Anda di halaman 1dari 9

15

BAB III

METODOLOGI PENILITIAN

A. Jenis Penilitian

Suparlan (Gunawan 2013:34) penilitian kualitatif memusatkan

perhatiannya pada prinsip umum yang mendasari perwujudan satu-satuan

gejalah yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-pola. Gejalah-gejalah

sosial dan budaya di analisis dengan menggunakan kebudayaan dari

masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-

pola yang berlaku, dan pola-pola yang ditemukan tadi dianalisis dengan

menggunakan teori yang objektif. Penelitian kualitatif sasaran kajiannya

adalah pola-pola yang berlaku dengan prinsip-prinsip mendasar dan menjolok

atas kehidupan manusia.

Metode penelitian kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan

pertama menyesuai metode kualitatif lebih muda apabila berhadapan dengan

kenyataan jemak. Kedua, metode ini menyajikan secarah langsung hakikat

hubungan antara penelitian dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan

lebih dapat menyeesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh terhadap

pola-pola nilai yang di hadapi

B. Tempat dan Waktu Penilitian

1. Tempat penilitian

Penilitian ini di laksanakan di desa Maukuru Kecamatan Alor timur

Kabupaten Alor.

15
16

2. Waktu penilitian

Penilitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 september 2019 selama 3

(tiga) bulan. Untuk memperjelas waktu penelitian ini akan dirincikan

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.
Waktu penilitian

Bulan
No Program September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal √ √ √
dan konsultasi
2 Perizinan penilitian √
3 Pelaksanaan penilitian √ √
4 Seleksi dan revisi data √ √ √ √
5 Analisis data dan √ √ √
penyusunan laporan
Sumber : Rancangan peniliti, 2019

C. Subjek Penilitian

Sesuai dengan fokus penilitian yang diangkat peneliti, maka yang

menjadi subjek dalam penilitian ini adalah, tua-tua adat dan masyarakat Desa

maukuru yang dianggap memahami akan tarian Lego-lego. Penelitih memilih

(7) orang untuk memperoleh data yaitu (5) orang tua-tua adat sebagai

informan kunci dan (2) orang masyarakat desa maukuru yang bisa

melengkapi informasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Kartono (dalam Gunawan, 2013:160) mengatakan wawancara

sebagai suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini

merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-
17

hadapan secarah fisik. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang

berbeda dengan proses wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai

penanya, disebut juga sebagai interviewer, sedang pihak berfungsi

sebagai pemberi informasi (information supplyer), intervie dan informan.

Teknik wawancara digunakan oleh peneliti untuk menggali lebih

dalam mengenai permasalahan yang diteliti dengan memberikan jawaban

atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti menggunakan pedoman

wawancara untuk dapat mengungkapkan data yang sifatnya informatif

seperti: ide-ide, pandangan, gagasan dan pendapat pribadi. Pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti bersifat fleksibel dan tidak menyimpang dari

tujuan wawancara yang ditetapkan.

2. Observasi

Kartono (dalam Gunawan, 2013: 143) mengatakan bahwa

observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejalah-gejalah psikis dengan jalan pengamatan dan

pencatatan. Oleh karena itu terlebih dahulu peneliti mencari informasi-

informasi selengkapnnya tentang hal-hal yang hendak diobservasi. Agar

peneliti tidak kebigungan dengan banyaknya fenomena yang terjadi

dilapangan.

Mengingat manusia memiliki memori yang terbatas, maka obser

(peneliti) memiliki alat yang dapat mengingat peneliti pada objek

penelitiannya. Disini peneliti memilih alat berupa pedoman observasi

yang dapat digunakan untuk mengecek semua kejadian pada saat


18

observasi. Sehingga dapat memudahkan peneliti untuk mengingat hal-hal

yang telah diobservasi. Peneliti tertarik untuk melakukan observasi di

masyarakat Desa Maukuru, Kecaamatan Alor timur, Kabupaten Alor.

3. Dokumentasi

Sugiyono (dalam Gunawan 2013:176). Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang suda berlalu. Dokumen bisa berbentuk gambar,

tukisan, atau karya-karya misalnya sejarah kehidupan, ceritera, peraturan,

dan kebijakan. Teknik ini untuk melengkapi data yang dikumpulkan dari

sumber data dalam bentuk catatan dari para pendahulu serta data-data

yang diambil dari desa dengan adanya dokumen, penulis lebih menggali

makna tarian lego-lego dalam masyarakat desa maukuru.

Teknik ini digunakan untuk menggali arsip-arsip penting yang

relevan dengan makna tarian lego-lego pada masyarakat desa maukuru.

Arsip-arsip itu dapat berupa foto atau gambar yang berkaitan dengan

kegiatan tarian. Semuannya itu merupakan sebagai bukti atas berbagai

peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

E. Keabsahan Data

Denzin (dalam Gunawan, 2013:219). Triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Maka terdapat 4 macam triangulasi yaitu:

triangulasi sumber, metode, peneeliti, dan teoritik. Triangulasi sumber berarti

menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber perolehan


19

data. Misalnya melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data, atau mengecek

keabsahan temuan penelitian. Triangulasi peneliti berarti pengumpulan data

lebih dari satu orang dan kemudian hasilnya dibandingkan dan ketemukan

kesepakatan. Triangulasi teori artinya memanfaatkan dua teori atau lebih

untuk diadu dan dipadukan. Berdasarkan triangulasi tersebut, maka

triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber

yaitu mengecek informasi yang diperoleh dalam dokumen, observasi dan

wawancara mendalam tentang makna tarian lego-lego dalam masyarakat.

Data yang diperoleh melalui wawancara diupayakan berasal dari banyak

responden, kemudian dipadukan, sehingga data yang diperoleh akan benar-

benar dapat dipertanggung jawabkan. Pengecekan data tersebut dengan tua-

tua adat, para masyarakat, dan generasi muda. Adapun model triangulasi yang

digunakan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Skema Triangulasi

Observasi

Wawancara Dokumentasi

F. Teknik Analisa Data


20

Analisa data merupakan sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikan sehingga

diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.

Melalui serangkaian aktivitas tersebut data kualitatif yang biasanya

berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa

dipahami dengan mudah. Analisis data kualitatif sudah dimulai saat peneliti

pengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya

penting atau tidak (Gunawan 2013:209).

Miles dan huberman (dalam Idrus, 2006:147-148). Mengemukakan

bahwa analisis data yang disebutnya sebagai model interaktif. Model

interaktif ini terdiri dari 4 hal utama yaitu: (1) pengumpulan data, (2)

penyajian data (3) reduksi data dan (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.

Proses analisis interaktif ini merupakan proses siklus dan interaktif. Artinya,

peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu itu yakni proses

pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan kesimpulan. Dengan

begitu analisis ini merupakan sebuah proses yang berulang dan berlanjut

secarah terus menerus dan saling menyusul. Kegiatan keempatnya

berlangsung selama dan setelah proses pengambilan data berlangsung.

Kegiatan baru berhenti saat penulisan akhir penelitian telah siap dikerjakan.

1. Pengumpulan Data

Dalam proses analisis data interaktif ini kegiatan pertama adalah

proses pengumpulan data. Kebanyakan data kualitatif berupa kata-kata,

fenomena, foto, sikap, dan perilaku keseharian yang diperoleh peneliti


21

dari hasil penilitian dengan menggunakan beberapa teknik seperti

observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan menggunakan alat bantu

berupa kamera, pedoman wawancara, dan pedoman observasi.

2. Reduksi Data (Data Reducation)

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusat

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan, reduksi

data berlangsung secarah terus menerus sejalan kegiatan penelitian

berlangsung. Bagi peneliti kualitatif, reduksi data sangatlah penting

karena yang bersangkutan dapat mulaih memilih data dari mana dan dari

siapa yang harus lebih dipertajam. Selanjutnya, data tersebut dapat

dimasukan dalam kelompok tertentu sehingga menjadi jambatan bagi

peneliti dalam membuat tema-tema laporan penilitian.

3. Penyajian (Display Data)

Setelah proses reduksi data berlangsung, adalah penyajian data

yang dimaknai oleh Miles dan Huberman sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti

akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang

harus dilakukan, artinya apakah penelitian meneruskan analisisnya atau

mencoba untuk mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam

temuan tersebut.
22

Kegiatan reduksi data dan proses penyajian data adalah aktifitas-

aktifitas yang terkait langsung dengan proses analisis data model

interaktif. Dengan begitu, kedua proses inipun berlangsung selama

prroses penilitian berlangsung dan belum berakhir sebelum laporan hasil

akhir penilitian disususn sehingga jangan terburu-buru untuk

menghentikan kegiatan display data ini sebelum yakin bahwa semua

yang seharusnya diteliti telah dipaparkan atau disajikan.

4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi yang dimaknai

sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini

tentu sajah sejauh pemahaman penelitian dan interpretasi yang dibuatnya.

Seorang peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan-

kesimpulan itu dengan longgar, tetapi terbuka kesimpulan sudah

disediakan, mula-mula belum jelas, namun kemudian meningkat menjadi

lebih rinci dan mengakar lebih kokoh.

Dalam kegiatan penelitian kualitatif ini, penarikan kesimpulan

dapat saja berlangsung, baru kemudian dilakukan reduksi data, dan

penyajian data. Hanya saja ini perlu disadari bahwa kesimpulan yang

dibuat itu bukan sebagai sebuah kesimpulan final. Hal ini karena setelah

proses penyajian tersebut, peneliti dapat saja melalukan verifikasi hasil

temuan ini kembali di lapangan. Dengan begitu kesimpulan yang diambil


23

dapat menjadi sebuah pemicu peneliti untuk lebih memperdalam lagi

proses observasi dan wawancaranya.

Anda mungkin juga menyukai