Anda di halaman 1dari 45
PERWUJUDAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK MELALUI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: SUATU SARANA GOOD GOVERNANCE UNIVERSITAS GADJAH MADA Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Diucapkan di depan Rapat Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada pada tanggal 29 September 2003 di Yogyakarta Oleh: . Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A., Akt. Bismillaahir-rohmaanir-rohiim Yang terhormat Ketua, Sekretaris dan para Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada; Ketua, Sekretaris dan para Anggota Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada; Ketua, Sekretaris dan para Anggota Senat Akademik Universitas Gadjah Mada; Rektor dan para Wakil Rekior Universitas Gadjah Mada; Para dosen, tamu undangan, sahabat, handai taulan dan segenap sanak keluarga, yang berbahagia Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan yang Mahakuasa atas limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga hari ini kita dapat berkumpul bersama di Balai Senat Universitas Gadjah Mada untuk mengikuti Rapat Terbuka Majelis Guru Besar. Terima kasih yang sebesar- besamya saya sampaikan kepada Ketua Majelis Guru Besar, yang telah memberikan kesempatan dan kehormatan untuk menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Imu Akuntansi pada Fakultas Ekohomi, Universitas Gadjah Mada. Para hadirin yang terhormat, perkenanlah saya menyampaikan pidato yang berjudul: PEWUJUDAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK MELALUI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: SUATU SARANA GOOD GOVERNANCE Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam kerangka asas desentralisasi. Kewenangan yang dimiliki Daerah merupakan kewenangan-kewe- nangan pemerintahan yang dilimpahkan Pemerintah Pusat kepada 2 Daerah. Meskipun demikian, kewenangan-kewenangan tertentu seperti kewenangan bidang pertahanan keamanan, moneter dan fiskal, serta kewenangan bidang lain yang bersifat strategis masih diatur Pemerintah Pusat (Undang-Undang No. 22 tahun 1999). Pendelegasian kewenangan tersebut disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) dalam kerangka Desentralisasi Fiskal. Pembiayaan kewenangan yang diserahkan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri dan mekanisme perimbangan keuangan Pusat-Daerah dan antar Daerah Kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri dilakukan dalam wadah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sumber utamanya adalah Pajak dan Retribusi Daerah. Sedangkan pelaksunaan perim- bangan keuangan dilakukan melalui Dana Perimbangan yang terdiri alas Bagi Hasi!, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus (Undang-Undang No. 25 tahun 1999). Implikasi langsung pendelegasian kewenangan dan penyerahan dana tersebut adalah kebutuhan untuk mengatur hubungan keuangan antara Pusat-Daerah dan pertanggungjawabun pengelolaan keuangan oleh pemerintah daerah. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur antara lain pengelolaan keuangan daerah dan pertanggungjawabannya. Pengaturan tersebut meliputi penyu- sunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berbasis prestasi kerja dan laporan keuangan yang komprehensif sebagai bentuk pertanggungjawaban yang harus diperiksa oleh Badan Peme- riksa Keuangan (BPK), Untuk merealisasikan pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan tersebut, pengembangan dan pengaplikasian akuntansi sektor publik sangat mendesak dilakukan sebagai alat untuk melakukan transparansi dalam mewujudkan akuntabilitas publik untuk mencapai good governance (accounting for governance). PERAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DALAM MEWUJUD- KAN GOOD GOVERNANCE Bank Dunia memberikan definist. governance sebagai cara pemerintah mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk 3 kepentingan pembangunan masyarakat, sedangkan United Nation Development Program (UNDP) lebih memfokuskan pada cara pengelolaan negara dengan mempertimbangkan aspek politik yang mengacu pada proses pembuatan kebijakan, aspek ckonomi yang mengacu pada proses pembuatan keputusan yang berimplikasi pada masalah pemerataan, penurunan kemiskinan, serta peningkatan kualitas hidup; dan yang terakhir aspek administratif yang mengacu pada sistem implementasi kebijakan. Dengan demikian, orientasi pembangunan sektor publik dimak- sudkan untuk mewujudkan good governance. Lebih jauh, UNDP memberikan beberapa karakteristik pelaksanaan good governance, antara lain transparency, responsiveness, consensus orientation, equity, efficiency dan effectiveness, setta accountability. Dari karak- teristik tersebut, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor publik yaitu terwujudnya transparansi, value for money, dan akuntabilitas. Para hadirin yang mulia, AKUNTABILITAS PUBLIK DAN TRANSPARANSI Fenomena yang terjadi dalam perkembangan scktor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapat tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003). Pada dasarnya, akuntabilitas adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan kinerja finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999). Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus dapat menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik yaitu hak untuk tahu, hak untuk diberi informasi, dan hak untuk didengar aspirasinya. Dimensi akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas hukum dan 4 kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program, akun- tabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial. Akuntabilitas mana- jerial merupakan bagian terpenting untuk menciptakan kredibilitas manajemen pemerintah daerah. Tidak dipenuhinya prinsip pertang- gungjawaban dapat menimbulkan implikasi yang luas. Jika masyarakat menilai pemerintah daerah tidak accountable, masyarakat dapat menuntut pergantian pemerintahan, penggantian pejabat, dan sebagainya. Rendahnya tingkat akuntabilitas juga meningkatkan risiko berinvestasi dan mengurangi kemampuan untuk berkompetisi serta melakukan cfisiensi. Manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat karena dana yang digunakan dalam penyediaan layanan berasal dari masyarakat baik secara langsung (diperoleh dengan mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri), maupun tidak langsung (melalui mekanisme perimbangan keuangan). Pola pertanggungjawaban pemerintah daerah sekarang ini lebih bersifat horisontal di mana pemerintah daerah bertanggung jawab baik terhadap DPRD maupun pada masyarakat luas (dual horizontal accountability). Namun demikian, pada kenyataannya sebagian besar pemerintah daerah lebih menitikberatkan pertanggungjawabannya kepada DPRD daripada masyarakat luas (Mardiasmo, 2003a). Governmental Accounting Standards Board (GASB, 1999) dalam Concepts Statement No. I tentang Objectives of Financial Reporting. menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaannya. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas memungkinkan masyarakat untuk menilai pertanggungjawaban pemerintah atas semua aktivitas yang dilakukan. Concepis Statement No, J menckankan pula bahwa laporan. keuangan pemerintah harus dapat membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik dengan membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan, menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi, membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan masalah keuangan dan‘ ketentuan lainnya, serta membantu dalam mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas. 5 Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan (opennes) pemerintah atas aktivitas pengclolaan sumber daya publik. Transparansi informasi terutama informasi kevangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999). Transparansi dapat ditakukan apabila ada kejelasan tugas dan kewenangan, ketersediaan informas; kepada publik, proses penganggaran yang terbuka, dan jaminan integritas dati pihak independen mengenai prakiraan fiskal, informasi, dan penjabarannya (IMF, 1998 dalam Schiavo-Campo and Tomasi, 1999), VALUE FOR MONEY Value for money (VFM) merupakan konsep pengelolaan organisasi scktor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efcktivilas. Ekonomi adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah, Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan dengan menghindari pengeluaran yang boros. Efisiensi merupakan pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output. Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money yang saling terkait. Ketiga clemen tersebut perlu ditambah dengan dua elemen lagi yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality). Keadilan mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan layanan publik berkualitas dan kese- jahteraan ekonomi. Selain keadilan, perlu dilakukan distribusi secara merata. Artinya, penggunaan uang publik hendaknya tidak terkon- sentrasi pada kelompok tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata dengan keberpihakan kepada seluruh rakyat (Mardiasmo, 2002a). Para hadirin yang terhormat, AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut. Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja peme- rintah), perusahaan milik negara dan daerah (BUMN dan BUMD), yayasan, universitas, organisasi politik dan organisasi massa, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (Fokus pembahasan pidato pengu- kuhan ini -dititikberatkan pada pemerintah, terutama pemerintah daerah). Jika dilihat dari variabel lingkungan, sektor publik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor- faktor lain seperti politik, sosial, budaya, dan historis, yang menimbulkan perbedaan dalam pengertian, cara pandang, dan definisi Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai entitas yang aktivitasnya menghasilkan barang dan layanan publik dalam memenuhi kebutuhan dan hak publik. American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah memberikan informasi yang diperlukan agar dapat mengelola suatu operasi. dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada Organisasi secara tepat, efisien, dan ekonomis, serta memberikan informasi untuk melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan penge- lolaan tersebut serta melaporkan hasil operasi dan penggunaan dana publik. Dengan demikian, akuntansi sektor publik terkait dengan pe- nyediaan informasi untuk pengendalian manajemen dan akuntabilitas. Para hadirin yang mulia, Kerangka transparansi dan akuntabilitas publik dibangun paling tidak atas lima komponen, yaitu sistem perencanaan strategik, sistem pengukutan kinerja, sistem pelaporan keuangun, saluran akuntabilitas publik (channel of public accountability), dan auditing sektor publik yang dapat diimegrasikun ke dalam tiga bagian akuntansi sektor publik, yaitu; Akuntansi Manajemen Sektor Publik, Akuntansi Keu- angan Sektor Publik, dan Auditing Sektor Publik. AKUNTANS! MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi scklor publik adalah memberikan informasi ekuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen. Fungsi perencanaan meliputi perencanaan sivategik, pemberian informusi biaya, penilaian investusi, dan penganggaran, sedangkan fungsi pengendalian meliputi pengukuran kinerja. Informasi yang diberikan meliputi biaya investasi yang dibutuhkan serta identifikasinya. penilaiun investast dengan mem- perhitungkan biaya dengan manfaat yang diperoleh (cost-benefit analysis), dan penilaian efektivitas biaya (cost-effectiveness analysis), serta jumlah anggaran yang dibutuhkan. Dalam perkembungannya. kelemahan dan ketertinggalan sektor publik dart sektor swasta memicu munculnya reformas: pengelolaan sektor publik dengan meninggalkan administrasi tradisional dan beralih ke New Public Management (NPM), yang memberi perhatian lebih besar terhadap pencapaian kinerja dan akuntabilitas, dengan mengadopsi teknik pengelolaan sektor swasta ke dalam sektor publik. Penerapan NPM dipandang sebagai suatu bentuk reformasi manajemen, depolitisasi kekuasaan, atau desentralisasi wewenang yang mendorong demokrasi (Pecar, 2002). Perubahan dimulai dan proses rethinking government dan dilanjutkan dengan reinventing government (termasuk didalamnya reinventing local government) yang mengubah peran pemerintah, terutama dalam hal hubungan pemerintah dengan midsyarskat (Mardiasmo, 2002b; Ho, 2002; Osborne and Gaebler, 1993, dan Hughes, 1998). Perubahan teoritis, misalnya dari administrasi publik ke arah manajemen publik, pemangkasan birokrasi pemerintah, dan penggunaan sistem kontrak telah meluas di seluruh dunia meskipun secara rinci reformasinya bervariasi. Tren di hampir setiap negara mengarah pada penggunaan anggaran berbasis kinerja, manajemen berbasis outcome (hasil), dan pengunaan akuntansi acerua!l meskipun tidak terjadi dalam waktu bersamaan (Hoque, 2002: Heinrich, 2002). Polidano (1999) dan Wallis dan Dollery (200!) menyatakan bahwa NPM merupakan fenomena global, akan tetapi penerapannya dapat berbeda-beda tergantung faktor localized contingencies. Walaupun penerapan NPM _ bervariasi, namun mempunyai tujuan yang sama yaitu memperbaiki efisiensi dan efektivitas, mening- katkan responstvitas, dan memperbaiki akuntabilitas manajerial, Pemilihan kebijakannya pun hampir sama, antara lain desentralisasi (devolved management). pergeseran dari pengendalian input menjadi pengukuran ouput dan outcome, spesiftkasi kinerja yang lebih ketat, public service ethic, pemberian reward and punishment, dan meluas- nya penggunaan mekanisme coniracting-out (Hood, 1991; Boston et al., 1996 dalam Hughes and O'Neill. 2002, Mulgan, 1997). NPM memberikan kontribusi positif dalam perbaikan kinerja melalui mekanisme pengukuran yang diorientasikan pada pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efcktivitas meskipun penerapannya tidak bebas dari kendala dan masalah. Masalah tersebut terutama berakar dari mental birokrat tradisional, pengetahuan dan ketrampilan yang tidak memadai, dan peraturan perundang-undangan yang tidak memberikan cukup peluang fleksibilitas pembuatan keputusan (Pecar, 2002). Penerapan NPM seharusnyan didukung dengan penerapan Public Expenditure Management (PEM) dalam pengalokasian dan penggunaan sumber daya secara responsif. efektif, dan cefisien (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999). PEM tidak hanya dikaitkan dengan pengeluaran, tetapi juga memperhatikan pendapatan sebagai suatu kesatuan, sehingga kooperasi aparat pajak dengan aparat penganggaran untuk berbagai hal seperti budget forecasting, macroeconomic framework formulation, trade-offs between outright expenditures, dan tax concessions adalah suatu keharusan. Dalam kerangka desentralisasi, PEM dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi ekonomi, sosial, dan kemampuan daerah serta memperhatikan local factor endowments, institusi daerah, dan kebutuhan daerah dalam perspektif jangka panjang. Penerapan PEM dilaksanakan untuk mewujudkan agregate fiscal discipline, allocative 9 efficiency, dan operational efficiency (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999: Campos, 2001). Hal tersebut dapat dilaksanakan apabila Strategic Management Accounting (SMA) diterapkan dalam peme- rintahan. SMA membantu penyediaan informasi, pengendalian, dan evaluasi kinerja meskipun lingkungan dan kebutuhan organisasi terus berubah karena SMA menekankan continual feedback dan orientasi jangka panjang dalam membuat keputusan strategis dan menilai efektivitasnya (Hoque, 2002), SISTEM PENGUKURAN KINERJA Setelah suatu sistem pengetolaan keuangan tcrbentuk, perlu disiapkan suatu alat untuk mengukur kinerja dan mengendalikan pemerintahan agur tidak terjadi KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepo- usme), tidak adanya kepastian hukum dan stabilitas politik, dan ketidakjclasan arah dan kebijakan pembangunan (Mardiasmo, 2002a). Pengukuran kinerja memiliki kaitan erat dengan akuntabilitas, seperti halnya akuntabilitas memiliki kaitan erat dengan NPM. Untuk memantapkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan manajemen kinerja yang didalamnya terdapat indikator kinerja dan target kinerja, pelaporan kinerja, dan mekanisme reward and punishment (Ormond and Loffter, 2002). Indikator pengukuran kinerja yang baik mempunyai karakteristik relevant, unambiguous, cost-effective, dan simple (Accounts Commission for Scotlund, 1998) serta berfungsi sebagai sinyal atau alarm yang menunjukkan bahwa terdupat masatah yang memeriukan tindakan manajemen dan investigasi lebih lanjut (Jackson, 1995). Fokus pengukuran kinerja terdiri dari tiga hal yaitu produk, proses, dan orang (pegawai dan masyarakat) yang dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dengan wajar (benchmarking) yang dapat berupa anggaran atau target, atau adanya pembanding dari luar (Hoque, 2002). Hasil pembandingan digunakan untuk mengambil keputusan mengenai kemajuan daerah, perlunya mengambil tindakan alternatif, perlunya mengubah rencana dan target yang sudah ditetapkan apabila terjadi perubahan lingkungan. Selama ini, sektor publik sering dinilai scbagat sarang in- efisiensi, pemborosan, dan sumber kebocoran dana, Tuntutan baru 10 muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money yang mempertimbangkan input, output, dan oufcome sccara bersama- sama, Dalam pengukuran kinerja valve for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: efisiensi alokasi (cfistensi L), dan efisiensi teknis atau manajerial (efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan mendayagunakun sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiens: teknis terkait dengan kemampuan men- dayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu (dapat dilihat pada Gambar 1). Kedua efisiensi tersebut merupakan alat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat apabila dilaksanakan _atas pertimbangan keadilan dan keberpihakan terhadap rakyat (Mardiasmo, 2002a). ‘Dstribosl Manraae Gambar 1. Elemen-elemen Pengukuran Kinerja Value For Money (Mardiasmo, 20024) Kampanye implementasi konsep value for money pada organisasi sektor pubtik perlu gencar dilakukan seiring dengan meningkatnya tuntutan akuntabilitas publik dan pelaksanaan good governance. Implementasi konsep tersebut diyakini dapat memper- iH baiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor publik dengan meningkatkan efekuvitas layanan publik, mening- katkan mutu layanan publik, menurunkan biaya layanan publik karena hilangnya inefisiensi, dan meningkatkan kesadaran akan penggunaan uang publik (public costs awareness). Best Value Performance Framework Dalam perkembangannya, konsep value for money diperluas dengan penetapan best value performance framework yang menun- jang reformasi layanan publik. Reformasi layanan publik meliputi empat hal mendasar yaitu adanya standar nasional, keleluasaan dalam menyediakan layanan, flcksibilitas organisasi, dan eksplorasi jenis layanan yang dapat disediakan (ODPM, 2003). Layanan masyurakat seharusnya mempunyai kriteria seperti adanya standar yang tinggi dan responsif terhadap kebutuhan masyarakatnya serta dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan, Standar yang tinggi dan responsif merupakan sesuatu yang relatif yang dapat diantisipasi dengan penetapan standar pelayanan minimum (SPM) atau minimum standard level of public services. Hal tersebut menjadi dasar munculnya inisiatif best value sebagai suatu komitmen pemerintah atas program- programnya, Tujuan pokok best value adalah memodernisasi penilaian penge- Jolaan pemerintahan sehingga unit kerja yang berwenang menye- dizkan layanan yang baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat sehingga layanan yang disediakan bukan berdasarkan dana yang ltersedia (pelayanan merupakan fungsi pendapatan), tetapi lebih pada apa yang dibutuhkan masyarakat (pelayanan merupakan fungsi kebutuhan), Setiap unit kerja menentukan target dan wujuan serta merefleksikannya ke dalam suatu performance plan yang memberikan informasi mengenai jenis layanan yang disediakan, cara menyediakan layanan, obyek pemakai layanan, kualitas layanan yang diharapkan, dan tindakan yang diperlukan dalam menyediakan layanan (Jones and Pendlebury, 2000). Best value juga menyelaraskan prioritas dan fokus nasional dengan prioritas dan fokus daerah schingga pengembangan layanan publik tidak tumpang tindih. Best value menitikberatkan pada pembangunan yang berkelan- 2 jutan, keseimbangan kualitas layanan yang disediakan dengan biaya yang dikeluarkan, dan meningkatkan akuntabilitas pemermlah dalam menyediakun layanan publik. Best valve meningkatkan akuntabilitas dengan cara konsultasi dan musyawarah untuk memastikan adanya komunikasi yang efektif dalam komunitas daerah. Selain itu, best value juga mensyaratkan adanya evaluasi pada setiap aspek pekerjaan dari berbagai perspektif unk menilai kinerja unit kerja terscbut. Public Sector Scorecard Best value performance framework dapat diterapkan bersama- sama dengan public sector scorecard, suatu desivatif dari Balanced Scorecard (BSC). Scorecard sektor publik berbeda dengan scorecard sektor swasta, karena sektor publik Icbih berfokus pada pelayanan masyarakat bukan pada profit. tidak mempunyai shareholders, lebih berfokus pada kendisi regional dan nasional, Jebih dipengaruhi oleh keadaan politik, dan mempunyai stakeholders yang lebih beragam dibandingkan dengan sektor swasta. Scorecard mereficksikan ukuran kinerja komprchensif yang mencerminkan lingkungan kompcetitif dan strategi yang digunakan. Scorecard berfokus pada strategi yang diterapkan bukan pada pengendalian penerapan scorecard (Hoque, 2002), meskipun penga- wasan terhadap scurecard perlu ditakukan mengingat fokus strategi terus berubah seiring dengan perubahan kondis: sosial ekonomi masyarakat (Accounts Commission tor Scotland, 1998). Pengukuran kinerja dilakukan dengan mempertimbangkan empat perspektit BSC yaitu perspektit financial, customer, internat business dan learning and growth (Kaplan and Norton, 1992 dalam Quinlivan, 2000) secara proporsional. Dengan demikian, pemerintah scharusnya tidak hanya diukur dengan kinerja keuangan, tetapi juga kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara ekonomis, efisien, dan tepat sasaran. AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK Akuntansi keuangan sektor publik térkait dengan tujuan dihasil- kannya laporan keuangan eksternal. Tujuan penyajian laporan keuang- 13 an adalah membertkan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan, bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan, dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasional (IFAC, 2000; GASB, 1999). Beberapa teknik wkuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik adajah akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi dana, ukuntansi kas, dan akuntansi accrual. Pada dasarnya kelima teknik tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknix akuntansi tersebut tidak menolak penggunaan teknik yung lain. Dengan demikian, suatu organisusi dapat menggunakan teknik akuntansi yang berbeda-beda, maupun menggunakan kelima teknik tersebut secara bersamu-sama (Jones and Pendlebury, 2000). lsu yang muncul dan menjadi perdebatan dalam reformasi akuntansi sektor publik di Indonesia adalah perubahan single entry menjadi double entry bookkeeping dan perubahan teknik atau sistem akuntansi berbasis kas menjadi berbasis accrual. Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktsan. Seiring dengan semakin ungginya tuntutan pewujudan good public governance, perubahan tersebut dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk diterapkan karena pengaplikasian double entry dapat menghasilkan laporan keuangan yang anditable Cash basis mempunyai kelebihan antara lain mencerminkan informasi yang mil dan obyektif. Sedangkan kelemahannya antara lain kurang mencerminkan kinerja yang scsungguhnya. Teknik akuntansi berbasis accrual dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan. Pengaplikasian accrual basis lebih ditujukan pada penentuan biaya Jayanan dan harga yang dibcbankan kepada publik, schingga memungkinkan pemerintah menyediakan layanan publik yang optimal dan sustainable, Pengapiikasian accrual basis memberikan gambaran kondisi keuangan secara menyeluruh (full picture), yang meliputi manajemen sumber daya (resource management) dan manajemen utang (liability management), dan menyediakan indikasi kekuatan fiskal jangka panjang dalam reformasi manajemen keuangan dan reformasi mana- jemen lainnya (Mellor, 1996). 14 Penckanan penggunaan accrual basis juga disyaratkan dalam GASB (1999) dan diterapkan bersama-sama dengan asumsi dasar Jainnya seperti going concern, consistency of presentation, materiality and aggregation untuk mewujudkan comparative information (IFAC, 2000), Namun demikian, accrual accounting mempunyai beberapa kelemahan antara lain penilaian dan revaluasi aset yang didasarkun atas taksiran dan penggunaan cstimasi dalam penghitungan depresiasi (Conn. 1996). Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor publik mercka, terutama perubuhan dari cash basis menjadi acerual basis. New Zealand merupakan contuh sukses dalam menerapkannya. Namun, heberapa kasus menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus di Italia menunjukkan bahwa perubahan terscbut tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap transparansi, efisiensi, dan efektivitas organisasi Oleh karena itu, dalam mereformasi suatu sistem perlu dilakukan analisis mendalam terhadap faktor lingkungan, salah satunya adalah faktor sosiologi masyarakat (Yamamoto, 1997}, Hadirin yang mulia, AUDITING SEKTOR PUBLIK Pemberian oionomi duerah berarti pemberian kewenangan dan keleluasaan (diskresi) kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya daerah secara optimal. Agar tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan, pemberian wewenang dan keleluasaan harus diikuti dengan pengawasan dan pengendalian yang Kuat, serta pemeriksaan yang efektif. Penguwasan dilakukan oleh pihak luar eksekutif (dalam hal ini DPRD dan masyarakat); pengen- dalian, yang berupa pengendalian internal dan pengendalian manajemen, berada di bawah kendali eksekutif (pemerintah daerah) dan dilakukan untuk memastikan strategi dijalankan dengan baik sehingga tujuan tercupai: sedangkan pemeriksaan (audit) dilakukan oleh badan yang memiliki kompetensi dan independensi untuk mengukur apakah kinerja cksckutif sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2001). 15 Penguatan fungsi pengawasan dapat dilakukan melalui optimali- sasi peran DPRD sebagai kekuatan penyeimbang antara eksekutif dengan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan melaiui LSM serta organisasi sosial kemasyarakatan di daerah. Perlu dipahami oleh anggota DPRD bahwa pengawasan terhadap eksekutif adalah pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah digariskan, bukan pemetiksaan (arecfit), Pemeriksaan tctap harus dilakukan oleh badan atau lembaga yang memiliki otoritas dan keahlian profesional, seperti BPK, BPKP, atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang selama ini menjalankan fungsinya lebih pada scktor swasta sehingga fungsinya pada scktor publik perlu ditingkatkan Harus disadari bahwa saat ini masih terdapat beberapa kele- mahan dalam melakukan audit pemerintah di Indonesia. Keiemahan pettama bersifat inherent sedangkan kelemahan kedua bersifat struktural. Kelemahun pertama adalah tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar mengukur kinerja pemerintah. Kelemahan kedua adalah masalah kelembagaan audit Pemerintah Pusat dan Daerah yang overlapping satu dengan lainnya, schingga pelaksanaan pengauditan tidak cfisicn dan tidak efektif. Sehubungan dengan audit pemerintah, terdapat penclitian mandiri mengenai pengaruh rewards instrumentalities dan environ- mental risk factors terhadap motivasi partner auditor independen Tabel 1. Motivasi Auditor Independen dalam Melakukan Aadit Pemerintah Penphargaan [ateinsike Penghargaan Ekstrinsik Kenikmatan Pri ii Sait 1. Pekerjaan yang menarik 1. Keamanan/kemapanan kerja yang tinggi 2. Stimulasi intelektual 2. Keserupatan kerir jangka panjang yang 3. Pekerjaan yang menantang (mental uas 4. Kesempetan pembangunan dun | 3. Peaingkutan Kompensasi pengembangan prinadi 3. Kepuasan pribadi Kesempatan membantn orang lain Status 1, Pelayanan masyarakat 1. Pengakuan positif dari masyarakat 2. Kesempatan membantu personal | 2. Penghormatan dari masyarakat Klien 3, Prestis atau nama baik 3. Kesempatan bertinduk sebagai 4. Meningkatkan status sosial mentor bagi staf audit Sumber: Lowehnson and Collins (2001). 16 untuk mefaksanakan audit pemerintah. Penghargaan (rewards) yang diterima auditor independen pada saat melakukan audit pemerintah dikclompokkan ke dalam dua bagian penghargaan, yaitu penghargaan intrinsik (kenikmatan pribadi dan kesempatan,membantu orang lain) dan penghargaan ekstrinsik (peningkatan karir dan status). Sedangkan faktor risiko lingkungan (environmental risk factors) terdini dari iklim politik dan perubahan kewenangan. Rincian lebih lanjut tentang faktor penghargaan dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rewards instrumentalities dengan segenap komponennya (penghargaan intrinsik dan ekstrinsik) berpengaruh positif terhadap motivasi partner auditor independen untuk melaksanakan audit pemerintah. KAP melaksanakan audit pemerintah dilandasi keyukinan bahwa dirinya akan memperoleh kenikmatan pribadi. Kenikmatan pribadi yang dimaksud antara lain berupa kenikmatan meningkatkan kemampuan intelektualitas, kenik- matan meningkatkan atau paling tidak membuka kesempatan Ppengembangan pribadi serta mempertimbangkan bahwa audit peme- tintah merupakan suatu pekerjaan yang menarik dan memberikan tantangan mentalitas profesional. Partner juga berkeyakinan bahwa dengan melaksanakan audit dapat meningkatkan karir dalam arti peningkatan kemapanan, kesempatan berkarir secara lebih luas dan terbuka di masa mendatang, serta peningkatan kompensasi atau penghasilan yang dipcroleh. Lebih lanjut, partner berkeyakinan akan memperoleh pengakuan positif, penghormatan, dan nama baik atau prestis dari masyarakat, serta peningkatan status sosial dalam masyarakat (Mardiasmo, 2002c). Sedangkan, faktor risiko lingkungan tidak berpengaruh negatif terhadap motivasi partner untuk melaksanakan audit pemerintah, meskipun hubungan keduanya negatif. Hasil penelitian memiliki implikasi bahwa banyaknya perubahan peraturan atau regulasi yang memunculkan kewenangan baru pemerintah serta iklim politik yang melingkupi kondisi pemerintahan disikapi secara hati-hati (ragu-ragu) oleh partner ketika akan menerima audit pemerintah (Mardiasmo, 2002c). Wallace (1986) menyatakan bahwa lembaga pemerintah memiliki suatu dimensi politik dalam'pengambilan keputusan yang merupakan bagian integral dari setiap analisis. Persaingan politik 17 terkait dengan persaingan pemilu maupun persaingan antar kelompok yang berkepentingan (Carpenter, 1991} meningkatkan permintaan bagi politisi dan atau kelompok yung berkepentingan atas informasi akuntansi yang sudah diaudit (Baber, 1994) sciring dengan adanya pertentangan politik atau kegiatan masyarakat (Rubin, 1987 dan Baber, 1994) untuk menunjukkan ketepatan janji-janji politik mereka sebelumnya (Baber and Sen, 1984) atau mengungkapkan tindakan kepada pesaingnya (Baber, 1990). Deis dan Giroux (1992) menyatakan bahwa politisi yang menghadapi persaingan mungkin mendesak auditor independen untuk mengeluarkan laporan audit yang diinginkan atau mungkin tindakan auditor dimonitor oleh pelaku politik yang berpengalaman daripada yang tidak berpengalaman, sehingga diperkirakan auditor akan menolak lembaga pemerintah yang dibebani politik. Bentuk-bentuk auditing yang berbeda dengan yang diminta cenderung menimbulkan konflik dengan auditee dan menciptakan masalah politis (Power, 1999). Tingginya sorotan media pers terhadap kinerja partner juga memiliki korelasi terhudap motivasi partner melaksanakan audit pemerintah. Hadirin yang mia, Reposisi lembaga pemeriksa diperlukan untuk menciptakan lembaga audit yang efisien dan efektif dengan memisahkan tugas dan fungsi secara jelas ke dalam kategori auditor internal dan eksternal (Mardiasmo, 2003b). Audit internal dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diperiksa. Sedangkan, audit eksternal dilakukan oleh unit pemeriksa yang berada di luar organisasi yang diperiksa dan bersifat independen. Dalam hal ini yang bertindak sebagai auditor cksternal pemerintah adalah BPK yang merupakan lembaga. independen dan merupakan supreme auditor sesuai dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2003. Apabila lembaga pemeriksa telah ditata ulang, maka diharapkan dapat diikuti dengan dihasilkannya standar akuntansi pemerintahan. 18 Memperkuat Value For Money (VFM) Audit Good governance akan tercapai jika lembaga pemeriksa ber- fungsi dan tertata dengun buik. Setelah itu, pengembangan peng- auditan perlu dilakukan. Salah satunya dengan memperluas cakupan audit, tidak hanya audir keuangan (financial audit) tetapi juga value for money audit atau sering disebut performance audit. Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis untuk =memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen alas ekonomi dan efisiensi operasi serta efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan, dan hukum yang berlaku, serta menentukan kesesuaian antara kinerja yang tclah dicapat dengan kriteria yang telah ditetapkun sebelumnya, seria mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut (Malan eg ad., 1984). Secara Jebih rinci, audit kinerja dibagi menjadi audit ekonomi dan efisiensi (management audit) dan audit efektivitas (program audit) (Herbert, 1979). Audit ckonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan: (1) apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, dan peralatan kantor) secara hemat (ekonomis) dan efisien, (2) penyebab ketidakhematan dan ketidakefisienan: dan (3) apakah entitas tersebut telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kehematan dan efisiensi. Sedangkan, audit efektivitas bertujuan untuk menentukun tingkat pencapaian hasil program, efektivitas pelaksanaan program, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program (Malan et al., 1984), Tujuan memperkuat pelaksanaan VFM audit adalah’ mening- katkan akuntabilitas sektor publik. Hal ini penting untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Nantinya DPR atau DPRD, menteri-menteri dan lembaga-lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di dacrah, harus memberikan pertanggung- jawaban kepada masyarakat, dan akhirnya akuntabilitas publik merupakan bagian penting dari sistem politik dan demokrasi. 9 Para hadirin yang terhormat, kini tiba saatnya bagi sava untuk menvimpulkan, sebagai berikut. Akuntansi manajemen harus dapat memberikan informasi yang relevan dan handal melalui strategic planning, strategic cost management, dan strategic management accounting untuk dapat menerapkan NPM, melaksanakan valve for mouey untuk penentuan biaya dan harga layanan publik. serta pengukuran kinerja pengelolaan dalam kerangka best value performance dan public sector scorecard. Laporan Keuangan yang dihasilkan organisasi publik, sebagai bentuk akuntabilitas publik, seharusnys mengambarkan kondisi yang komprehensif tentang kegiatan operasional, posisi keuangan, arus kas, dan penjelasan (disclosure) atas pos-pos yang ada di dalam laporan keuangan tersebut. Laporan Keuangan memertukan perangkat yang berupa standar akuntansi pemerintahan dan sistem akuntansi yang menggunakan sistem pencatatan berpasangan. Audit terhadap pertanggungjawaban pengelolaan keuangan seharusnya tidak terbatas pada audit kepatuhan, tetapi juga audit keuangan (agar dapat memberikan pendapat atas kewajaran Laporan Keuangan), dan diperluas lagi dengan audit kinerya. Audit kineya tersebut merupakan suatu bentuk evaluasi pertanggungjawaban kinerja sebagai sarana untuk memustikan bahwa value for money benar-benar telah diaplikasikan. Dengan demikian, akuntansi sektor publtk, yang diartikulasikan melalui akuntansi manajemen, akuntansi keuangan, dan auditing sektor publik sudah sangat mendesak pengembangan dan pengapli- kasiannya sebagai alut untuk mewujudkan transparansi dan akunta- bilitas publik dalam mencapai good governance. Para hadirin yang terhormat, kini tiba gilirannyg wntuk bersyukur dan menyampaikan apresiasi serta ucapan terima kasth kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam meacapai tingkat karir akademik saya sekarang ini. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas hidayah, kekuatan, dan ridlo-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya sekeluarga, sehingga saya mumpu menyampuikan pidato pengukuhan 20 dalam jabatan Guru Besar di hadapan bapak-ibu sekalian. Saya menyadari betul bahwa pcristiwa ini adalah sebuah rohmat yang luar biasa dari Allah SWT, yang wajib saya syukuri. Ucapan terima kasih dan penghargaan, yang setinggi tingginya saya sampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional atas kepercayaan yang telah diberikan untuk menduduki jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Majelis Guru Besar, Senat Akademik, Rektor, para Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi UGM_ yang telah memproses usulan saya untuk menjadi Guru Besar. Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada para guru dan dosen sejak saya di SDN Mangkubumen Kuion No. 83 Solo, di SMP N V Solo, di SMA N IV Solo, di Fakultas Ekonomi UGM, di University of Bridgeport, Connecticut, USA, hingga di University of Birmingham, UK, yang atas jasa-jasanya telah mendidik dan menghantarkan saya kepada sebuah jabatan fungsional tertinggi di bidang akademik yang dianugerahkan kepada saya sekarang ini. Ucapan terima kasih khusus saya sampaikan kepada Prof. Kenneth Davey, Prof. Dr, Richard Batley, Simon Delay, M.A., CIPFA, Nick Devas, MCD, MRTPI, lan Blore, M.A., dan Dr. Philip Amis yang telah membimbing dan membantu saya menyelesaian program Phd. Ucapan terima kasih dan penghargaan saya tujukan kepada Bapak Dr Soetatwo Hadiwigeno, M.A., Prof. Dr. Sockanto Rekso- hadiprojo, M.Com., Prof. Dr. Dibyo Prabowo, M.Sc., Prof. Dr. Soedijono Reksoprayitno, M.B.A., Prof. Dr. Nopirin, M.A., selaku mantan Dekan dan Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi UGM saat ini, atas segala didikan, bantuan dan dorongan serta semangat yang tidak pernah berhenti selama saya menjadi staf pengajar di Fakultas Ekonomi. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada para senior saya, antara lain Prof. Dr. Mubyarto, Prof. Dr. Arief Suadi, M.B.A., Dr. Budiono Sri Handoko, M.A.. Dr. Faried Wijaya M, M.A., Dr. Hadori Yunus, Akt, Drs. Mulyadi, M.Sc. Akt., Prof. Dr. Insukindro, M.A., Prof. Dr. Mas’ud Machfoedz, M.B.A:‘, dan Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec. atas segala bimbingan, dorongan, dan dukung- 2! unnya sejak awal saya di Fakultas Ekonomi hingga saya dapat berdiri di sini saat ini Ucapan terima kasih dan penghargaan sclinggi-tingginya saya tujukan kepada Dr. Boediono, M.Ec. selaku Menteri Keuangan RI, yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk menjadi Sekretaris dan Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Desentralisast Fiskal, yang diketuai oleh Prof. Dr. Barnbang Sudibyo, M_.B.A. dengan wakil Dr. Machfud Sidik, M.Sc. kepada beliau berdua saya juga mengucapkan banyak terima Kasih. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Drs. J. Handjari, Ak., selaku mantan ketua IAI KASP yang telah memberi dorongan dan semangat untuk memajukan dan mengembangkan Akuntansi Sektor Publik. Kepada Dr. Anggito Abimanyu, Dr. Soeratno, M.Ec, Dr. Catur Sugiyanto, M.A., Dr. Masykur Wiratmo, M.A., Drs. Wihana Kirana Jaya M.Soc.Sc., Dr. Samsubar Saleh M.Soc.Sc., Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Dr. Indra Bastian, Dr. Bagus Santoso, M.Soc.Sc. dan Drs. Akhmad Makhfatih, M.A. selaku partner diskusi untuk memperdalam teori dan aptikasi terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, perpajakan, serta akuntansi pemerintah, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebersamaan dan waktu yang menyenangkan sclama berdiskusi. Untuk Brigade °77 (Paguyuban Alumni FE UGM angkatan 1977), saya ucapkan banyak terima kasih atas kekompakan, kehangatan dan keakraban serta kehadirannya baik pada saat reuni di rumah saya hari Minggu kemarin, maupun di tempat pidato pengukuhan ini. Semoga Brigade “77 tetap jaya dan kompak selalu. Juga kepada rekan-rekan alumni asrama Realino, saya ucapkan banyak terima kasih atas partisipasi, kekompakkan, dan kebersamaan selama ini. Terima kasih dan penghargaan atas kerjasama, keakraban, dan kekompakkan saya sampaikan juga kepada Prof. Dr. Aref Ramelan Karseno, M.A., Drs. Wahyu Widayat, M.Ec., dan seluruh dosen serta karyawan di Magister Ekonomika Pembangunan yang beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat untuk berbagi rasa dan berkarya untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan untuk Mas Fajar, Mbak Tita, dan Mas Yunus yang telah membantu mengumpulkan dan menyusun semua tulisan (cu) sebagai persyaratan menjadi Guru Besar dan juga dalam pengetikan naskah pidato pengukuhan im. Di samping itu, pada kesempatan yang sangat bark imi, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih saya yang sebesar-besarnya kepada Ibunda tercinta Soeparsin Soemardi Yatmosocmarto, yang sampai sekarang masih diberi kekuatan dan kemurahan oleh Allah SWT untuk dapat hadir dalam acara ini, yang sudah membimbing dan membina saya semenjak saya kecil sampai sekarang dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan keuletan sebagai wujud kasih seorang ibu sejati. Juga untuk kucuran doa dan restu yang ikhlas dan tulus, yang sangat saya yakini itu sebagai sulah satu sumber keberhasilan saya saat ini. Untuk segala jasa tersebut, tidak ada yang lebih pantas saya haturkan kecuuli rasa hormat, syukur dan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal Pada’ kesempitan ini pula saya ingin mengenang almarhum ayahanda Socmard: Yatmosoemarto yang suduh mengajarkan kepada saya tentang betupa pentingnya pendidikan, dan beliau pula yang telah mendidik saya uniuk hidup mandiri, bekerja keras, ulet dan pantang menyerah. Beliau pula akhimya yang mengikhlaskan diri untuk mempertaruhkan kesehatannya demi tctap terjaganya kelangsungan pendidikan saya dan keluarga besar Soemardi Yatmosvemarto. Untuk itu pada kesempatan yang sangat istimewa ini saya ingin mengu- capkun rasa terima kasih, rasa syukur, dan rasa hormat kepada beliau, dan keberhasilan ini juga merupakan salah satu dari cita-cita beliau, maka dengan segala rasa hormat keberhasilan ini saya dedikasikan kepada ayahanda tercinta. Dan khusus kepada almarhum Bapak Soemardi Yatmosoemarto semoga Allah SWT berkenan memberikan ampunan-Nya dan menerima segala amalnya serta memberikan tempat yang terhormat di sisi-Nya. Kepada kedua mertua saya, Bapak Rosidi dan Tou Harsiti Rosidi, saya haturkan rasa hormat dan terima kasih atas segala bantuan, derongan, dan doa restu sehingga saya mampu meraih cita- cita menjadi scorang Guru Besar. Saya juga berterima kasih sudah dipercaya untuk menjaga salah satu put’ beliau untuk menjadi pendamping dan teman hidup saya. Juga untuk perhatiannya selama saya belajar di luar negeri, dan perann§a dalam membimbing anak- anak dan para cucu. untuk semua itu sudah seharusnya juga saya 23 menghaturkan banyak terima kasih. Kiranya Allah SWT memberikan umur yang lebih panjang lagi kepada Ibu saya dan kepada kedua mertua saya. Amiin. Kepada saudara-saudara tuaku dr. Mardiatmi Susilohati, Sp.KJ dan keluarga, dr. Mardiatmo, Sp.R dan keluarga, Almarhumah Mardiasti Susilowati, Ir, Mardiasto dan keluarga, Juga untuk adik- adikku Mardiarto, B.Sc. dan keluarga, Mardiarti Susilodewi. B.Sc. dan keluarga, dan Mardiarni Susiloretno, S.T. dan keluarga, saya ucapkan banyak terima kasih atas tauladan, bimbingan, bantuan, dan doanya selama ini. Kepada kakak-kakak serta adik-adik ipar saya Ir. Eni Warsito, Hendro Wibowo, S.IP., Didi Santoso, BSc, Rimi Hastuti, B.Sc., Rita Ariani, S.E., Ir. Yani Rosena, dan Ratih Damayanii, S.E., Akt, beserta keluarganya masing-masing, saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Akhimya, ucapan kasih sayang dan terima kasih yang tulus saya tujukan kepada istri tercinta saya Retno Setyowati, yang sudah dengan setia, tulus, dan tabah mendampingt saya dalam masa-masa sulit, terlebih ketika saya sedang mengambil maser di Amerika dan ketika sedang menyelesaikan program doctoral di Inggris. Istri sayalah yang telah tampil sebagai bagian dari tulang punggung keluarga, karena memang jumlah beasiswa yang kurang mencukupi. Uang hasil KKN (Kerja Keras Nyonya) istri saya temyata memberikan kontribusi yang signifikan saat itu. Kemudian, istri saya jugalah yang akhimya menjadi tumpuan anak-anak ketika saya kemudian disibukkan dengan banyaknya kegiatan setclah saya kembali ke tanah air. Terima kasih juga atas doa yang kamu panjatkan setiap pagi, siang, dan malam. Maka tidak berlebihan kiranya kalau keberhasilan ini juga saya dedikasikan khusus untuk istri saya. Untuk ketiga putri saya, Diaswati Mardiasmo, Dipi.Com. yang sedang menyelesaikan studi Bachelor of Business double major in Economics and International Business, Queensland University of Technology, Australia, Diashati Ramadhani Mardiasmo, dan Diasdeviana Mardiasmo. papah minta maaf kalau akhir-akhir ini sering ke luar kota dan bahkan ke luar Jawa. Dan terima kasih atas doa, dukungan dan ketabahan kalian selama ini, yang dengan sabar dan penuh perjuangan menemani papah di saat duka maupun suka sehingga (elah menghantarkan papah kepada sebuah karunia Allah 24 SWT yang berupa derajat tertinggi dalam jabatan akademik di Universitas Gadjah Mada tercinta ini. Keberhasilan im adalah keberhasilan kita semua, dan semuanya inj semata-mata titipan dari Allah SWT, maka sudah sepantasnya kita memanjatkan rasa syukur kepadaNya. Semoga Allah SWT selalu memberikan taufiq, hidayah, innayah, dan ridhoNya sehingga kita diberi kebahagiaan batk di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin. Para hadirin yang saya muliakan, Akhir kata, atas nama pribadi dan keluarga besar saya, perke- nankanlah saya sekali lagi menghaturkan banyak terima kasih atas kehadiran, keikhlasan dan kesabaran Bapak/Tbu sekalian dalam men- dengarkan dan mengikuti pidato pengukuhan saya ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Aamiin Yaa Robbal'aalamiin. Wassalaamu'alaikum Wr. Wb. 22 scbagai persyaratan menjadi Guru Besar dan juga dalam pengetikan naskah pidato pengukuhan ini. Di samping itu, pada kesempatan yang sangat baik imi, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih saya yang scbesar-besarnya kepada Ibunda tercinta Soeparsin Soemardi Yatmosoemano, yang sampai sekarang masih diberi kekuatan dan kemurahan oleh Allah SWT untuk dapat hadir dalam acara ini, yang sudah membimbing dan membina saya semenjak saya kecil sampai sekarang dengan penuh kesaharan, ketckunan. dan keulctan sebagai wujud kasih seorang ibu sejati, Juga untuk kucuran doa dan restu yang ikhlas dan tulus, yang sangat saya yakini itu sebagai salah satu sumber keberhasilan saya saat ini. Untuk segala jusa tersebut, tidak ada yang lebih pantus saya haturkan kecuali rasa hormat, syukur dan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal. Pada kesempatan ini pula saya ingin mengenang almarhum ayahanda Soemardi Yutmosoemarto yang sudah mengajarkan kepada saya tentang betapa pentingnya pendidikan, dan beliau pula yang telah mendidik saya untuk hidup mandin, bekerja keras, ulet dan pantang menyerah. Beliau pula akhimya yang mengikhlaskan diri_ untuk memperturuhkan kesehatannya demi telap terjaganya kelangsungan pendidikan saya dan keluarga besar Soemardi Yatmosoemarto. Untuk itu pada kesempatan yang sangat istimewa ini saya ingin mengu- capkan rasa terima kasih, rasa syukur, dan rasa hormat kepada beliau, dan keberhasilan ini juga merupakan salah satu dari cita-cita beliau, maka dengan segala rasa hormat keberhasilan ini saya dedikasikan kepada ayahanda tercinta. Dan khusus kepada almarhum Bapak Socmardi Yatmosoemarto semoga Allah SWT berkenan memberikan ampunan-Nya dan menerima scgala amainya serta memberikan tempat yang terhormat di sisi-Nya_ Kepada kedua mertua saya, Bapak Rosidi dan Ibu Harsiti Rosidi, saya haturkan rasa hormat dan terima kasih atas segala bantuan, dorongan, dan doa restu sehingga saya mampu meraih cita- cita menjadi seorang Guru Besar. Saya juga berterima kasih sudah dipercaya untuk menjaga salah salu putri beliau untuk menjadi pendamping dan teman hidup saya, Juga untuk perhatiannya selama saya belayar di luar negen, dan perinnya dalam membimbing anak- anak dan para cucu, untuk semua itu sudah scharusnya juga saya 8 menghaturkan banyak terima kasih. Kiranya Allah SWT memberikan umur yang lebih panjang lagi kepada Ibu saya dan kepada kedua mertua saya. Amiin. Kepada saudara-saudara tuaku dr. Mardiatmi Susilohati, Sp.KJ dan keluarga, dr. Mardiatmo, Sp.R dan kcluarga, Almarhumah Mardiasti Susilowati, Ir. Mardiasto dan keluarga. Juga untuk adik- adikku Mardiarto, B.Sc. dan keluarga, Mardiarti Susilodewi, B.Sc. dan keluarga, dan Mardiarni Sustloretno, S.T. dan keluarga, saya ucapkan banyak terima kasih atas tauladan, bimbingan, bantuan, dan doanya selama ini. Kepada kakak-kakak serta adik-adik ipar saya Ir. Eni Warsito, Hendro Wibowo, S.IP., Didi Santoso, BSc, Rini Hastuti, B.Sc., Rita Ariani, S-E., Ir. Yani Roseno, dan Ratih Damayanti, S.E., Akt. beserta keluarganya masing-masing, saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Akhimya, ucapan kasih sayang, dan terima kasih yang tuius saya tujukan kepada istri tercinta saya Retno Setyowatt, yang sudah dengan setia, tulus, dan tabah mendampingi saya dalam masa-masa sulit, terlebih ketika saya sedang mengambil master di Amerika dan ketika sedang menyelesaikan program doctoral di Inggris. Istri sayalah yang telah tampil sebagai bagian dari tulang punggung keluarga, karena memang jumlah beasiswa yang kurang mencukupi. Uang hasil KKN (Kerja Keras Nyonya) istri saya ternyata memberikan kontribusi yang signifikan saat itu. Kemudian, istri saya jugalah yang akhirnya menjadi tumpuan anak-anak ketika saya kemudian disibukkan dengan banyaknya kegiatan setelah saya kembali ke tanah air. Terima kasih juga atas doa yang kamu panjatkan setiap pagi, siang, dan malam. Maka tidak berlebihan kiranya kalau keberhasilan ini juga saya dedikasikan khusus untuk istri saya. Untuk ketiga putri saya, Diaswati Mardiasmo, Dipl.Com. yang sedang menyelesaikan studi Bachelor of Business double major in Economics and International Business, Queensland University of Technology, Australia, Diashati Ramadhani Mardiasmo, dan Diasdeviana Mardiasmo, papah minta maaf kalau akhir-akhir ini sering ke luar kota dan bahkan ke luar Jawa. Dan terima kasih atas doa, dukungan dan ketabahan kalian selama ini, yang dengan sabar dan penuh perjuangan menemani papah di saat duka maupun suka schingga telah menghantarkan papah kepada sebuah karunia Allah 24 SWT yang berupa derajat tertinggi dalam jabatan akademik di Universitas Gadjah Mada tercinta ini. Keberhasilan ini adalah keberhasilan kita semua, dan semuanya ini semata-mata titipan dari Allah SWT, maka sudah sepantasnya kita memanjatkan rasa syukur kepadaNya. Semoga Allah SWT selalu memberikan taufiq, hidayah, innayah, dan ridhoNya schingga kita diberi kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamniin, Para hadirin yang saya muliakan, Akhir kata, atas nama pribadi dan keluarga besar saya, perke- nankanlah saya sekali lagi menghaturkan banyak terima kasih atas kehadiran, keikhlasan dan kesabaran Bapak/Ibu sekalian dalam men- dengarkan dan mengikuti pidato pengukuhan saya ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Aamiin Yaa Robbal‘aalamiin. Wassalaamu'alaikum Wr. Wo. DAFTAR PUSTAKA Accounts Commission for Scotland, 1998, The Measures of Success: Developing @ Balanced Scorecard to Measure Performance, Scotland. Baber, W.R., 1990, ‘Toward a Framework for Evaluating the Role of Accounting and Auditing in Political Markets’, Journal of Accounting and Public Policy 9 (1): 57-73. 1994, ‘The Influence of Political Competition on Governmental Reporting and Auditing’, Research in Govern- mental and Nonprofit Accounting 8: 109-127. Baber, W.R., and Sen, P., 1984, ‘The Role of Generally Accepted Reporting Methods in the Public Sector: An Empirical Test’, Journal of Accounting and Public Policy 3 (2). 91-106. Carpenter, V-L., 1991, ‘The Influence of Political Competition on the Decision to Adopt GAAP", Journal of Accounting and Public Policy 10 (2); 105-134. Campos, J.E., 2001, ‘What is PEM?’ A Quarterly Publication, The Governance Unit Strategy and Policy Department, Asian Development Bank, Issue 1. Conn, N., 1996, ‘Reservations About Governments Producing Balance Sheets’, Australian Journal of Public Administration 55(1) 82-85, March. Deis, D.R., and Giroux, G.A., 1992, ‘Determinants of Audit Quality in the Public Sector’, The Accounting Review 67 (July): 462-479. Di Fransisco, M., 2001, ‘Process not Outcomes in New Public Management? ‘Policy Coherence’ in Australian Government’, The Drawing Board: An Australian Review of Public Affairs, Vol. 1, No. 3. Glynn, J.J., 1993, Public Sector Financial Control and Accounting, 2" Bd., Oxford: Blackwell. Governmental Accounting Standards Boards (GASB), 1999, “Concepts Statement No. 1: Objectives of Financial Reporting” in Governmental Accounting Standards Boards Series Statement No. 34: Basic Financial Statement and Management Discussion and Analysis for State and Local Government, Norwalk. 26 Heinrich, C.J., 2002, ‘Outcomes-Based Performance Management in the Public Scctor; Implications for Government Accountability and Effectiveness’. Public Administration Review Vol. 62, No. 6, November/December. Herbert, L., 1979. Auditing the Performance of Management, Lifetime Learning. Belmont, California. Ho, A., 2002, ‘Reinventing Local Governments and the E-Govern- ment Initiative’, Public Administration Review Vol. 62, No 4, July/August. Hood, C., 1991, ‘A Public Management for Al] Seasons?’, Public Administration Vol. 69, 1, pp. 3-19 Hoque, Z., 2002, Straregic Management Accounting, Spiro. Hughes, O.E,, 1998, Public Management and Administration, 2nd ed., Macmiltan Press, London. Hughes, O.E.. and O'Neill, D, 2002. The Limits of New Public Management: Reflection on the Kennet ‘Revolution’ in Victoria, Monash University. International Federation of Accountants, 2000, Preface to international Public Sector Accowiting Standards, New York. Jackson, P.M., (Editor), 1995, Measures for Success in the Public Sector; A Public Finance Foundation Reader, Chartered Institute of Public Finance and Accountancy. Jones, R., and Pendlebury, M., 2000, Public Sector Accounting, Fifth ed., Prentice Hall. Lowenshon, S.H., and Collins, F., 2001, ‘The Role and Perceptions of Independent Audit Partner in the Governmental Audit Market’, Accounting and the Public Interest, Voi. 1. Mardiasmo, 2001, ‘Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah’, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Sckolah Tinggi Imu Ekonomi Trisakti, Jakarta. Edisi Agustus. , 2002a, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta. , 2002b, Otonomi dan Manajemen Keuungan Daerah, Penerbit Andi, Yogyakarta. + 2002c, Pengaruh Rewards Instrumentalities dan Environmental Risk Factors terhadap Motivast Partner Auditor 27 Independen untuk Melaksanakan Audit Pemerintah, Penclitian Mandiri. —, 2003a, “Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah’, Makalah Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke-8 MEP UGM Yogyakarta. , 2003b, ‘Tantangan Akuntansi Sektor Publik dalam Mewujudkan Good Governance dalam Perspektif Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskai Menuju Indonesia Baru’, Makalah Seminar Nasionat [katan Akuntan Indonesia Sulawesi Selatan. Malan, R.M., Fountain Jr, J.LR., D.S. Arrowsmith, daa Lockridge, H.R.L., 1984, Performance Auditing in Local Government, Chicage, Illinois: Government Finance Officers Association. Mellor, T., 1996, ‘Why Government Should Produce Balance Sheets’, Australian Journal of Public Administration 55(1) 78-81, March, : Mulgan, R.. 1997, "The Processes of Public Accountability’, Australian Journal of Public Administration 56(1) 25-36. March. Office of The Deputy Prime Minister, 2003, ‘Local Goyernment Act 1999; Part 1 Best Value and Performance Improvement’, ODPM Circular 03/2003, London. Ormond, D., and Loffler, E., 2002, New Public Management: What to Take and What to Leave, Public Management Service, OECD, Osborne, D., and Gaebler, T., 1993, Reinventing Government: [low the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sectwr. New York, Penguin Books USA, Inc. Pecar, Z., 2002, ‘Performance Analysis and Policy Transfer as Preconditions of Successful Reform in Slovenia’, School of Public Adminstration, Ljubljana, Slovenia. Polidano, C., 1999, ‘The New Public Management in Developing Countries’, Public Policy and Management Working Paper No, 13, Institute for Development Policy and Management, University of Manchester. Power, M., 1999, The Audit Society: Rituals of Verification, Oxford University Press, Oxford, U.K. Quintivan, D., 2000, ‘Rescalling the Balanced Scorecard for Local 28 Government’, Australian Journal of Public Administration 59(4) 36-81, Msssarch. Republik Indonesia, Undang-Undung Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. : Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. . Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Rubin, M.A., 1987, ‘A Theory of Demand for Municipal Audits and Audit Contracts’, Research in Government Accountants Journal 3 (Part A). Stanbury, W.T., 2003, ‘Accountability to Citizens in the Westminster Model of Government: More Myth Than Reality’, Fraser instinue Digital Publication, Canada. Schiavo-Campo, §., and Tomasi, D., 1999, Managing Government Expenditure. Asia Development Bank, Manila. Wallace, W.A.. 1986, “The Timing of Initial Independent Audits of Municipalitics: An Empirical Analysis’, Research in Govern- mental and Nonprofit Accounting 2: 3-51, Wallis, J.L., and Dollery, B.E., 2001, ‘The Impact of Alternative Styles of Policy Leadership on the Direction of Local Govern- ment Reform’, Working Paper Series in Economics, University of New England. Yamamoto, K., 1997, Accounting System Reform and Public Mana- gement in Local Governments, The 6" CIGAR Conference of Local Government Accounting, Paris. 29 BIODATA Nama Lengkap : Prof. Dr, Mardiasmo, M.B.A.. Akt. TempavTagl. Lahir: Solo. 10 Mei 1958 Agama Islam NIP 131285927 Alamat Kantor: Fakultas Ekonomi UGM. Bulaksumur, Yogyakarta i Alamat Rumah; JI. Kenanga No.22 Kopen. ‘s Banteng, Yogyakarta 55581 nt Telp. 0274-887639. 0811268196 Email : mardiasmo@ mepugm.net, mardiasmo @ mailcity.com Nama [stri Retno Setyowati, B.Sc. Nama Anak : Diaswati Mardiasmo, Diashati Ramadhani Mardiasmo. Diasdeviana Mardiasino Riwayat Pendidikan a, Formal Sekolah Dasar Negeri 83 Mangkubumen Kulon, Surakarta Sekolah Menengah Pertama Negeri V, Surakarta Sekolah Menengah Atas Negeri IV, Surakarta Perguruan Tinggi: a. Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1977-1981) b. Master of Business Administration (MBA), University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat (1988-1989) ¢. Doctor of Philosophy (PhD), School of Public Policy, University of Birmingham, Inggris (1995-1999) we * b. Non Formal 1. Local Government Finance Course, University of Birmingham, Inggris (1992). 2. Kursus Pemeriksaan Pengelolaan (KPP), Bepeka, Jakarta (1982). 30 3. Kursus Konsulen Pajak, Bina Arta, Brevet A, B dan C, Jakarta (1986-1987). Riwayat Pekerjaan a. Riwayat Aktivitas Akademik 1. Staf Pengajar dan Peneliti pada Fakuttas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2. Staf Pengajar pada Magister Manajemen (MM), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 3. Staf Pengajar pada Magister Ekonomika Pembangunan (MEP), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 4. Staf Pengajar pada Magister Sains dan Doktor, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 5. Staf Perigajar pada Magister Manajemen (MM), Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. G. Anggota Tim Peneliti PPE (Penelitian dan Pengembangan Ekonomi), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 7. Peneliti Senior pada Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSE-KP) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 8. Staf Peneliti Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP} Universitas Gadjah Mada, Yogakarta. b, Riwayat Jabatan Akademik 1. Asisten Ahi Madya, Golongan Ill/a, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1984 2. Asisten Ahh, Golongan III/b, terhitung mulai tanggal 1 April 1985 3. Lektor Muda, Golongan III/c, terhitung mulai tanggal 1 Novernber 1987 4. Lektor Madya, Golongan II/d, terhitung mulai tanggal | Oktober 1991 5. Lektor Kepala Madya, Golongan IV/a, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1995 6. Lektor Kepala, Golongan IV/b, terhityng mulai tanggal 1 Januari 2001 . 31 Pembina Tingkat / Guru Besar pada FE-UGM, Golongan 1V/b, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2003 Pembina Utama Muda, Golongan IV/c, terhitung mulai tanggal | April 2003. c. Riwayat Aktivitas Administratif dan Keprofesian Staf di Kantor Akuntan Publik Hadori & Co (Januari 1980-Mei 1982) Direktur Keuangan PT Bhakti Profesindo (BPFE). Yogyakarta (1990-1995 dan 1999-2001) Wakil Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAD) Kompartemen Akuntan Sektor Publik (1999-2002) Konsultan Pengetolaan Keuangan Daerah dan Otonomi Daerah di beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia Koordinator Tim Kerja Penyusunan Formula Dana Alokasi Umum (DAU), Departemen Keuangan (2000) Anggota Tenaga Ahli Tim Kerja Pusat Percepatan Implementasi Undang-undang Nomer 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999, Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah (2000) Sekretaris dan Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Desentralisasi Fiskal, Departemen Keuangan (2001-2003) Sekretaris Dewan Audit Universitas Gadjah Muda (2002- sekarang) Tenaga Ahli pada DPRD Propinsi Nusa Tenggara Timur (2002- 2003) Anggota Komisi Khusus Dewan Pendidikan Tinggi untuk Kajian Ekonomi Pancasila (2003) . Staf Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (SEI) Cabang Yogyakarta (2002-2005) . Pembantu Ketua Umum Bidang Manajemen, Governance dan Studi Akuntansi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISED Pusat (2003-2006) Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Scktor Publik (IAI-KASP), (2003-2005) 32 14. Deputi Bidang Akademik Program Magister Ekonomika Pem- bangunan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (2001- sekarang). Keanggotaan dalam Jurnal Akademik saat ini 1. Editorial Advisory and Review Board, Gadjah Mada International Journal of Business, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2. Redaktur Ahli, KOMPAK, STIE “YO”, Yogyakarta. 3. Anggota Dewan Editor, Jernal Manajemen Akuntansi dan Sistem Jnformasi, Program Studi Magister Sains Akuntansi, Yogyakarta. 4. Anggota Dewan Editor, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Tkatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik, Yogyakarta. 5. Anggota Dewan Editor, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, STIE YKPN, Yogyakarta. 6. Anggota Dewan Editor, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, STIE “YO”, Yogyakarta. 7. Anggota Dewan Editor, Jurnal Pendidikan Akuniansi Indonesia, Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yog- yakarta. Publikasi Artikel dalam Jurnal [Imiah (Tahun 1997 - sekarang) 1. “An Investigation into The Traditional and NPM Approach that Should Guide Budgetary Reform in Local Government in Developing Countries” Jumal Akuntansi dan Manajemen (JAM) April 1997. Sekolah Tinggi IImu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. 2. “Memahumi Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai Satu Perubahan Strategi Pemerintah dalam Peningkatan Pendapatan Daerah”. Jurnal Akuntansi dan Mana- jemen (JAM). Agustus 1997. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. 3. “Pengeloluan Keuangan Daerah yang Berorientasi pada Kepentingan Publik”, Majalah KOMPAK. Oktober 1999, STIE “YO" Yogyakarta. - ‘ 4. “Reformasi Kelembaguan dan Paradigma Baru Perencanaan . 33 Strategik dalam Pengelolaan Keuangan Daerah”. Jurnal Akuntans: dan Manajemen (JAM). Januari 2000, Sekolah Tinggi lmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. “Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah: bnplementasi Value for Money Audit sebagai Antisipasi Terhadap Tuntutan Akunta- bilitas Publik”. Jurnal Akuntansi Auditing Indonesia (JAAN). Vol. IV No. 1. Juni 2000. Universitas Islam Indonesia (UII). Yogyakarta. “Globalisasi Perekonomian, Sistem Ekonomi Nasional, dan Otonomi Daerah”. Jumal Ekonomi Pembangunan. Volume 5 No. 1. 2000. Universitas Islam Indonesia (UTI). Yogyakarta. “Budgetary Slack Result from the Effects of Local Government Financial Depedency on Central and Provincial Government in Planning and Preparing Local Government Budget: The Case of Indonesia”. Jumal RISET Akuntansi, Manajemen Ekonomi. Februari 2001. Sekolah Tinggi mu Ekonomi “Yogyakarta”, Yogyakarta. “Dampak Otonomi Daerah Terhadap Sektor Perbankan”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Apri] 2001. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti. Jakarta : “Manajemen Penerimaan Daerah dan Struktur APBD Dalam Era Otenomi Daerah”, Kajian Ekonomi dan Bisnis, April-Juli 2001. Sekolah Tinggi IImu Ekonomi Kerjasama. Yogyakarta. “Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Peme- rintah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah”, Jumal Bisnis dan Akuntansi. Agustus 2001. Sekolah Tinggi Iimu Ekonomi Trisakti. Jakarta. “Value for Money Audit dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah Sebagai Upaya Memperkuat Akuntabilitas Publik". Auditoria Publika. Unit Pengembangan Audit Keuangan Daerah BPK- Perwakilan III Yogyakarta. Volume 01, September 2001. Yogyakarta. “The Revision Process of The Indonesian Local Government Budget”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (JAM). Desember 2001. Sekolah Tinggi IImu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, . “Persepsi Akuntan Publik, Pemakai Informasi Akuntansi, dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Advertensi Kantor Akuntan 14 15, 16, 34 Publik pada Eks Karesidenan Semarang”. Majalan Kompak. Januar 2002. STIE “YO”. Yogyakarta. “Analisis Pengaruh Strategi Institusi, Budaya Institusi, dan Conflict of lierest terhadap Budgetary Stack”. Jamal Ekonomi & Bisnis Indonesia. Fakultas Ekonomi UGM. Volume 17 No. |. Januari 2002. Yogyakarta. “Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik: Telaah Kritis Terhadap Kebutuhan Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah”. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial. UNISIA. UI. No. 46/XXV/TII/2002 Yogyakarta “Pengaruh Reward Instrumentalities and Environment Risk Faciors terhadap Motivasi Partner Auditor Independen untuk Meiaksanakan Audit Pemerintah”. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Fakultas Ekonomi UGM. Volume 17 No. 3. Juli 2002. Yogyakarta. “Assessing Accountability of Performance Measurement System and Local Government Budgetary Management”. Gadjah Mada International Journal of Business Vol. 4 No. 3. September 2002 “Elaborasi Reformasi Akuniansi Sektor Publik: Telaah Kritis terhadap Upaya Aktalisasi Kebutuhan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah”. Jurnal Akuntansi Auditing Indonesia (JAA). Vol. VI No.l. Desember 2002. Universitas Islam Indonesia (UM). Yogyakarta. Buku-buku yang dipublikasikan, antara lain: 1. 2. Mardiasmo. (2003), Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit ANDI, Yogyakarta. . Mardiasmo. (2000), Akuntansi Keuangan Dasar, Bagian 1, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta. . Mardiasmo. (2000), Aduntansi Keuangan Dasar, Bagian 2, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. Mardiasmo. (2003), Aduntansi Sektor Publik, Penerbit ANBL Yogyakarta. Mardiasmo. (2003), Seri Otonumi Daerah: Otonami & Manaje- men Keuangan Daerah, Penerbit ANDL, Yogyakarta. 35 Penelitian (Tahun 1999 - sekarang) L “Pengembangan Model Standar Analisa Belanja (SAB), Kerja- sama Biro Keuangan Setwilda Propinsi Jawa Tengah dan Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 1999-2000. “Perencanaan Anggaran Daerah”. Kerjasama Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat dan Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Bandung. 2000. “Establishing Regional Decentralization in Indonesia’ (ERDI). Pusat Studi Asia Pasifik. Yayasan Indonesia Forum. Jakarta. 2000. “Reformasi Keuangan Daerah”. Kerjasama Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat dan Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Bandung. 2000. “Manajemen Pengeluaran Daerah, Standar Analisa Belanja (SAB) dan Bentuk dan. Struktur APBD 2001”. Kerjasama Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dan Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2000. “Manajemen Pengeluaran Daerah, Standar Analisa “Belanja (SAB) dan Bentuk dan Struktur APBD 2001”. Kerjasama Sekretariat Daerah Pemerintah Dacrah Kabupaten Sieman dan Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2000. “Pengembangan Model Standar Analisa Belanja (SAB) Anggaran Daerah (APBD)’. Kerjasama Badan -Analisa Keuangan dan- Moneter (BAKM) Departemen Keuangan Republik Indonesia dan Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2000. “Sistem Perencanaan Anggaran Daerah yang Berorientasi pada Kinerja dan Standar’Analisa Belanja (SAB) pada Dinas Pendi- dikan dan Kebudayaan dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Sleman, Propinsi DIY". Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2001. “Aplikasi Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Stan- dar Analisa Belanja (SAB)" pada Kabupaten Sukoharjo, Banyu- ll. 12. 36 mas, Pemalang, Magelang, Lombok Barat dan Kota Salatiga, 2000-2001. “Pengaruh Rewards Instrumentalities dan Environmental Risk Factors terhadap Motivasi Partner Auditor Independen untuk Melaksanakan Audit Pemerintah”, Penelitian Mandiri, Yogya- karta, 2002, “Studi Peta Investasi Provinsi dan Studi Mode! Pengelolaan Keuangan Daerah yang Berkelanjutan”. Kerjasama Bank Mandiri dengan Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan Universitas Gadjah Mada. 2003. “Studi Alternatif Kebijakan Perpajakan Bagi Perencanaan APBN 2004 dan 2005”. Kerjasama Badan Analisa Fiskal Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan Penelitian dan Pengem- bangan Ekonomi Universitas Gadjah Mada. 2003. Seminar (Tahun 1997 - sekarang) 1. PEMBICARA: “Aspek Manajemen Keuangan dan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Pengembangan Otonomi Daerah” Seminar Tantangan Pengembangan Otonomi Dacrah, London. 1997. PEMBICARA: “Kajian Manajemen Pengeluaran Daerah dalam Upaya Pemantapan Otonomi Daerah”. Seminar Sehari Strategi Kabupaten Muara Enim Menyongsong Era Otonomi Daerah yang Diperluas. Muara Enim. 1999 PEMBICARA: “Desain Materi Pelatihan bagi Anggota DPRD Tk I dan Tk Hf Jawa Timur’. Fisipol Universitas Airlangga. Surabaya. 1999, PEMBICARA: “Pengelolaan Keuangan Daerah yang Berorientasi pada Kepentingan Publik”. Lokakarya Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Keuangan Daerah. Jakarta. 1999. PEMBICARA: “Otonomi Daerah” Seminar Nasional Promoting Good Governance. Yogyakarta. 1999. PEMBICARA: “Prinsip-prinsip Dasar dalam Manajemen Pem- biayaan Desentralisasi” Lokakarya Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Yogyakarta. 1999. . PEMBICARA: “Prinsip-prinsip Dasar dalam Manajemen Pem- IL 37 biayaan Desentralisasi”. Lokakarya Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang Berorentasi pada Pemerataan. Bogor. 1999. PEMBICARA: “Semiloka Mctodologi Pengajaran dan Penclitian Perilaku Akuntansi Sektor Publik”. Seminar STIE Perbanas. Surabaya. 1999. PESERTA: “Memelihara Integrasi Nasional Indonesia”, Seminar dan Lokakurya Dewan Ketahanan Nasional. Yogyakarta. 1999. . PEMBICARA: “Sosialisasi Paradigma Bart Kehidupan Berne- gara”, Diskusi Panel Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jawa Barat-Yogyakarta, Yogyakarta. 1999. PEMBICARA: “Otonomi Daerah antara Tantangan, Peluang, dan Kesiapan Kita suatu Tinjauan Ekonomi”. Seminar pada Komite Nasional Pemuda Indonesia Kabupaten Magelang. Mungkid. 1999. PEMBICARA: “Tugas Pokok dan Fungsi DPRD dalam Upaya Pemantapan Otonomi Daerah”. Pembckalan anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo. Prambanan. 2000 . PEMBICARA: “Otonomi Daerah Berkaitan dengan Potensi Daerah Sesuai Undang-Undang No. 25 Tahun 1999”. Seminar dalam rangka Orientasi Kerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta. Kaliurang. 2000. PEMBICARA: “Program Pelatihan Manajemen Terapan Pejabat Operasional Perum Pegadaian”. Peneli dan Pengembangan Manajemen (PPM) FE UGM. Yogyakarta. 2000. PEMBICARA: “Desentralisasi Kesehatan dan Perubahan Sistem Kesehatan Nasional”. Kuliah Umum Magister Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM. Yogyakarta. 2000. PEMBICARA: “Globalisasi Perekonomian, Tata Ekonomi Nasional, dan Otonomi Daerah”. Seminar pada acara Pelatihan Calon Anatis Kredit PT BNI bekerja sama dengan Penelitian dan Pengembangan Manajemen (PPM) UGM. Yogyakarta. 2000. PEMBICARA: “Implikasi Reformasi pajak 2000 terhadap Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal". Kuliah Umum Reformasi Pajak Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah, HMPSA FE Univ, Ahmad Dahlan. Yogyakarta. 2000. PEMBICARA: “Implikasi APBN dan APBD dalam Konteks Otonomi Daerah” Seminar Pelaksanaan Otonomi Daerah Suma- 20. 21. 23. 25. 26, 27. 28. 38 tera Selatan. Palembang. 2000. . PEMBICARA: “Implikasi Otonomi Daerah di Sektor Pendi- dikan”. Seminar di Fakultas Ekonomi Univeritas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 2000. PEMBICARA; “Value For Money Audit Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah sebagai Upaya Memperkuat Akuntabilitas Publik”. Seminar Strategi Pemeriksaan Keuangan Daerah yang Ekonomis, Efisien, dan Efektif dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah. Yogyakarta. 2000. PEMBICARA: “Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah menuju Akuntabilitas Publik. Kongres ISEI XIV. Makasar. 2000. . PEMBICARA: “Sistem Akuntansi Keuangan Negara di Era Otonomi Daerah”. Seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2001. PEMBICARA: “Pemberdayaan Pengawas Fungsional Sebagai Aspek Fundamental Menuju Good Governance dalam Pelaksa- naan Otonomi Daerah”. Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis Ke-42 Fakultas Ekonomi Universitas 9Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran”. 2001. . PEMBICARA: “Peranan Akuntansi Sektor Publik Dalam Era Otonomi Daerah Bagi Pemerintahan Daerah dan Masyarakat menuju Terciptanya Good Governance’. Diskusi Panel Nasional disclenggarakan oleh Depdagri dan Otda kerjasama dengan IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Jakarta. 2001. PEMBICARA: “Pembekalan Penyusunan PROPEDA Kabupaten/Kota Propinsi NTB”. Workshop kerjama antara Sustainable Indonesian Grewth Alliance (SIAGA) dan Bappeda Mataram. Mataram. 2001. PEMBICARA: “Manajemen Perencanaan Penerimaan Daerah” Workshop kerjasama antara Sustainable Indonesian Growth Alliance (SIAGA) dan STIE Kerjasama. Yogyakarta. 2001. PEMBICARA: “Bimbingan Teknis Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat dalam rangka Pembahasan Keterangan Pertang- gungjawaban Bupati”. Mataram. 2001. PEMBICARA: “Otonomi Dacrah dan Dampaknya Terhadap Dunia Bisnis”. Workshop Manajemen P.T Pupuk Kaltim. Yogya- 29, 30. 31. 33. 34, 35. 36. 37. 38. 39. 39 karta. 2001. PEMBICARA: “Upaya Peningkatan Pendapalan Daerah Melalui Otonomi Daerah Telaah Pada Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000”. Seminar Akuntansi dan Perpajakan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. 2001. PEMBICARA: “Pembekalan Teknis Desentralisasi Fiskal” dise- lenggarakan olch Depdagri dan Otda bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo. 2001, PEMBICARA: “ Penirtgkatan Pendapatan Asli Daerah: Perma- salahan dan Kebijakan” diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia. Batam, 2001. . PEMBAHAS: Diskusi AFTA “Aspek Otonomi Duerah”. Pusat Studi Asia Pasifik UGM. Bulaksumur. 2001. PEMBICARA: “Pengawasan, Pengendalian dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah” diselenggarakan olch SIAGA-USAID, FE UNS dan MM UMS. Surakarta. 2001. PEMBICARA: “Reinventing Government, Menciptakan Model Daerah Masa Depan” disclenggarakan oleh Mark Plus and Co bekerja sama dengan Indonesia Marketing Association (IMA). Diy. 2001. PEMBICARA; “Strategi Optimalisasi Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah” diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan KADIN DIY. Yogyakarta. 2001. PANELIS: “UU No 25 Tahun 1999, Implementasj dan Perma- salahannya” diselenggarakan oleh Diklat Wilayah Il Yogyakarta. DEPDAGRI. 2001. . PEMBICARA: “Manajemen Penerimaan Daerah dan Struktur APBD dalam Era Otonomi Daerah”. Workshop Manajemen Perencanaan Penerimaan Daerah. 2001. PEMBICARA: “Penyajian Informasi Akuntansi Pemerintah Dae- rah Untuk Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Publik dalam era Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal”. Seminar Sistem Akuntansi Keuangan Negara di Era Otonomi Daerah. HMPSA FE UAJY. 2001. PEMBICARA: “Perubahan Peraturan Perpajakan dalam Konteks Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal: Tinjauan atas refor- 40. 41. 42. 43, 45. 46. 47. 48, 49, 50. 40 masi perpajakan 2000”. Seminar Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah melalui Otonomi Duerah: Telaah pada Undang-undang Perpajakan 2000” HIMATANSI FE UMS. Surakarta. 2001. PEMBICARA: “Pengamanan Barang * Duerah-Perspektif Hu- kum”. Seminar Nasional Strategi Pengamanan dan Pengelolaan Aset Daerah untuk Mendukung Akuntabilitas Publik dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Yogyakarta. 2001. PEMBICARA: “Pengawasan, Pengendalian dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan ctonomi Daerah” Workshop manajemen Keuangan Daerah. Surakarta. 2001 PEMBICARA: “Peningkatan Pendapatan Asli Daerah: Perma- salahan dan Kebijakan” Seminar Kebijakan Fiskal dalam Rangka Otonomi Daerah. ISEI. Batam. 2001. PEMBICARA: “Perencanaan Keuangan Publik sebagai Pilar Keberhasilan Otonomi Daerah”. Diklat Manajemen Pemerintahan Angkatan IIL. Kupang. 2001. . PEMBICARA: “Perencanaan Keuangan Publik sebagai suatu Tuntutan dalam Pelaksanaan Pemerintahan Daerah yang Bersih dan Berwibawa” Diskusi Panel Nasional Peranan Akuntansi Sektor Publik dalam Era Otonomi Daerah bagi Pemerintahan Daerah dan Masyarakat Menuju Terciptanya Good Governance. Depdagri dan IAI-KASP, 2001. PEMBICARA: “Peningkatan Pendapatan Asli Daerah: Perma- salahan dan Kebijakan” Sidang pleno X ISE]. Batam 2001. PEMBICARA: “Strategi Optimalisasi Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah. Seminar Nasional. Batam. 2002. PEMBICARA: “Globalisasi Perekonomian, Tata Ekonomi Nasio- nal, dan Otonomi Daerah”. Pelatihan Calon Analis Kredit PT. BNI, Tbk bekerja sama dengan Penelitian dan Pengembangan Manajemen (PPM) FE UGM. Yogyakarta. 2003. PEMBICARA: “Pinjaman Daerah sebagai Alternatif Pendanaan APBD". Forum Diskusi Ekonomi Putaran Il Tahun 2003. Yogya- karta. 2003. PEMBICARA: “Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah”. Seminar Nasional Dies Natalis MEP UGM ke-8. Yogyakarta. 2003. PEMBICARA: “Reformasi Kebijakan Keuangan Daerah”, Diklat 51. 52, 41 Public Management Reform. Depdagri. Jakarta, Makasar, dan Padang, 2003. PEMBICARA: Tantangan Akuntansi Sektor Publik dalam Me- wujudkan Good Governance dalam Perspektif Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal Menuju Indonesia Barr’. Seminar Nasional IAT Sulsel. Makasar. 2003. PEMBICARA: “Paradigma Baru Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pelatihan Anggaran yang Berorientasi pada Kinerja Kota Payakumbuh”, Bukittinggi. 2003.

Anda mungkin juga menyukai