Anda di halaman 1dari 4

PENGAMATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI KOLOM PROYEK

PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI


LIPI, JAKARTA UTARA, DKI JAKARTA

Arkey Pambudi Akbar R1), Doddy Rochadi 2)

Abstract
Observations were made at the Urban Sky Apartment Project on tower H on the 18th
floor, which is located on Jl. Galaxy 1, Jakamulya, South Bekasi, Bekasi City, West
Java. Observations that to be observed on column structure work in 3 aspects, namely:
Work Methods, Material Requirements, and Labor Productivity with direct
observations that occur in the field. The purpose of observing column structure work
in the Urban Sky Apartment Project is as follows: 1) Creating a work method for
column structure work; 2) Calculating the material used and producing the index or
the amount of material coefficient on column structure work 3) Calculating
productivity and producing an index or magnitude of the labor coefficient on column
structure work which is then compared with the AHS SNI Update 2017-2018;
Based on the field analysis, the column structure of the Urban Sky Apartment Project,
the column structure work Labor productivity produces labor coefficients in the
following: 1) Foreman coefficient = 0.003, Chief Builder coefficient = 0.009,
Blacksmith coefficient = 0.043, OP coefficient TC = 0.00014 for 10 kg of
reinforcement work; 2) Foreman's Coefficient = 0.0075, Kenek Coefficient = 0.019,
Head Builder Coefficient = 0.019, Mason Coefficient = 1.122, OP Coefficient TC =
0.102 for 1 m3 of concrete pouring work; 3) Foreman coefficient = 0.0005, head
builder coefficient = 0.0310, formwork builder coefficient = 0.1689 for 1 m3 of
formwork work.

Keywords: Work Method, Labor Productivity Coefficient, Material Index, Material


Remaining, Comparison of SNI.

indeks produktivitas tenaga kerja.


1. PENDAHULUAN
Menurut Sagir (1985), Produktivitas tenaga kerja
Pada industri konstruksi, produktivitas tenaga
sebagai suatu konsep menunjukan adanya kaitan
kerja merupakan faktor terpenting dalam mengukur
antara output (hasil kerja) dengan waktu yang
kinerja suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh
dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari
dalam penyelesaian suatu proyek konstrusi
seorang tenaga kerja. Konsep ini merupakan
dibutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan
pengertian produktivitas yang paling dasar dan
kompleks. Oleh karena itu, perusahaan perlu
sederhana. Seorang tenaga kerja dinilai produktif
mengetahiu berapa besar produktivitas tenaga
jikalau ia mampu menghasilkan output yang lebih
kerjanya dalam performanya dengan mengukur
besar dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu
yang sama. Kalau ukuran produktivitas hanya Menurut Sagir (1985) koefisien tenaga
dikaitkan dengan satuan waktu saja, maka jelas
kerja dapat dijabarkan sebagai berikut
kiranya bahwa produktivitas sangat tergantung pada
segi ketrampilan dan keahlian tenaga kerja secara
fisik. Kemajuan teknologi juga telah memungkinkan
terjadinya tahapan transfer of power, transfer of
skills, transfer of precisien bahkan sampai pada
transfer of thought (Komputerisasi) dan selanjutnya
memungkinkan tenaga kerja meningkatkan Koefisien ini adalah faktor yang
produktivitasnya. Jadi produktivitas tenaga kerja menunjukkan lamanya pelaksanaan dari
tidak hanya tergantung pada latar belakang tenaga kerja yang diperlukan untuk
pendidikan dan latihan keahlian dan ketrampilan
menyelesaikan satu satuan volume
saja , tetapi juga sangat ditentukan oleh tingkat
teknologi yang dipergunakan dalam proses
pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi
produksi. koefisien tenaga kerja antara lain jumlah
tenaga kerja dan tingkat keahlian tenaga
2. LATAR BELAKANG kerja. Penetapan jumlah dan keahlian
Pengamatan ini dimaksudkan untuk Menghitung
tenaga kerja mengikuti produktivitas
produktivitas dan menghasilkan indeks atau
peralatan utama. (Peraturan Menteri
besarnya koefisien tenaga kerja pada pekerjaan
struktur kolom yang kemudian dibandingkan Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013
dengan AHS SNI Pembaharuan 2017 – 2018 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum).
3. BATASAN MASALAH Pada setiap pembangunan proyek
Objek pengamatan diambil pada terdapat data berupa rencana anggaran dan
pengamatan ini adalah struktur kolom pada biaya. Menurut Sugeng Djojowirono
Proyek Apartemen Urban Sky pada lantai (1984), Rencana Anggaran Biaya (RAB)
18 dari jumlah keseluruhan lantai yaitu 32 Proyek merupakan perkiraan biaya yang
lantai dengan jumlah 92 struktur kolom dan diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam
6 jenis tipe kolom. suatu proyek konstruksi sehingga akan
4. LANDASAN TEORI diperoleh biaya total yang diperlukan untuk
Produktivitas Tenaga kerja merupakan menyelesaikan suatu proyek. Di dalam
hal yang sangat menarik, sebab mengukur RAB terdapat Analisa Harga Satuan (AHS)
hasil-hasil tenaga kerja manusia dengan untuk setiap item pekerjaan yang terdiri dari
segala masalah-masalah yang bervariasi. harga satuan dan koefisien untuk setiap
material dan tenaga kerja yang digunakan. antara koefisien tenaga kerja dilapangan dengan

Koefisien tenaga kerja digunakan untuk AHS SNI Pembaharuan 2017 – 2018.

menghitung besarnya upah pada pekerjaan . Untuk pekerjaan pembesian dapat dilihat

yang telah dikerjakan. pada tabel 1.1, pekerjaan bekisting pada tabel 1.2,
dan tabel pekerjaan pengecoran dapat dilihat pada
5. METODE
tabel 1.3
Objek pengamatan produktivitas yang
Tabel 1.1 Koefisien Tenaga Kerja Pekerjaan
diamati adalah waktu pelaksanaan pada Pembesian (10kg besi)
setiap urutan pekerjaan, jumlah tenaga
Jenis Tenaga Lapangan SNI
kerja, dan volume yang dikerjakan oleh Kerja
(OH) (OH)
tenaga kerja pada setiap pekerjaan struktur Mandor 0,003 0,004
kolom. Adapun pembanding ataupun acuan Kepala Tukang 0,009 0,007
Tukang Besi 0,043 0,070
pengamatan sub bab produktivitas tenaga
OP TC 0,00014 -
kerja ini adalah AHS SNI Pembaharuan
2017 – 2018. Tabel 1.2 Koefisien Tenaga Kerja
6. HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan Bekisting Kolom

Berdasarkan analisa di lapangan struktur


Jenis Tenaga Lapangan SNI
kolom Proyek Apartemen Urban Sky pekerjaan Kerja (OH) (OH)
struktur kolom dibagi menjadi 6 (enam) level Mandor 0,0075 0,083
pekerjaan, yaitu Kenek 0,019 -
1) Pekerjaan persiapan;
Kepala Tukang 0,019 0,035
Tukang Batu 1,122 0,35
2) Pekerjaan marking struktur kolom; OP TC 0,102 -
3) Pekerjaan pembesian struktur kolom;

4) Pekerjaan bekisting struktur kolom; Tabel 1.3 Koefisien Tenaga Kerja Pekerjaan

5) Pekerjaan pengecoran struktur kolom; Pengecoran Kolom

6) Pekerjaan perawatan beton


Jenis Tenaga Lapangan SNI
Kerja
(OH) (OH)
Perbandingan koefisien tenaga kerja lapangan
Mandor 0,0005 0,033
degan SNI 7394-208 hanya pada tiga pekerjaan Kepala Tukang 0,0310 0,033
yaitu pekerjaan pembesian kolom, pekerjaan Tukang
0,1689 0,33
bekisting kolom dan pekerjaan pengecoran bekisting
kolom. Dibawah ini terdapat tabel perbandingan
7. KESIMPULAN Biaya Bangunan. Yogyakarta: CV Andi
Faktor utama yang mempengaruhi besarnya Offset.

nilai indeks produktivitas tenaga kerja Ervianto Wufram, 2007. Manajemen Proyek
anrata lain: Konstruksi, Yogyakarta : Andi

1. Jumlah Tenaga kerja Hani, T. Handoko, 2000. Manajemen


2. Keahlian, pendidikan dan Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Edisi kedua Yogyakarta: BPFE
kemahiran pekerja Yogyakarta.
3. Faktor cuaca
4. Besarnya volume pekerjaan
5. Kondisi alat
Dari hasil pengamatan produktivitas tenaga
kerja pekerjaan struktur kolom pada Proyek
Apartemen Urban Sky, dapat diketahui
koefisien dari hasil pengamatan di lapangan
nilainya dominan lebih kecil, dan juga ada
yang lebih besar dibandingkan dengan SNI
seperti, koefisien kepala tukang untuk
pekerjaan pembesian yaitu sebesar 0,009
OH dan koefisien tukang batu sebesar 1,122
OH.
Dari beberapa pekerjaan tidak terdapat pada
SNI seperti, operator tower crane, dan
kenek. Pada pekerjaan bekisting kumkang
koefisien tenaga kerja dari SNI. Untuk
pekerja kepala tukang besi lebih besar
0,002 OH dari SNI karena di lapangan
kepala tukang besi lebih berkontribusi pada
pekerjaan pembesian.

8. DAFTAR PUSTAKA

Ervianto, W. I. 2007. Cara Tepat Menghitung

Anda mungkin juga menyukai