Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lorenzo Adao Da Costa

NIM : 18101129
Kelas : S1 VD

 
PENGEMBANGAN PARIWISATA BAHARI DAN PESISIR
BERDASARKAN EKONOMI BIRU

Ekowisata bahari didefinisikan: marine tourism include those recreational activities


that involve travel away from one's place of residence and which have their host or focus the
marine environment (where the marine environment is defined as those waters which are
saline and tide - affected). (Orams, 1999). Atau didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi yang
berhubungan dengan lingkungan bahari. Lingkungan bahari yang dimaksud, yaitu lingkungan
perairan laut yang bersifat garam dan dicirikan dengan adanya karakter dan pengaruh
gelombang. 
 Indonesia sebagai negara yang memiliki luas perairan terbesar, garis pantai terpanjang
kedua dan sekaligus sumber daya hayati-non hayati terkaya di dunia namun pada
kenyataanya kesemua hal tersebut masih belum bisa dioptimalkan dengan baik. Seperti itulah
penuturan yang disampaikan oleh Deputi bidang SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Safri
Burhanuddin dalam sambutannya mewakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada
acara pembukaan Seminar Nasional IPTEK Pengembangan Wisata Bahari Sabang,Budidaya
Perikanan&Pengelolaan Kawasan Pesisir Berbasis .
Ekowisata merupakan model pariwisata yang menjaga lingkungan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki ribuan pulau
dengan laut yang luas sehingga memungkinkan untuk memiliki potensi banyak wisata alam
dan beragam. Salah satu jenis pariwisata adalah wisata bahari dan pesisir. indonesia adalah
arena laut terbesar di asia dan penyeberangan yatch, dari Timur ke Barat dan sebaliknya, dari
Samudra Pasifik ke Atlantik. keduanya bergantung pada laut dan lingkungan laut. Wisata
bahari sebagian besar berlangsung di laut, misalnya adalah pelayaran dan berlayar. Sementara
wisata pesisir berlangsung di daerah pesisir yang meliputi wisata berbasis pantai dan kegiatan
rekreasi, seperti berenang dan berjemur, jalan-jalan di pesisir dan resor. Wisata bahari dan
pesisir menjadi tren yang saat ini berkembang pesat, salah satunya di Indonesia. Banyak
orang mulai melakukan jenis pariwisata ini. Wisata bahari dan pesisir merupakan segmen
terbesar industri pariwisata. Selain itu, wisata pesisir dan bahari juga merupakan kegiatan
ekonomi dengan pertumbuhan paling penting dan tercepat yang terjadi di laut. Namun,
dengan berkembangnya wisata bahari dan kawasan pesisir juga menimbulkan masalah
kerusakan lingkungan, akibat pembangunan bangunan dan kegiatan pariwisata. 
Mengenai pariwisata pesisir, semua infrastruktur dan fasilitas yang relevan juga
ditemukan secara eksklusif di darat dan biasanya jauh lebih dekat ke bibir pantai.
Bertentangan dengan kegiatan wisata bahari yang tertarik dengan kota dan lingkungan
perkotaan, fasilitas yang berkaitan dengan pariwisata pesisir biasanya tertarik pada lanskap
alam pesisir paling berharga di dunia, di mana muara, lahan basah, terumbu karang dan
komponen rapuh lainnya dari ekosistem alam ditemui . Wisata bahari dan pesisir merupakan
salah satu bentuk pariwisata tertua dan segmen terbesar industri pariwisata. Namun,
pariwisata juga menjadi salah satu kontributor utama yang bertanggung jawab atas penipisan
lingkungan, karena pembangunan gedung dan kegiatan pariwisata. Pada saat yang sama,
kegiatan wisata bahari lainnya , karena pola spasial mereka mengikuti peningkatan konsumsi
energi di darat, yang mengakibatkan pemanasan global, pelepasan gas rumah kaca, dll
peningkatan konsumsi air, terutama di daerah yang langka air. Namun, kegiatan dan
infrastruktur pariwisata pesisir dan laut terus melampaui zona pantai. Sejak tahun 1990-an isu
pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai proses pembangunan yang
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam, budaya dan manusia. Blue Economy dapat
menjadi kerangka kerja dalam pembangunan berkelanjutan. Blue Economy adalah paradigma
pembangunan ekonomi berdasarkan prinsip ekosistem. Destinasi Pariwisata yang aman,
nyaman, menarik, mudah diakses, bersuara lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional,
daerah dan masyarakat. Pemasaran Pariwisata yang bersinergi, unggul, dan bertanggung
jawab meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Industri
Pariwisata yang kompetitif dan kredibel, menciptakan kemitraan bisnis, dan bertanggung
jawab atas lingkungan alam dan sosial budaya. Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah,
swasta dan publik, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif
dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan.
Pengembangan sektor pariwisata dapat langsung meningkatkan pendapatan masyarakat
khususnya masyarakat lokal di setiap destinasi wisata. Dalam Sosial politik, pengembangan
wisata bahari untuk wisata nusantara, dapat menumbuhkan dan memperkuat cinta tanah air,
serta persatuan bangsa. Territely, pariwisata Indonesia memiliki karakter multisektoral dan
lintas daerah secara konkret yang akan mendorong pengembangan sarana prasarana dan
pariwisata serta ekonomi kreatif yang akan mendorong arus investasi dan pembangunan
daerah. Indonesia berharap sektor Pariwisata dapat menjadi mesin pembangkit ekonomi dan
pendapatan untuk pembangunan ekonomi di Indonesia atau suatu daerah dan tentunya
berkontribusi dalam upaya mensejahterakan masyarakat. 

KESIMPULAN : 
Dalam pembangunan infrastruktur yang pertama kita harus memperhatikan kawasan
ekosistem pesisir agar pembangunan yang dilakukan/dilaksanan tidak merusak ekosistem
yang ada. Misalnya pembangunan akomodasi seperti hotel,villa resort dan akomodasi
lainnya tidak dibangun di zona pesisir yang rapuh atau di muara. Dari segi SDM,
pengetahuan dan keterampilan pekerja pariwisata perlu ditingkatkan. Ini akan menciptakan
layanan yang lebih baik dan akan mendatangkan lebih banyak wisatawan sehingga
pertumbuhan ekonomi akan meningkat dan berkembang.
 

Anda mungkin juga menyukai