Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN YANG MENDERITA HERPES ZOSTER

DosenPembimbing
Ns. Ahmad Jamaluddin, S.Kep., M.Kep., MB, WOC(ET)N

Oleh :
Kelompok 3
Desy 70300118002
Sri Wahyuni 70300118007
Eka Nur Latifah 70300118012
Hafifa Yahya 70300118016
Muh. Alwi 70300118020
Eka Rahmatia 70300118024
Dian KhafifaNur Pratiwi 70300118028
Fitriani 70300118032

PROGRAM STUDI STRATA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas rahmat dan hidayah-Nya yang masih
tercurah kepada penulis, sehingga makalah ini yaitu “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Yang Menderita Herpes Zoster.” dapat terselesaikan, dan tak lupa pula kita
kirimkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita dari alam
kegelapan menuju kealam yang terang benderang sampai sekarang ini.
Proses penyusunan makalah ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak. Segala
kerendahan hati penyusun menghaturkan terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada dosen pembimbing yang senantiasa dengan senang hati memberikan ilmunya yang sangat
bermanfaat terhadap penulis.
Penulis memohon maaf apabila masih ada kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya baik berupa saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan riset ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon do’a
dan berharap semoga ilmu yang telah diperoleh dan dititipkan dapat bermanfaat bagi orang serta
menjadi salah satu bentuk pengabdian dimasyarakat nantinya.

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Gowa, 1 Oktober 2020

Penulis
Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................5
A. Latar belakang......................................................................……………………5
B. Tujuan...................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................8
A. KONSEP TEORI PENAYKIT ............................................................................8
1. Definisi...........................................................................................................8
2. Etiologi...........................................................................................................8
3. Manifestasi klinis..........................................................................................10
4. Patofisiologi..................................................................................................11
5. Pemeriksaan penunjang................................................................................12
6. Penanganan dan pengobatan.........................................................................12
7. Edukasi nutrisi..............................................................................................13
B. KONSEP KEPERAWATAN.............................................................................14
1. Pengkajian....................................................................................................14
2. Diagnosa keperawatan..................................................................................19
3. Intervensi......................................................................................................23

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................31


A. Kasus..................................................................................................................31
B. Mind Mapping.....................................................................................................32
C. AsuhanKeperawatan...........................................................................................33
D. Penyimpangan KDM..........................................................................................59
E. Integrasi keislaman.............................................................................................61

BAB IV JURNAL PENDUKUNG.........................................................................63

BAB V PENUTUP..................................................................................................83
A. Kesimpulan.........................................................................................................83
B. Saran...................................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................85

LAMPIRAN ...........................................................................................................88
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela-zoster yang bersifat
terlokalisir, terutama menyerang orang dewasa dengan ciri berupa nyeri radikuler, unilateral, dan
gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dermatom yang diinervasi oleh satu ganglion saraf
sensoris. Insidensi HZ, 5-3 orang per 1000 penduduk pada semua usia dan 7-11 orang per 1000
penduduk per tahunnya pada usia lebih 60 tahun di Eropa dan Amerika Utara. Terdapat lebih dari
1 juta kasus HZ di Amerika Serikat setiap tahunnya, dengan rata-rata 3-4 kasus per 1000
penduduk. Beberapa penelitian menyebutkan terjadinya peningkatan insidensiHZ. Pasien yang
tidak mendapat vaksin yang berusia sekitar 85 tahun memiliki risiko mengalami HZ sebanyak
50%, dan kurang lebih 3% 2 pasien memerlukan perawatan di rumah sakit (Lia & Diah, 2015).
HZ cenderung menyerang orang pada usia lanjut dan penderita penyakit imunosupresif seperti
penderita HIV/AIDS, leukemia, lupus, limfoma, dan orang berusia diatas 60 tahun. Kejadian HZ
meningkatseiring dengan bertambahnya usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih
dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20 tahun. Kirakira 30% populasi (1 dari 3 orang)
akan mengalami HZ selama hidupnya, bahkan pada usia 85 tahun, 50% (1 dari 2 orang) akan
mengalami HZ. Insiden HZ pada anak-anak adalah 0,74 per 1000 orang per tahun. Insiden ini
meningkat menjadi 2,5 per 1000 orang di usia 20-50 tahun, 7 per 1000 orang di usia lebih dari 60
tahun dan mencapai 10 per 1000 orang per tahun di usia 80 tahun.Meningkatnya usia setelah
terinfeksi cacar air menimbulkan reduksi pada imunitas terhadap VZV yang berhubungan dengan
kemampuan proteksi terhadap HZ (Belda Evina, 2016).
Dari total 2232 pasien herpes zoster pada 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia (2011-
2013). Puncak kasus HZ terjadi pada usia 45-64 : 851 (37.95 % dari total kasus HZ). Trend HZ
cenderung terjadi pada usia yang lebih muda. Gender : Wanita cenderun mempunyai insiden lebih
tinggi. Total kasu NPH adalah 593 kasus (26.5% dari total kasus HZ). Puncak kasus NPH pada
usia 45-64 yaitu 250 kasus NPH (42% dari total kasus NPH) (Erdina, dkk, 2014).
Faktor risiko terjadinya HZ adalah usia tua dan disfungsi imunitas seluler. Pasien dengan
supresi imun memiliki risiko 20-100 kali lebih besar dibanding pasien imunokompeten. Keadaan
imunosupresi yang berhubungan dengan risiko terjadinya HZ adalah infeksi HIV (Human
immunodeficiency virus), pasien yang menjalani transplantasi organ, leukemia, limfoma,
radioterapi, kemoterapi, dan penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Faktor lain yang
dilaporkan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya HZ adalah jenis kelamin perempuan, adanya
trauma fisik pada 1 dermatom yang terkena dan tindakan pembedahan (Lia & Diah, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana asuhan keperawatan
pada klien dengan diagnosa “Herpes Zoster.“
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui konsep teori penyakit meningitis yang terdiri atas :
a. Defenisi
b. Etiologi Herpes Zoster
c. Manifestasi klinis Herpes Zoster
d. Patofisiologi Herpes Zoster
e. Pemeriksaan penunjang Herpes Zoster
f. Penanganan dan pengobatan Herpes Zoster
g. Edukasi nutrisi penderita Herpes Zoster
2) Untuk mengetahui konsep keperawatan pasien dengan Herpes Zoster
3) Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien dengan kasus Herpes Zoster
4) Untuk mengetahui integrasi keislaman yang berkaitan dengan Herpes Zoster
5) Untuk mengetahui jurnal pedukung yang berkaitan dengan tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan sesuai dengan kasus.
Intervensi Keperawatan
Menurut [CITATION Tim17 \l 1033 ] Intervensi keperawatan yang mungkin diberikan kepada pasien
dengan kasus Herpes, yaitu :
1. Gangguan Integritas Kulit
Luaran Keperawatan: Integritas Kulit Meningkat
Intervensi Keperawatan: Perawatan Integritas Kulit
a. Definisi
Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembaban dan mencegah
perkembangan mikroorganisme
b. Tindakan
Observasi
1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status
nutris, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Terapeutik
1) Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
2) Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
3) Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
4) Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering
5) Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitive
6) Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
Edukasi
1) Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
2) Anjurkan minum air yang cukup
3) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4) Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5) Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
6) Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah
7) Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

2. Nyeri Akut
Luaran Keperwatan: Tingkat Nyeri Menurun
Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri
a. Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atauu lambat dan
berintesitas ringan hingga berat dan konstan.
b. Tindakan
Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9) Monitor efek samping panggunaan analgetik
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

3. Gangguan Citra Tubuh


Luaran Keperawatan: Citra Tubuh Meningkat
Intervensi Keperawatan: Promosi Citra Tubuh
a. Definisi
Meningkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik pasien.
b. Tindakan
Observasi
1) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
2) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
3) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
4) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri senidri
5) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
Terapeutik
1) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
2) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
3) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan
4) Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis. Luka, penyakit,
pembedahan)
5) Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
6) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh

Edukasi
1) Jelaskan kepada keluarga tentang eperawatan perubahan citra tubuh
2) Anjurkan mengungkapka ganbaran diri terhadap citra tubuh
3) Anjurkan mengikiuti kelompok pendukung (mis. Kelompok sebaya)
4) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
5) Latih peningkatan penampilan diri (mis. Beradandan)
6) Latih mengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok

4. Defisit Pengetahuan
Luaran Keperawatan: Tingkat Pengetahuan Meningkat
Intervensi Keperawatan: Edukasi Kesehatan
a. Definisi
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat
b. Tindakan
Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik
1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan faktor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan
3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

5. Gangguan Pola Tidur


Luaran Keperawatan: Pola Tidur Membaik
Intervensi Keperawatan: Dukungan Tidur
a. Definisi
Memfasilitasi siklua idur dan terjaga yang teratur.
b. Tindakan
Observasi
6) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
7) Identifikasi faktor pengganggu tidur (Fisik dan/atau psikologis)
8) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. Kopi, the, alcohol, makan
mendekati waktu tidur, munum banyak air sebelum tidur)
9) Identifikasi obat tidur yang dionsumsi
Terapeutik
1) Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
2) Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
4) Tetapkan jadwal tidur rutin
5) Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
6) Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga.
Edukasi
1) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2) Anjurkan menepati kebiaan tidur
3) Anjurka menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
4) Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap tidur REM
5) Ajarkan factor-faktor yang berkontribusi terhaap gangguan pola tidur (mis. Psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift bekerja)
6) Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai