Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENILAIAN PEMBELAJARAN FISIKA

“Teknik Penilaian Tes (Tes Uraian/Essay)”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Fitriani A 241 18 077

Eli Rahmawati A 241 18 028

Khofifah A 241 18 044

Hafidza Azzahra A 241 18 057

Mohammad Sodik A 241 18 012

Richard Algriston Patalo A 241 18 100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul“Teknik Penilaian Tes (Tes Uraian/Essay)”

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan maupun
isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan
datang.

Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.Amiin Yarabbal ‘alamin.

Penyusun

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................................... 2

Daftar isi ................................................................................................................................ 3

Bab I Pendahuluan :

1.1 Latar belakang ...........................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah....................................................................................................... 4


1.3 Tujuan........................................................................................................................ 4

Bab II Pembahasan :

a. Pengertian tes uraian ………………………...………………………………...……………... 5


b. Ciri-ciri tes uraian……………...………………………….….………………………….......5
c. Macam-macam tes uraian…………………………………………………………………...6
d. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tes uraian……………………………………………7
e. Kelebihan dan kekurangan tes uraian………………………………………………………..7
f. Petunjuk operasional dalam penyusunan tes uraian…………………………………………8
g. Cara mengoreksi soal uraian…………………………………………………………………10
h. Langkah-langkah pemberian skor……………………………………………………………11

Bab III Penutup :

a. Kesimpulan .................................................................................................................14
b. Daftar pustaka……………………………………………………………………….14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan sangat erat kaitannya dengan
pengembangan sumer daya manusia. Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan mutu guru
sangat diperlukan. Guru merupakan salah satu komponen yang paling vital dan fakor dominan
dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, tanggung jawab pendidikan dan tinggi
rendahnya hasil belajar siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung masih berada di
pundak seorang guru.
Dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya
saing yang kuat, maka pengusaan materi merupakan sesuatu hal yang mutlak. Upaya
peningkatan kualitas hasil belajar harus diimbangi dengan kompetensi para guru yaitu
kemampuan untuk mengajar yang di dalamnya memuat kemampuan inovasi pemberian tes.
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis ingin membahas tentang apa itu tes uraian, macam-
macam tes uraian, kelebihan dan kelemahanya.  

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan tes uraian?
2.     Apa yang dimaksud dengan ciri-ciri tes uraian?
3.     Apa saja Macam-macam tes uraian?
4.     Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam tes uraian?
5.     Apa saja kelebihan dan kelemahan tes uraian?
6.     Apa saja petunjuk operasional dalam penyusunan tes uraian?
7.     Bagaimana cara mengoreksi soal uraian?
8.     bagaimana tes uraian dengan tes objektif?

C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian tes uraian
2. mengetahui ciri-ciri tes uraian
3. mengetahui macam-macam tes uraian
4. mengetahui hal yang harus ddiperhatikan dalam tes uraian
5. mengetahui kelebihan dan kelemahan tes uraian
6. mengetahui petunjuk operasional dalam menyusun tes uraian
7. mengetahui cara mengoreksi soal uraian
8. mengetahui tes uraian dan tes objektif

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tes Uraian
Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara
tidak langsung, melalui respond seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes Uraian (essay
test), yang juga sering dengan istilah tes subyektif, adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang
memiliki karakteristik tertentu. Tes uraian menuntut Peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik,
dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tes uraiana menurut Wiersma dan Juers (1999:73), Essay items provide the students with
an opportunity to organize, analyze, and synthesize ideas. Its potential for measuring higher –
level or complex learning outcomes. . Butir tes uraian memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menyusun menganalisis dan mensintesis ide-ide dan mengembangkan sendiri argumen
serta menuliskannya dalam bentuk yang tersusun. Tes uraian adalah butir soal yang menuntut
siswa untuk menyusun, merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya menurut kata-
katanya sendiri secara bebas. Tes uraian adalah bentuk tes dengan pertanyaan atau tugas yang
menjawabnya memerlukan ekspresi pemikiran peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tes uraian adalah butir soal
dengan pertanyaan dan jawabannya menuntut peserta didik untuk belajar beragumentasi dengan
bahasanya sendiri.

B.    Ciri-ciri Tes Uraian


Tes uraian banyak digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi dalam aspek
kognitif, seperti menggunakan, menganalisis, menilai dan berpikir kreatif, sebab melalui tes tipe
ini  peserta didik diajak untuk dapat menerangkan, mengungkapkan, menciptakan,
membandingkan, maupun menilai suatu objek evaluasi. tes ini kurang cukup untuk mengukur
aspek materi pelajaran yang pernah disampaikan. Akan tetapi, tes uraian menyediakan kebebasan
kepada peserta didik dalam menentukan responsnya terhadap materi yang ditanyakan. Peserta
didik menyusun, menggunakan bahasanya sendiri dan pengetahuan yang telah dimilikinya dalam
menformulasikan jawaban yang disusunnya.
Ciri utama tes uraian yaitu a). Setiap peserta ujian menyusun jawabannya sendiri dengan
meminimalkan hambatan yang akan timbul, b). Peserta didik menggunakan bahasa dan kata-
katanya sendiri dalam menjawab pertanyaan (biasanya menggunakan tulisan tangan sendiri atau
mungkin juga ketikan komputer), c). Pertanyaan yang diajukan lebih bersifat umum dan sangat
sedikit jumlahnya, serta kurang mewakili semua bahan atau materi belajar.d). Peserta didik
mengemukakan jawabannya dengan bermacam kelengkapan dan ketelitian, sesuai dengan
kondisi masing-masing.

5
Adapun ciri-ciri tes uraian yang lainnya yaitu sebagai berikut:
1.     Berbentuk pertanyaan
Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau
paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
2.     Menuntut untuk memberikan pendapat
Tes tersebut bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah menuntut untuk memberikan penjelasan,
komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya.
3.     Jumlah butir soal terbatas.
Tes uraian jumlah butir soalnya uumnya berkisar antara lima sampai dengn sepuluh butir.
4.     Pada umumnya butir-butir soal tes uraian diawali dengan kata-kata jelaskan, mengapa,
bagaimana, terangkan, uraikan, dan kata-kata lain yang hampir sama dengan itu.
C.    Macam-Macam Tes Uraian
Tes Uraian dibagi menjadi 2 macam yaitu
1.     Uraian Terbatas atau terstruktur
Soal yang disusun tidak mengembang tetapi lebih terarah dan terbatas, sehingga ada
batasan jawaban.Walaupun kalimat jawaban perserta didik itu beraneka ragam, tetapi harus
ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-
batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya. Maka yang paling penting dan
harus diperhatikan yaitu sistematika jawabannya. 
Contohnya:
a. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tiga peristiwa yang terjadi pada masa
Khulafaur Rasyidin!
b.  Sebutkan lima komponen dalam sistem komputer!

2.     Uraian tak terbatas atau bebas


Tes uraian jenis ini membuka kesempatan kepada setiap orang yang menjawab
pertnyaan untuk mengeluaran pendapatnya sesuai dengan yang dia ketahui. Bebas
beragumentasi dengan soal dan menjawab menurut pandangannya masing-masing. Setiap
tes mengandung problematik bukan hanya sekedar menanyakan fakta-fakta saja. Oleh
karena itu, setiap test mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Tetapi harus
mempunyai patokan dalam mengoreksi jawaban.
Contohnya:
1)     Coba jelaskan perbedaan tanaman monnokotil dan tanaman dikotil!
2)     Jelaskan perbedaan antara rukun dan wajib haji tersebut!
3)     Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia, jalaskan dengan singkat!
D.    Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Tes Uraian
Seorang guru atau pendidik dalam membuat soal tes uraian harus memperhatikan beberapa
hal yaitu:

6
1.   Setiap soal dalam pembuatannya harus direncanakan dengan baik serta
diarahkan untuk menguji salah satu tujuan pembelajaran. Tapi bukan berarti satu
soal hanya mengarah pada satu tujuan pembelajaran.
2.    Setiap pertanyaan dirumuskan secara tepat, jawabannya singkat dan bukan
pertanyaannya yang sangat umum. Hal ini dapat mengurai daya pembeda dan
reliabilitas pertanyaan yang disusun
3.     Waktu yang disediakan sesuai dengan tuntutan yang dikehendaki.

4.      Semua pertanyaan harus mewakili semua materi yang sudah di sampaikan.Oleh
karena itu, penyusunan soal dilakukan sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat.
Tes uraian merupakan salah satu tes hasil belajar yang dapat digunakan untuk mengukur
hasil belajar, untuk mengetes daya ingat dan pemahaman testee terhadap materi pelajaran yang
ditanyakan dalam tes. Serta kemampuan testee dalam memahami berbagai macam konsep
berikut aplikasinya. Tes uraian atau tes subyektif ini digunakan bla jumlah testeenya terbatas.
E.    Kelebihan dan Kekurangan Tes Uraian
Tes hasil belajar bentuk uraian, memiliki beberapa keelebihan yaitu:
1.     Pembuatannya mudah dan cepat
Dalam pembuatan soal tes uraian kalimat-kalimat yang digunakan cukup pendek,
sehingga dalam penyusunannya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu banyak memakan waktu,
tenaga, pikiran, peralatan dan biaya.
2.     Dapat mencegah timbulnya spekulasi oleh peserta ujian.
Hal ini dimungkinkan karena hanya peserta yang mampu memahami pertanyaan atau
perintah yang diajukan dalam tes itu sajalah yang akan dapat memberikan jawaban yang
benar dan tepat. Namun, ada peserta ujian yang tidak memahami pertanyaan yang
dikemukakan dalam tes serta kemungkinan kecil jawaban benar.
3.     Dapat mengevaluasi dan mengukur tingkat kedalaman dan penguasaan peserta ujian dalam
memahami materi yang ditanyakan dalam tes tersebut.
4.     Memacu peserta didik untuk mengemukakan pendapat.
Menggunakan tes uraian dapat mendorong dan membiasakan testee untuk berani
mengemukakan pendapat dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat dengan
menggunakan ssusunan kalimat dan gaya bahasanya sendiri.
5.     Peserta ujian  tidak menerka-nerka.
6.     Ketepatan dan kebenaran testee dapat dilihat dari kalimat-kalimatnya.
7.     Menghemat waktu dalam  menyusun pertanyaan
8.     Tidak membutuhkan fasilitas yang banyak, seperti fasilitas untuk menstensil., kertas dan alat
tulis lainnya.

7
            Adapun kelemahan dari tes hasil belajar bentuk uraian yaitu:
1.     Materi yang dicakup tidak luas
Tes hasil belajar bentuk uraian pada umumnya kurang dapat menampung isi dan luasnya
materi yang telah diberikan, yang seharusnya diujikan dalam tes hasil belajar. Hal ini disebabkan
karena jumlah butir soal tes uraian terbatas, sehingga sulit bagi pembuat soal untuk menyusun
soal dalam jumlah yang terbatas, dan soal tersebut hasrus mewakili keseluruhan materi pelajar
yang telah dipelajari.
2.     Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit dan diperlukan waktu yang lama.
Hal ini disebabkan karena jawaban dari soal tes uraian bisa panjang dan lebar serta
bervariasi. Sehingga dalam mengoreksi jawaban menyita tenaga, pikiran, dan waktu serta sukar
sekali dinilai secara tepat dan komprehensif.
3.     Guru sering terkecoh dalam memberikan nilai dan Ada kecendurungan guru untuk memberikan
nilai.
Maksudnya disini yaitu walaupun jawaban yang ditulis dilembar jawab itu benar tetapi
karena tulisannya tidak teratur, lembar jawab kotor, sobek dan sebagainya. Maka nilai yang
diberikan lebih rendah dari pada yang semestinya. Sebaliknya dengan jawabannya kurang
berkualitas tetapi karena tulisannya rapi, urut, lembar jawab bersih, justru mendapatkan skor atau
nilai yang lebih tinggi dari pada semestinya. Hal ini terjadi karena dilihat dari keindahan kalimat
dan tulisan, bahkan juga oleh jumlah lembar jawaban.
4.     Jawaban tidak bisa dikoreksi oleh orang lain kecuali penyusunnya.
Hal ini terjadi karena yang dapat mengoreksinya terbata pada guru-guru yang menguasai
materi sehingga kurang praktis bila jumlah peserta didiknya banyak. Jikalau orang lain yang
mengoreksi jawaban akan mengalami kesulitan dan ada kemungkinan pemberian nilai hasil tes
bisa berbeda dari yang semestinya.
5.     Daya ketetepatan mengukur (validitas) dan daya kestabilan mengukur (reliabilitas) yang dimiliki
tes uraian rendah. Sehingga kurang dapat diandalkan sebagai alat pengukuran hasil belajar yang
baik.
6.     Nilai pada suatu butir memengaruhi nilai pada butir selanjutnya
7.     Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami isi atau kurang konsisten dalam
menerjemahkan suatu utir, sehingga tes yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
F.     Petunjuk Operasional dalam Penyusunan Tes Uraian
Penyusunan tes uraian itu bertitik tolah dari keunggulan-keunggulan dan kelemahan-
kelemahan yang dimiliki. Maka ada beberapa pedoman dalam menyusun soal tes uraian
diantaranya
1.     Memahami jenis stimulus yang diperlukan untuk menimbulkan atau memancing
keluarnya respond-respond.

8
2.     Materi yang akan diujikan hendaknya materi yang kurang cocok diukur dengan
menggunakan tes objektif.
3.     Mencakup semua ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan. Setiap soal
dapat tercakup berbagai macam materi yang cukup luas dan saling berkaitan serta bersifat
komprehensif.
4.     Untuk menghindari timbulnya perbuatan curang seperti menyontek, hendaknya
diusahakan agar susunan kalimat soal dibuat berlainan dengan susunan kalimat yang
terdapat didalam buku pelajaran atau bahan lain yang diminta untuk mempelajarinya dan
dapat menyasah kecermatan peserta didik.
5.     Menyususun dan merumuskan kunci jawabannya dari soal yang telah dibuat. Jawaban
soal uraian jangan terlalu umum sehingga menyulitkan guru untuk menskornya karena
jawaban peserta didik yang heterogen.
6.     Pertanyaan-pertanyaan jangan dibuat seragam, melainkan dibuat secara bervariasi.
Sehingga tidak merasa bosan ketika mengerjakan soal tes uraian.
7.     Kalimat soal disusun secara ringkas, padat dan jelas. Sehingga cepat dipahami dan tidak
menimbulkan kebingungan dalam memberikan jawabannya.
8.     Setiap pertanyaan hendaknya menggunakan petunjuk dan rumusan yang jelas sehingga
mudah dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan seperti: “Jawaban soal harus
dituliskan si atas lembar berdasarkan nomor urut soal”.
9.     Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih beberapa item dari
sejumlah item yang diberikan, sebab cara demikian tidak memungkinkan untuk
memperoleh skor yang dapat dibandingkan.
10.  Soal-soal tes urai harus mengarah pada hal-hal seperti menelaah persoalan, menjelaskan,
menggambarkan membandingkan dua hal atau lebih, memberikn kritik terhadap sesuatu,
menyelesaikan suatu persoalan seperti menghitung.[31]
11.  Gunakan bahan-bahan atau pengantar materi dalam menyususn tes uraian tersebut.[32]
12.  Pertanyaan dimulai menggunakan kata-kata seperti: “Bandingkan”, “Berilah alasan”,
“Jelaskan bagaimana pendapat anda”, dan sebagainya. Jangan memulai pertanyaan soal
uraian dengan kata-kata “Apa”, “Siapa”, “Kapan”, “Bilamana”, dan “Berapa”.
13.  Soal berhubungan dengan masalah yang terjadi di masyarakat. Hal ini diarahkan untuk
menilai bagaimana pendapat dan perhatian peserta didik terhadap masalah yang terjadi.
14.  Usahakan agar soal uraian yang disusun dapat menimbulkan perilaku yang dikenhendaki
untuk dilakukan oleh peserta didik.
15.  Sesuaikan panjang-pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat kematangan
siswa.
16.  Tulislah pedoman skor atau nilai jawaban untuk tiap soal.

9
G.   Cara Mengoreksi Soal Uraian
Metode yang ddapat di lakukan dalam mengoreksi soal bentuk uraian Yaitu:
1.     Metode Pernomor
Guru dalam mengoreksi jawaban peserta didik untuk setiap nomor. Misalnya, guru
mengoreksi jawaban nomor satu untuk seluruh peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan
mengoreksi nomor dua dan seterusnya.[36] Metode ini membantu guru dalam memberikan nilai,
karena mempermudah guru dalam menilai kualitas jawaban peserta didik itu berbeda-beda. Akan
tetapi, metode pernomor ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama .
2.     Metode Perlembar
Guru dalam mengoreksi jawaban peserta didik dengan metode ini yaitu dengan
mengoreksi setiap lembar jawaban peserta didik mulai dari nomor satu sampai nomor terakhir.
Kelebihan dari metode ini yaitu relatif lebih murah dan memerlukan waktu yang relatif sedikit.
Sedangkan kelemahannya yaitu guru sering memberi skor yang berbeda atas dua jawaban yang
saa kualitasnya atau sebaliknya.
3.     Metode Bersilang
Guru dalam mengoreksi jawaban peserta didik dengan menukarkan hasil koreksi dengan
seseorang korektor kepada korektor yang lain. Jika telah selesai diikoreksi oleh seorang korektor,
kemudian dikoreksi kembali oleh korektor yang lain. Kelebihan dari metode ini yaitu faktor
subjektif dapat dikurangi, sedangkan kelemahnnya yaitu membutuhkan waktu dan tenaga yang
banyak.[37]
      Berdasarkan penjelasan diatas guru dapat menggunakan salahsatu dari ketiga metode tersebut
atau secara bervariasi. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun metode yang dapat
digunakan guru dalam mengoreksi jawaban soal uraian yaitu
1.     Analytical Method,
Metode ini merupakan suatu cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik dengan menganalisis
jawaban peserta didik dengan jawaban yang sudah disediakan guru , kemudian dianalisis
menjadi beberapa langkah atau unsur yang terpisahdan setiap langkah diberi skor -skor
tertentu.Setelah satu model jawaban tersusun , maka jawaban masing-masing tersebut, kemudian
diberi skor dengan tingkat kebenarannya.
2.     Sorting Method
Metode memilih yang dipergunakan untuk memberi skor terhadap jawaban-jawaban yang tidak
dibagi-bagi menjadi unsur-unsur. Jawaban peserta didik harus dibaca secara keseluruhan.
            Selanjutnya ada metode yang bisa digunakan guru dalam mengoreksi jawaban dari
peserta didik yang cocok untuk bentuk soal uraian bebas dan soal uraian terbatas, yaitu:
1.     Metode Rating Method
Metode ini merupakan salah satu cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik dengan
setiap jawaban peserta didik ditetapkan dalam salah satu kelompok yang sudah dipilah-pilah

10
berdasarkan kualitasnya selagi jawaban tersebut dibaca. Kelompk- kelompok tersebut
menggambarkan kualitas dan menentukan berapa skor yang akan diberikan pada setiap
jawaban. Contohnya, sebuah soal akan diberi skor maksimum 9, maka bagi soal tersebut dapat
dibuat 10 kelompok jawaban dari 9 sampai 0. Metode ini sangat cocok digunakan untuk bentuk
uraian berbeda.
2.     Metode Point Method
Metode ini, setiap jawaban peserta didik dibandingkan dengan jawaban ideal yang telah
ditetapkan dalam kunci jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap jawaban akan bergantung
pada kesesuaian atau kesamaan dengan kunci jawaban. Metode ini sangat cocok digunakan
untuk bentuk soal uraian terbatas.
            Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, ada 6 cara dalam mengoreksi jawaban peserta
diidik, yaitu:
1.     Nilailah jawaban-jawaban soal uraian sesuai dengan hasil belajar yang sedang diukur.
2.     Untuk soal-soal uraian dengan jawaban terbatas berilah skor dengan point atau sunakan pedoman
jawaban sebagai petunjuk.
3.     untuk soal tes uraian dengan jawaban terbuka, maka gunakan kriteria tertentu sebagai pedoman
penilaian.
4.     Evaluasilah semua jawaban peserta didik soal demi soal dan bukan siswa demi siswa.
5.     Evaluasilah jawaban-jawaban sal uraian tanpa mengetahui identitas atau nama pesera didik  yang
mengerjakan jawaban itu.
6.     Meminta bantuan guru dua atau tiga orang untuk mngecek reabilitas penilaian terhadap jawabn-
jawaban uraian tersebut.
H.    Langkah-langkah Pemberian Skor
Adapun langkah-langkah pemberian skor untuk soal bentuk uraian non-objektif adalah sebagai
berikut:
1.     Tulislah garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan egangan dalam
pemberitahuan skor.
2.     Tetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.
3.     Pemberian skor pada setiap jawaban bergantung pada kualitas jawaban yang diberikan oleh
peserta didik.
4.     Jumlahkan skor-skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban sebagai skor peserta didik.
Jumlah skor tertinggi dari setiap kriteria jawaban disebut skor maksimum dari suatu soal.
5.     Periksalah soal untuk setiaap nomor dari semua peserta didik sebelum pindah ke nomor soal
yang lain. Tujuannya untuk menghindari pemberian skor berbeda terhadap jawaban yang sama.
6.     Jika setiap butir soal tlah selesai diskor, hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik untuk
setiap soal, kemudian hitunglah nilai tiap soal dengan rumus:
Nilai tiap soal= x bobok soal

11
7.     Jumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua soal. Jumlah nilai ini disebut nili akhir dari
suatu perangkat tes yang diberikan.
I.      Perbedaan Tes Uraian dengan Tes Objektif
Tes uraian memiliki perbedaan dalam evaluasi hasil belajar, serta mempunyai kelebihan dan
kelemahan yaitu:

Aspek Tes uraian Tes objektif


Tujuan yang diukur a.    a.   Baik digunakan untuk a.      a.  Baik digunakan untuk
mengukur kemampuan mengukur pengetahuan fakta
memahami, apabila dan dengan cara memilih jawaban
analisis, paling bagus yang didesai untuk jenis
digunakan untuk mengukur tertentu, seperti pilihan jamak.
kemampuan menyatakan Analisis hubungan dapat
pendapat, menyusun ide dan digunakan untuk mengukur
memecahkan masalah atau pemahaman dan aplikasi.
aspek evaluasi dan kreatif. b.     b. Kurang baik untuk mengukur
b.   b.   Kurang tepat digunakan hasil belajar yang mencakup
untuk mengukur penguasaan kemampuan analisis dan
fakta evaluasi atau menyusun ide,
dan keterampilan atau untuk
memecahkan masalah.

Materi yang disajikan Jumlah soal yang disusun sedikit Jumlah soal yang disusun relatif
dan tidak reprensentatif sehingg banyak dan representatif jumlah
tes lebih rendah yang banyak dapat
meningkatkan reliabilitas tes.
Penyusunan tes Persiapan untuk menyusun butir Persiapan untuk menyusun tes
soal uraian yang baik, memang objektif yang baik, sukar dan
sukar, namun persisapan membutuhkan waktu yang lama.
menyusun tes uraian lebih pertanyaan lebih spesifik dan
mudah daripada tes objektif, pendek-pendek.
hanya dibutuhkan beberapa
butir soal dan waktu yang lebih
sedikit.
Waktu Butuh waktu banyak berpikir dan Butuh waktu yang banyak untuk
memikirkan jawaban, serta membaca stema dan jawaban
menuliskan jawaban yang didesain untuk tiap butir
Insentif bagi peserta didik Dapat melatih peserta didik Memberanikan peserta didik
untuk berani berpendapat, membangun kemampuan dan
bagaimana cara pengetahuan mereka secara
mengorganisasikan ide dengan luas.
bahasa mereka sendiri secara

12
efektif.
Arah Jawaban Arah jawban kadang-kadang Arah jawaban yang akan dipilih
kabur, karena butir soal yang sudah jelas, sesuai dengan
dikemukakan terlalu umum. alternatif jawaban
Penskoran a.      Membutuhkan waktu yang a.       Bersifat objekti
cukup lama dalam menskor b.     Lebih sederhana, waktu yang
tes. digunakan lebih pendek dan
b.      Dipengaruhi oleh subjektivitas lebih dapat dipercaya.
penilaian dan kemampuan
membaca dan memahami butir
soal.
c.      Patokan kurang baku dan
hasilnya kurang stabil. Sebab
apabila diskor, jawaban dari
peserta didik yang sama,
hasilnya sering berbeda ketika
diskor kemali oleh pendidik
yang berbeda

Faktor-faktor yang mengganggu Kemampuan menulis yang Kemampuan membaca yang


terbatas
terbatas
Mudah diterka.[43]

13
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tes uraian adalah butir soal dengan pertanyaan dan jawabannya menuntut peserta
didik  untuk belajar beragumentasi dengan bahasanya sendiri. Tes uraian digunakan untuk
mengukur kemampuan yang lebih tinggi dalam aspek kognitif. Ciri utama tes uraian yaitu
jawabnnya sesuai dengan pemikiran peserta didik sendiri, menggunakan bahasanya sendiri,
pertanyaan yang diajukan bersifat umum, dan jawabannya bermacam-macam. Tes uraian ada dua
macam yaitu tes uraian bebas dan tes uraian terbatas. Dalam membuat tes uraian juga harus
memperhatikan beberapa hal. tes uraian juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu
dalam membuat tes uraian harus memperhatikan petunjuk penyusunannya.  Tidak hanya itu,
dalam mengoreksi soal tes uraian dapa menggunakan beberapa metode yaitu metode penomor,
metode perlembar,  metode bersilang. Metide pengoreksian dapat dilakukan dengan
menggunakan salah dsatu dari metode tersebut atau bisa secara bervariasi. Dalam pemberian
skor juga harus memperhatikan langkah-langkah dalam pemberian skor. Tes uraian dan tes
objektif memiliki beberapa perbedaan dilihat dari tujuan yang diukur, materi yang disajikan,
penyusunan tes, waktu, insentif bagi peserta didik, arah jawaban, penskoran dan faktor-faktor
yang menggaggu.
DAFTAR PUSTAKA
Sudijono, Anas. 1996. Prengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip , teknik, Prosedur. Bandung: Remaja
Rosdakrya.
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip , teknik, Prosedur. Bandung: Remaja
Rosdakrya.
Yusuf, Muri.  2015. Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan.  Jaakarta: Kencana
Sudijono, Anas. 1996. Prengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Purwanto,  M. Ngalim. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non-Tes. Yogyakarta:
Mitracendikia.

14

Anda mungkin juga menyukai