Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi yaitu penyakit tekanan darah tinggi serta mengancam pada usia

muda. Penyakit hipertensi menjadi masalah serius karena prevalensi penyakit

hipertensi selalu meningkat. Penyakit hipertensi tidak menunjukan adanya tanda

dan gejala sehingga bisa disebut dengan pembunuh diam-diam (the silent killer of

death) dan bisa juga penyebab dari timbulnya penyakit jantung (Suiraoka, 2012).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015

penyakit hipertensi menempati peringkat pertama penyebab angka kematian setiap

tahunnya. Kurang lebih 1,13 milyar orang di dunia telah terdiagnosis penyakit

hipertensi. Penyakit hipertensi menyebabkan orang meninggal di dunia sebanyak

10,44 juta orang. Angka kejadian penyakit hipertensi di dunia terus meningkat

setiap tahunnya, bahkan diprediksi sekitar 1,15 milyar pada tahun 2025 warga

dunia akan terdiagnosis menderita hipertensi (Kementrian Kesehatan RI, 2019).

Prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu penyakit hipertensi yang menempati

posisi pertama. Penyakit hipertensi di Indonesia yaitu masalah kesehatan yang

sangat tinggi sebesar 34,1%. Data Riskesdas (2018) mencatat terjadi kenaikan

penderita hipertensi dari tahun 2013 sampai 2016 dengan sekitar 25,8% penduduk

menjadi 32,4%.

Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat keempat di Indonesia prevalensi

hipertensi, dengan prevalensi hipertensinya tertinggi sebesar 8.029.245 orang dan


berusia 18 tahun ke atas. Penyakit hipertensi tidak memandang usia tua, tetapi saat

ini usia 35-64 tahun sudah terkena penyakit hipertensi (Profil Kesehatan Provinsi

Jawa Barat, 2016).

Berdasarkan hasil laporan Profil Kesehatan Kota Bandung (2018), setiap

tahunnya masyarakat yang menderita hipertensi semakin bertambah. Tahun 2018

hipertensi termasuk dalam 21 penyakit terbesar di kota Bandung. Hipertensi

menduduki peringkat ketiga dengan jumlah penderita 62.552. Berdasarkan data

laporan tahunan pada tahun 2019 di Unit Pelaksana Terpadu (UPT) Puskesmas

Babakan Sari penyakit hipertensi menempati peringkat ke-2.

Penelitian ini dilakukan di Wilayah UPT Babakan Sari Kota Bandung

dikarenakan UPT Puskesmas tersebut salah satu UPT Puskesmas dengan angka

hipertensi tinggi, hal ini terbukti berdasarkan data laporan tahunan 2017-2019 dari

hasil kunjungan tersebut didapatkan penderita hipertensi kasus baru sebesar 5.971

orang. Laporan dari 20 penyakit terbanyak, penyakit hipertensi menduduki

peringkat ke 1 penyakit tidak menular. Penanganan untuk pasien hipertensi yang

dberikan berupa terapi farmakologi dan pemberian pendidikan kesehatan.

Pengobatan penyakit hipertensi ada dua cara dengan terapi farmakologis dan

terapi non farmakologis. Terapi farmakologis yaitu mengonsumsi obat-obatan anti

hipertensi misalnya diuretik, calcium chanell blocker, beta blocker, dan

vasodilator arteriol fungsinya dapat menurunkan tekanan darah (Corwin, 2009).

Terapi non farmakologis dengan cara menghentikan merokok, menurunkan

konsumsi alkohol, mengurangi asupan garam dan lemak, latihan fisik dan terapi

komplementer. Terapi komplementer yaitu pengobatan alternatif atau alamiah


yang dapat dilakukan dalam beberapa cara seperti terapi herbal, tertawa,

akupuntur, meditasi, aromaterapi, refleksiologi dan hidroterapi dengan rendam

kaki air hangat (Sudoyo, 2006).

Penderita hipertensi dapat menggunakan pengobatan alternatif non

farmakologis dengan metode yang lebih murah dan mudah sehingga bisa

dilakukan secara mandiri dirumah yaitu dengan mengubah gaya hidup yang lebih

sehat, salah satunya adalah hidroterapi (hydrotherapy) yaitu menggunakan air

hangat serta mengandalkan respon-respon tubuh terhadap air. Kelebihan yang

didapatkan dari terapi air yaitu dapat mencegah flu/demam, memperbaiki

fertilitas, menyembuhkan kelelahan, dan membantu dalam kelancaran sirkulasi

darah. Hidroterapi rendam air hangat yang bertemperatur 40°C memiliki dampak

fisiologis bagi tubuh yaitu berdampak untuk pembuluh darah dimana hangatnya

air dapat menguatkan otot serta ligament, kemudian memperlancar sirkulasi darah,

dapat menstabilkan kerja jantung dan aliran darah (Lalage, 2015).

Terapi rendam kaki dengan air hangat bisa secara konduksi dimana adanya

perpindahan panas/hangat dari air hangat tersebut ke dalam tubuh memberikan

efek fisiologis kepada bagian tubuh organ manusia seperti jantung. Tekanan

hidrostatik air pada tubuh akan mendorong aliran darah dari kaki memasuki

kerongga dada lalu darah akan berakumulasi di pembuluh darah besar jantung.

Kemudian air hangat mendorong pembesaran pembuluh darah serta meningkatkan

denyut jantung, efek tersebut berlangsung cepat setelah terapi rendam air hangat

dilakukan.
Berdasarkan penelitian oleh Asan et al. (2016) pada 42 responden yang

mengalami hipertensi di UPT Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung

Kupang, menunjukkan adanya nilai yang bermakna antara pengaruh terapi rendam

kaki air hangat dengan penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di Kupang.

Hal ini dilihat tekanan darah sesudah diberikan terapi rendam kaki air hangat

terjadi penurunan tekanan darah sistolik yaitu <140 mmHg sebanyak 38 lansia

(90%). Rata-rata rentang penurunan tekanan darah tersebut adalah 10-39 mmHg,

sedangkan pada tekanan darah diastolik terjadi penurunan yaitu <90 mmHg

sebanyak 38 responden (90%). Rata-rata rentang penurunan tekanan darah

tersebut adalah 20-28 mmHg. Hasil penelitian ini, menunjukkan adanya pengaruh

terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang

cukup bermakna pada sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi rendam

kaki air hangat.

Berdasakan penelitian lain oleh Daulay dan Simamaro (2017) pada 15

responden yang mengalami hipertensi di Kelurahan Timbangan, menunjukkan

adanya nilai yang bermakna antara pengaruh terapi rendam kaki air hangat dengan

penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi. Dilihat dari setelah diberikan

intervensi terapi rendam kaki air hangat pada hari pertama didapatkan data bahwa

hipertensi 1 yaitu sebesar 11 responden (73.2%) dan kategori minoritas terdapat

pada hipertensi 2 sebesar 3 responden (20.1%) dan pre hipertensi sebesar 1

responden (6.7%). Kemudian pada hari kedua didapatkan data hipertensi 1 yaitu

sebesar 10 responden (66.5%) dan kategori minoritas pada hipertensi 2 yaitu

sebesar 2 responden (13,4%) dan prehipertensi 2 responden (6.7%).


Berdasarkan latar belakang diatas, dari beberapa penelitian terhadap

efektivitas rendam kaki air hangat dapat menurunkan tekanan darah, akan tetapi

sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa lama waktu

penurunan tekanan darah dengan menggunakan rendam kaki air hangat pada

penderita hipertensi. Berdasarkan hal itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Efektivitas Waktu Penurunan Tekanan Darah Dengan

Menggunakan Terapi Rendam Kaki Air Hangat Pada Penderita Hipertensi di

Wilayah UPT Babakan Sari Kota Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan yang menjadi

fokus pada penelitian adalah “Adakah Efektivitas Waktu Penurunan Tekanan

Darah Dengan Menggunakan Terapi Rendam Kaki Air Hangat Pada Penderita

Hipertensi di Wilayah UPT Babakan Sari Kota Bandung?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini untuk mengetahui efektivitas waktu

penurunan tekanan darah dengan menggunakan terapi rendam kaki air hangat

pada penderita hipertensi di Wilayah UPT Babakan Sari Kota Bandung.


2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi nilai tekanan darah sebelum terapi rendam kaki air hangat

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

b. Mengidentifikasi nilai tekanan darah setelah terapi rendam kaki air hangat

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi setiap 10 menit

sampai terdapat waktu kenaikan tekanan darah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Setelah penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi maupun

pengetahuan keilmuan keperawatan komunitas, khususnya tentang manfaat dari

terapi rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah khususnya pada

penderita hipertensi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi

tenaga kesehatan khususnya profesi keperawatan dalam melakukan intervensi

alternatif selain pengobatan farmakologis agar tidak terjadinya komplikasi

hipertensi.

b. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumber rujukan untuk mengatasi

hipertensi pada masyarakat khususnya penderita hipertensi.


E. Sistematika Penulisan

Penyusunan penelitian yang akan dilakukan dengan judul “efektivitas waktu

penurunan tekanan darah dengan menggunakan terapi rendam kaki air hangat

pada penderita hipertensi di Wilayah UPT Babakan Sari Kota Bandung.” dibagi

menjadi III BAB, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian mengenai efektivitas

waktu penurunan tekanan darah dengan menggunakan terapi rendam kaki air

hangat pada penderita hipertensi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori mengenai efektivitas waktu penurunan tekanan

darah dengan menggunakan terapi rendam kaki air hangat pada penderita

hipertensi, hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi pemaparan, jenis dan metode penelitian untuk mencari jawaban

terhadap tujuan penelitian mengenai efektivitas waktu penurunan tekanan darah

dengan menggunakan terapi rendam kaki air hangat pada penderita hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai