Laporan Ekolum 1.1 PDF
Laporan Ekolum 1.1 PDF
A1C417031
Abstrak:
PENDAHULUAN
1
beradaptasi dengan lingkungannya begitu pula sebaliknya makhluk hidup juga akan
mempengaruhi lingkungannya untuk keperluan hidupnya.
Komponen yang terdapat dalam ekosistem terbagi atas 2 yaitu komponen Biotik
dan Abiotik, dalam komponen biotik merupakan komponen yang hidup didalam
ekosistem yang dapat berupa produsen, konsumen, pengurai, dan juga penghancur .
Sedangkan dalam komponen abiotik merupakan komponen yang tak hidup, komponen
abiotic ini terdiri dari senyawa anorganik, organic, serta berbagai faktor yang
mempengaruhi distrubsi organisme seperti: air, udara, tanah, suhu, bebatuan, cahaya
matahari, kelembaban dan lain-lain. Fakto-faktor abiotik seperti tanah, air, udara, suhu,
kelembapan, intensitas cahaya adalah sesuatu yang dapat diukur menggunakan alat
khusus dan tepat. Maka dari itu penting bagi kita untuk mengenal dan mengetahui nama
alat serta cara penggunaan alat yang digunakan dalam praktikum ini, agar menunjang
dalam melakukan pengamatan suatu ekosistem.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam alat, fungsi dan cara
kerja dari beberapa alat yang digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik di
ekosistem terstrial, serta untuk mengetahui macam-macam alat, fungsi dan cara kerja
dari beberapa alat yang digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotic di ekosistem
akuatik.
METODE
Praktikum “Pengenalan alat-alat dalam Ekologi” ini dilakukan pukul 15.45 WIB,
pada hari Kamis, 05 September 2019. Alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti:
Termometer, pH meter, DO meter, Anemometer, flow meter, hygrometer, keeping
sechi, GPS dan aplikasi pada andoid pada android GLAMA dan Locus GIS, komponen
akuatik dan terstial.
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Berdasrakan hasil yang diperoleh dari pengukuran dan pengamatan dari masing-
masing alat yang digunakan maka di dapatkan rata-rata dan standar deviasi sebagai
berikut, yaitu : pH meter 4,4 dan 0,06, Termometer hygro yaitu 47,74% dan 6,5%,
Termometer sushu udara 31,1℃ dan 1,02℃, thermometer air 30,57℃ dan 1,65℃,
thermometer tanah 31,9℃ dan 0,61℃.
PEMBAHASAN
Dari pengenalan alat yang tlah dilakukan, dengan mengenalkan beberapa alat
seperti GPS, kompas, Termometer air, termometer tanah, pH meter, Hygrometer, akan
tetapi alat yang kami gunakan setiap kelompok berupa Termometer air, thermometer
tanah, pH meter, Hygrometer dimana setiap kelompok melakukan 2 kali pengulangan
jadi hasil yang di peroleh terdapat 12 kali pengulangan yang kemudian dirata-ratakan.
Termometer tanah, alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam tanah,
Biasanya terdapat jenis thermometer tergantung kedalaman tanahnya. Prinsip kerja dari
thermometer tanah ini hampir sama dengan thermometer pada umumnya yaitu melalui
pemuaian, dengan pemuaian dapat dilihat dan diketahui suhu yang akan diukur
(Odum,1993:25). Cara membaca thermometer dilakukan dengan cara mengangkat
thermometer dari dalam tabung logam lalu dibaca. Adanya parafin didalam
thermometer memperlambat perubahan suhu ketika thermometer diangkat ke udara.
Pada pengukuran suhu tanah yang dilakukan 14 kali pengulangan yang kemudian
dirata-ratakan maka diperoleh 31,9℃ dan 0,61℃
Termometer Air, alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam air. Prinsip
kerja thermometer air ini sama dengan prinsip kerja pada thermometer tanah (Odum,
1993: 26). Rata-rata yang diperoleh dalam pengukuran suhu air ini adalah sebesa
30,57℃ dan 1,65℃, hal ini bererti suhu yang terdapat di dalam air sedikit agak hangat
karena suhu normal air berkisar ± 25℃, hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan
yang agak panas di siang hari.
3
pH meter, alat ini digunakan untuk mengukur derajat keasaman ataupun kebasaan
dari suatu zat atau larutan.(Desmira.2018: 9) dalam pengukuran pH air yang telah
dilakukan dengan cara mencelupkan ujung pH meter kedalam air, maka diperoleh hasil
sebesar 4,4 dan 0,6 hal ini menunjukan sifat air tidaklah netral melainkan bersifat asam,
Air yang baik untuk diminum adalah dalam pH 7. Amani (2016: 50) berpendapat bahwa
pH air yang lebih dari 7 menunjukkan sifat korosi yang rendah sebeb semakin rendah
pH, maka sifat korosinya semakin tinggi dan nilai pH air yang lebih dari 7 memiliki
kecendrungan untuk membentuk kerak dan kurang efektif dalam membunuh bakteri
sebeb akan lebih efektif pada kondisi netral atau bersifat asam lemah.
Hygrometer, adalah alat yang digunakan untuk menghitung persentase uap air
(embun) yang berada di udara, menurut Surmi (2016:204) Hygrometer merupkan alat
untuk mengukur kelembaban udara. Alat ini digunakan dengan cara digantungkan
beberapa menit pada daerah yang ingin dihitung kelemaban udaranya. Hasil yang
diperoleh dari praktikum ini kelembaban udara disekitar kebun botani sebesar 47,74%
dan 6,5% hal ini masih dikategorikan normal. Untuk manusia tingkat kelembaban 40% -
60% terasa nyaman, sedangkan untuk tanaman tropis umumnya tingkat kelembaban yg
baik berkisar 60%-90%.
Lux meter, adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas
cahaya di suatu tempat, Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengubah energy foton menjadi
electron (Giancoli,2001: 86). Hampir semua lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor
dengan sel foto, dan layer panel.. Alat ini mengubah energy cahaya manjadi energy
listrik, kemudian energy listrik dalam betuk arus digunakan untuk menggerakan jarum
skala sedangkan pada alat digital, energy diubah menjadi angka yang dapat langsung
dibaca pada layar monitornya.
DO meter, adalah alat untuk mengukur kadar oksigen terlarut (Dissolve Oxygen)
di dalam air atau larutan. Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi, ini
menunjukan jumlah oksigen yang tersedia dalam suatu air atau perairan. Dimana
semakin besar nilai DO dalam air yang berarti mengindikasikan kualitas air tersebut
baik (Salmin, 2005: 22)
4
Anemometer, merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur suatu kecepa
angin, satuan yang digunakan dalam alat ini adalaj knot. Mekanisme kerja alat ini yaitu,
angina yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angina akan
ditunjukan pada monitor spidometer (Kristanto,2002 74).
Flow meter, merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui dan
mengukur jumlah atau laju aliran air dari suatu fluida yang mengalir dalam suatu jalur
aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, alat ini terdiri dari primary device, yang
disebut sebagai alat utama dan secondary device (alat bantu sekunder)
(Robhani.2018:23)
Keping Secchi, merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur
kecerahan air (Sinambela,2017:2). Cara penggunaan alat ini adalah dengan
menurunkannya ke dalam air gingga kedalaman dimana ia menghilang dari pandangan
lalu jaak hilang tersebut direkam atau dicatat, semakin jernih air maka jaraknya semakin
besar, begitu pula sebaliknya.
KESIMPULAN
Dari keseluruhan alat yang digunakan untuk pengamatan lingkungan abiotik baik
itu ekosistem terrestrial ataupun akuatik memiliki fungsi, mekanisme, prinsip dan cara
kerja yang spesifik dan berbeda-beda tergantung kebutuhan yang ingin diukur.
5
DAFTAR PUSTAKA
Amani, Fauziah. 2016. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter pH, Suhu,
Tingkat Kekeruhan, Dan Jumlah Padatan Terlarut. Jurnal JETri. 14(1): 49-62.
Desmira, dkk. 2018. Penerapan Sensor pH Pada Area Elektrolizer Di PT. Sulfindo
Adiusaha. Jurnal PROSISKO. 5(1): 9-12.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Jogjakarta: UGM Press
Robhani, H.A. 2018. Perancangan Flowmeter Ultrasonik Untuk Mengukur Debit Air
Pada Pipa. Jurnal IJEIS. 8(1): 23-29.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Osean. 30(2):
21-26.
Sinambela, A.C. 2017. Kajian Kualitas Air Sungai Seruai Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatra Utara Untuk Kegiatan Budidaya Ikan. Jurnal Peternakan. 2(1):
1-6.
Surmi, dkk. 2016. Analisis kelembaban Udara Dan Temperatur Permukaan Dangkal
Dengan Menggunakan Hygrometer dan Thermocouplei Di Daerah Pincara
Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Sains dan Pendidikan
Fisika. 12(2): 204-208.
6
LAMPIRAN
7
REFLEKSI