Anda di halaman 1dari 4

KESTABILAN EMULSI

Cara yang dapat digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan


• Cara kimiawi (menggunakan surfaktan atau emulgator) Emulgator merupakan molekul yang
bersifat amfifatik sehingga dapat berikatan dengan fase air dan fase minyak.
• Cara mekanik (menggunakan pengadukan). Pengadukan dengan kecepatan tinggi akan
menurunkan ukuran partikel fase terdispersi sehingga stabilitas semakin tinggi.

A. Kerusakan Emulsi
1. Creaming
Merupakan merupakan suatu bentuk kerusakan emulsi secara estetika. Hal ini pasti terjadi pada
zat terdispersi yang memiliki bobot jenis yang lebih besar dibandingkan dengan zat pendispersinya.
Kerusakan ini bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan melakukan pengocokan.
2. Flokulasi
Kerusakan ini terjadi akibat lemahnya gaya tolak menolak (potensial zeta) antara tetes-tetes
terdispersi, sehingga mengakibatkan tetes terdispersi tersebut saling berdekatan. Hal ini dapat
diatasi juga dengan pengocokan, namun untuk mencegah terjadinya pelekatan yang kuat, maka
ditambahkan koloid pelindung (musilago) untuk melindungi permukaan tetes terdispersi tersebut,
jadi akan mudah terlepas saat dikocok.
3. Oswald Ripening
Merupakan suatu jalan untuk menuju ke sebuah koalesens (penggabungan tetes terdispersi).
4. Koalesens
Merupakan suatu bentuk kerusakan yang diakibatkan oleh kurangnya surfaktan yang
digunakan, sehingga lapisan pelindung pada permukaan tetesan lemah. Jadi tetesan tersebut akan
berfusi (bergabung) membentuk suatu tetesan yang berdiameter lebih besar. Kerusakan ini bersifat
irreversibel dan akan menyebabkan terjadinya pemisahan fase (cracking).
5. Inversi fase
Kerusakan ini terjadi karena volume fase terdispersi hampir sama jumlahnya dengan fase
pendispersi sehingga terjadi perubahan tipe dari o/w menjadi w/o atau sebaliknya.

Gambar 6. Perubahan stabilitas emulsi. (1) Emulsi segar , (2) Flokulasi, (3) koalesen,
(4) creaming, (5) Ostwald ripening, (6) inversi fase

Anda mungkin juga menyukai