Anda di halaman 1dari 2

MEMAHAMI MASALAH GIZI

1. Besar & penyebaran masalah gizi


Masalah gizi tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi mencakup sebagian besar
belahan dunia, sehingga masalah ini disebut sebagai masalah global. PBB
memfokuskan intervensi 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu selama janin dalam
kandungan sampai berusia 2 tahun.
Indonesia berhasil menanggulangi masalah gizi mikro. Defisiensi vitamin A
sudah tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat, gangguan akibat kekurangan
yodium makin berkurang. Pemerintah tidak lagi memberikan kapsul yodium sebagai
pencegahan. Demikian pula untuk prevalensi anemia gizi, telah ada perbaikan. Masalah
gizi mikro lainnya seperti Zink, Kalsium, Phosphor, dan beberapa vitamin dan mineral
esensial selalu dipantau.
Selain masalah kekurangan gizi, perhatian dunia juga tertuju pada masalah
stunting (pendek) anak Balita.
Masalah gizi buruk masih dialami oleh anak-anak di berbagai tempat di Indonesia
dari tahun ke tahun. Ini menjadi potret buruk pemenuhan kebutuhan mendasar bagi
masyarakat Indonesia. Gizi buruk menjadi perhatian masyarakat ketika media
mengangkat kasus-kasus meninggalnya anak-anak di banyak daerah karena
malnutrisi. Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan
Perkembangan Milenium.

2. Penyebab masalah Gizi


Masalah gizi adalah masalah keadilan karena merupakan dampak dari kegagalan
manusia untuk memenuhi haknya.
Beberapa penyebab masalah gizi :
 Mengonsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi
yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih,
dan aman.
 penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular
terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut. Faktor ini banyak terkait
mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup
dan perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah
ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan
cuci tangan dengan sabun, tidak merokok, sirkulasi udara dalam rumah dan
sebagainya.
 Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga,
khususnya pangan untuk bayi dan bagi ibu hamil.
 Di kalangan ahli ekonomi ada anggapan bahwa masalah kemiskinan adalah akar
dari masalah kekurangan gizi. Kemiskinan menyebabkan akses terhadap pangan
di rumah tangga sulit dicapai sehingga orang akan kekurang berbagai zat gizi
yang dibutuhkan badan. Namun tidak banyak diketahui bahwa sebaliknya juga
dapat terjadi. Kekurangan gizi dapat memiskinkan orang. Anak atau orang yang
kekurangan gizi, mudah terserang penyakit, berarti sering absen sekolah atau
bekerja. Hal ini beresiko berkurangnya pendapatan. Sering sakit berarti
pengeluaran untuk berobat makin tinggi. Mereka dapat jatuh miskin karena
pengeluaran rumah sakit dan dokter yang terus menerus.

3. Dampak masalah gizi


1. Badan kurus
Kurusnya tubuh anak, disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi.  
2. Kelebihan berat badan
Anak-anak di Indonesia biasanya kurang mendapat asupan serat sayur dan
buah, sering mengonsumsi makanan berpenyedap, dan kurang melakukan
aktivitas fisik. Hal tersebut dapat membuat pola makan anak tidak sesuai dengan
gizi seimbang, sehingga meningkatkan risiko kegemukan , bahkan mengalami
obesitas. Obesitas dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit
hipertensi, diabetes melitus , kanker, osteoporosis , dan kondisi lainnya, yang
dapat menurunkan produktivitas dan usia harapan hidup. Akan tetapi, masalah
gizi ini dapat dicegah dengan mengatur pola dan porsi makan, mengonsumsi
buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik, serta tidur yang cukup .
3. Bertubuh pendek
Tubuh pendek pada masa kanak-kanak dapat diakibatkan oleh kekurangan
gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan. Tubuh pendek dapat menimbulkan
berbagai dampak. Beberapa di antaranya adalah penurunan kekebalan tubuh,
fungsi kognitif, hingga gangguan sistem metabolisme. Gangguan tersebut dapat
menimbulkan risiko penyakit hipertensi, obesitas, jantung koroner, dan diabetes
melitus.
4. Anemia
Anemia pada anak  sebagian besar diakibatkan oleh kekurangan zat besi.
Cukup banyak anak Indonesia yang mengalami anemia atau kekurangan darah.
Anemia dapat berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi,
prestasi belajar, dan produktivitas. Akan tetapi, masalah gizi ini dapat dicegah
dengan makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C, dan zinc.

Anda mungkin juga menyukai