C (Kg/cm2) φ(O)
ϒ wet µk
Zone Material
(ton/m3) (cm/dt) Total Efektif Total Efektif
Kondisi Analisis
Kondisi-kondisi yang akan diperhitungkan dalam analisis kestabilan lereng tubuh
bendungan bagian hulu dan hilir meliputi kondisi-kondisi sebagai berikut :
a. Kondisi Tanpa Gempa :
Muka Air Banjir
Muka Air Normal
Muka Air Minimum
Kosong
Surut Cepat
b. Kondisi Gempa :
Muka Air Banjir
Muka Air Normal
Muka Air Minimum
Kosong
Surut Cepat
B. Program Komputer
Program computer Geostudio (Slope/w) akan digunakan untuk melakukan review analisis
kestabilan lereng cara koefisien gempa/statik dan koefisien gempa termodifikasi bendungan
Surumana. Dengan metoda keseimbangan batas.
C. Hasil Analisis Kestabilan Lereng Cara Statik.
Metoda perhitungan yang dipilih untuk analisis dalam Program computer Geostudio
(Slope/w) adalah Morgenstern and Price. Dengan memilih metoda perhitungan tersebut
maka Angka Keamanan metoda perhitungan Ordinary, Janbu dan Bishop sekaligus bisa
diperoleh.
Hasil analisis kestabilan lereng metoda perhitungan Morgenstern and Price bisa ditampilkan
berupa potongan melintang tubuh bendungan yang memperlihatkan seluruh zona timbunan,
lokasi longsoran dan nilai faktor keamanan dari masing-masing kondisi di atas.
Koefisien gempa yang dipakai adalah sebesar 0.7 x 0.229g = 0.16g.
Ringkasan dari hasil perhitungan stabilitas lereng metoda statik menggunakan metoda
Morgenstern and Price di atas disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 6.2. Ringkasan hasil perhitungan stabilitas lereng statik menggunakan metoda
Morgenstern and Price.
Angka *) Angka Keamanan
Kasus Kondisi Keamanan Lereng Hulu Lereng Hilir
Minimum (U/S) (D/S)
Kasus -1 Selesai Konstruksi
1-1 Tanpa Gempa 1.3 1.959 1.907
1-2 Dengan Gempa 50%
1. Dg Gempa Horisontal 1.2 1.593 1.562
2. Dg Gempa Horisontal & Vertikal 1.2 1.585 1.55
Kasus -2 MUKA AIR NORMAL, EL +44.0 M
2-1 Tanpa Gempa 1.5 1.787 1.651
2-2 Dengan Gempa 100%
1. Dg Gempa Horisontal 1.2 1.294 1.36
2. Dg Gempa Horisontal & Vertikal 1.2 1.215 1.252
Kasus -3 MUKA AIR BANJIR, EL +688.75 M
3-1 Tanpa Gempa 1.3 1.787 1.651
3-2 Dengan Gempa 50%
1. Dg Gempa Horisontal 1.1 1.276 1.399
2. Dg Gempa Horisontal & Vertikal 1.1 1.158 1.31
Kasus-4 SURUT CEPAT (+44 M ~ +34 M)
4-1 Tanpa Gempa 1.3 1.358 1,651
4-2 Dengan Gempa 50%
1. Dg Gempa Horisontal 1.1 1.14 1.22
2. Dg Gempa Horisontal & Vertikal 1.1 1.182 1.124
Menggunakan persamaan
FRtot = FRk + FRt + FRe + FRh
dengan :
FRk = faktor risiko pengaruh kapasitas waduk
FRt = faktor risiko pengaruh tinggi bendungan
FRe = faktor risiko kebutuhan evakuasi
FRh = faktor risiko tingkat kerusakan hilir
FRtot = faktor risiko total (bobot)
Selanjutnya dari total angka faktor resiko bendungan, dapat ditentukan kelas resiko bendungan
berdasarkan Tabel 6.27.
Tabel 6.4. Kelas Resiko Bendungan
FAKTOR RESIKO
TOTAL KELAS RESIKO
0-6 I RENDAH
7 - 18 II MODERAT
19 - 30 III TINGGI
31 - 36 IV EKTREM
Bendugan Surumana ditetapkan masuk klasifikasi Ekstrem.
Berdasarkan kriteria beban gempa untuk desain bendungan seperti tabel di bawah ini, dengan
kelas risiko termasuk kelas IV (Ekstrem) maka analisis dilakukan pada :
T = 100 tahun, FK sesuai dengan kriteria yang berlaku.
T = 10.000 tahun, FK > 1, jika tidak dipenuhi analisis dinamik.
Tabel 6.5. Kriteria Beban Gempa Untuk Desain Bendungan
Lokasi bendungan Surumana
Dari Peta Gempa Indonesia,
Z = 1.05
T = 100 tahun,
ac =0.277 gal.
Ad = Z x ac x V = 1.05 x 0,227 x 0.8 = 0,191 gal
Kh = Ad/981 = 0,191/981 = 0,194 g.
Menurut teori perhitungan stabilitas lereng bendungan urugan dengan cara koefisien gempa
termodifikasi dalam pedoman diatas, koefisien gempa desain pada tubuh bendungan yang
merupakan fungsi dari kedalaman, dapat dihitung dengan persamaan :
Ko = 2 x Kh
Dimana,
Ko = koefisien gempa terkoreksi di permukaan tanah.
2 = koreksi pengaruh jenis struktur, untuk bendungan tipe urugan2 = 0.5.
Kh = koefisien gempa dasar di permukaan tanah yang tergantung T.
Ko = 0.5 x 0.194 = 0.0,097
Tabel 6.6. Besarnya nilai faktor amplifikasi FPGA untuk nilai percepatan puncak di
permukaan tanah (Sumber: IBC, 2009)
S B atau S PGA
Klasifikasi Jenis Tanah
PGA ≤ 0,1 PGA = 0,2 PGA= 0,3 PGA = 0,4 PGA ≥ 0,5
Site Tanah Sangat Padat dan Batuan Lunak (SC) 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
Site Tanah Sedang (SD) 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
Site Tanah Lunak (SE) 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
Site Tanah Khusus (SF) SS SS SS SS SS
Ringkasan hasil analisis stabilitas lereng kondisi “dengan dan tanpa gempa” dengan cara
koefisien termodifikasi pada T = 100 tahun dan T = 5000 tahun disajikan dalam Tabel di bawah
ini.
Tabel 6.7. Hasil analisis stabilitas lereng kondisi dengan dan tanpa gempa dengan cara
koefisien termodifikasi pada T = 100 tahun menggunakan Peta Gempa 2017.
No. Description Safety Factor Angka
Keamanan
Ijin
Y/H = 0.25 Y/H = 0.50 Y/H = 0.75 Y/H = 1
Koefisien Gempa 0.21 g 0.17 g 0.16 g 0.14 g
1 Empty (U/S) 1.76 1.60 1.57 1.54 1.2
2 Empty (D/S) 1.37 1.38 1.48 1.40 1.2
3 Normal Water Level (U/S) 1.23 1.23 1.22 1.21 1.2
4 Normal Water Level (D/S) 1.37 1.38 1.49 1.40 1.2
Rapid Drawdown NWL –
5 LWL (U/S) 1.21 1.12 1.12 1.11 1.1
Rapid Drawdown NWL –
6 LWL (D/S) 1,37 1.38 1.49 1.40 1.1
Tabel 6.8. Hasil analisis stabilitas lereng kondisi dengan dan tanpa gempa dengan cara
koefisien termodifikasi pada T = 5000 tahun menggunakan Peta Gempa 2017.
No. Description Safety Factor Angka
Keamanan
Ijin
Y/H = 0.25 Y/H = 0.50 Y/H = 0.75 Y/H = 1
Koefisien Gempa 0.62 g 0.52 g 0.47 g 0.43 g
1 Empty (U/S) 0.85 0.85 0.84 0.76 1
2 Empty (D/S) 0.62 0.66 0.73 0.75 1
3 Normal Water Level (U/S) 0.42 0.41 0.40 0.41 1
4 Normal Water Level (D/S) 0.61 0.65 0.73 0.75 1
Rapid Drawdown NWL –
5 LWL (U/S) 0.42 0.42 0.43 0.43 1
6 Rapid Drawdown NWL – 0.61 0.65 0.73 0.85 1
LWL (D/S)
Dari tabel di atas semua nilai Safety Factor (SF) dapat dikatakan telah memenuhi kriteria yaitu
lebih besar atau sama dengan 1 (satu). Pada kondisi kosong lereng hilir pada y/H=0.25
menghasilkan SF yang paling rendah yaitu 0,62. Dengan demikian tidak perlu dilakukan analisa
dinamik metoda Makdisi dan Seed untuk mengetahui apakah memenuhi kriteria aman
berdasarkan besaran alihan atau tidak.