Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN
Sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, rumah sakit memiliki peran yang sangat penting di dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu yang sesuai dengan standard
yang sudah ditentukan oleh pemerintah
Berdasarkan kebutuhan seperti tersebut di atas mendorong setiap pelaku usaha
rumah sakit harus dapat memenuhi harapan yang diinginkan oleh masyarakat
tentang pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapannya. Walaupun dalam
kenyataanya masih banyak harapan dari masyarakat yang belum bisa dipenuhi
oleh pelayan jasa kesehatan di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai
pemberitaan di media masa tentang bagaimana tidak puasnya masyarakat
terhadap pelayanan jasa kesehatan di Indonesia.
Kesehatan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa, dimana jika
setiap individu di sebuah Negara kesehatannya baik maka bangsa tersebut akan
optimal dalam pembangunan bangsa itu sendiri.
Untuk itu pelatihan EWS (Early Warning Sistem )dalam bidang pelayanan
kesehatan di Indonesia menjadi sangat penting, jika kita melihat masih belum
tercapainya harapan dari masyarakat dibanding dengan kenyataan yang mereka
terima dalam bidang jasa kesehatan, khususnya di Rumah Sakit. Dalam pelatihan
ini akan diajarkan bagaimana sebenarnya pelayanan kesehatan yang baik yang
baik dari sudut pandang pasien. Berdasarkan Staf Klinis memerlukan pelatihan
untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu
melakukan tindakan
II. LATAR BELAKANG

Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan intensif/kritis mungkin tidak


mempunyai pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk melakukan assesmen
serta mengetahui pasien yang akan masukan dalam kondisi kritis. Padahal, banyak
pasien di luar daerah pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama dirawat
inap. Seringkali pasien memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh, tanda-tanda
vital yang memburuk dan perubahan kecil status neurologisnya) sebelum
mengalami penurunan kondisi klinis yang meluas sehingga mengalami kejadian
yang tidak diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali sedini-dininya
pasien yang kondisinya memburuk. Sebagian besar pasien yang mengalami gagal
jantung atau gagal paru sebelumnya memperlihatkan tanda-tanda fisiologis di luar
kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien memburuk. Hal ini dapat
diketahui dengan Early Warning System (EWS).
Penerapan Early Warning System (EWS) membuat sttaf mampu mengidentifikasi
keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu mencari bantuan staf
yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih baik.
Pelaksanaan Early Warning System (EWS) dapat dilakukan menggunakan sistem
skor. Semua staf dilatih untuk menggunakan Early Warning System (EWS). Salah
satu sektor yang membutuhkan sistem informasi adalah masalah pencegahan dan
penanggulangan bencana. Aplikasi teknologi informasi yang akurat akan
memudahkan dalam perencanaan, pelaksanaan teknis, monitoring, pengendalian
serta evaluasi suatu bencana. Terutama apabila terjadi suatu kejadian pencegahan,
maka dibutuhkan penanganan secara cepat dan tepat yang terkoordinasi dalam
suatu pusat kendali sistem peringatan dini (Early warning system).
Sistem peringatan dini adalah pusat koordinasi peringatan sebelum terjadinya
suatu bencana. Bencana adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh setiap orang
dan tidak terjadi setiap hari, oleh karenanya Sistem peringatan dini harus selalu
dalam kondisi siap. Jadi persiapan sebelum terjadi suatu bencana adalah kunci
kesuksesan penanganan suatu bencana. Hal ini yang sering dilupakan orang, yang
terjadi adalah orang baru sibuk sekali setelah terjadi suatu bencana. Akibatnya,
penanganan bencana menjadi tidak optimal. Selain itu Sistem pencegahan dini
akan menjadi tempat bertanya bagi segala pihak, apabila terjadi suatu bencana.
Jadi informasi adalah salah satu bagian penting daripada sistem peringatan dini.
Sistem peringatan dini merupakan salah satu sarana pendukung yang sangat vital
bagi Depdagri sebagai penunjang operasionalisasi pencegahan suatu bencana
seperti kebakaran, banjir, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan pembentukan dan
pengelolaan sistem peringatan dini menjadi salah satu kegiatan penting.
Pengelolaan sistem peringatan dini memerlukan dukungan perangkat sistem
informasi baik hardware, software, data, sistem aplikasi, sumber daya manusia
maupun perangkat lainnya.
Data dan Informasi sebagai salah satu komponen sistem informasi harus bersifat
akurat serta sesuai dengan kondisi aktualnya. Data maupun informasi yang
dibutuhkan meliputi data dasar, data tematik serta data penunjangnya.
Melalui sistematika pengumpulan data, pengolahan hingga penyajian informasi
yang tepat akan diperoleh keputusan yang optimum dalam membuat perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi.
Data dan informasi di atas harus memiliki sifat data yang dinamis, dimana kondisi
atau status berubah dari waktu ke waktu (Historical). Juga objek data prasarana
bandar udara secara keruangan. Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut,
dibutuhkan perangkat pengolah data yang dapat mengakomodasi kebutuhan data
historikal maupun keruangan.
Kegiatan pengadaan teknologi pendukung sistem peringatan dini yang akan
dilaksanakan meliputi pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, pengadaan
data citra satelit, pengadaan data pendukung dan pengadaan aplikasi sistem
informasi.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan seluruh staf medis dalam upaya memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pasien RS Airan Raya

2. Tujuan Khusus
 Meningkatkan kemampuan staf dalam hal pelaksanaan Early Warning
System (EWS) di Rumah Sakit.
 Meningkatkan pelaksanaan proses Early Warning System (EWS).
 Meningkatkan pelaksanaan dokumentasi atau pencatatan Early Warning
System (EWS).

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok :
Melakukan pendidikan dan pelatihan EWS (Early Warning Sistem) kepada
seluruh karyawan RS Airan Raya
Rincian Kegiatan :
 Implementasi EWS

V. METODE KEGIATAN
a. Ceramah dan diskusi oleh pemateri dari dokter spesialis anastesi yaitu dr.
Indra Faisal,Sp.An

VI. SASARAN
Seluruh karyawan RS Airan Raya diharapkan 80 % mampu melaksanakan praktek
EWS (Early Warning Sistem) yang baik dan dilaksanakan dalam keseharian
dalam rangka memberikan pelayanan yang memuaskan kepada seluruh pasien RS
Airan Raya
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
JADWAL PELATIHAN EWS
RS AIRAN RAYA TAHUN 2018

NO TANGGAL/ MATERI INSTRUKTUR TEMPA


WAKTU T
1 01 Februari  Implementasi Instruktur dari .dokter Aula Lt
2019 EWS 5 RS
spesialis anastesi yaitu
Airan
dr. Budi Okta P,Sp.An Raya

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


1. Ketepatan Jadwal Pelaksanaan
Program berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
2. Disiplin Peserta Hadir
Disiplin peserta yang diundang dari waktu yang telah dintukan sebagian besar
tepat waktu, namun masih ada sebagian pesarta yang hadir terlambat
dikarenakan masih ada pekerjaan yang belum selesai di ruangan.
3. Perhatian dan keperdulian pesarta terhadap pemaparan materi
Para peserta terhadap pemaparan materi cukup focus dan sangat antusias
dengan prosentase ± 80 % terlihat dari hasil post test dan praktek lapangan
terhadap materi yang sudah disampaikan.
4. Sarana dan Prasarana yang dipakai
Fasilitas yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut adalah :
a. Meja
b. Kursi
c. Infocus
d. Sound system
5. Pelaporan pelaksanaan kegiatan serta evaluasi dilakukan oleh panitia dan
pelaksanaan dilaporkan ke Direktur.
6. Tanggapan dan Usul
Diharapkan agar kegiatan tersebut rutin dilaksanakan secara berkala setiap
tahun, agar seluruh karyawan tidak lupa bagaimana cara menghadapi pasien.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan :
 Pencatatan dilakukan oleh pemateri
 Hasil pencatatan dikumpulkan dalam 1 file Box untuk sewaktu-waktu
dapat dipergunakan sebagai bukti dokumentasi kegiatan dan sebagai bahan
evaluasi
2. Pelaporan
 Pelaporan pelaksanaan kegiatan dan evaluasinya dilakukan oleh bagian
diklat kepada Direktur, dokumentasi pelaporan disimpan
 Pelaporan akhir meliputi tinjauan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi akhir
menyuluruh dilakukan oleh seksi diklat kepada Direktur
3. Evaluasi
Evaluasi akhir meliputi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaporkan serta
perkembangan hasil pelatihan terhadap peserta dengan penilaian KAP
(Knowledge – Attitude – Practice) dalam tugas sehari-hari. Umpan balik
untuk penilaian KAP peserta dapat diperoleh dari Kepala Ruangan. Evaluasi
akhir juga menampung tanggapan, kritik, usul dan saran dari pamateri, dan
harapannya kegiatan pelatihan tersebut dapat dilakukan setiap tahun.

Demikian evaluasi Pelatihan EWS (Early Warning Sistem) pada Karyawan


RS Airan Raya

Ditetapkan di : Lampung Selatan


Pada Tanggal : 18 Januari 2019
Mengetahui
Diklat RS Ka.Subag. PSDM
Eky Sauki Panji Maranda

EVALUASI PELATIHAN EWS (EARLY WARNING SISTEM)


RS AIRAN RAYA

I. PENDAHULUAN
Sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, rumah sakit memiliki peran yang sangat
penting di dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu
yang sesuai dengan standard yang sudah ditentukan oleh pemerintah
Berdasarkan kebutuhan seperti tersebut di atas mendorong setiap pelaku
usaha rumah sakit harus dapat memenuhi harapan yang diinginkan oleh
masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapannya.
Walaupun dalam kenyataanya masih banyak harapan dari masyarakat
yang belum bisa dipenuhi oleh pelayan jasa kesehatan di Indonesia. Hal
ini dapat kita lihat dari berbagai pemberitaan di media masa tentang
bagaimana tidak puasnya masyarakat terhadap pelayanan jasa kesehatan di
Indonesia.
Kesehatan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa,
dimana jika setiap individu di sebuah Negara kesehatannya baik maka
bangsa tersebut akan optimal dalam pembangunan bangsa itu sendiri.
Untuk itu pelatihan EWS (Early Warning Sistem )dalam bidang pelayanan
kesehatan di Indonesia menjadi sangat penting, jika kita melihat masih
belum tercapainya harapan dari masyarakat dibanding dengan kenyataan
yang mereka terima dalam bidang jasa kesehatan, khususnya di Rumah
Sakit. Dalam pelatihan ini akan diajarkan bagaimana sebenarnya
pelayanan kesehatan yang baik yang baik dari sudut pandang pasien.
Berdasarkan Staf Klinis memerlukan pelatihan untuk mendeteksi
(mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan
tindakan
II. LATAR BELAKANG
Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan intensif/kritis mungkin tidak
mempunyai pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk melakukan
assesmen serta mengetahui pasien yang akan masukan dalam kondisi
kritis. Padahal, banyak pasien di luar daerah pelayanan kritis mengalami
keadaan kritis selama dirawat inap. Seringkali pasien memperlihatkan
tanda bahaya dini (contoh, tanda-tanda vital yang memburuk dan
perubahan kecil status neurologisnya) sebelum mengalami penurunan
kondisi klinis yang meluas sehingga mengalami kejadian yang tidak
diharapkan.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu staf untuk mengenali sedini-
dininya pasien yang kondisinya memburuk. Sebagian besar pasien yang
mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya memperlihatkan
tanda-tanda fisiologis di luar kisaran normal yang merupakan indikasi
keadaan pasien memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan Early Warning
System (EWS).
Penerapan Early Warning System (EWS) membuat sttaf mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu
mencari bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan
lebih baik.
Pelaksanaan Early Warning System (EWS) dapat dilakukan menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk menggunakan Early Warning
System (EWS). Salah satu sektor yang membutuhkan sistem informasi
adalah masalah pencegahan dan penanggulangan bencana. Aplikasi
teknologi informasi yang akurat akan memudahkan dalam perencanaan,
pelaksanaan teknis, monitoring, pengendalian serta evaluasi suatu
bencana. Terutama apabila terjadi suatu kejadian pencegahan, maka
dibutuhkan penanganan secara cepat dan tepat yang terkoordinasi dalam
suatu pusat kendali sistem peringatan dini (Early warning system).
Sistem peringatan dini adalah pusat koordinasi peringatan sebelum
terjadinya suatu bencana. Bencana adalah sesuatu yang tidak diinginkan
oleh setiap orang dan tidak terjadi setiap hari, oleh karenanya Sistem
peringatan dini harus selalu dalam kondisi siap. Jadi persiapan sebelum
terjadi suatu bencana adalah kunci kesuksesan penanganan suatu bencana.
Hal ini yang sering dilupakan orang, yang terjadi adalah orang baru sibuk
sekali setelah terjadi suatu bencana. Akibatnya, penanganan bencana
menjadi tidak optimal. Selain itu Sistem pencegahan dini akan menjadi
tempat bertanya bagi segala pihak, apabila terjadi suatu bencana. Jadi
informasi adalah salah satu bagian penting daripada sistem peringatan
dini.
Sistem peringatan dini merupakan salah satu sarana pendukung yang
sangat vital bagi Depdagri sebagai penunjang operasionalisasi pencegahan
suatu bencana seperti kebakaran, banjir, dan sebagainya. Hal ini
menyebabkan pembentukan dan pengelolaan sistem peringatan dini
menjadi salah satu kegiatan penting. Pengelolaan sistem peringatan dini
memerlukan dukungan perangkat sistem informasi baik hardware,
software, data, sistem aplikasi, sumber daya manusia maupun perangkat
lainnya.
Data dan Informasi sebagai salah satu komponen sistem informasi harus
bersifat akurat serta sesuai dengan kondisi aktualnya. Data maupun
informasi yang dibutuhkan meliputi data dasar, data tematik serta data
penunjangnya.
Melalui sistematika pengumpulan data, pengolahan hingga penyajian
informasi yang tepat akan diperoleh keputusan yang optimum dalam
membuat perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Data dan informasi di atas harus memiliki sifat data yang dinamis, dimana
kondisi atau status berubah dari waktu ke waktu (Historical). Juga objek
data prasarana bandar udara secara keruangan. Untuk mengakomodasi
kebutuhan tersebut, dibutuhkan perangkat pengolah data yang dapat
mengakomodasi kebutuhan data historikal maupun keruangan.
Kegiatan pengadaan teknologi pendukung sistem peringatan dini yang
akan dilaksanakan meliputi pengadaan perangkat keras, perangkat lunak,
pengadaan data citra satelit, pengadaan data pendukung dan pengadaan
aplikasi sistem informasi.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan seluruh staf medis dalam upaya memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pasien RS Airan Raya

b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan kemampuan staf dalam hal pelaksanaan Early
Warning System (EWS) di Rumah Sakit.
 Meningkatkan pelaksanaan proses Early Warning System (EWS).
 Meningkatkan pelaksanaan dokumentasi atau pencatatan Early
Warning System (EWS).

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok :
Melakukan pendidikan dan pelatihan EWS (Early Warning Sistem)
kepada seluruh karyawan RS Airan Raya
Rincian Kegiatan :
 Implementasi EWS

V. METODE KEGIATAN
Ceramah dan diskusi oleh pemateri dari Pj Rajal dan Kepala Keperawatan
yaitu dr Lelly Sembodo dan Ns Forna Apriyani,S.Kep

VI. SASARAN
Seluruh karyawan RS Airan Raya diharapkan 800 % mampu
melaksanakan praktek EWS (Early Warning Sistem) yang baik dan
dilaksanakan dalam keseharian dalam rangka memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada seluruh pasien RS Airan Raya

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


JADWAL PELATIHAN EWS
RS AIRAN RAYA TAHUN 2018

NO TANGGAL/ MATERI INSTRUKTUR TEMPAT


WAKTU
1 01 Februari  Implementasi Instruktur dari Aula Lt 5
2019 EWS RS Airan
a.dokter
Raya
spesialis
anastesi yaitu
dr. Budi Okta
P,Sp.An

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


- Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh panitia pelaksana
bekerja sama dengan instruktur. Evaluasi kegiatan meliputi:
a. Ketepatan jadwal pelaksanaan
Ketepatan jadwal pelaksanaan diklat EWS (Early Warning Sistem)
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
b. Disiplin peserta untuk hadir
Disiplin peserta yang diundang dari waktu yang ditentukan
sebagian besar hadir tepat waktu, namun masih ada sebagian
peserta yang hadir mengalami pemunduran jadwal dari yang
diharapkan.
c. Perhatian dan kepedulian peserta terhadap pemaparan materi
perhatian para peserta terhadap pemaparan materi lebih kurang 80%
peserta focus untuk memperhatikan pemaparan materi EWS (Early
Warning Sistem) terlihat dari hasil tanya jawab kepada peserta
EWS (Early Warning Sistem) dengan nara sumber
d. Pemakaian bahan-bahan dan dana yang terpakai
Bahan-bahan yang disipakn dipakai secara maksimal seperti yang
tertera dibawah ini
pelatihan EWS untuk seluruh karyawan RSAR

URAI K
AN E
T
E
R
A
N
G
A
N

Ruang A
an ul
a
La
nt
ai
V

Alat a.
non m
keseha ej
tan a
b.
ku
rsi

Sarana a.l
Prasar ap
ana to
p
b.i
nf
ok
us
c.s
pe
ak
er
d.
mi
cr
op
ho
ne
2
bu
ah
e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan serta evaluasinya dilakukan
Oleh Panitia pelaksana kepada direktur
Dari seluruh peserta yang diundang dalam pelatihan terdapat
karyawan yang tidak hadir dalam pelatihan tersebut.
f. Tanggapan dan usul dari pemateri, agar kegiatan diklat baik
medis maupun non medis difasilitasi oleh bagian diklat.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


2. Pencatatan :- pencatatan diselenggarakan oleh pemateri
- kegiatan pencatatan meliputi dokumentasi seluruh
rincian kegiatan, mulai dari pengusulan dan penetapan
program, penyusunan TOR dan proposal, pelaksanaan
pelatihan sampai tahap evaluasi akhir.
- hasil pencatatan dikumpulkan dalam satu file box
untuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan sebagai bukti
dokumentasi kegiatan dan sebagai bahan dalam
pembuatan evaluasi.
3. Pelaporan :- pelaporan pelaksanaan kegiatan dan evaluasinya
dilakukan oleh panitia kepada direktur, dokumentasi
pelaporan disimpan oleh seksi diklat
- pelaporan akhir meliputi tinjauan pelaksanaan
kegiatan dan evaluasi akhiri menyeluruh dilakukan oleh
seksi diklat kepada direktur
4. Evaluasi :- evaluasi akhir memuat evaluasi pelaksanaan kegiatan
yang telah dilaporkan serta perkembangan hasil
pemaparan materi EWS (Early Warning Sistem)
terhadap peserta EWS. Hasil evaluasi akhir memuat
usul dan saran menyangkut perbaikan agar kegiatan
diklat baik medis maupun non medis difasilitasi oleh
bagian diklat serta hal-hal lain yang dianggap perlu
diperbaiki atau disempurnakan . 161 karyawan rumah
sakit yang menghadiri pelatihan EWS. Ada tanya jawab
antara naras umber dan peserta diklat. Sarana dan
prasarana yang telah disiapkan untu acara diklat
tersebut dipakai secara maksimal

Ditetapkan di : Lampung Selatan


Pada Tanggal : 25 Januari 2019
Mengetahui
Diklat RS Ka.Subag. PSDM

Eky Sauki Panji Maranda

Menyetujui

Dr. ZUCHRADY,MM.PIA
Direktur RS Airan Raya

Anda mungkin juga menyukai