MEKANISASI PERTANIAN
Oleh :
Yumna Sabila
NIM A1D019157
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Rizaldi (2006) menyatakan bahwa kapasitas kerja suatu alat pengolahan tanah
dipengaruhi oleh berberapa faktor, yaitu: 1) Ukuran dan bentuk petakan; 2) Topografi
wilayah; 3) Keadaan traktor; 4) Keadaan vegetasi di permukaan tanah; 5) Keadaan
tanah; 6) Tingkat keterampilan operator; dan 7) Pola pengolahan tanah. Dari ketujuh
faktor tersebut, pola pengolahan tanah merupakan faktor yang paling berpengaruh.
Pengolahan tanah tidak hanya merupakan kegiatan lapang untuk memproduksi
hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti penyebaran benih
(penanaman bibit), pemupukan, perlindungan tanaman, dan panen. Keterkaitan ini
sangat erat sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pengolahan tanah tidak terlepas
dari keberhasilan dalam kegiatan lainnya. Pengolahan tanah mempengaruhi
penyebaran dan penanaman benih. Pengolahan tanah dapat juga dilakukan bersamaan
dengan pemupukan serta dianggap pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma
(IPB, 2010).
Pengolahan tanah merupakan hal yang dianjurkan sebelum melakukan
penanaman. Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang telah memenuhi
persyaratan tumbuh bagi suatu tanaman, baik dari segi kecukupan unsur hara, iklim
lingkungan, ketersediaan air yang cukup dan kondisi tanah yang mudah untuk
dilakukan pengolahan lahan.
Tujuan pengolahan tanah dengan traktor adalah untuk menciptakan keadaan
fisik tanah yang sesuai, untuk pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan peralatan
yang bekerja secara mekanis dan berkapasitas besar. Pengolahan tanah pertama
(primary tillage) adalah suatu tahap pengolahan tanah dalam mempersiapkan tanah
untuk pertanaman dan membersihkan tumbuhan pengganggu, dimana pada tahap ini
tanah dipotong, dilonggarkan, dan dibalik. Alat yang digunakan antara lain adalah
bajak piring atau bajak singkal (Yunus, 2004).
Pengolahan lahan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mempersiapkan
lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap
tanam. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara tradisional maupun modern.
Pengolahan secara tradisional meliputi pengolahan dengan menggunakan tenaga
manusia dengan memakai cangkul dan pengolahan dengan tenaga hewan berupa
bajak tradisional. Pengolahan secara modern dapat dilakukan dengan
menggunakan traktor roda dua ataupun roda empat. Traktor pertanian berperan
penting sebagai sumber penggerak peralatan pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran
traktor, maka traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: traktor
besar, traktor mini, dan traktor tangan (Kementrian Pertanian, 2015).
Hasil penelitian Rachman (2000) menunjukkan bahwa pada lahan bergambut,
penyiapan lahan dengan mengolah tanah menggunakan traktor tangan dapat
dilakukan dengan kedalaman olah kurang dari 20 cm untuk menghindari terkupasnya
lapisan pirit. Dibandingkan dengan cara manual, pengolahan tanah dengan traktor
tangan dapat menekan kebutuhan waktu kerja dari 142 jam/ha menjadi 17 jam/ha
dengan hasil padi yang relatif sama.
Traktor adalah suatu mesin traksi yang utamanya dirancang dan dinyatakan
sebagai penyedia tenaga bagi peralatan pertanian dan perlengkapan usaha tani.
Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller atau hand tractor) adalah mesin
pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan lain-lain pekerjaan
dengan alat pengolah tanahnya digandengkan atau dipasang di bagian belakang
mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongn
tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda dua merupakan
mesin serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat
alat lain seperti pompa air, alat pengolahan, gandengan (trailer), dan lain-lain
(Hardjosentono et al., 2000).
Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah jika dilengkapi dengan
peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring, dll. Secara
umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak dari motor diesel
dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di lahan
kering, bukan untuk lahan sawah. Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi traktor
mini, menengah, dan traktor besar (Purwantoro, 2009).
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk
sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan
dengan traktor melalui perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan
titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya
berada dibagian atas sistem penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas
penyambung bagian atas). Alat ini menggunakan sistem penyambungan ini
pengaturan posisi peralatan (bajak, dll.) yang diinginkan dapat diatur dengan
memanjangkan atau memendekkan tuas penyambung atas. Selanjutnya untuk
mengamankan agar traktor tidak terangkat pada saat dioperasikan untuk pengolahan
tanah maka traktor perlu disetimbangkan dengan memasang beban tambahan pada
bagian depan traktor. Melalui perlakuan persiapan seperti ini maka traktor telah siap
dioperasikan untuk pengolahan tanah (Purwantoro, 2009).
III. METODELOGI
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu traktor roda dua dan traktor
roda empat. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis.
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
1. Traktor Roda 2
a. Gambar Alat
B. Pembahasan
Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi
tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang
digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk
mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya
digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan
menjadi sumber utama mekanisasi pertanian Fungsi utama traktor ialah untuk
menghela sesuatu. Itulah sebabnya semua traktor tentu pada bagian belakangnya
dilengkapi dengan sambungan untuk tempat menggandeng alat yang akan dihela
tersebut.
Penggunaan dan pengembangan pemakaian traktor dalam bidang pertanian
merupakan suatu tindakan yang tepat dan tidak terfokus pada kegiatan pengolahan
tanah saja, tetapi juga untuk kegiatan pertanian lainnya. Traktor sebagai sumber
tenaga dalam pengolahan tanah, diharapkan dapat mengurangi waktu dan biaya
operasional yang diperlukan. Oleh karena itu, untuk kelancaran pengerjaan
pengolahan tanah dengan alat mekanis, maka diperlukan alat mesin pertanian yang
tepat dengan melihat kondisi lahan yang akan diolah dalam hal ini tingkat
kelembaban tanah, topografi dan pola pembajakan yang tepat.
Pemadatan tanah sebagai bentuk pengolahan tanah pada lintasan atau alur hasil
pembajakan sering terjadi, karena roda traktor berjalan pada furrow yang terbentuk
pada trip sebelumnya. Pengolahan tanah berikutnya, biasanya terlalu dangkal untuk
menghancurkan tanah yang terpadatkan dan pemadatan tanah berangsur-angsur
meningkat. Tipe pemadatan ini menghasilkan sebuah lapisan dengan kerapatan isi
tanah yang tinggi dan mengurangi porositas di bawah daerah pembajakan, yaitu
plowplan atau pressure pan.
Pada awalnya aspek pemadatan tanah pada lahan pertanian dianggap sebagai
konsep yang sederhana, dianggap sebagai sifat tanah yang mudah diukur atau
diuraikan; akan tetapi pada kenyataannya pemadatan tanah mempunyai hubungan
nyata dengan sifat fisika, mekanika, kimia, biologi dan termasuk faktor lingkungan
seperti iklim, cuaca, perlakuan pengolahan tanah, agronomos dan pertumbuhan
tanaman.
Traktor tangan (hand tractor) seperti traktor tangan roda dua merupakan
sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Jenis traktor yang digunakan
adalah Yanmar TF-105 di dengan spesifikasi seperti pada tabel berikut:
Jenis Motor Diesel Horizontal
Daya Maksimum 10,5 HP/ 2400rpm
Daya Kontinyu 9,5 HP/ 2400rpm
Volume Silindris 583 cc
Sistem Pembakaran Pengabutan Langsung
Sistem Pendingan Radiator
Cara Menghidupkan Manual (Engkol Tangan)
Bahan Bakar Solar
Kapasitas Tangki Bahan Bakar 11 liter
Kapasitas Tangki Minyak Pelumas 2,8 liter
Berat 102,1 kg
Sistem Perendam Getaran Perredam Getar Ganda
Tabel 1. Spesifikasi Traktor Roda 2 yang digunakan
Traktor tangan umumnya digunakan untuk mengolah tanah. Traktor tangan ini
sebenarnya merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga
penggerak implemen yang lain, seperti: pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-
lain.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berbahan bakar solar.
2. Traktor tangan berbahan bakar bensin.
3. Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin).
Traktor dengan bahan bakar bensin dan minyak tanah biasanya berukuran
kurang dari 7 HP. Jenis motor yang paling banyak digunakan traktor tangan di
Indonesia adalah motor berbahan bakar solar. Perbedaan jenis bahan bakar itu
disebabkan karena setiap bahan bakar memiliki nilai oktan yang berbeda bergantung
pada jenis mesin tersebut. Sebagai contoh bahwa mesin pembakaran pada solar
memiliki busi yang diibaratkan sebagai korek, sedangkan oktan bensin lebih pendek
dari solar yang apabila solar tersebut digantikan dengan bensin maka akan terjadi
ledakan karena bensin mudah terbakar pada pembakaran disel dengan tekanan tinggi
dan suhu yang tinggi.
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Traktor tangan berukuran kecil, tenaga penggeraknya kurang dari 5 HP.
2. Traktor tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 - 7 HP.
3. Traktor tangan berukuran besar, tenaga penggeraknya antara 7–12 HP.
Bagian-bagian utama traktor tangan dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Tenaga Penggerak
Gambar 3. Bagian Tenaga Penggerak Traktor Roda 2
Jenis tenaga penggerak yang dipakai pada praktikum ini adalah motor
diesel, tetapi ada juga traktor yang menggunakan motor bensin atau minyak
tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12 HP bila menggunakan satu
silinder.
Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut
pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor
dapat digerakkan maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan
traktor dan untuk menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan
lebih berat ke depan apabila posisi motor digeser maju, begitu juga sebaliknya.
Menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin
dan minyak tanah menggunakan tali starter.
Sebagian besar traktor menggunakan motor diesel seperti traktor yang
digunakan pada praktikum ini. Penggunaan motor diesel umumnya lebih murah
baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet
dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar
sejak awal.
2. Kerangka dan Transmisi (Penerus Tenaga)
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hadi, B., Yunus, Y., & Idkham, M. (2012). Analisis Sifat Fisika Tanah Akibat
Lintasan Dan Bajak Traktor Roda Empat. Jurnal Manajemen Sumberdaya
Lahan, 1(1), 43-53.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian. 2015.
Modul Traktor Roda Empat. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus
(UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian dan BABINSA.
Djoyowasito, G. (2002). Pengaruh Kecepatan Maju Bajak terhadap beberapa Sifat
Dinamik Tanah dalam Pengolahan Tanah. Tesis. Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Diesel, Garuda. 2017. Katalog Traktor Kubota B2420. PT Garuda Diesel.
Hardjosentono, M. Wajito, E. Rachlan, I. W. Badra, dan R. D. Tarmana. 2000.
Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Kementrian Pertanian. 2015. Modul Traktor Roda Dua (Hand Tractor). Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Jakarta.
Mardinata, Z., & Zulkifli, Z. (2014). Analisis Kapasitas Kerja dan Kebutuhan Bahan
Bakar Traktor Tangan Berdasarkan Variasi Pola Pengolahan Tanah, Kedalaman
Pembajakan dan Kecepatan Kerja. Jurnal Agritech, 34(3), 354-358.
Purwantoro. 2009. Sistem Pengendali Kemudi Traktor Otomatis Empat Roda Pada
Pengujian Lintasan Lurus. Program Studi Teknik Mesin Petanian dan Pangan,
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Jurnal Agritech. Vol. 35. No. 1,
Bogor.
Rizaldi, T. (2006). Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Tim BSE. (2013). Traktor Pertanian. Buku Sekolah Elektronik SMK Kelas XI.
Yanmar. 2018. Katalog Traktor Tangan Rotari. PT Yanmar Diesel Indonesia.
Yunus, Y. (2004). Tanah dan Pengolahannya. Alphabeta, Bandung.
LAMPIRAN