Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang
merupakan satu kesatuan, bukan hanya terbebas dari penyakit maupun kecatatan.
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap orang dapat
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal Ini menunjukkan bahwa kesehatan
mempunyai peranan penting untuk menunjang produktitifas seseorang dalam
kehidupannya (WHO; Nona, 2013).
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping
sandang, pangan dan papan yang sering dikaitkan dengan salah satu bagian hak
asasi manusia, hal ini ditegaskan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan, yaitu : “ setiap orang berhak atas kesehatan”.
Kesehatan yang dimiliki seseorang tidak hanya ditinjau dari segi kesehatan fisik
semata, melainkan bersifat menyeluruh, baik jasmani maupun rohani. Oleh karena
itu, Kementrian Kesehatan RI berupaya untuk mewujudkan masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Kementrian Kesehatan RI (2014) menyatakan bahwa derajat kesehatan
merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia.
Dalam mewujudkan derajat kesehatan, diperlukannya penyelenggaraan upaya
kesehatan yang terpadu dan menyeluruh sehingga sangat diperlukan kerjasama
masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan kesehatan.
Derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara-negara
lain. Wujud nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan derajat
kesehatan adalah dengan menetapkan program jangka pendek 100 hari dan
program jangka menengah Departemen depkes, yang disusun dalam sebuah
rencana strategis (renstra) depkes periode 2010–2014. Diharapkan dengan
terealisasinya program tersebut akan tercapai paradigma yang kini dianggap baru,
yaitu: sehat itu indah dan sehat itu gratis, yang dilakukan dari pendekatan sehat
dan bukan dari pendekatan sakit (Kemenkes, 2015).
Pada tahun 2017 Kemenkes merancang beberapa program untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, antaralain: Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN), Pemenuhan SDM kesehatan, pembangunan dan peningkatan
mutu infrastruktur kesehatan dan pelayanan kesehatan. Total alokasi anggaran
Kemenkes Tahun 2017 sebanyak Rp 58,3 triliun, dengan rincian Rp 25,5 triliun
(43,80%) untuk alokasi program JKN dan Rp 17 triliun (29,17%) untuk program
pembinaan pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2017). Dengan adanya program
tersebut, diharapkan derajat kesehatan Indonesia menjadi semakin baik dan
optimal.
Kesehatan masyarakat tentunya tidak terlepas dari keperawatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Veronica, Nuraeni, &
Supriyono, 2017).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan,serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Perawat sebagai orang
pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi yang
sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Effendi, 2015).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi kesehatan
dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu
keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan
promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson & Mc Farlane, 2011).
Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan
sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan
dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada
individu, keluarga dan kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan
komunitas (Stanhope dan Lancaster, 2010). Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah
seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi
seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil.
Profil Kesehatan Indonesia (2018) menyatakan secara nasional
menunjukkan sumber air utama yang digunakan rumah tangga untuk minum yaitu
air isi ulang (26,43%), sumur terlindung (17,51%) dan sumur bor/pompa
(16,63%). Di Indonesia, rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum
layak (73,68%) dan di Aceh sebanyak (66,48%). Rumah Tangga dengan sanitasi
lingkungan yang layak, Indonesia (69,27%) dan Aceh (67,09%).
Hasil Riskesdas (2018) menyebutkan proporsi rumah tangga berdasarkan
pembuangan limbah dari kamar mandi langsung ke got (51%) dan pembuangan
limbah dari dapur ke got (53,2%). Proporsi pengelolaan sampah rumah tangga
dengan dibakar sebanyak (49.5%) serta proporsi pengelolaan sampah yang baik di
rumah tangga di perkotaan (58.5%) dan di pendesaan (10.4%). Penyakit yang
paling banyak menyerang balita antaralain : ISPA (4,4%), Pneumonia (2.0%),
Pneumonia berdasarkan gejala (4.5%), TB Paru (0.8%), Diare (11,0%), Malaria
(1.4%). Penyakit tidak menular yang paling banyak yaitu Hipertensi Pada umur
>75 tahun (69.5%), Penyakit sendi umur >75 tahun (18,9%), Diabetes mellitus
pada usia 55-64 (6,3%). Kemudian untuk masalah gigi dan mulut di yang
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi menrut provinsi sebanyak (57.6%)
dan prilaku menyikat gigi dengan benar pada penduduk usia >3 tahun didapatkan
(2.8%).
Profil Kesehatan Aceh (2018) menyebutkan jumlah rumah di Aceh yang
mendapat pembinaan rumah sehat (66%), penduduk yang memiliki Akses Air
minum (58%) dan yang memenuhi syarat kesehatan (74%), yang memiliki akses
sanitasi yang layak (54%), desa yang melaksanakan STBM sebanyak (43%) dan
desa STBM sebanyak (19%). Penyakit yang sering menyerang balita di Aceh
antara lain : TB Usia 0-14 tahun (243 kasus (3%)), jumlah perkiraan penderita
pneumonia (51.496 kasus (10%), jumlah penderita pneumonia yang di temukan
dan di tangani (2.615 kasus (5%)), Diare untuk semua umur (72.202 kasus (51%))
dan balita (24.138 kasus (25%)), DBD (1.533 kasus (29%)). Penyakit tidak
menular terbanyak yaitu : Hipertensi ( 184.842 kasus (15%), pelayanan kesehatan
usia lanjut yang mendapat pelayanan kesehatan (264.602 lansia (78%)).
Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Aceh (2018) di Aceh Utara
Persentase rumah sehat (38.528 rumah (31%)), kualitas air minum yang
memenuhi syarat kesehatan (44 rumah tangga (72%), fasilitas sanitasi yang layak
(jamban komunal 10,637 pengguna (78%), leher angsa (171.421 pengguna (80%),
WC plengsengan (1.185 pengguna (32%), WC cemplung (2.417 pengguna (86%),
fasilitas sanitasi yang layak (185,660 rumah (32%)). Penyakit yang sering
menyerang balita di Aceh Utara antara lain : TB Usia 0-14 tahun (100 kasus
(8%)), jumlah perkiraan penderita pneumonia (5.514 kasus), jumlah penderita
pneumonia yang di temukan dan di tangani (35 kasus (1%)), Diare untuk semua
umur (15.750 kasus) dan balita (2.317 kasus), DBD (43 kasus). Penyakit tidak
menular terbanyak yaitu : Hipertensi (10.909 kasus (6%)), pelayanan kesehatan
usia lanjut yang mendapat pelayanan kesehatan (43.489 lansia (88%)).
Salah satu Puskesmas yang ada di Aceh Utara yaitu Puskesmas Kuta
Makmur. Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan di Puskesmas Kuta
Makmur dari periode Juli s/d Desember 2019 terdapat 104 balita yang
mengalami ISPA serta terdapat 66 balita dengan kondisi demam dan batuk yang
berobat ke puskesmas. Baik demam karena infeksi atau karena suatu penyakit
tertentu. Sedangkan pada lansia, terdapat 98 lansia dengan keluhan asam urat yang
berobat ke puskesmas.
Salah satu Gampong yang termasuk dalam Wilayah Kerja Puskesmas Kuta
Makmur yaitu Gampong Blang Ado. Dari hasil wawancara dengan para kader di
Gampong Blang Ado Dusun Krueng Inong di dapatkan bahwa masyarakat
digampong Blang Ado selama 3 bulan terakhir, yang banyak mengalami masalah
kesehatan adalah anak-anak dengan keluhan demam dan batuk. Pada orang
dewasa sering di dapatkan keluhan Asam Urat, Hipertensi dan Gula.
Berdasarkan teori dan data diatas kami Mahasiswa Profesi Ners
Keperawatan akan melakukan pengkajian, analisa masalah kesehatan, penagakan
Diagnosa, inteversi dan implementasi keperawatan pada masyarakat Gampong
Blang Ado Dusun Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur secara kompherensif.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas di Gampong
Gampong Blang Ado Dusun Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur melalui
pendekatan proses keperawatan.

1.2.2 TujuanKhusus
Setelah melakukan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan
selama 4 minggu mulai 09 Desember 2019 s/d 04 Januari 2020, mahasiswa dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas yang ada di Gampong Blang
Ado Dusun Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur
b. Menentukan masalah atau diagnosis keperawatan komunitas di Gampong
Blang Ado Dusun Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur
c. Menyusun rencana keperwatan komunitas di Gampong Blang Ado Dusun
Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur.
d. Memberikan tindakan keperawatan komunitas di Gampong Blang Ado
Dusun Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur
e. Melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan dalam
praktek keperawatan komunitas di Gampong Blang Ado Dusun Krueng
Inong Kecamatan Kuta Makmur
f. Melakukan dokumentasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan
dalam praktek keperwatan komunitas di Gampong Blang Ado Dusun
Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur.
g. Menentukan rencana tindaklanjut terhadap semua kegiatan yang telah
dilakukan dalam praktek keperawatan komunitas di Gampong Blang Ado
Dusun Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur
1.3 Manfaat
Diharapkan dengan adanya kegiatan keperawatan komunitas di Gampong
Blang Ado Dusun Krueng Inong Kecamatan Kuta Makmur dapat bermanfat bagi :
a. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan kesehatan koimunitas
melalui pendekatan proses keperawatan.
b. Masyarakat
1) Menumbuhkan kesaadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan.
2) Dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status kesahatan
dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta memiliki
kemauan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
3) Puskesmas diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa
informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam
wilayah kerja puskesmas guna membantu program kesehatan pada
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


2.1 Defenisi Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas adalah sebagai
suatu kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya. Menurut Spradley (1985)
Harnilawati (2016) komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting dalam hidupnya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan
Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Menurut WHO (1947) dalam Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa
keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health
family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang
ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang
berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson
& Mc Farlane, 2011).
Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice)
merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk
promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag mempunyai
pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster, 2010).

2.2 Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas


1) Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health
general community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut.
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
(Mubarak, 2016).
2) Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2016).

2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa 
prinsip, yaitu :
1) Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang  besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2016).
2) Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
(Riyadi, 2017)
3) Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2017).
4) Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2016).
5) Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2016).

2.4 Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
3) Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
a) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
 Ibu hamil
 Bayi baru lahir
 Balita
 Anak usia sekolah
 Usia lanjut
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
 Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
 Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
 Wanita tuna susila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
 Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
 Panti asuhan
 Panti jompo
 Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
 Penitipan balita.

2.4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi
keperawatan komunitas antara lain :
1) Proses kelompok (group process) 
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah  kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan.
Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok. 
2) Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3) Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

2.5 Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas


Menurut American Nurses Association (ANA), asumsi dan kepercayaan
masyarakat terhadap perawatan kesehatan komunitas adalalh :
1) Asumsi
a) Sistem pemeliharaan yang kompleks
b) Komponen sistem pemeiharaan kesehatan primer,sekunder, dan tersier.
c) Perawatan subsistem pemeiharaan sistem kesehatan dan produk
pendidikan dasar praktek peneitian.
d) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.
e) Perawatan kesehatan mencakup setting pemeliharaan kesehatan primer.

2) Kepercayaan
a) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima seemua orang
b) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan
kesehatan.
d) Lingkungan berdampak terhadapkesehatan populasi dan individu.
e) Pencegahan penyakit bagian asensial dari peningkatan kesehatan.
f) Kesehatan sebagai prosesmenyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang
lama.
g) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h) Individu dalam sisti kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara
mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan (Efendi
,Makhfudli, 2009 ).

2.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Ruang lingkup praktek keperawatn komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan(preventif), pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan mengembalikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan sosial dan masyarakat (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang di
tekankan adalah upaya preventif dan promotif denga tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
1) Upaya Promotif
Upaya promotif dilakuakanUntuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan jalan:
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b) Peningkatan gizi.
c) Pemeliharaan kesehatan perorangan, rekreasi dan pendidikan seks
d) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
2) Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita.
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
c) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun
di rumah.
d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
3) Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
a) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari
puskesmas dan Rumah Sakit.
c) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin
dan nifa.
d) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4) Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama.
a) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, kelainan bawaan.
b) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui
fisioterafi.

5) Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalikan individu, keluarga, dan kelompok
khusus kedalam pergaulan masyarakat.
2.6 Kegiatan Praktek Keparawatan Komunitas
1) Tahap persiapan
a) Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek
b) Penjajakan ke daerah,.meliputi wilayah,sistem dalam komunitas,
masalah dan kesehatan utama
c) Penyusunan instrumen data
d) Uji coba instrumen pengumpulan data
e) Pertemuan awal dengan komiunitas dan keluarga untuk
perkenalan,penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak
dengan komunitas.
f) Melaksanakan pendap[patan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat
g) Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan
demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat
visualisasi/penyajian data.
h) Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun
kepanitiaan,menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat
dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
a) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
b) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah , prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan
c) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang
telah di tetapkan.
d) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
2) Tahap pelaksanaan
a) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan
b) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok
kerja kesehatan:
 Pelatihan kader kesehatan
 Penyuluhan kesehatan
 Simulasi/demontrasi
 Kunjungan rumah
 Kerja bakti
3) Tahap evaluasi
a) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, keefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktifitas dari
komunitas
b) Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaain
tujuan

2.7 Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas


1) Menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah –langkah :
a) Pengkajian
b) Diagnosa keperawatan
c) Implementasi / Perencanaan
d) Intervensi / Pelaksanaan
e) Evaluasi
2) Menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat
a) Tujuan pengorganisasian komunitas
Diharapkan mampu berproses dalam mengidentifikasikan
kebutuhannya, mengembangkan keyakinan untuk memenuhi
kebutuhan dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di
dalam komunitas dan sumber daya yang ada.
3) Langkah-langkah pengorganisasian masyarakat
a) Persiapan
b) Pengenalan komunitas
 Pendekatan jalur formal
Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung jawab pada
wilayah komunitas dengan cara:
 Pengajuan propisal dan perijinan
 Penjelasan tujuan dan program
Hasil : surat ijin/ persetujuan
 Pendekatan jalur informal
Dilakukan setelah adanya iji/ persetujuan dari instutisi dan
birokrasi dengan melakukan pendekatan kepada
 Tokoh-tokoh masyarakat
 Ketua RW, RT
 Kader kesehatan
dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan,
meminta dukungan dan partisipasi serta kontrak
kerja sama
c) Pengenalan masalah
Tujuan untuk mengetahui masalah kesehatan secara
menyeluruh yang benar-benar menjadi kebutuhan komunitas saat
ini. Tahap pengenalan masalah :
Membuat instrumens pengkajian pengumpulan data
 Diawali dengan survei awal pada komunitas yang menjadi
sasaran meliputi :
 Survei wilayah
 Survei populasi
 Survei masalah utama dan faktor penyebab
 Survei kebijakan program dan fasilitas pelayanan kesehatan
 Survei potensi-potensi, sumber pendukung dikomunitas
Membuat instrumens pengumpulan data
 Tabulasi data
 Membuat tabel tabulasi data
 Menghitung frekuensi distribusi
 Membuat tabel, diagram, grafik frekuensi distribusi
 Analisa data
 Analisa deskriptif
 Membuat gambaran suatu keadaan dari objek yang diteliti
 Analisa kolerasi
 Menganalisa tingkat hubungan pengaruh dari dua atau lebih
subvariabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan
statistik
 Perumusan masalah
 Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada komunitas
yang dikaji dengan berdasarkan hasil analisa data
 Formulasi : problem, etiologi data yang menyongkong
d) Penyadaran komunitas
 Tujuan
 Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh
komunitas
 Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah
 Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif
menjadi tenaga potensial dalam kegiatan pemecahan
masalah
 Kegiatan
Mengadakan musayawarah komunitas dengan metode lokal
karya mini, dengan langkah :
 Panyajian data hasil survei
 Diskusi kelompok :
 Perumusan masalah dan faktor penyebab
 Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk masalah,
waktu, tempat, penanggung jawab dan biaya).
 Pembentukan kelompok kerja kesehatan (koljakes) dari
anggota komunitas yang merupakan calon kader
kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
yang direncanakan
 Penyajian hasil diskusi kelompok
 Tanggapan-tanggapan dari tokoh formal, informal.
e) Pelaksanaan
Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan dengan melihat aktifitas kelompok yang telah terbentuk
melalui kerja sama dengan aparat desa/kelurahan, puskesmas/dinkes
yang meliputi kegiatan :
 Pelatihan kader
 Penyuluhan kesehatan
 Pelayanan kesehatan langsung
 Homecare
f) Evaluasi
Hal-hal yang harus dievaluasi :
 Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan
 Pencapaian tujuan keperawatan (terutama tujuan jangka
pendek)
 Efektifitas dan efisiensi tindakan yang telah dilakukan
 Rencana tindak lanjut
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandiri keluarga
yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu : mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan,
marawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat
mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia
sedangkan pendekatan yang digyunakan adalah pemecahan
masalah perawatan yaitu melalui proses keperawatan.
BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI GAMPONG


BLANG ADO DUSUN KRUENG INONG KECAMATAN KUTA
MAKMUR

3.1 Gambaran Umum Gampong Blang Ado


3.1.1 Letak Geografis
Gampong Blang Ado merupakan salah satu gampong yang ada di
Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara. Luas Wilayah Gampong Blang
Ado … yang terdiri dari 1 desa dan 4 dusun dengan jarak tempuh dari
Lhokseumawe sekitar … Km, yang terletak di sebelah … Aceh Utara dengan
batas Wilayah Sebagai Berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jeuleukat


Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bayu
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Guha Uleu
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Alue Lim
Gampong Blang Ado merupakan sebuah desa yang terdiri dari 4 dusun,
yaitu dusun Krueng Inoeng, Alue Minjee, Tgk Syik di Peuduk, Tgk Di Waido.
Yang memiliki batasan Wilayah Sebagai Berikut :
1. Dusun Krueng Inoeng
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jeuleukat
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bayu
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Jalan Kecamatan
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Alue Lim

2. Dusun Alue Ie Minjee


Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jeuleukat
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bayu
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Guha Uleu
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Kecamatan
3. Dusun Tgk Syik Di Peuduk
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Guha Uleu
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bayu
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Ceumeucet
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Bayu

4. Dusun Tgk di Walido


Sebelah Utara : Berbatasan dengan Guha Uleu
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bayu
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Meunasah Kumbang
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Bayu

3.1.2 Demografi
Gampong Blang Ado memiliki jumlah penduduk yang mencapai 284 KK
yang terdiri dari 497 jiwa yang mata pencaharian penduduknya pada umum nya
petani dan berkebun. Gampoeng Blang Ado dipimpin oleh seorang kepala desa
yang disebut geuchik dan dibantu oleh perangkat desa lainnya (struktur terlampir).
Gampong Blang Ado terdiri dari 4 dusun, Salah Satunya Krueng Inoeng. Di
Dusun Krueng Inoeng terdapat 46 KK dengan 192 jiwa. Pencaharian Masyarakat
di dominasi oleh Petani dan Berkebun.

3.1.3 Fasilitas umum


Sarana dan Prasana yang ada di Gampong Blang Ado di Dusun Krueng
Inoeng meliputi :
a. Sekolah Dasar 1 Unit
b. Balai Pengajian 2 Unit
c. MCK 2 Unit
d. BLK 1 Unit
e. Gudang PKK 2 Unit
f. Pasar Komuniti 1 Unit
g. Lapangan Bola Kaki
h. Lapangan Volly
3.2 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan sebagai langkah awal diawali dengan pertemuan
yaitu dengan geuchik Gampong Blang Ado dan perangkat desa lainnya untuk
sosialisasi penempatan mahasiswa, selanjutnya mahasiswa program profesi ners
stikes muhammadiya lhokseumawe membina hubungan baik dengan masyarakat
Gampong Blang Ado memiliki jumlah penduduk yang mencapai 284 KK
yang terdiri dari 497 jiwa yang mata pencaharian penduduknya pada umum nya
petani dan berkebun. Masyarakat gampong Blang Ado Dusun Krueng Inoeng
100% beragama islam. (sumber :profil gampong blangweu baroh )
Bedasarkan karakteristik kegiatan sosial kemasyarakatan yang ada di
Blang Ado Dusun Krueng Inoeng berkembang dan berlangsung dengan baik,
dapat dilihat dari berbagai kegiatan sosial masyarakat, aktifitas spiritual melalui
kegiatan pengajian dan shalat berjamaah di menasah untu pria serta tersedianya
fasilitas agama berupa dua balai pengajian. Disamping itu juga tersedia juga
tempat pelayanan kesehatan berupa polindes juga posyandu untuk balita dan
lansia.
Tahap selanjudnya mahasiswa melakukan obeservasi di sekitar lingkungan
yang menjadi wilayah binaan kerja mahasiswa program pendidikan profesi ners
stikes muhammadiyah lhokseumawe.
Hasil pengolahan data yang berasal dari wawancara dan obeservasi di
tampilkan pada tabel berikut:

Tabel: 3.1 komponen windshield survey

Elemen Deskripsi
Perumahan sebagian besar rumah penduduk di gampong Blang
Ado Dusun Krueng Inoeng berbentuk semi
permanen dan lantai semen, jarak antar rumah
bervariasi sekitar 5-10 cm
Lingkungan Atau sebagian besar rumah di gampomg Blang Ado
Daerah Dusun Krueng Inoeng mempunyai halaman yang
tidak luas dan berhadapan langsung dengan jalan di
depan rumah.
Kebiasaan kebiasaan warga Blang Ado Dusun Krueng Inoeng
ialah berkumpul bila ada acara tertentu seperti
pengajian malam kamis dan sore kamis, pesta
perkawinan, tahlilan dll
Transportasi jalan di gampong Blang Ado Dusun Krueng
Inoeng merupakan aspal, dan mayoritas penduduk
mempunyai alat transportasi pribadi berupa sepeda
motor
Pusat Pelayanan terdapat satu menasah, poskesdes, posyandu balita
dan posyandu lansia.

3.3 Tahap Pengkajian


Pada tahap pengkajian dilakukan penyusunan kuesioner bersama
masyarakat, perangkat desa beserta kader gampong Blang Ado Dusun Krueng
Inoeng, dimana melalui kuesioner tersebut akan diperoleh informasi tentang
masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat melalui supervise dan
koordinasi dengan pembimbing praktek belajar lapangan keperawatan komunitas.
Pengisian koesioner melalui wawancara langsung dengan masyarakat. Kuesioner
yang telah diisi diperiksa kembali kelengkapan pengisiannya, setelah kuesioner
terkumpul dilakukan tabulasi data kemudian data disajikan dalam bentuk diagram
untuk selanjutnya dianalisa.
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan kepada masyarakat pada
tahap pengkajian di dapatkan data sebagai berikut:
ANALISA DATA

NO Data Etiologi
1. DS : Ketidakefektifan Pemeliharaan

• Sebagian keluarga mengatakan Kesehatan

belum memiliki WC/jamban

keluarga

• Sebagian keluarga mengatakan

masih jarang menguras tempat

penampungan air

• Sebagian keluarga mengatakan Demam

masih menggunakan air sumur

untuk air minum

• Keluarga mengatakan sumber air

keluarga berasal dari sumur galian

• Keluarga mengatakan minum air

minum air yang tidak dimasak

• Keluarga mengatakan tidak

mengetahui dampak dari

pencemaran lingkungan melalui

limbah keluarga

• Sebagian masyarakat tidak

mengetahui cara penaganan

demam

DO
• Jarak antara sumber air keluarga

dengan jarak septi tank <10 meter

(80,7%) dan >10 meter (19,3%)

• Kondisi air yang digunakan

keluarga tidak berwarna, berbau

dan berasa

Pembuangan limbah keluarga

100% membuang ke pembuangan

limbah umum

• Jarak pembuangan limbah kurang

dari 10 meter 93,6% dan

pembuangan limbah lebih dari 10

meter sebanyak 6,4 %

2. DS: Ketidak efektifan manajemen

 Sebagian ibu- ibu mengatakan kesehatan diri

tidak menjaga pola makannya

 Sebagian keluarga mengatakan

tidak menjaga pola hidup dan

dulu sering mengkonsumsi

makanan siap saji dan juga Diabetes melitus / hipertensi/

makanan atau minuman yang asam urat

manis

DO:
Data dari yang kami dapat

masyarakat mengalami asam urat


3. DS : Kesiapan meningkatkan

• Sebagian ibu-ibu mengatakan manajemen kesehatan diri

memakai alat kontrasepsi.

• Semua ibu-ibu mengatakan

anaknya tidak mendapatkan

imunisasi

• Sebagian ibu-ibu hamil KB, Imunisasi, Imunisasi TT,

mengatakan mendapatkan melakukan pemeriksaan

munisasi TT kehamilan

• Sebagian ibu mengatakan anaknya

tidak mendapatkan imunisasi TT

DO

• Yang menggunakan alat

kontasepsi (33,9%)

BAB IV
PEMBAHASAN
Metode proses keperawatan yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan komunitas, tahap proses keperawatan yang digunakan meliputi
pengkajian, perancanaan, implementasi dan evaluasi yang akan dibahas sbb :

4.1 Pengkajian
Pengkajian komunitas merupakan upaya untuk dapat mengenal
masyarakat, tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah
mengedentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang mempengaruhi
kesehatan.Pengkajian yang telah dilakukan dilingkungan gampoeng Blang Ado
Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara selama beberapa minggu
terhadap beberapa kepala keluarga. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan
oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Muhammadiyah
Lhokseumawe ditemukan beberapa masalah kesehatan.
Pengakajian yang dilakukan terhadap masyarakat meliputi berbagai aspek
dalam kehidupan masyarakat dimulai dari data demografi gampoeng sampai
dengan status kesehatan anggota keluarga. Hal ini sesuai dengan teori asuhan
keperawatan komunitas yang menyatakan bahwa dalam pengkajian hal-hal yang
perlu dikaji dalam kelompok ataun komunitas yang menyatakan adalah core dan
inti yaitu meliputi data demografi dan 7 sub system yang mempengaruhi
komunitas yang terdiri dari perumahan, pendidikan, keamanan, keselamatan,
pelayanan kesehatan dan sistem komunitas.
Pengkajian komunitas menggunakan format pengkajian. Format
pengkajian tersebut tersusun dan memiliki 2 aspek yang perlu dikaji dalam
keperawatan komunitas. Selain itu pengkajian dibantu dengan kuesioner,
penggunaan tehnik wawancara dengan perangkat gampoeng Blang Ado. Tujuan
pengkajian dengan tehnik wawancara adalah untuk membantu dan menyusun
seluruh proses keperawatan sehingga memudahkan menentukan data subjektif dan
data objektif yang di dapat dari perangkat desa untuk mengetahui peta lokasi dan
kegiatan desa yang dilakukan (Anderson, 2008).

Setelah data didapatkan, selanjutnya mahasiswa melakukan tabulasi data


berdasarkan jumlah dan presentasi. Setelah data dikelompokkan kemudian baru
dilakukan analisa data untuk menentukan masalah kesehatan. Faktor pendukung
terkumpulnya data dari masyarakat adalah adanya kerja sama dan peran serta
kader kesehatan, aparat gampoeng dan masyarakat sehingga dapat menemukan
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
Faktor penghambat adalah lokasi tempat tinggal masyarakat yang tidak
merata dan jumlah KK yang sedikit serta banyaknya rumah yang tidak ada
penduduknya saat hendak di data. Sehingga pengumpulan data sangat lama.

4.2 Analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan


Setelah dilakukan pengkajian kemudian data dikumpulkan untuk
selanjutnya dianalisa untuk menentukan masalah keperawatan yang mengancam
masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori asuhan keperawatan komunitas yang
menyatakan bahwa setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data
yang dicari kemudian dikelompokkan dengan analisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat tersebut, setelah didapatkan data kemudian ditentukan
masalah keperawatan yang ada di masyarakat. Berdasarkan pengkajian yang telah
dilakukan mahasiswa di gampoeng Blang Ado Dusun Krueng Inoeng Kecamatan
Kuta Makmur di dapatkan masalah diantaranya :
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
3. Ketidaksiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
Dari rumusan masalah rumus diatas, kemudian ditentukan prioritas utama
masalah keperawatan komunitas. Diagnosa tersebut disusun berdasarkan reaksi
masyarakat terhadap masalah keperawatan yang ada, dan disusun berdasarkan 3
komponen dasar yaitu masalah, penyebab dan tanda-tanda (PES), hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditegakkan
berdasarkan tingkat komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya
dirumuskan dalam 3 komponen yaitu problem, etiologi dan symptom (data
penunjang).
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan pengkajian adalah :
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di gampoeng Blang Ado Dusun
Krueng Inoeng Kecamatan Kuta Makmur, keluarga menggunakan
WC/Jamban Keluarga (76%), jarak septik tank yang berjarak lebih dari
10 m dari sumber air(60,6%), dan yang kurang dari 10 m (39,4%),
keluarga menggunakan air minum yang dimasak sebesar
(45%),sedangkan sebesar (12,3%) membuang sampah ke kebun
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri di gampong gampoeng Blang
Ado Dusun Krueng Inoeng Kecamatan Kuta Makmur, dari pukesmas di
dapat data penyakit terbesar di gampoeng Blang Ado Dusun Krueng
Inoeng Kecamatan Kuta Makmur yaitu Demam dan Asam Urat
3. Ketidaksiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri di gampoeng
Blang Ado Dusun Krueng Inoeng Kecamatan Kuta Makmur, Balita
yang mendapat imunisasi sebanyak (44%), dan yang tidak medapat
imunisasi sebanyak (56%),

4.3 Intervensi
Intervensi atau perencanan merupakan suatu proses keperawatan yang
bertujuan untuk melakukan tindakan keperawatan berdasarkan masalah
keperawatan, berdasarkan masalah keperawatan di gampong gampoeng Blang
Ado Dusun Krueng Inoeng Kecamatan Kuta Makmur. Dalam upaya untuk
melaksanakan perencanaan maka di bentuk dalam kegiatan individu, kelompok
atau kerja sama dengan pihak yang terkait hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa strategi perencanaan yang digunakan mencakup proses
kelompok, pendidikan, kesehatan, dan kerja sama dalam asuhan keperawatan.
Pendekatan yang dilakukan terhadap komunitas adalah dengan merancang
kelompok –kelompok guna meningkatkan minat dari masyarakat.
Faktor penghambat yang dirasakan oleh kelompok yaitu respon
masyarakat dalam mengikuti kegiatan –kegiatan di gampoeng Blang Ado Dusun
Krueng Inoeng Kecamatan Kuta Makmu, pencarian waktu yang tidak tepat dan
sering terbentuk oleh kegiatan masyarakat yang terjadi sasaran di masalah yang
ditemukan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penjadwalan waktu
tepat agar dapat mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang akan diadakan di meunasah gampoeng Blang Ado Dusun
Krueng Inoeng Kecamatan Kuta Makmur.
Adapun rencana kegiatan acara lokal karya mini adalah sebnagai berikut:
4.3.1 Kegiatan
Data lokal karya mini dalam praktek lapangan komunitas di wilayah
gampoeng Blang Ado Dusun Krueng Inoeng Kecamatan Kuta Makmur.

4.3.2 Jenis kegiatan


4.3.2.1 Perencanaan
1) Persiapan
a) Administrasi kesekretariatan
b) Administriasi keuangan
c) Konsolidasi dan koordinasi
d) Pengumpulan dan formating data kesehatan
1) Undangan
a) Geuchik 1 orang
b) Kepala dusun 1 orang
c) Sekretaris gampong 1 orang
d) Tuha peut 1 orang
e) Warga dusun Krueng Inoeng 192 orang
f) Mahasiswa 38 orang
g) Dosen pembimbing - orang
h) Kader puskesmas - orang
Mahasiwa komunitas gampong Blang Ado 48 orang
1. Teknis pelaksanaan
a. Tahap persiapan
1) Administrasi kesekretariatan
2) Proposal kegiatan dan undangan
3) Administrasi
4) Kebutuhan keuangan dan sumber dana
5) Konsolidasi dan koordinasi
6) Koordinasi dan konsolidasi dengan kepala dusun dan kader
kesehatan
7) Pengumpulan dan formating data kesehatan
8) Tim analisa data atau sekretaris mengumpulkan data dan mengolah
data untuk kemudian di susun format penyampaian data.

b. Tahap pelaksanaan
1) Undangan disebarkan sesuai dengan jumlah undangan
2) Setting tempat disusun sedemikian rupa seperti rencana
3) Acara dibuka oleh mahasiswa, kemudian dipresentasikan data
kesehatan yang terbentuk grafik dengan diberikan penjelasan. Latar
belakang pengumpulan dan di uraikan data yang bermasalah,
kemudian dilakukan diskusi untuk menganalisa data, merumuskan
dan memprioritaskan masalah serta menentukan rencana tindakan.
Terakhir acara ditutup dengan berdoa bersama.
c. Evaluasi
1) Evaluasi struktur yaitu perencanaan terlaksana 1 minggu sebelum
hari pelaksanaan dan undangan di sebarkan 1 hari sebelum acara
dilaksanakan
2) Evaluasi proses yaitu kegiatan terlaksana sesuai jadwal dengan
undangan yang hadir diperkirakan 40 .
3) Evaluasi hasil
a) Warga mengetahuai data kesehatan komunitas yang terlah
dikumpulkan bersama.
b) Warga mampu menganalisa data kesehatan komunitas yang
telah dikumpulkan bersama.
c) Warga dapat merumuskan masalah kesehatan komunitas di
lingkungannya.
d) Warga dapat memprioritaskan masalah kesehatan komunitas di
lingkungannya.
e) Warga dapat menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah
dengan masalah kesehatan komunitas di lingkungannya.
f) Mahasiswa dapat memfasilitasi warga untuk menganalisa data
merumuskan masalah, memprioritaskan masalah dan
merencanakan tindakan sesuai dengan masalah kesehatan
komunitas yang ditemukan.

d. Waktu dan Tempat :


Hari/ tanggal :
Waktu :
Tempat : Meunasah Gampong Blang Ado

e. Susunan Panitia Acara


Ketua :
Seketaris :
Bendahara :
Master of Ceremony :
Presentator :
Sie acara :
Sie pub-dok :

Sie konsumsi :

f. Susunan acara kegiatan loka karya mini


Tabel 4.1

NO Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


1 5 menit Pembukaan
2 5 menit Pembacaan ayat suci Al-
Qur’an
3 5 menit Kata sambutan dari ketua
panitia
4 5 menit Kata sambutan dari dosen
akademik
5 5 menit Kata sambutan dari geuchik
gampong Blang Ado
6 15 menit Presentasi materi
7 15 menit Diskusi Mahasiswa dan masyarakat
8 5 menit Doa

Anda mungkin juga menyukai