Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TERSTRUKTUR

IDENTIFIKASI ISU-ISU KEBIJAKAN KESEHATAN PADA BIDANG ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan

Dosen Pengampu : Yuditha Nindya KR, SKM, MPH

Disusun Oleh :

Novita Fajrin Nurhanifah

I1A018004

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2020
A. Identitas Jurnal
Judul : Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kota Bogor Terhadap
Layanan Konseling Dan Tes Sukarela Pada Calon Pengantin Di
Kota Bogor Dalam Konteks HIV/AIDS.
Penulis : Yohana Wulan Rosaria, Sri Wahyuni.
Institus : Prodi Kebidanan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung.
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Kesehatan.
Volume : 9
Nomor : 1
Halaman : 101 – 107
Publikasi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (POLKESMAS).
Waktu Publikasi : April 2020

B. Analisis Kebijakan
1. Apa agenda kebijakan yang menjadi pokok masalah dalam jurnal tersebut?
Agenda kebijakan yang menjadi pokok permasalahan pada jurnal penelitian ini yaitu
terkait implementasi kebijakan pemerintah daerah Kota Bogor dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan HIV-AIDS dalam bentuk regulasi dengan penyusunan suatu
Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS dengan
menetapkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 4 Tahun 2016 tentang pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS pada pasal 12 paragrap 3 tentang pencegahan penularan
HIV/AIDS pada calon pengantin yang tertera pada pasal 13 ayat 3 yang berbunyi “setiap
calon pengantin dirujuk ke Puskesmas untuk melakukan tes HIV/AIDS”.
2. Siapa yang menulis/menerbitkan dokumen?
Jurnal penelitian ini dipublikasi oleh Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
(POLKESMAS). Penulis jurnal adalah peserta tidak terlihat yaitu akademisi dari Prodi
Kebidanan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung. Peserta tidak terlihat ini adalah peserta
yang menilai kebijakan tersebut apakah efektif atau tidak.
3. Mengapa dokumen tersebut disusun?
Dokumen ini disusun karena peneliti ingin mengetahui apakah peraturan daerah kota
Bogor mengenai konseling dan tes sukarela pada calon pengantin dalam konteks
HIV/AIDS di kota Bogor sudah terimplementasi dengan baik atau belum.
4. Apa kepentingan penulis?
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi kebijakan peraturan daerah
kota Bogor tentang konseling dan tes sukarela pada calon pengantin di kota Bogor dalam
konteks HIV/AIDS. Kebijakan ini adalah salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah
Daerah Kota Bogor dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS
dikarenakan jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Bogor masuk dalam tiga besar kota se-
Jawa Barat. Hal ini terjadi akibat adanya interaksi manusia berbagai kalangan sehingga
menjadikan Kota Bogor berpotensi sebagai kawasan yang dapat mempercepat terjadinya
penyebaran HIV-AIDS terutama melalui 2 (dua) cara yaitu hubungan seks yang tidak
aman dan penyalahgunaan NAPZA suntik.
5. Apakah dokumen tersebut mampu mewakili masyarakat menjawab tantangan kesehatan?
Pada dokumen jurnal penelitian ini menemukan ada beberapa penyebab yang
menyebabkan calon pengantin enggan atau tidak melakukan Konseling dan Tes Sukarela
(KTS) di Puskesmas wilayah dimana calon pengantin berdomisili. Diantaranya adalah
karena kurangnya supporting system dari pemerintah kota Bogor dan instansi terkait
berupa Sumber Daya Manusia (SDM) dan dari sarana dan prasarana.
Sehingga peneliti memberikan rekomendasi yaitu perlu adanya peraturan walikota
yang tentang konseling dan tes sukarela pada calon pengantin di kota Bogor sebagai
upaya untuk menurunkan angka kejadian HIV/AIDS di kota Bogor dan untuk melindungi
serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi petugas kesehatan terkait dalam
menjalankan tugasnya. Pendukung sistem yang kurang, bisa tertangani dengan
pembuatan. Peraturan Walikota (Perwali) sehingga program Konseling dan Tes Sukarela
(KTS) ini bisa terpayungi secara hukum sehingga tidak ada yang dirugikan, karena sudah
ada perwali sudah jelas konsekuensinya untuk Dinas Kesehatan Kota Bogor, untuk
Kementerian Agama Kota Bogor dan untuk calon pengantin yang berada di kota Bogor,
sehingga semua pihak terlindungi. Rekomendasi Peraturan Walikota (Perwali) ini
menjawab tantangan kesehatan dimana bisa memaksimalkan kinerja yang ada bagi
seluruh instansi terkait termasuk calon pengantin sehingga para calon pengantin yang
sudah melakukan dan bersedia untuk Konseling dan Tes Sukarela (KTS) menjadi sadar
dan bisa mempengaruhi calon pengantin yang lain untuk Konseling dan Tes Sukarela
(KTS) karena hukum secara resmi bisa membantu merubah orang lain.

Anda mungkin juga menyukai