PENDUDUK
Penduduk
Perubahan Penduduk
Dari contoh diatas tentang penduduk Indonesia terlihat bahwa jumlah
penduduk cenderung meningkat dari tahun ke tahun Yang menjadi masalah dalam
kependudukan adalah besar, komposisi, distribusi, dan perubahan penduduk dan
ini dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian dan migrasi.
Kelahiran
Indikator kelahiran penduduk dilihat dari angka kelahiran kasar (crude
birthrate), yang menghitung jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun pada 1.000
penduduk pada pertengahan tahun. Indikator lainnya adalah angka fertilitas
(fertility rate) yang menghitung jumlah rata-rata anak yang secara nyata
dilahirkan hidup oleh seorang wanita dan dinyatakan dengan jumlah kelahiran per
1.000 wanita usia subur.
Kematian
Konsep yang dipakai adalah angka kematian kasar (crude deathrate atau
mortality rate), yaitu jumlah kematian pada 1.000 penduduk dalam satu tahun
pada pertengahan tahun. Disamping itu konsep angka kematian bayi (infant
mortality rate), yang mengacu pada jumlah bayi dalam waktu satu tahun lahir
hidup dan meninggal sebelum mencapai usia satu tahun juga dipakai.
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas administrasi,
pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota
atau negara. Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari
satu unit geografis ke unit geografis lainnya.
Di Indonesia konsep migrasi yang dipergunakan oleh Badan Pusat
Statistik dalam Sensus atau survei yang dilakukan adalah perpindahan seseorang
melewati batas propinsi lain dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih. Seseorang
dikatakan telah melakukan migrasi apabila ia telah melakukan perpindahan
kurang dari 6 bulan tetapi telah secara resmi pindah atau sebelumnya telah ada
niatan untuk menetap di daerah tujuan.
Teori Dorong_Tarik (Push Pull Theory) By : Everett & S.Lee, Tahun 1996
Faktor-faktor yang berpengaruh bagi seseorang untuk bermigrasi :
1. Berasal dari daerah asal
2. Terdapat di daerah tujuan
3. Rintangan
4. Pribadi
Daya dorong : Erosi, banjir, kekeringan, pertentangan sosial, politik, agama.
Daya tarik : Penemuan sumber daya pertambangan, indutri,
iklim/lingkungan.
Migrasi Psikososial : Perpindahan penduduk dari kota ke desa atau sebaliknya
(dari daerah ramai ke daerah sepi atau sebaliknya).
Migrasi Fisiososial : Perpindahan penduduk karena sakit-sakitan (dari daerah
dingin ke daerah panas atau sebaliknya).
Migrasi Primer : Perpindahan penduduk yang terjadi atas kehendak sendiri
dengan motif tertentu. Misal: mengembangkan bakat dan
setelah berhasil, keluarga ikut pindah (migrasi sekunder).
Migrasi Internal : Perpindahan penduduk yang terjadi antara dua unit
geografis dalam satu negara.
Migrasi Internasional : Perpindahan penduduk yang terjadi antara dua negara.
Emigrasi : Perpindahan penduduk dipandang dari negara
asal/pengirim.
Imigrasi : Perpindahan penduduk dipandang dari negara
penerima/tujuan.
Secara umum, alasan migrasi dikarenakan:
- Ekonomi
- Politik
- Agama
Menghitung tingkat migrasi :
Jumlah migrasi dalam 1 tahun
X 100 %
Jumlah penduduk
Kebijaksanaan Kependudukan
Kebijaksanaan yang bersifat pronatal
Kebijaksanaan yang bersifat antinatal
Kebijaksanaan Pronatal:
Kebijaksanaan pronatal merupakan suatu kebijaksanaan yang menunjang
angka kelahiran tinggi. Kebijaksanaan ini dianut oleh negara-negara yang
pertumbuhan penduduknya menurun karena mengalami penurunan angka
kelahiran. Salah satu contoh kebijaksanaan yang dilakukan adalah dengan
memberi tunjangan uang bagi ibu yang bersalin (di Republik Jerman),
perpanjangan cuti hamil (di Uni Soviet), pembatasan alat kontrasepsi dan larangan
abortus serta pembebanan pajak tambahan bagi orang-orang yang tidak menikah
atau yang telah menikah tapi tidak mempunyai anak (di Rumania).
Kebijaksanaan Antinatal:
Kebijaksanaan antinatal merupakan kebijaksanaan yang bertujuan
membatasi tingkat kelahiran. Penerapannya seperti penetapan batas usia
pernikahan, penetapan batas jumlah anak, anjuran memakai kontrasepsi untuk
membatasi kelahiran, seta pelaksanaan berbagai cara mulai dari yang bersifat
persuasif seperti pemberian berbagai insentif dan fasilitas bagi keluarga kecil
sampai ke cara radikal seperti abortus, vaksetomi dan sterilisasi untuk membatasi
jumlah anak untuk keluarga yang jumlah anaknya dinilai telah cukup.
Penerapan di Republik Rakyat Cina: batas usia menikah bagi wanita 25
tahun dan laki-laki 28 tahun, tiap pasangan dianjurkan mempunyai satu anak. Di
India pernah diterapkan sterilisasi secara paksa, di Indonesia melalui program
Keluarga Berencana, pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri.
Masyarakat
Prof. M. M. Djojodiguno berpendapat masyarakat adalah suatu kebulatan
daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan
manusia. Sedangkan Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu
keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama. Jadi masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-
norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya
Kebudayaan
Perkembangan Kebudayaan
Asal kata : Colere (Latin), Cultuur (Belanda), Culture.(Inggris), Tsafaqah (Arab),
yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan, terutama
mengolah tanah atau bertani.
Kemudian lahir definisi :
1. Segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia :
Kebudayaan, berasal dari bahasa Sansekerta: “Budhayah“ bentuk jamak dari
Budhi (budi/akal). Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidup.
2. Menurut EB.Taylor :
Komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi: pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain
kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota
masyarakat. Secara umum orang mengartikan kebudayaan sama dengan
kesenian: seni tari, seni lukis, seni suara dan lain-lain.
3. Pandangan sosiolog
Kebudayaan meliputi semua hasil cipta, karsa, rasa dan karya manusia baik
yang material maupun non materiil (kebendaan dan kerohanian).
Kebudayaan materiil : Hasil cipta, karsa yang berwujud benda-benda
atau alat-alat pengolahan alam.
Kebudayaan non materiil : Hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-
kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu
pengetahuan, keyakinan dan keagamaan.
Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, karena kepada ketiga unsur inilah kebudayaan mahluk sosial
berlangsung.
Unsur-unsur kebudayaan
Kebudayaan memiliki 6 (enam) unsur, yaitu:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian, sistem mata pencarian hidup
6. Sistem teknologi dan peralatan
Pranata-pranata dan institusionalisasi
Pranata (lembaga kemasyarakatan) - social institution, berfungsi sebagai pengatur
perilaku masyarakat.
Norma-norma Sosial
Norma sosial terdiri dari 4 (empat) macam, yaitu :
1. Cara (Usage)
Titik berat perbuatan antar individu dalam masyarakat. Norma ini
kekuatannya sangat lemah, bila dilanggar hukumannya ringan, biasanya hanya
berupa “celaan-celaan”. Contoh: Cara minum bunyi atau tidak bunyi.
2. Kebiasaan (Folkways)
Mempunyai kekuatan meningkat karena dilakukan berulang-ulang sehingga
orang menyukainya. Pelanggaran terhadapnya dianggap penyimpangan.
Contoh: Menghormati orang tua, saling menyapa bila berjumpa kenalan.
3. Tata Kelakuan (Mores)
Menurut Mac Iver dan H.Page
Kebiasaan-kebiasaaan yang ada dalam masyarakat dan diterima sebagai
pengatur dalam masyarakat yang bersangkutan. Berfungsi sebagai alat
pengawas, alat pemeriksa, alat melarang terhadap anggotanya.
Fungsinya bagi masyarakat :
a. Merupakan batas-batas kelakuan individu (mana yang boleh/tidak boleh).
b. Mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya (bila melakukan
kejahatan ia dihukum/individu mendapat stempel/identifikasi).
c. Menjaga solidaritas antar anggota (cara hubungan pria dan wanita).
4. Adat Istiadat (Custom)
Terjadi dari mores yang kekal serta telah berintregrasi dengan masyarakat
yang bersangkutan. Bagi pelanggar akan mendapat sanksi keras. Misal :
Masalah kawin cerai.
Macam-macam lembaga sosial (pranata)
Bila manusia menciptakan asosiasi, maka akan tercipta peraturan-
peraturan dan cara-cara pengaturan pelaksanaanya. Bentuk aturan tersebut
dikelola oleh lembaga-lembaga (institusi) dalam rangka:
1. Memenuhi kebutuhan kekerabatan, pelamaran, perkawinan, keluarga dan
pengasuhan anak (Domestic Institution).
2. Memenuhi kebutuhan untuk mata pencaharian: pertanian, peternakan, industri
(Economic Institution).
3. Memenuhi kebutuhan ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah (Scientific
Institution).
4. Memenuhi kebutuhan pendidikan (TK sampai PT, Pesantren) (Education
Institution).
5. Memenuhi kebutuhan rasa keindahan dan rekreasi (Aesthetic/Recreational
Institution).
6. Memenuhi kebutuhan berhubungan dengan Tuhan (Religius Institution).
7. Memenuhi kebutuhan mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara
(Political Institution).
8. Memenuhi kebutuhan kecantikan/kesehatan/jasmani (Cosmetic Institution).