Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN

JIka perusahaan ingin melakukan perubahan, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar
perusahaan tidak gagal ditengah jalan.
Selamat berdiskusi...

Perubahan adalah suatu keharusan dalam setiap organisasi . Hal ini karena lingkungan kita yang
terus berubah , dan dalam rangka untuk menjaganya , kita harus beradaptasi pada individu
maupun tingkat organisasi.
Kemampuan organisasi untuk bertahan hidup (survive) sangat ditentukan oleh kemampuan
organisasi untuk berubah, menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang dihadapi atau
menyesuaikan diri dengan perubahan potensial yang akan terjadi di masa mendatang. Perubahan
bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi
perkembangan jaman, kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Kebanyakan organisasi
yang berhasil adalah mereka yang focus pada seluruh aktivitas pekerjaan dalam melakukan
perubahan. Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan pengembangan,
perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja maupun sistem
manajemen suatu organisasi.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan atau dilakukan agar perusahaan atau organisasi yang
melakukan perubahan dapat bertahan yaitu:
1. Menciptakan Sense of Urgency
Sense of urgency adalah motivasi yang menginisiasi hasrat untuk berubah. Untuk
membuat perubahan benar-benar terjadi, rasa keinginan untuk berubah yang tinggi dari
seluruh elemen di dalam organisasi atau perusahaan akan membantu organisasi memulai
perubahan.
Di banyak kasus, urgensi yang paling memotivasi didorong oleh sosok pemimpin. Jika
transformasi meliputi seluruh sendi perusahaan, maka di tangan pemimpinlah
keberhasilan fase pertama dalam proses transformasi ini berada. Ketika level urgensi
tidak terpompa sepenuhnya, transformasi tidak bisa membuahkan kesuksesan dan masa
depan perusahaan tak ubahnya seperti telur di ujung tanduk.
2. Menciptakan Koalisi Kepemimpinan yang Kuat
Walaupun inisiatif perbaikan seringkali dimulai oleh satu atau dua orang saja, namun
inisiatif yang sukses mampu menghimpun lebih banyak massa dan membentuk koalisi
kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan yang kuat dan dukungan dari para karyawan
adalah kunci yang sangat penting. Orang-orang perlu diyakinkan bahwa perubahan itu
perlu. Mengelola perubahan saja bukan menjadi satu-satunya jalan keluar, karena
betapapun bagusnya ide perubahan, keberhasilannya bergantung dari eksekusi para
individunya.
3. Memiliki Visi untuk Perubahan
Di banyak perusahaan yang sukses menjalankan perubahan, koalisi kepemimpinan
mengembangkan gambaran kondisi di masa depan yang begitu ideal dan menarik,
khususnya bagi pelanggan, stakeholder dan karyawan. Sebuah visi secara jelas berbicara
tentang arah yang seharusnya dituju oleh perusahaan.
Visi yang dibutuhkan perusahaan adalah visi yang bijak dan logis. Tanpa adanya visi
yang bijak (sensible vision) dan dipahami bersama, usaha transformasi hanya akan
menjadi serangkaian proyek yang tidak saling berhubungan dan tidak kompatibel, yang
hanya akan mengaburkan arah gerak perusahaan.
4. Mengkomunikasikan Visi dengan Jelas
Sebuah visi harus dikomunikasikan. Tanpa adanya kemampuan komunikasi yang
kredibel, hati dan pikiran karyawan tidak akan bisa dimenangkan. Pemimpin yang
memiliki kemampuan komunikasi yang baik menanamkan pesan-pesan yang tersirat
dalam aktivitas sehari-harinya. Mereka mendiskusikan dan berbicara tentang peranan
masing-masing level karyawan untuk mendukung transformasi atau perubahan.
5. Menyingkirkan Hambatan dalam Proses
Perubahan dimulai ketika sejumlah besar individu dalam perusahaan telah teryakinkan
untuk mencoba pendekatan baru, mengembangkan ide-ide baru, dan memberikan peran
kepemimpinan. Seiring dengan prosesnya, semakin besar massa yang memiliki visi
bersama dan sepakat untuk memulai proses transformasi. Hingga titik tertentu,
komunikasi yang efektif mengenai arah tujuan perusahaan yang baru.
Dalam paruh pertama proses transformasi, tidak ada organisasi yang memiliki cukup
momentum, waktu dan kekuatan untuk menyingkirkan semua hambatan sekaligus.
Namun pilihlah salah satu hambatan terbesar dan singkirkanlah. Jika penghambat
tersebut adalah karyawan, perlakukanlah ia dengan adil dan sesuai dengan visi baru
perusahaan. Namun tindakan nyata menjadi sesuatu yang esensial, baik untuk memotivasi
karyawan dan menjaga kredibilitas usaha menuju perubahan itu sendiri. Seiring
berjalannya waktu, perusahaan harus memikirkan cara-cara untuk mengatasi hambatan
yang muncul dalam proses menuju perubahan.
6. Merencanakan dan Menciptakan Kemenangan Jangka Pendek Secara Sistematis
Tanpa ada kemenangan-kemenangan kecil, akan ada banyak orang yang menyerah dan
kehilangan kesabaran. Inisiatif-pun menjadi basi. Kemenangan kecil dalam jangka
pendek tidak hanya membawa dampak positif untuk moral karyawan. Perusahaan-pun
akan merasakan keuntungannya, baik peningkatan produktivitas, kualitas, bahkan
revenue. Kemenangan-kemenangan kecil ibaratnya cicilan yang akan melunasi target
berupa kemenangan besar yang menjadi bagian dari visi perusahaan.
7. Menguatkan Perubahan
Perubahan yang benar-benar nyata terjadi tidak dalam waktu sekejap. Kemenangan yang
dicapai dalam jangka pendek hanya tahap awal dari apa yang perlu dilakukan untuk
mencapai perubahan jangka panjang. Alih-alih mendeklarasikan kemenangan, para
pemimpin di organisasi yang sukses melakukan transformasi memanfaatkan kredibilitas
yang dihasilkan oleh kemenangan-kemenangan kecil untuk mengatasi masalah yang lebih
besar. Mereka menangani sistem dan struktur yang tidak sesuai dengan visi transformasi,
yang belum pernah ditangani sebelumnya. Mereka mencurahkan perhatian kepada
kualitas sumber daya manusia; siapa yang direkrut, siapa yang harus dipromosikan, dan
bagaimana organisasi mengembangkan kualitas SDM-nya. Mereka memasukkan setiap
proyek reengineering kedalam lingkup yang lebih besar alih-alih hanya sekedar inisiatif
belaka. Mereka memahami bahwa transformasi tidak akan terjadi dalam hitungan bulan,
melainkan tahun.
8. Menanamkan Perubahan Kedalam Budaya Perusahaan
Perubahan akan bertahan ketika perubahan tersebut telah masuk kedalam urat nadi yang
mengalirkan darah ke seluruh sendi perusahaan. Hingga perubahan (perilaku yang baru)
telah berakar kuat dalam norma-norma sosial dan shared value di perusahaan, perubahan
tersebut rentan terhadap degradasi ketika tekanan untuk melakukan perubahan telah
melonggar.
Untuk membuat sebuah perubahan berhasil, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh
dari setiap elemen di dalam organisasi. Ketika Anda merencanakan dengan hati-hati serta
membangun fondasi yang tepat, maka melakukan upaya-upaya perubahan pun akan lebih
mudah sehingga peluang Anda untuk berhasil memimpin perubahan pun lebih besar.
Bagi sebagian orang, perubahan mungkin menakutkan. Namun, perubahan juga membawa
harapan. Sebagian besar dari kita tentu ingin berubah menjadi lebih baik; bekerja lebih baik, dan
memperoleh hasil yang lebih baik.
Sebenarnya di sebuah organisasi atau perusahaan yang melakukan perubahan, sosok yang paling
penting adalah peranan pemimpin. Pemimpin tersebut harus memiliki keterampilan untuk dapat
mengenali perubahan-perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di dalam hati setiap
orang, agar semua orang dalam organisasi bisa saling menyatu dan saling berempati, untuk
membawa perubahan itu ke arah yang lebih memberi manfaat positif buat organisasi dan buat
setiap individunya. Pemimpin harus memberi inspirasi kepada setiap orang, untuk menghadapi
perubahan dalam pekerjaan, untuk menghadapi perubahan dalam keluarga, untuk menghadapi
perubahan dalam hidup. Dan dalam semua aspek yang bertujuan untuk meningkatkan gairah dan
kepercayaan diri organisasi, untuk memenangkan persaingan dalam kompetisi bisnis yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai