PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode berhubungan dengan cara yang memungkinkan peserta didik
memperoleh kemudahan dalam rangka mempelajari bahan ajar yang disampaikan
oleh guru. Sedangkan Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebgai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-
tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan
kelas1.
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini sangat
dipengaruhi dari sifat dan materi yang akan diajarakan, juga dipengaruhi oleh tujuan
yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peseta didik.
Di samping itu pula, setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahapan-tahapan
(sintaks) oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan
sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini berlangsung
di antara pembukaan dan penutup yang harus dipahami oleh guru supaya model-
model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil2.
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Metode
1) Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa dan ajaran
akhlak Islam yang mulia.
3
2) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa
dan materi.
3) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.
4) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan
materi.
5) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.
6) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun
menjadi paket pro dan kontra.
Ø Langkah-langkahnya :
1. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
2. setiap kelompok terdiri dari empat orang.
3. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua
orang lainnya dalam posisi kontra)
4. melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan.
5. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan
kontra diberikan kepada guru.
6. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi
yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat
dalam prosedur debat.
4
3. Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran
5. Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan sekenario yang
sudah dipersiapkan
6. Masing – masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati sekenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing – masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk dibahas
8. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
5
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.
Ø Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya
alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya
dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain.
2. Merencanakan kerjasama
6
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan
tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih
dari langkah di atas.
3. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2 .
Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi
yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang
terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti
kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang
menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang
telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu
perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh
guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap
pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa
secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada
sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah
sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara
lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato.
Ø Langkah-langkahnya :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
c. Mempersiapkan alat bantu.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
7
a. Langkah Pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukanoleh langkah ini.
b. Langkah Penyajian.
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus
menjaga perhatian siswa agar tetap terarahpada materi pembelajaran yang sedan g
disampaikan.
c. Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar materi pelajaran
yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah
kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswatetap mengingat materi pembelajaran.
Perlu diperhatikan, bahwa ceramahakan berhasil baik, bila didukung oleh metode-
metode lainnya, misalnya tanya jawab,tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah
itu wajar dilakukan bila: (a) ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak ada sumber
bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak
Ø Kekurangan metode ini adalah
1. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru
saja.
2. Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar
Ø Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4. Mudah dilaksanakan
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah
yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
Ø Tujuan metode ini adalah
1. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
2. Mengambil suatu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas
pertimbangan yang saksama
Ø Macam-macam diskusi yaitu :
1. Diskusi informal
8
2. Diskusi formal
3. Diskusi panel
4. Diskusi simpusium
Ø Langkah-langkahnya :
1. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun
tujuan khusus.
b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
c. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi
seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
2. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
b. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan
tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang
akan dilaksanakan.
c. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain
sebagainya.
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk
mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
f. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan
menjadi melebar dan tidak fokus.
3. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan
hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
diskusi.
b. Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai
umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
9
Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi ada pula dari
siswa kepada guru.
Ø Langkah-langkah penggunaan
1. Persiapan
a. menentukan topic
b. merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
d. mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2. Pelaksanaan
a. menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya t
etapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c. guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
d. guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e. guru harus memberikan waktu yang cukup untuk
memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
f. tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana
yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara parasiswa
g. pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu
menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai
dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain
h. guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
i. pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan
mengunkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta
pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkan fakta-fakta saja.
j. Beberapa cara mengajukan pertanyaan:
k. gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup
l. gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat
m. dengarkan baik-baik jawaban anak-anak
n. sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaan-pertanyaan anak
dan mengarahkannya kembali
o. jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana
p. mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid
q. akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan
jawabannya
r. angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban
s. berikan setiap orang kesempatan untuk menjawabpada waktu tertentu
10
t. waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang ”tidak tepat” dan
usahakan untuk meredamnya
u. gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti
v. jagalah agar pertanyaan itu singkat
II.2 Pendekatan
lstilah pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry
Ellington (1984) untuk menyebut pendekatan yang berorientasi pada
lernbaga/guru dan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik. Ketepatan
dalam pemilihan suatu pendekatan akan menjadi pedoman atau orientasi
dalam pemilihan komponen kegiatan pembelajaran lainnya terutama strategi
dan metode pembelajaran.
11
1) Peserta didik melakukan kegiatan belajar yang beragam.
2) Peserta didik berpartisipasi aktif, baik secara individu maupun kelompok.
3) Memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam
menumbuhkembangkan potensinya.
4) lnteraksi yang terbangun selama proses pembelajaran menunjukkan
terjadinya komunikasi multi arah dengan menggunakan berbagai macam
sumber belajar, metode, media, dan strategi pembelajaran.
5) Selama proses pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator,
pembimbing dan pemimpin. Sebagai fasilitator, guru memberikan
kemudahan bagi peserta didik dalam belajar dengan menyediakan
berbagai sarana yang diperlukan. Sebagai pembimbing, guru selalu
mengajak dan mendorong peserta didik untuk belajar serta menawarkan
bantuan pada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan
sebagai pemimpin, guru rnenunjukkan arah kepada peserta didiknya yang
melakukan hal-hal kurang baik.
12
tertentu. Dapat pula dikatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
13
5. Mengembangkan suatu bahan belajar yang berupa ilustrasi, contoh - contoh,
atau tugas yang nantinya dipelajari oleh siswa.
6. Mengorganisir topik - topik pembelajaran dari yang sederhana ke yang lebih
kompleks.
7. Melakukan penilaian hasil belajar dan proses.
Langkah-Langkah:
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan
segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami
prosesnya, dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap
kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah:
Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam
masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada
dalam masalah.
Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa
yang terjadi di antara fenomena itu.
Menganalisis masalah
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang
masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada
masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah
gagasan) dilakukan dalam tahap ini.
Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis
14
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian
dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan
sebagainya. Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagian-bagian
yang membentuknya.
Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu
pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan
pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat
Mencari informasi tambahan dari sumber lain
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya
tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan
menemukan kemana hendak dicarinya.
Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat
laporan.
3. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternatif jawaban
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya
dan guru mencatat di papat dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
4. COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian
secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
Guru membagi siswa untuk berpasangan
15
Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
16
komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan
output dalam bentuk hasil belajar.
3) Model Personal
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik. Yaitu berorientasi
terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada
emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan
lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu
membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi
secara efektif.
Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan.
Tokoh Humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler
dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan
kondisi kelas yang kondusif , agar siswa merasa bebas dalam belajar dan
mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual. Teori
humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Pada teori
ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong, bukan menahan
sensivitas siswa terhadap perasaanya.
4) Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)
Model ini bertitik tolak dari teori belajar Behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas
belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi
penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek
perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati
karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang
harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah
meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian
terhadap tibgkah laku belajar siswa. Modofikasi tingkah laku belajar anak
yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai
reinforcement pendukung.
d. Contoh Model Pembelajaran
Portofolio
Tugas mandiri
Penilaian diri
17
Galeri proses
2. Model pembelajaran kolaborasi (collaboration learning)
Dalam model pembelajaran ini, peseta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Tiap-tiap kelompok diberi tugas. Dengan diberikannya tugas tersebut, diharapkan
peserta didik mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok dengan cara
saling membantu. Contoh:
Tim quiz
Kartu sortis
Proyek
Turnamen
3. Model pembelajaran sikap
Tujuan dari model pembelajaran sikap ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran
akan perasaan, nilai dan sikap dari peserta didik dalam hal, misalnya:
Tebak kata
Teka-teki
Bermain peran
5. Model pembelajaran multimodel
Tujuan dari model pembelajaran multimodel adalah agar dapat mendapatkan hasil
yang optimal dibanding dengan metode pembelajaran yang hanya menggunakan satu
jenis model. Contoh:
Proyek
Magang (cooperative study)
simulasi
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
19