Secara global, prevalensi

peningkatan tekanan darah pada orang dewasa yang berusia 25 tahun atau

lebih adalah sekitar 40% pada tahun 2008. Karena perkembangan populasi

dan proses penuaan, jumlah orang yang menderita hipertensi yang tidak

terkontrol mengalami peningkatan dari sekitar 600 juta orang pada tahun 1980

hingga mencapai hampir 1 milyar orang pada tahun 2008. Menurut regional

WHO, prevalensi peningkatan tekanan darah tertinggi ditemukan di Afrika ,

yaitu sekitar 46 % untuk kedua jenis kelamin, sedangkan prevalensi terendah

peningkatan tekanan darah berada di Amerika, yaitu sekitar 35% untuk kedua

jenis kelamin. Pada regional ini, pria memiliki prevalensi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita (39% untuk pria dan 36% untuk wanita). Pada

seluruh regional WHO, pria memiliki prevalensi peningkatan tekanan darah

yang lebih tinggi dibandingkan pada wanita.(WHO,2013)

2
Di Indonesia pada tahun 2007 telah melakukan Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) yang meliputi 33 Provinsi. Riskesdas melaporkan, pada kelompok

umur 18 tahun atau lebih, prevalensi hipertensi di daerah perkotaan secara

nasional adalah 30,8 persen. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya

permasalahan peningkatan hipertensi yang sedang terjadi di Indonesia, kalau

tidak diikuti dengan peningkatan pengetahuan kesehatan yang berkaitan

dengan perilaku. Berdasarkan permasalahan di atas, analisis ditujukan untuk

mengetahui faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi,

sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam penyusunan program

penyuluhan maupun dalam kerangka kebijakan dalam penanggulangan

pencegahan terjadinya hipertensi. Sampai saat ini, hipertensi masih

merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa tidak, hipertensi merupakan

kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan.

Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu

sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu,

pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif

banyak tersedia. Berdasarkan data Kemenkes RI (2012b), penyakit hipertensi

termasuk penyakit dengan jumlah kasus ter banyak pada pasien rawat jalan yaitu

80.615 kasus. Hipertensi merupakan penyakit penyebab kematian peringkat

ketiga di Indonesia dengan CFR (Case Fatality Rate) sebesar 4,81%. Berdasarkan

data Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar 26,5%

dan cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan mencapai 36,8%, atau

3
dengan kata lain sebagian besar hipertensi dala m masyarakat belum terdiagnosis

(63,2%).

Berdasarkan laporan tahunan rumah sakit tahun 2012 (per 31 mei

2013), dari rumah sakit tipe B yang berjumlah 24 rumah sakit, kasus

terbanyak masih tergolong penyakit degenerative yakni hipertensi (112.583

kasus) dan diabetes militus (102.399 kasus). Seperti halnya pada rumah sakit

tipe B, dua besar penyakit terbanyakpasien rawat jalan pada rumah sakit tipe

C adalah hipertensi (42.212 kasus) dan diabetes militus (35.028 kasus). Dan di

rumah sakit tipe D, diketahui bahwa hipertensi (3.301 kasus) dan infeksi

saluran pernafasan akut (2.541 kasus) (Dinkes Jatim, 2013). Sedangkan

menurut data Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2014

persentase orang yang menderita hipertensi sebesar 11,46% dari jumlah

penduduk usia ≥ 15 tahun sebanyak 119.004 yang dilakukan pengukuran

13,643 orang sedangkan pada tahun 2015 jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun

sejumlah 107.753 orang yang dilakukan pengukuran tekanan darah sejumlah

63,722 didapatkan hasil sebesar 59.14% menderita hipertensi.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi,

tingginya angka kejadian hipertensi di dunia, dipengaruhi oleh dua jenis

faktor, yaitu yang tidak bisa diubah seperti umur, jenis kelamin, suku, dan

genetik. Sedangkan faktor yang bisa diubah diantaranya yang meliputi

obesitas, kolesterol total, stress, konsumsi garam, merokok, konsumsi alcohol.

Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih

4
besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi. Beberapa faktor yang mungkin

berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri sendiri,

tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori mozaik pada hipertensi

esensial (Susalit dkk, 2001). Teori tersebut menjelaskan bahwa terjadinya

hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi,

dimana faktor utama yang berperan dalam patofisiologi adalah faktor genetic

dan paling sedikit tiga faktor yaitu asupan garam, stress, dan obesitas.

(Anggara, 2013)

Hipertensi berbahaya karena akan membebani kerja jantung yang

dapat menyebabkan arteriosclerosis (pengerasan dinding arteri). Hal ini

menyebabkan risiko penyakit jantung dan strok. Hipertensi yang tidak dirawat

juga akan membawa kepada penyakit kronik degenerative seperti retinopati,

strok, pru-paru berair, penebalan dinding jantung, ginjal, dan otak serta

kematian (Arif,2007)

Amerika merupakan Negara dengan prevalensi obesitas tertinggi yaitu

26%. Di Indonesia prevalensi obesitas berdasarkan Hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa Provinsi Sulawesi

Utara memiliki prevalensi obesitas tertinggi yaitu 24% dan untuk prevalensi

obesitas sentral tertinggi ditempati oleh Provinsi DKI Jakarta yaitu mencapai

39,7%. Di Provinsi Riau prevalensi obesitas pada tahun 2013 adalah 13,7%

dan obesitas sentral mencapai angka yang lebih tinggi yaitu 27%.

5
Dari data tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di

wilayah kerja Puskesmas Taman untuk mengetahui hubungan antara faktor

obesitas dan kolesterol total terhadap kejadian hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara kolesterol total dengan kejadian hipertensi ?

2. Apakah ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

koleterol total dan obesitas dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Menganalisis hubungan kolesterol total dengan kejadian hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo.

b. Menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo.

6
D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Bagi peneliti

Agar dapat menambah wawasan peneliti mengenai hubungan

kolesterol total dan obesitas dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo.

2. Bagi instansi terkait

Agar dapat memberi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo

tentang kolesterol total dan obesitas dengan kejadian hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Taman Kabupaten Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai