Anda di halaman 1dari 6

STUDI KASUS KELOLAAN

• Ny N berusia 65 Tahun, tinggal di Panti Tresna Werdha Nirwana Puri sejak 10 tahun yang lalu,
beragama islam dan status perkawinan janda. Ny N mengatakan saat ini tidak ada keluhan hanya
terkadang sakit kepala, Ny N masih bisa beraktifitas seperti biasa, mencuci piring, menyapu,
mencuci pakaian, mengambil makanan dsb, Ny N juga rajin mengikuti kegiatan pengajian, senam
ataupun kegiatan lainnya yang dilaksanakan di panti. Terkadang Ny N seperti sulit mengontrol
emosinya, Ny N terlihat sering marah marah tanpa sebab ataupun marah karena teman satu
wismanya jorok. Ny N mengatakan memiliki riwayat hipertensi hingga saat ini, saat diperiksa
Tekanan Darah didapatkan hasil 190/100 mmHg. Ny N juga mengatakan sudah meminum obat
yang diberikan. Keadaan umum lansia sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 190/100
mmhg, Nadi 89x/menit, Pernapasan 22x/menit, Suhu 360C.
• Dari pengkajian fungsi kognitif dan fungsional didapatkan jumlah skala bartel indeks adalah
dengan 130 dengan memiliki kriteria mandiri dimana berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau
bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia dianggap mampu. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK,
BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
• Kemudian untuk mengevaluasi kognitif dan identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan
menggunakan Short Postable Status Mental Questioner (SPSMQ) yakni interpretasi hasil salah
Salah 0 – 3 = fungsi intelektual tubuh.
• untuk mengevaluasi dari identifikasi asfek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan Mini
Mental Status Exam (MMSE) mengingat kembali dengan interpretasi hasil : >23 aspek kognitif
dari fungsi mental baik.
• Pengkajian depresi dengan menggunakan intervensi depresi back di dapat skor 8 dengan hasil
interpretasi depresi sedang kemudian dengan skala depresi geriartri (YESAVAGE) memiliki skor 8
dengan intepretasi menunjukan adanya depresi.
• INDEKS BARTHEL Mengukur Kemandirian (BADL) fungsional dalam hal perawatan diri dan
mobilitas didapatkan hasil 17 yaitu ketergantungan ringan.
• Pengkajian Instrumental or Intermediate Activity of Daily Living (IADLs) didapatkan hasil 7.
KASUS KELOLAAN
Seorang lansia berjenis kelamin laki-laki atas nama Tn. N berumur 65 tahun dengan
status perkawinan sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. riwayat penyakit kelurga yaitu
penyakit liver dan riwayat penyakit dahulu maag dan hipertensi dan rutin minum obat. Beragama
islam dan status pendidikan yaitu SMP, sudah 5 tahun berada di panti, sebelumnya Tn. N tinggal
bersama keluargnya. Pasien mengatakan memiliki riwayat jatuh sebanyak 2x, saat berjalan-jalan
disekitar wisma dan pernah tertabrak motor sehingga kakinya harus di operasi karena fraktur
tibia tahun 2017, harus menggunakan tongkat saat beraktivitas, kaki pasien sebelah kiri lemah
dan keluhannya saat ini sering merasa nyeri didaerah lutut saat berjalan ataupun saat istirahat,
nyeri timbul mendadak, rasa seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 4, tidak meminum obat apapun
untuk nyeri kakinya dan pernah operasi katarak sebanyak 2x dan menggunakan kacamata saat
membaca, pasien tidak memiliki alergi pada obat, hanya memiliki alergi pada makanan laut dan
telur, selama di wisma pasien dapat melakukan akitivitasnya sendiri sesekali di bantu penjaga
ataupun perawat. Tn. N memiliki kebiasaan merokok saat sedang bersantai. Pasien tidak ada
gangguan menelan makan 3x sehari beserta snack makanan selalu habis dan minum sehari ±800
cc, pasien tidur selama 7 jam saat malam hari, sering terbangun karena ingin BAK, saat siang
hari pasien tidur hanya 2 jam saja. BAB 2x/hari, konsistensi lembek, tidak nyeri saat BAB. BAK
7-8x/hari, tidak ada rasa panas dan nyeri, warna kuning jernih.
Keadaan umum :
KU : Sedang Suhu : 36,5 C
Kesadaran : Kompos mentis RR : 20x/menit
Nadi : 85 x/menit Tekanan darah :130/80 mmHg
Dalam hasil pengkajian bartel indeks Tn. N mendapatkan skor 130 yaitu mandiri, dan skor dari
SPSMQ, salah 0 yaitu fungsi intelektual tubuh, hasil dari MMSE total nilai 30 yaitu aspek
kognitif dari fungsi mental baik, penilaian inventaris depresi beck yaitu tidak ada depresi,
penilaian skala depresi geriatrik (Yesavage) yaitu tidak ada depresi
KASUS KELOLAAN
A. Kasus
Tn. A 72 tahun, pendidikan terakhir SMP, agama katolik, status perkawinan duda (istri
meninggal) di rawat di panti tresna wherda sejak 5 tahun lalu, sebelumnya Tn.A tinggal
dengan keluarganya. Pasien memiliki penyakit penyerta yaitu gout atristis. Keluhan utama
nyeri pada kedua lutut, pasien tidak dapat menekuk lututnya jika menekuk lutut kakinya
terasa sakit. Pasien memiliki riwayat penyakit asam urat dan hipertensi. Pasien tidak
meminum apapun untuk nyeri dilutut, pasien hanya minum obat rutin amlodipine untuk
hipertensinya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat. Selama di wisma
pasien dapat melakukan akitivitasnya sendiri sesekali di bantu penjaga ataupun perawat. Tn.
A memiliki kebiasaan merokok saat sedang bersantai. Pasien tidak ada gangguan menelan,
makan 3x sehari selalu habis dan minum sehari 1000cc, pasien tidur malam 7 jam sering
terbangun tengah malam karena ingin BAK. BAK 7-8x/hari, tidak ada rasa panas dan nyeri,
warna kuning jernih., BAB 1-2 hari sekali, konsistensi lembek, tidak nyeri saat BAB.
KU sedang, kesadaran compos mentis, TD 180/110 mmHg, Nadi 93x/menit, pernapasan
19x/menit, suhu 36,2C.
B. Masalah Khusus Lansia
a) Nyeri
p : Klien merasakan nyeri karena asam urat
q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
r : Di lutut
s : 4-5
t : Nyeri akan timbul saat kaki ditekuk
b) Fungsional
Berdasarkan pengkajian Bartel Index didapatkan nilai 130, sehingga pasien masuk
kategori mandiri

c) Resiko Jatuh
Pada pengkajian menggunakan Morse Fall Scale didapatkan hasil 45, sehingga
pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar    
d) Kognitif
Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan instrumen SPMQ didapatkan skor salah 1,
sehingga fungsi intelektual utuh. Sedangkan pengkajian menggunakan       instrumen
MMSE didapatkan skor 23, yaitu aspek kognitif dari fungsi mental baik
e) Depresi
Berdasarkan pengkajian Inventaris Depresi Beck didapatkan skor 7 yaitu depresi ringan
f) Gangguan Tidur
Terkadang pasien terbangun tengah malam untuk kencing setelah itu tidak dapat tidur
lagi.
A. Kasus Kelolaan
Seorang Lansia atas nama Tn. A berusia 69 thn dengan status tidak kawin, beragama islam dengan
pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar). Lansia sudah sekitar 4 tahun berada di Panti, sebelumnya
pasien hidup menggelandang karena tidak mempunyai keluarga. Lansia lebih senang melakukan
aktivitasnya seorang diri, seperti mencabut rumput dan menyapu halaman ( lansia kurang menyukai
kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan penghuni panti lainnya). Pasien terlihat sering
mengantuk saat pagi hari dan lemas, sehingga enggan mengikuti kegiatan di Panti jika tidak
dimotivasi oleh pengasuh/perawat. Saat pengkajian pasien mengeluh susah tidur, sering terbangun di
malam hari dan tidak dapat melanjutkan kembali tidurnya. Pasien juga mengeluhkan adanya rasa
nyeri pada kedua lutut, terasa seperti menusuk sampai ke tulang, namun nyeri hanya timbul dan
semakin parah saat cuaca dingin. Aktivitas keseharian lansia masih dapat dilakukan secara
mandiri/bantuan minimal.

Keadaan umum lansia:


KU : Sedang Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 96x/menit
Pernapasan : 22 x/menit Suhu : 36,7 ⁰C
Keluhan : Susah tidur, sering terbangun di malam hari dan tidak dapat
melanjutkan kembali tidurnya.
Keluhan Nyeri : Ada
P : Radang sendi
Q : Menusuk
R : Kedua lutut
S : 3 (ringan)
T : Timbul saat cuaca dingin

Masalah khusus lansia yang diperoleh dari hasil pengkajian yaitu :


1. Masalah Emosional Positif (+)
Pada saat mengidentifikasi masalah emosional didapatkan jawaban lebih dari satu atau sama
dengan jawaban Lansia “Ya” .

2. Skor NPI
(Neuropsychiatric Inventory) : 14/144
Interpretasi hasil : Mild problem (Gangguan ringan)
Domain : Affective (depression) = 12
Apathy = 10

3. Skor Inventaris Depresi Beck :5


Interpretasi hasil : Depresi ringan

4. Skor SPSMQ :4
Interpretasi hasil : Kerusakan intelektual ringan

5. Gangguan Tidur : Susah tidur, sering terbangun di malam hari dan tidak dapat
melanjutkan kembali tidurnya.

Anda mungkin juga menyukai