Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN ALAT-ALAT DALAM EKOLOGI

Annisa Rahma Dieni Chaniago

A1C417031

Abstrak:

Pengamatan lingkungan abiotik di ekosistem. Dalam pengmatan memerlukan alat


khusus. Alat-alat yang digunakan memiliki fungsi, mekanisme, prinsip dan cara kerja
spesifik yang berbeda-beda, beberapa alat menggunakan theknologi canggih untuk
memudahkan pengguna. Metode pengamatan dilakukan dengan memperaktikan
langsung cara penggunaan alat. Pengamatan yang di lakukan berupa pengamatan
ekosistem terrestrial dan ekosistem akuatik. Alat yang digunakan dalam pengamatan
ekosistem terrestrial: Termometer Tanah, Hygrometer. Alat yang digunakan dalam
pengamatan ekosistem akuatik: pH meter, Thermometer Air. Thermometer berfungsi
untuk mengukur suhu, pH meter berfungsi untuk mengukur tingkat keasaman atau
kebasaan larutan, hygrometer berfungsi untuk mengukur kelembaban udara.
Pengulangan sebanyak 14 kali pengulangan pada setiap alat. Praktikan harus
mengetahui macam-macam alat, fungsi dan cara kerja yang digunakan untuk
pengamatan ekosistem.

Kata Kunci: Alat-alat pengamatan ekologi, cara kerja, fungsi

PENDAHULUAN

Dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari banyak sekali komponen dan


interaksi yang berada di lingkungan sekitar kita yang saling berinteraksi dan
membentuk suatu ekosistem. Ekosistem merupakan penggabungan dari tiap-tiap unit
biosistem dimana didalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya dan juga dengan keadaan lingkungannya. Dalam suatu ekosistem
setiap makhluk hidup dalam suatu komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem, yang berarti makhluk hidup tersebut akan

1
beradaptasi dengan lingkungannya begitu pula sebaliknya makhluk hidup juga akan
mempengaruhi lingkungannya untuk keperluan hidupnya.

Komponen yang terdapat dalam ekosistem terbagi atas 2 yaitu komponen Biotik
dan Abiotik, dalam komponen biotik merupakan komponen yang hidup didalam
ekosistem yang dapat berupa produsen, konsumen, pengurai, dan juga penghancur .
Sedangkan dalam komponen abiotik merupakan komponen yang tak hidup, komponen
abiotic ini terdiri dari senyawa anorganik, organic, serta berbagai faktor yang
mempengaruhi distrubsi organisme seperti: air, udara, tanah, suhu, bebatuan, cahaya
matahari, kelembaban dan lain-lain. Fakto-faktor abiotik seperti tanah, air, udara, suhu,
kelembapan, intensitas cahaya adalah sesuatu yang dapat diukur menggunakan alat
khusus dan tepat. Maka dari itu penting bagi kita untuk mengenal dan mengetahui nama
alat serta cara penggunaan alat yang digunakan dalam praktikum ini, agar menunjang
dalam melakukan pengamatan suatu ekosistem.

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam alat, fungsi dan cara
kerja dari beberapa alat yang digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik di
ekosistem terstrial, serta untuk mengetahui macam-macam alat, fungsi dan cara kerja
dari beberapa alat yang digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotic di ekosistem
akuatik.

METODE

Praktikum “Pengenalan alat-alat dalam Ekologi” ini dilakukan pukul 15.45 WIB,
pada hari Kamis, 05 September 2019. Alat yang digunakan dalam praktikum ini seperti:
Termometer, pH meter, DO meter, Anemometer, flow meter, hygrometer, keeping
sechi, GPS dan aplikasi pada andoid pada android GLAMA dan Locus GIS, komponen
akuatik dan terstial.

Praktikum ini dilakukan dengan cara mengamati dan mempelajari cara


penggunaan dari masing-masing alat yang tersedia, setelah itu dilakukan pengukuran
untuk masing-masing alat, pengukuran tersebut dilakukan pengulangan sebanyak 14
kali ulangan, kemudian Hasil dari pengukuran tadi dimasukkan dalam table data
pengukuran, kemudian dicari rata-rata dan standar deviasi dari hasil pengukuran yang
telah dilakukan.

2
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Berdasrakan hasil yang diperoleh dari pengukuran dan pengamatan dari masing-
masing alat yang digunakan maka di dapatkan rata-rata dan standar deviasi sebagai
berikut, yaitu : pH meter 4,4 dan 0,06, Termometer hygro yaitu 47,74% dan 6,5%,
Termometer sushu udara 31,1℃ dan 1,02℃, thermometer air 30,57℃ dan 1,65℃,
thermometer tanah 31,9℃ dan 0,61℃.

PEMBAHASAN

Dari pengenalan alat yang tlah dilakukan, dengan mengenalkan beberapa alat
seperti GPS, kompas, Termometer air, termometer tanah, pH meter, Hygrometer, akan
tetapi alat yang kami gunakan setiap kelompok berupa Termometer air, thermometer
tanah, pH meter, Hygrometer dimana setiap kelompok melakukan 2 kali pengulangan
jadi hasil yang di peroleh terdapat 12 kali pengulangan yang kemudian dirata-ratakan.

Termometer tanah, alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam tanah,
Biasanya terdapat jenis thermometer tergantung kedalaman tanahnya. Prinsip kerja dari
thermometer tanah ini hampir sama dengan thermometer pada umumnya yaitu melalui
pemuaian, dengan pemuaian dapat dilihat dan diketahui suhu yang akan diukur
(Odum,1993:25). Cara membaca thermometer dilakukan dengan cara mengangkat
thermometer dari dalam tabung logam lalu dibaca. Adanya parafin didalam
thermometer memperlambat perubahan suhu ketika thermometer diangkat ke udara.
Pada pengukuran suhu tanah yang dilakukan 14 kali pengulangan yang kemudian
dirata-ratakan maka diperoleh 31,9℃ dan 0,61℃

Termometer Air, alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam air. Prinsip
kerja thermometer air ini sama dengan prinsip kerja pada thermometer tanah (Odum,
1993: 26). Rata-rata yang diperoleh dalam pengukuran suhu air ini adalah sebesa
30,57℃ dan 1,65℃, hal ini bererti suhu yang terdapat di dalam air sedikit agak hangat
karena suhu normal air berkisar ± 25℃, hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan
yang agak panas di siang hari.

3
pH meter, alat ini digunakan untuk mengukur derajat keasaman ataupun kebasaan
dari suatu zat atau larutan.(Desmira.2018: 9) dalam pengukuran pH air yang telah
dilakukan dengan cara mencelupkan ujung pH meter kedalam air, maka diperoleh hasil
sebesar 4,4 dan 0,6 hal ini menunjukan sifat air tidaklah netral melainkan bersifat asam,
Air yang baik untuk diminum adalah dalam pH 7. Amani (2016: 50) berpendapat bahwa
pH air yang lebih dari 7 menunjukkan sifat korosi yang rendah sebeb semakin rendah
pH, maka sifat korosinya semakin tinggi dan nilai pH air yang lebih dari 7 memiliki
kecendrungan untuk membentuk kerak dan kurang efektif dalam membunuh bakteri
sebeb akan lebih efektif pada kondisi netral atau bersifat asam lemah.

Hygrometer, adalah alat yang digunakan untuk menghitung persentase uap air
(embun) yang berada di udara, menurut Surmi (2016:204) Hygrometer merupkan alat
untuk mengukur kelembaban udara. Alat ini digunakan dengan cara digantungkan
beberapa menit pada daerah yang ingin dihitung kelemaban udaranya. Hasil yang
diperoleh dari praktikum ini kelembaban udara disekitar kebun botani sebesar 47,74%
dan 6,5% hal ini masih dikategorikan normal. Untuk manusia tingkat kelembaban 40% -
60% terasa nyaman, sedangkan untuk tanaman tropis umumnya tingkat kelembaban yg
baik berkisar 60%-90%.

Lux meter, adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas
cahaya di suatu tempat, Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengubah energy foton menjadi
electron (Giancoli,2001: 86). Hampir semua lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor
dengan sel foto, dan layer panel.. Alat ini mengubah energy cahaya manjadi energy
listrik, kemudian energy listrik dalam betuk arus digunakan untuk menggerakan jarum
skala sedangkan pada alat digital, energy diubah menjadi angka yang dapat langsung
dibaca pada layar monitornya.

DO meter, adalah alat untuk mengukur kadar oksigen terlarut (Dissolve Oxygen)
di dalam air atau larutan. Nilai DO biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi, ini
menunjukan jumlah oksigen yang tersedia dalam suatu air atau perairan. Dimana
semakin besar nilai DO dalam air yang berarti mengindikasikan kualitas air tersebut
baik (Salmin, 2005: 22)

4
Anemometer, merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur suatu kecepa
angin, satuan yang digunakan dalam alat ini adalaj knot. Mekanisme kerja alat ini yaitu,
angina yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angina akan
ditunjukan pada monitor spidometer (Kristanto,2002 74).

Flow meter, merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui dan
mengukur jumlah atau laju aliran air dari suatu fluida yang mengalir dalam suatu jalur
aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, alat ini terdiri dari primary device, yang
disebut sebagai alat utama dan secondary device (alat bantu sekunder)
(Robhani.2018:23)

Keping Secchi, merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur
kecerahan air (Sinambela,2017:2). Cara penggunaan alat ini adalah dengan
menurunkannya ke dalam air gingga kedalaman dimana ia menghilang dari pandangan
lalu jaak hilang tersebut direkam atau dicatat, semakin jernih air maka jaraknya semakin
besar, begitu pula sebaliknya.

KESIMPULAN

Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik di ekosistem


terrestrial seperti: Termometer tanah, hygrometer, anemometer, Lux meter, hygrometer.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam pengamatan lingkungan abiotik akuatik
seperti: Termometer air, pH meter, DO meter, keping secchi, flow meter.

Dari keseluruhan alat yang digunakan untuk pengamatan lingkungan abiotik baik
itu ekosistem terrestrial ataupun akuatik memiliki fungsi, mekanisme, prinsip dan cara
kerja yang spesifik dan berbeda-beda tergantung kebutuhan yang ingin diukur.

5
DAFTAR PUSTAKA

Amani, Fauziah. 2016. Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter pH, Suhu,
Tingkat Kekeruhan, Dan Jumlah Padatan Terlarut. Jurnal JETri. 14(1): 49-62.

Desmira, dkk. 2018. Penerapan Sensor pH Pada Area Elektrolizer Di PT. Sulfindo
Adiusaha. Jurnal PROSISKO. 5(1): 9-12.

Giancoli. 2001. Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Jogjakarta: UGM Press

Kristanto. 2002. Klimatologi Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Robhani, H.A. 2018. Perancangan Flowmeter Ultrasonik Untuk Mengukur Debit Air
Pada Pipa. Jurnal IJEIS. 8(1): 23-29.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Osean. 30(2):
21-26.

Sinambela, A.C. 2017. Kajian Kualitas Air Sungai Seruai Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatra Utara Untuk Kegiatan Budidaya Ikan. Jurnal Peternakan. 2(1):
1-6.

Surmi, dkk. 2016. Analisis kelembaban Udara Dan Temperatur Permukaan Dangkal
Dengan Menggunakan Hygrometer dan Thermocouplei Di Daerah Pincara
Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Sains dan Pendidikan
Fisika. 12(2): 204-208.

6
LAMPIRAN

NO pH Meter Hygrometer Thermometer Thermometer


Air Tanah
1 4,5 39 33 32
2 4,4 39,5 33 33
3 4,4 41 33 32
4 4,3 41 29 32
5 4,3 44 28 32,5
6 4,4 45 28 32,5
7 4,4 46 30 31,5
8 4,4 48 31 31.5
9 4,3 55 30 31,5
10 4,3 55 31 32
11 4,3 56 31 31
12 4,3 57 31 31
13 4,4 50 30 -
14 4,4 52 30 -
Rata-
rata 4,36 47,75 47,75 31,87
Standar
Deviasi 0,06 6,46 6,46 0,61

7
REFLEKSI

a. Pengetahuan dan pengalaman apa yang di dapat dari praktikum?


Jawab:
Praktikan menjadi tahu nama-nama, fungsi, cara penggunaan alat dalam
pengamatan ekosistem abiotik seperti: Termometer untum mengukur suhu, pH
meter untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan,
hygrometer untuk mengukur kelembaban udara. Dan juga praktikan menjadi
memiliki pengalaman dalam menggunakan masing-masing alat, karena
mempraktikan langsung penggunaan masing-masing alat.
b. Kendala (kesulitan) apa saja yang ditemui saat pelaksanaan praktikum?
Jawab:
Kesulitan yang ditemui saat pelaksanaan praktikum ini menurut saya berupa
pengkalibrasian alat sebelum digunakan kembali.
c. Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan pelaksanaan praktikum yang
akan dating.
Jawab:
Mohon untuk melengkapi alat-alat pengamatan seperti: anemometer, DO meter,
keeping Secchi, dan flowmeter yang seharusnya kami gunakan dalam praktikum
ini agar praktikum berjalan dengan baik untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai