Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PERSONAL : PERIODE 1 (PERTAMA)

JENIS SOAL : ESSAY


MATA KULIAH : APLIKASI K II (PUBT)
DOSEN PENGAMPU : MUHAMAD SUNARSO, S.T
SEMESTER/ T.A. : VII 2020/2021

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI


Jl. Cut Nyak Dhien No. 16, Kalisapu, Slawi, Kabupaten Tegal
Telp. (0283) 6197570, 6197571 Fax. (0283) 6198450
Website : stikesbhamadaslawi.ac.id Email : stikes_bhamada@yahoo.com
Nama : Efrida Nur’aeni
Nim : F0017011
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2020
Tanda Tangan : -

LEMBAR SOAL TUGAS PERIODE PERTAMA


APLIKASI K3 II PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN T.A 2020 / 2021

ESSAY

1. Sebutkan dasar hukum penerapan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Jelaskan!
Jawab :
1) UU No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2) UU UAP tahun 1930
3) Peraturan UAP tahun 1930
4) Permenaker No Per.01/men/1982 Tentang Bejana Tekan
5) Permenaker No. 37/men/2016 Tentang Bejana Tekan
6) Permenaker No. 38/men/2016 Tentang Pesawat Tenaga Produksi
7) Kepmenaker No.75/PPK/XII/2013 Tentang Mengatur Calon Ahli K3 PUBT
8) Permenaker No.Per.02/men/1982 Tentang Klasifikasi Juru Las
9) Permenaker No.Per 01/men/1988 Tentang Operasi Pesawat Uap
10) Keputusan/instruksi MENAKERA
11) Keputusan/edaran DIRJEN BINAWAS
12) Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun internasional yang di terima.
2. Jelaskan dan sebutkan macam – macam Pesawat Uap dan Bejana Tekan yang di
perbolehkan sesuai Permenaker R.I!
Jawab :
Sesuai permenaker No.37 Tahun 2016 , ada dua jenis pesawat uap yang di perbolehkan
yaitu PU (pesawat uap) dan BT (bejana tekan).
3. Permenaker R.I No. 37 Tahun 2016 mengatur tentang pressure/tekanan Pesawat Uap dan
Bejana Tekan yang harus di uji riksa, sebutkan dan jelaskan!
Pemakaian bejanan tekanan dan tangki timbun sebagaimana dimaskud dalam pasal 4
harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian sebelum digunakan serta dilakukan
pemeliharaan secara berkala
Pasal 5 (1) Bejana tekan sebagaimana dimaskud dalam pasal 4 meliputi :
1. Bejana penyimpanan gas, campuran gas;
2. Bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan sebagai bahan bakar
untuk kendaraan;
3. Bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau pengangkutan,
4. Bejana proses dan pesawat pendingin.
(2) Bejana tekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tekanan
lebih dari 1 Kg/cm2 dan volume lebih dari 2,25 liter
Pasal 6 (1) Tangki timbun sebagaimana dimaksud pada pasal 4 meliputi : ]
1. Tangki penimbunan cairan bahan mudah terbakar
2. Tangki penimbunan cairan bahan berbahaya
3. Tangki penimbunan cairan selain huruf a dan huruf
(2) Tangki timbun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memiliki
volume paling sedikit 200 (dua ratus) liter
(3) tangki timbun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memiliki volume
paling sedikit 450 (empat ratus lima puluh) liter dan/ temprature lebih dari 99
(sembilan puluh sembilan) derajat celcius.
4. Dari sudut pandang tekanan pesawat uap / ketel uap dibedakan menjadi 2 macam,
sebutkan dan jelaskan!
Jawab :
Ketel uap tekanan rendah <20 atm
Ketel uap tekanan sedang 20-50 atm
Ketel uap tekanan tinggi 50-140 atm
Ketel uap tekanan sangat tinggi >140 atm
5. Sebutkan macam – macam potensi kecelakaan kerja pada Pesawat Uap dan Bejana Tekan?
Jawab :
Pesawat uap terjadi kecelakaan karena 3 hal yaitu :
 Kurang tekanan
 Kelebihan tekanan
 Kekurangan air
Tiga hal tersebut dapat menyebabkan :
1. Kebakaran
2. peledakan
3. Keracunan gas berbahaya
4. Tumpahan minyak / cairan yang masih panas.
6. Bagaimana prosedur pembuatan administrasi / AKte Ijin Pesawat Uap dan Bejana Tekan
yang harus dipenuhi, antara lain :
a. Manufacturing /pabrik/pembuat
b. Pemakai / Perusahaan / Owner
c. Pesawat Uap dan Bejana Tekan Akte Ijin Khusus
Sebutkan langkah metode pembuatannya sesuai permenaker R.I No. 37 Tahun 2016!
Jawab :
Manufacturing/pabrik/pembuat
a) Pabrik pembuat yang ber-SKP dari dirjen PPK mengajukan berkas permohonan gambar
rencana/design pesawat uap ke direktur PNK3 depnakertrans melalui disnaker setempat.
b) Team di DPNK3 melakukan evaluasi terhadap berkas permohonan
c) Dirjen PPK + blue print yang telah disahkan disertai teknis tersebut, dan di kirimkan ke
pabrik pembuat
d) Pabrik menerima berkas tersebut dari disnaker setempat
e) Mulai membuat dan diawasi oleh pengawas spesialis PU dan BT atau AK3 PU dan BT
f) Radiography oleh pihak ke tiga
g) Surat keterangan pengawasan pembuatan diteken pengawas spesialis PU dan BT dan enginer
ahli dari pabrik pembuat tersebut
pemakai atau perusahaan atau owner
pengurus atau pengusaha yang mempunyai bejana penyimpanan gas atau bejana transport
harus mempunyai daftar atau register yang memuat :
a. perusahaan meminta formulir untuk kemudian di isi, di tekan dan di cap oleh pengusaha,
dengan lampiran material sertifikat, detail sambungan, gambar konstruksi, hasil
hydrotest, perhitungan kekuatan konstruksi kemudian diberikan ke disnaker
setempat/pjk3
b. risak uji oleh pengawas pubt atau AK3, PUBT
c. pengawas PUBT / AK3 PUBT membuat hasil pemeriksaan dan pengujian
d. disnaker / depnaker menerbitkan AI (akta ijin)
e. penomoran pada name plate
f. AI (akta ijin) diberikan pada pengusaha
Pesawat uap bejana tekan akte ijin khusus
1) Permohonan mengajukan perizinan kepada kepala dinas
2) Penerimaan dokumen permohonan
3) Verifikasi dokumen permohonan
4) Percetakan izin
5) Verifikasi penandatanganan izin
6) Penyerahan dan pendistribusian izin
7. Pesawat Uap yang memiliki tekanan kerja / operasi 4 kg/cm2, jelaskan berapa tinggi
tekanan pada waktu dilakukan Hydrotest pada pemerikasaan pertama dan berkala!
Jawab :
Pemeriksaan awal : WP X 2 = 4kg/cm2 x 2 = 8 kg/cm2
Pemeriksaan berkala : WP + 3kg/cm2 = 4 kg/cm2 + 3 kg/cm2 = 7 kg/cm2

8. Sebutkan dan jelaskan tentang keretakan pada pengujian Non Destructive Test (NDT)
Penetrant Test (PT) dan Magnetic Test (MT), disertai regulasinya!
Jawab :
Ada dua yaitu Linear crack dan rounded crack
1. Linear crack adalah keretakan yang memanjang (biasanya memanjang dan tidak
terlalu dalam)
2. Rounded crack adalah keretakan ke dalam artinya jenis retakannya tidak hanya di atas
permukaan saja, akan tetapi sampai ke dalam besi / media.
Non Destrcutive test dapat digunakan/diaplikasikan pada setiap langkah produksi atau
juga pada saat penggunaan dari suatu komponen, dapat juga untuk memeriksa kerusakaan
pada saat service atau penggunaan.
Penetrant test dapat diaplikasikan pada semua material non porous yang tidak menyerap,
prosesnya sederhana dan tidak diperlukan latihan yang intensif, aplikasi lokalisir dan
mudah untuk dibawa.
Magnetic test dapat digunakan untuk mengetes material yang mudah dimagnet (ferro
magnetic) dan mampu untuk mendeteksi cacat yang terbuka ke permukaan subsurface
(dekat dengan permukaan) regulasi : ASME sec V.
---oooOooo---

Anda mungkin juga menyukai