Anda di halaman 1dari 10

Nama Danang

NIM 1901078

1 Jelaskan secara terperinci, parameter apa saja yang perlu diperhatikan dalam
merancang Pabrik biorefinery.

.Lokasi Pabrik

Pemilihan dan penentuan letak suatu pabrik sangat penting dalam

perencanaan pabrik dan akan mempengaruhi kemajuan serta kelangsungan suatu

industri, karena hal tersebut menyangkut faktor produksi dan besarnya

keuntungan yang dihasilkan serta perluasan di masa yang akan datang.

Faktor Primer Penentuan Lokasi Pabrik

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi pabrik fosgen ini

antara lain :

1. Ketersediaan bahan baku

2. Sarana utilitas yang cukup dan memadai

3. Penyediaan sumber daya manusia (tenaga kerja)

4. Transportasi dan distribusi yang lancar

5. Pemasaran yang cukup potensial

6. Keadaan iklim yang stabil

Faktor Sekunder Penentuan Lokasi Pabrik

1. Perluasan Areal Unit

Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah sekitar memang

dikhususkan untuk daerah pembangunan industri.


2. Biaya dan Perizinan Tanah

 Segi keamanan kerja terpenuhi.

 Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan

dalam harga yang terjangkau.

 Pengoperasian, pengontrolan, pengangkutan, pemindahan maupun

perbaikan semua peralatan proses dapat dilakukan dengan mudah

dan aman.

 Pemanfaatan areal tanah seefisien mungkin.

 Transportasi yang baik dan efisien.

3. Lingkungan masyarakat sekitar

Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik

pembuatan fosgen karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi

mereka.

Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari

komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan

yang efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan

baku menjadi produk.

Tata Letak Alat Proses

Dalam perancangan tata letak peralatan proses pada pabrik ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Aliran bahan baku dan produk


Jalannya aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan

keuntungan ekonomis yang besar, serta menunjang kelancaran dan keamanan

produksi.

2. Aliran udara

Aliaran udara di dalam dan sekitar area proses perlu diperhatikan

kelancarannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara

pada suatu tempat berupa penumpukan atau akumulasi bahan kimia berbahaya

yang dapat membahayakan keselamatan pekerja, selain itu perlu memperhatikan

arah hembusan angin.

3. Pencahayaan

Penerangan seluruh pabrik harus memadai. Pada tempat-tempat proses

yang berbahaya atau beresiko tinggi harus diberi penerangan tambahan.

4. Lalu lintas manusia dan kendaraan

Dalam perancangan lay out peralatan, perlu diperhatikan agar pekerja

dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah agar apabila terjadi

gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki, selain itu keamanan pekerja

selama menjalankan tugasnya perlu diprioritaskan

5. Pertimbangan Ekonomi

Dalam menempatkan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat

menekan biaya operasi dan menjamin kelancaran serta keamanan produksi pabrik

sehingga dapat menggantungkan dari segi ekonomi.

6. Jarak antar alat proses

Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi,
sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan

atau kebakaran pada alat tersebut, tidak membahayakan alat-alat proses lainnya.

Perawatan (Maintenance)

Maintenance berguna untuk menjaga saran atau fasilitas peralatan pabrik

dengan cara pemeliharaan dan perbaikan alat agar produksi dapat berjalan dengan

lancar dan produktifitas menjadi tinggi sehingga akan tercapai target produksi dan

spesifikasi produk yang diharapkan.

Utilitas

Untuk mendukung proses dalam suatu pabrik diperlukan sarana penunjang

yang penting demi kelancaran jalannya proses produksi. Sarana penunjang

merupakan sarana lain yang diperlukan selain bahan baku dan bahan pembantu

agar proses produksi dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

Unit Penyediaan dan Pengolahan Air (Water Treatment System)

Unit Pembangkit Steam (Steam Generation System)

Unit ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan steam pada proses

produksi, yaitu dengan menyediakan ketel uap (boiler) dengan spesifikasi:

Kapasitas : 183,3671 kg/jam

Jenis : Water Tube Boiler

Jumlah : 1 buah

Boiler tersebut dilengkapi dengan sebuah unit economizer safety valve sistem dan
pengaman-pengaman yang bekerja secara otomatis.

Unit Pembangkit Listrik ( Power Plant System )

Kebutuhan listrik pada pabrik ini dipenuhi oleh 2 sumber, yaitu PLN dan

generator diesel. Selain sebagai tenaga cadangan apabila PLN mengalamigangguan, diesel juga
dimanfaatkan untuk menggerakkan power - power yang

dinilai penting antara lain boiler, kompresor, pompa, Spesifikasi diesel yang

digunakan adalah :

Kapasitas : 400 kW

Jenis : Generator Diesel

Jumlah : 1 buah

Unit Penyediaan Udara Tekan

Udara tekan diperlukan untuk pemakaian alat pneumatic control. Total

kebutuhan udara tekan diperkirakan 48,4219 m3/jam.

Unit Penyediaan Bahan Bakar

Unit ini bertujuan untuk menyediakan bahan bakar yang digunakan pada

generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan untuk generator adalah solar

(Industrial Diesel Oil).

2. Jelaskan secara terperinci proses yang terdapat dalam proses biorefinery dan biofuel
beserta parameternya.

Proses Produksi Biodiesel

Biodiesel merupakan bahan bakar teroksigenasi, berbahan baku minyak nabati atau lemak
hewani yang diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak dan transesterifikasi trigliserida.
Sebagai bahan bakar nabati, biodiesel dapat dibuat dari bahan baku minyak kelapa sawit, minyak
jarak pagar, dan minyak kedelai. Namun pembuatan biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa
sawit jauh lebih potensial karena sudah tersedia di indonesia. Karena berasal dari bahan organik,
sudah pasti bahan bakar ini ramah linngkungan

Reaksi Trans Esterifikasi

Proses trans esterifikasi meliputi 2 tahap. Trans esterifikasi I yaitu pencampuran antara KOH dan
CH3OH dengan minyak sawit.

Proses Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol
dan metanol yang masih terikut. Pencucian dilakukan pada suhu sekitar 55 C

Proses Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester. Pengeringan

dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130 C. pengeringan dilakukan dengan cara memberikan
panas pada produk dengan suhu sekitar 95 C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan
di tengah permukaan

cairan pada alat pengering.

Proses Filtrasi

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama
proses. Seperti kerak, karat yang terdapat pada dinding reaktor dan pipa, dsb.

Proses Degumming

Proses Degumming bertujuan untuk menghilangkan komponen yang tidak diperlukan pada CPO,

diantaranya zat-zat yang terlarut atau zat-zat yang bersifat fosfatida, protein, residu, karbohidrat,
air dan resin serta partikel halus tersuspensi dalam CPO (Crude Paml Oil). Proses degumming
yang umum digunakan ialah menggunakan bantuan asam fosfat (H3PO4). Senyawa ini nantinya
akan menggumpalkan dan mengendapkan zat-zat seperti protein, fosfatida, gum dan resin yang
terdapat dalam minyak mentah.
Proses Netralisasi

Proses netralisasi atau sering disebut deasidifikasi bertujuan untuk menghilangkan asam lemak
bebas (ALB) yang terkandung dalam minyak mentah CPO. Asam lemak bebas apabila dibiarkan
dapat menimbulkan bau tengik pada minyak dan memperngaruhi kualitas minyak itu sendiri.
Proses netralisasi biasanya disebut proses penyabunan, dimana CPO akan direaksikan dengan
senyawa soda kostik atau biasa disebut NaOH. Hasilnya berupa sabun dan air

Proses Bleaching

Proses bleaching (pemucatan) adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna
pada minyak mentah baik yang terlarut maupun terdispersi.

Proses Deodorisasi

Proses deodorisasi adalah siste destilasi proses di bawah vacuum yang tujuannya untuk
mengeluarkan free fatty acid (FFA), aldehid, keton, alkohol dan bleaching color yang tidak dapat
dikeluarkan pada proses bleaching.

Proses Fraksionasi

Fraksinasi adalah proses pemisahan minyak menjadi dua fraksi ( fraksi olein dan fraksi stearin )
berdasarkan sifat fisiknya atau berdasarkan perbedaan titik beku. Proses pemisahan minyak di
PT. Wilmar nabati indonesia menggunakan sistem fraksinasi tanpa bahan pelarut atau lebih di
kenal dengan istilah Dry

fracsination.

Tahap Kristalisasi

Proses penyaringan adalah proses pemisahan fraksi stearin yang telah mengkristal dan fraksi
olein yang masih berwujud cair.tujuan proses ini adalah untuk memisahkan fraksi stearin yang
telah mengkristal dari fraksi olein yang masih berwujud cair.proses ini menggunakan membrane
filter press yang terdiri dari 84 buah plate
Proses Produksi Biodiesel

Biodiesel merupakan bahan bakar teroksigenasi, berbahan baku minyak nabati atau lemak
hewani yang diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak dan transesterifikasi trigliserida.
Sebagai bahan bakar nabati, biodiesel dapat dibuat dari bahan baku minyak kelapa sawit, minyak
jarak pagar, dan minyak kedelai. Namun pembuatan biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa
sawit jauh lebih potensial karena sudah tersedia di indonesia. Karena berasal dari bahan organik,
sudah pasti bahan bakar ini ramah linngkungan

Reaksi Trans Esterifikasi

Proses trans esterifikasi meliputi 2 tahap. Trans esterifikasi I yaitu pencampuran antara KOH dan
CH3OH dengan minyak sawit.

Proses Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol
dan metanol yang masih terikut. Pencucian dilakukan pada suhu sekitar 55 C

Proses Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester. Pengeringan

dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130 C. pengeringan dilakukan dengan cara memberikan
panas pada

produk dengan suhu sekitar 95 C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan di tengah
permukaan cairan pada alat pengering.

Proses Filtrasi

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama
proses. Seperti kerak, karat yang terdapat pada dinding reaktor dan pipa, dsb
3. Buat soal sendiri dan jawab sendiri soalnya. Penilaiannya berdasarkan bobot soal dan
jawabannya.

sebutkan komponen-komponen dalam boiler?

Drum Ketel, berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat terbentuknya uap.
Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air dengan perbandingan antara 50%
air dan 50% uap.

Drum ketel terpasang sekat-sekat agar air tidak terbawa oleh uap. Air yang memiliki suhu rendah
akan turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.

Superheater, merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari drum
ketel masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses pemanasan lanjutan
menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C. Dengan
suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin maupun
untuk keperluan peralatan lain.

Economizer

Economizer berfungsi menyerap panas dari gas hasil pembakaran setelah melewati superheater.
Pemanasan air ini dilakukan agar perbedaan temperatur antara air pengisi dengan air yang ada
dalam drum ketel tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi
karena adanya pemanasan) di dalam main drum. Selain itu, dengan memanfaatkan gas sisa
pembakaran, maka akan meningkatkan efisiensi dari boiler dan proses pembentukan uap lebih
cepat.

Steam Air Heater

Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang digunakan untuk
menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan,
sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal, yaitu 38°C.
Namun, setelah melalui air heater, suhu udara tersebut akan meningkat menjadi 230°C.

Anda mungkin juga menyukai