NIM 1901078
1 Jelaskan secara terperinci, parameter apa saja yang perlu diperhatikan dalam
merancang Pabrik biorefinery.
.Lokasi Pabrik
antara lain :
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan
dan aman.
mereka.
Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
yang efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan
Dalam perancangan tata letak peralatan proses pada pabrik ada beberapa
produksi.
2. Aliran udara
pada suatu tempat berupa penumpukan atau akumulasi bahan kimia berbahaya
3. Pencahayaan
dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah agar apabila terjadi
gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki, selain itu keamanan pekerja
5. Pertimbangan Ekonomi
menekan biaya operasi dan menjamin kelancaran serta keamanan produksi pabrik
Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi,
sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan
atau kebakaran pada alat tersebut, tidak membahayakan alat-alat proses lainnya.
Perawatan (Maintenance)
dengan cara pemeliharaan dan perbaikan alat agar produksi dapat berjalan dengan
lancar dan produktifitas menjadi tinggi sehingga akan tercapai target produksi dan
Utilitas
merupakan sarana lain yang diperlukan selain bahan baku dan bahan pembantu
Jumlah : 1 buah
Boiler tersebut dilengkapi dengan sebuah unit economizer safety valve sistem dan
pengaman-pengaman yang bekerja secara otomatis.
Kebutuhan listrik pada pabrik ini dipenuhi oleh 2 sumber, yaitu PLN dan
generator diesel. Selain sebagai tenaga cadangan apabila PLN mengalamigangguan, diesel juga
dimanfaatkan untuk menggerakkan power - power yang
dinilai penting antara lain boiler, kompresor, pompa, Spesifikasi diesel yang
digunakan adalah :
Kapasitas : 400 kW
Jumlah : 1 buah
Unit ini bertujuan untuk menyediakan bahan bakar yang digunakan pada
generator dan boiler. Bahan bakar yang digunakan untuk generator adalah solar
2. Jelaskan secara terperinci proses yang terdapat dalam proses biorefinery dan biofuel
beserta parameternya.
Biodiesel merupakan bahan bakar teroksigenasi, berbahan baku minyak nabati atau lemak
hewani yang diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak dan transesterifikasi trigliserida.
Sebagai bahan bakar nabati, biodiesel dapat dibuat dari bahan baku minyak kelapa sawit, minyak
jarak pagar, dan minyak kedelai. Namun pembuatan biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa
sawit jauh lebih potensial karena sudah tersedia di indonesia. Karena berasal dari bahan organik,
sudah pasti bahan bakar ini ramah linngkungan
Proses trans esterifikasi meliputi 2 tahap. Trans esterifikasi I yaitu pencampuran antara KOH dan
CH3OH dengan minyak sawit.
Proses Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol
dan metanol yang masih terikut. Pencucian dilakukan pada suhu sekitar 55 C
Proses Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester. Pengeringan
dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130 C. pengeringan dilakukan dengan cara memberikan
panas pada produk dengan suhu sekitar 95 C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan
di tengah permukaan
Proses Filtrasi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama
proses. Seperti kerak, karat yang terdapat pada dinding reaktor dan pipa, dsb.
Proses Degumming
Proses Degumming bertujuan untuk menghilangkan komponen yang tidak diperlukan pada CPO,
diantaranya zat-zat yang terlarut atau zat-zat yang bersifat fosfatida, protein, residu, karbohidrat,
air dan resin serta partikel halus tersuspensi dalam CPO (Crude Paml Oil). Proses degumming
yang umum digunakan ialah menggunakan bantuan asam fosfat (H3PO4). Senyawa ini nantinya
akan menggumpalkan dan mengendapkan zat-zat seperti protein, fosfatida, gum dan resin yang
terdapat dalam minyak mentah.
Proses Netralisasi
Proses netralisasi atau sering disebut deasidifikasi bertujuan untuk menghilangkan asam lemak
bebas (ALB) yang terkandung dalam minyak mentah CPO. Asam lemak bebas apabila dibiarkan
dapat menimbulkan bau tengik pada minyak dan memperngaruhi kualitas minyak itu sendiri.
Proses netralisasi biasanya disebut proses penyabunan, dimana CPO akan direaksikan dengan
senyawa soda kostik atau biasa disebut NaOH. Hasilnya berupa sabun dan air
Proses Bleaching
Proses bleaching (pemucatan) adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna
pada minyak mentah baik yang terlarut maupun terdispersi.
Proses Deodorisasi
Proses deodorisasi adalah siste destilasi proses di bawah vacuum yang tujuannya untuk
mengeluarkan free fatty acid (FFA), aldehid, keton, alkohol dan bleaching color yang tidak dapat
dikeluarkan pada proses bleaching.
Proses Fraksionasi
Fraksinasi adalah proses pemisahan minyak menjadi dua fraksi ( fraksi olein dan fraksi stearin )
berdasarkan sifat fisiknya atau berdasarkan perbedaan titik beku. Proses pemisahan minyak di
PT. Wilmar nabati indonesia menggunakan sistem fraksinasi tanpa bahan pelarut atau lebih di
kenal dengan istilah Dry
fracsination.
Tahap Kristalisasi
Proses penyaringan adalah proses pemisahan fraksi stearin yang telah mengkristal dan fraksi
olein yang masih berwujud cair.tujuan proses ini adalah untuk memisahkan fraksi stearin yang
telah mengkristal dari fraksi olein yang masih berwujud cair.proses ini menggunakan membrane
filter press yang terdiri dari 84 buah plate
Proses Produksi Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar teroksigenasi, berbahan baku minyak nabati atau lemak
hewani yang diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak dan transesterifikasi trigliserida.
Sebagai bahan bakar nabati, biodiesel dapat dibuat dari bahan baku minyak kelapa sawit, minyak
jarak pagar, dan minyak kedelai. Namun pembuatan biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa
sawit jauh lebih potensial karena sudah tersedia di indonesia. Karena berasal dari bahan organik,
sudah pasti bahan bakar ini ramah linngkungan
Proses trans esterifikasi meliputi 2 tahap. Trans esterifikasi I yaitu pencampuran antara KOH dan
CH3OH dengan minyak sawit.
Proses Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol
dan metanol yang masih terikut. Pencucian dilakukan pada suhu sekitar 55 C
Proses Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester. Pengeringan
dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130 C. pengeringan dilakukan dengan cara memberikan
panas pada
produk dengan suhu sekitar 95 C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan di tengah
permukaan cairan pada alat pengering.
Proses Filtrasi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama
proses. Seperti kerak, karat yang terdapat pada dinding reaktor dan pipa, dsb
3. Buat soal sendiri dan jawab sendiri soalnya. Penilaiannya berdasarkan bobot soal dan
jawabannya.
Drum Ketel, berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat terbentuknya uap.
Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air dengan perbandingan antara 50%
air dan 50% uap.
Drum ketel terpasang sekat-sekat agar air tidak terbawa oleh uap. Air yang memiliki suhu rendah
akan turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.
Superheater, merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari drum
ketel masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses pemanasan lanjutan
menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C. Dengan
suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin maupun
untuk keperluan peralatan lain.
Economizer
Economizer berfungsi menyerap panas dari gas hasil pembakaran setelah melewati superheater.
Pemanasan air ini dilakukan agar perbedaan temperatur antara air pengisi dengan air yang ada
dalam drum ketel tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi
karena adanya pemanasan) di dalam main drum. Selain itu, dengan memanfaatkan gas sisa
pembakaran, maka akan meningkatkan efisiensi dari boiler dan proses pembentukan uap lebih
cepat.
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang digunakan untuk
menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan,
sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal, yaitu 38°C.
Namun, setelah melalui air heater, suhu udara tersebut akan meningkat menjadi 230°C.