Anda di halaman 1dari 2

Sebab terjadinya kemiskinan di iran

1. Kuota pengangguran tinggi.


2. Inflasi melunjak.

Akhir Maret lalu, badan statistik Iran menyatakan secara resmi, kenaikan inflasi selama
setahun --mulai dari akhir Maret 2012-- mencapai 30%. Itu menjadi rekor dalam sejarah Iran.
Menurut keterangan resmi, dalam setahun harga pangan naik 60%. Pakar ekonomi berpendapat,
jumlah sesungguhnya jauh lebih tinggi.

3. konsumsi terhenti

Sejak embargo minyak dari Uni Eropa mulai berlaku pertengahan 2012, mata uang
Iran, Rial, kehilangan nilai. Nilai tukar satu Dolar kini 35.000, sementara sembilan bulan lalu
masih 20.000 Rial. Para pedagang di ibukota Teheran melaporkan berkurang drastisnya
kemampuan beli warga Iran. Seorang pedagang bercerita, krisis ekonomi ibaratnya bencana bagi
tokonya. Ia memperkirakan, tahun ini, penjual buah-buahan kering dan kacang kemungkinan
besar tidak akan beruntung.

4. Kekurangan Obat-Obatan

Walaupun obat-obatan dicabut dari daftar sanksi Uni Eropa dan AS terhadap Iran, banyak
perusahaan luar negeri menghindari bisnis dengan Republik Islam itu. Alasannya adalah sanksi
internasional terhadap bank sentral Iran, yang mempersulit transfer dana.. Konsekuensinya, Iran
kekurangan obat-obatan. Jika ada, harganya terlalu mahal. Obat-obatan tiruan seperti dari Cina,
Pakistan dan India kini berhasil menguasai pasaran Teheran. Tapi obat tiruan kadang
membahayakan jiwa. Akhir Desember 2012, menteri kesehatan Marzieh Vahid Dastjerdi dipecat,
setelah menteri perempuan itu mengritik pemerintah karena tidak mampu menyediakan dana
bagi impor obat-obatan.

5. Pabrik tidak mampu menggaji karyawan

Akibat krisis ekonomi, banyak pabrik, terutama di sektor industri mobil, tidak mempu
membayar gaji. Ini menyebabkan aksi mogok. Negara memberikan sokongan bagi biaya hidup,
tetapi orang beranggapan itu hanya propaganda saja, karena jumlahnya sangat kecil.
6. Krisis Sudah Ada Sebelum Sanksi

Memang jelas, sanksi-sanksi yang semakin ketat terhadap Iran menyebabkan ekonomi negara
tertekan. Tapi para pakar menekankan, krisis ekonomi yang mendalam sudah ada sebelum
sanksi. "Penyebab inflasi adalah politik ekonomi pemerintah di bawah Ahmadinejad," kata
Shahin Fatemi, pakar Iran dan profesor ekonomi di Paris. Menurutnya, baik pemerintah saat ini
di bawah Ahmadinejad, maupun pemerintah mendatang mampu membebaskan negara dari krisis.

Pemerintah Iran tahun 2011 mencoret subsisi bagi energi dan bahan pangan. Langkah itu
awalnya disambut baik Dana Moneter Internasional (IMF), tapi dikritik banyak pakar, karena
terlalu radikal. Di lain pihak, milyaran dana dikeluarkan untuk tunjangan hidup untuk membayar
ganti rugi bagi warga miskin. Tunjangan ini tidak bermanfaat karena harga bahan bakar dan
bahan pangan melonjak naik akibat pengurangan subsidi. Bank sentral lama berhasil
mempertahankan nilai tukar Rial karena ada pemasukan dari minyak. Namun sanksi yang
mencakup embargo minyak ibaratnya pukulan terakhir bagi perekonomian Iran.

Sanksi dan inflasi tidak berdampak besar bagi anggota pemerintahan dan milyuner. Yang
menderita adalah rakyat yang semakin miskin, di negara dengan persediaan minyak ketiga
terbesar di dunia.

https://www.dw.com/id/tercekiknya-perekonomian-iran/a-16876297

Anda mungkin juga menyukai