A. MASALAH UTAMA
Isolasi sosial : Menarik diri
Isolasi Sosial
Core Problem
9. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial: menarik diri
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
c. Risiko gangguan persepsi sensori halusinasi
10. Rencana Keperawatan
Terlampir
11. SP 1 Isolasi Sosial: Menarik Diri
Terlampir
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi Klien
▪ Data subjektif :
- Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
- Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
- Klien merasa orang lain tidak selevel
▪ Data objektif :
- Klien tampak menyendiri
- Klien terlihat mengurung diri
- Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
2) Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
3) Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
4) Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang
lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
B. PROSES PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi Bu!” Perkenalkan nama saya ………, biasa di panggil
……., saya Mahasiswi Universitas Islam As-Syafi’iyah. Saya
praktek disini mulai dari hari ini sampai tanggal 3 September 2020
dari jam 07.00-12.00 WIB. Nama ibu siapa? Senang di panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
c. Kontrak
1) Topik
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang
tentang perasaan ibu dan kemampuan yang ibu miliki?
Apakah ibu bersedia? Tujuannya agar ibu dengan saya dapat
saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
2) Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 20 menit saja?
3) Tempat
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah...
di ruangan ini saja ya kita berbincang-bincang...”
2. Fase Kerja
“Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan
ibu? Apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa
anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu? Apa yang
membuat ibu tidak dekat dengan orang lain? Apa saja kegiatan yang
biasa ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan teman-
teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan
ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam
berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain? Menurut ibu apa
keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita mempunyai
teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa). Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai
teman apa ibu? ya apa lagi? (sampai menyebutkan beberapa) jadi
banyak juga ya ruginya kalau tidak mempunyai teman. Kalau
begitu inginkah ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk
memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih
dahulu ya. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain, kita
sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.
Contohnya: nama saya ….., senang dipanggil…... Selanjutnya ibu
menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya: nama ibu
siapa? senangnya dipanggil apa? Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya
saya belum kenal dengan ibu. Coba ibu berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!! setelah
berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicara. Misalnya tentang cuaca,
tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya, nah
bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman
ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap).
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif :“Bagaimana perasaan ibu setelah kita
berbincang-bincang tadi?”
2) Evaluasi Objektif : “Coba ibu ceritakan kembali keuntungan
berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?”
b. RTL
“Tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya
harap ibu dapat mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang
lain!“
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
Baiklah bu, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman
baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. Apakah
ibu bersedia?
2) Waktu
Ibu maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
3) Tempat
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya
sudah...bagaimana kalau besok kita melakukannya di ruang tamu
saja? Baiklah bu, besok saya akan kesini lagi ya jam 11:00,
sampai jumpa besok ibu. Saya permisi untuk kembali ke ruangan
saya.
DAFTAR PUSTAKA
Eko, Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Farida Kusumawati & Yudi Hartono. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Trimeilia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta Timur: TIM.