Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Pelayanan Kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung yang bertanggung


jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Standar Pelayanan Kefarmasian
adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian (Kemenkes RI,2015)

Berdasakan wewenang pada peraturan perundang-undanga Pelayanan kefarmasian yang


menglami perubahan yang padamulanyan yang focus terhadap pengelolaan obat (drug
oriented) lalu berkembang menjadi pelayanan komprehensif yang meliputi pelayanan Obat
dan Pelayanan farmasi klinik yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
menyatakan bahwa Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran Obat, pengelolaan Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi
Obat, serta pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional (Permenkes RI,2016)

Pekerjaan Kefarmasian harus dilaksanakan oleh tenaga Kesehatan yang memiliki


keahlian dan kewenangan dalam hal itu. Apoteker berperan meningkatkan prngrtahuan,
ketrampilan, dan prilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk
interaksi ini antaralain pemberi informasi obat dan konsling kepada pasien yang
membutuhkan. Apoteker harus dapat memahai dan menyadari kemungkinan terjadi
kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan dan mengidentifikasi,
mencegah,dan mengatasi masalah terkait obat (drug related problems), masalah farmakoekonomi dan
farmasi social (sociopharmacoeconomy). Untuk menghindari haltersebut sebagai apoteker harus
dapat menghindari hal tersebut sesuai standar pelayanan (Permenkes RI,2016).
Sebagai apoteker harus mampu berkomunikasi dengan tenaga Kesehatan lainya dalam
penetapan terapi untuk mendukung penggunakan obat yang rasional. Dalam melakukan
praktik tersebut apoteker juga harus melakukan monitoring penggunaan Obat, melakukan
evaluasiserta mendokumentasikan semua kegiatan. Untuk melaksanakan hal tersebut,
diperlukan Standar Pelayanan Kefarmasian (Permenkes RI,2016).

Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dibidang kefarmasian terdapat


pergeseran orientasi Pelayanan Kefarmasian dari pengelolaan Obat sebagai komoditi kepada
pelayanan yang komprehensif (pharmaceutical care) dalam pengelolaan obat dalam
pengertian yang lebih luas mencakup pemberian informasi untuk mendukung pengunaan obat
yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat dalam mengetahui tuhuan akhir, dan
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (Permenkes RI,2016).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersbut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan Pelayana Kefarmasian di apotek padma gianyar ?
2. Kajian terhadap factor yang mempengaruhi ketidak sesuaian penerapan standar
pelayanan kefarmasian di apotek padma ?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :


1. Mengetahui bagaimana gambaran penerapan standar pelayanan kefarmasian di Apotek
Padma.
2. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhiketidak sesuaian penerapan pelayanan
kefarmasian di apotek tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis


Penelitian ini sangat bermanfaat bagi menejemen pelyanan kefarmasian Apotek dalam
upaya meningkatkan pelayanan di apotek.
1.4.2 Manfaat Akademik
Penelitian ini bermanfaat bagai mutu Pendidikan farmasi di Universitas Bali
Internasional, karena membangun Kesehatan melalui pelayanan kefarmasian yang
bermutu merupakan bagian pembangunan nasional,keberhasilan pembangunan
kesehatanberperan penting dalam meningkatkan mutu daya saing sumberdaya manusia.
Penelitian ini juga bermanfat untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti.

Anda mungkin juga menyukai