Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PERUSAHAAN MENGHADAPI REGULASI

DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI


Cahya Fajar Budi Hartanto, M.Mar., M.Si.
NIDN : 0612048203
email : fajar@akpelni.ac.id; fajar.ikaba@gmail.com

ABSTRAK
Perusahaan yang ingin tetap bertahan di era persaiangan global ini, mau tidak
mau harus memiliki strategi dalam berbagai aspek. Strategi tersebut antara
lain adalah dalam menghadapi regulasi pemerintah dan menyikapi
perkembangan teknologi informasi. Penulisan dibuat berdasarkan studi
pustaka (library research) dengan mempelajari teori yang terkait dan jurnal-
jurnal ilmiah hasil penelitian di bidang ini.
Penelaahan pustaka dan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tidak
semua peraturan yang ditetapkan pemerintah dapat mendukung perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki kebijakan yang strategis dalam
menyikapi regulasi tersebut. Pada sisi lain, perusahaan sudah harus
memaksimalkan pemanfaatan perkembangan teknologi informasi, secara
khusus internet dan media sosial seperti facebook.
Kemampuan manajemen perusahaan dalam menetapkan strategi untuk
menghadapi regulasi pemerintah dan memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi, pada akhirnya akan menjadikan perusahaan mampu
bersaing dan tetap unggul.

Kata kunci : manajemen strategi, regulasi pemerintah, teknologi informasi.

22 Gema Maritim Edisi Oktober 2016


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan
terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan
tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat
oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, 1996 : 12). Berangkat dari definisi
tersebut, organisasi, dalam hal ini perusahaan, kemudian menilai
pentingnya untuk mengatur strategi demi tercapainya tujuan perusahaan.
Pengaturan inilah yang kemudian dikenal dengan istilah manajemen
strategik. Manajemen strategik merupakan seni dan ilmu untuk
menformulasi, mengimplementasikan dan mengevaluasi kebijakan-
kebijakan antar fungsional yang ada dalam organisasi untuk mencapai
tujuan (Sudiyatno, 2015 : 8).
Salah satu tahapan dalam manajemen strategik adalah penilaian
terhadap kekuatan dan kelemahan internal serta ancaman atau tantangan
dan peluang eksternal. Penilaian ini sering dikenal dengan istilah analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis ini menjadi
penting untuk perusahaan, khususnya dalam menetapkan sasaran
perusahaan dan rencana strategis. Tanpa mengetahui kondisi lingkungan
perusahaan baik internal maupun eksternal, akan menyulitkan manajer
dalam melakukan pengambilan keputusan strategis.
Berbicara ancaman atau tantangan di lingkungan bisnis, adalah
cerita yang tidak pernah tamat mengenai memonitor dan adaptasi
terhadap lingkungan yang terus berubah. Sedangkan membaca peluang
berarti mengenali arah/ urutan kejadian yang memiliki momentum serta

Gema Maritim Edisi Oktober 2016 23


melihat perubahan besar yang berlangsung dan berdampak lama.
Lingkungan eksternal yang memiliki kekuatan terhadap perusahaan
dikenal dengan istilah Ten Key External Forces yang meliputi
competitive, technological, governmental, political, environmental,
legal, demographic, cultural, social, dan economic. (Rifai, 2015 : 5, 8).
Tanpa bermaksud mengesampingkan faktor internal, penulisan ini hanya
membahas faktor eksternal, itupun fokus pada 4 hal dari 10 faktor yang
sudah disebutkan yaitu pemerintah (governmental), politik (political),
regulasi (legal), dan teknologi (technological), dalam hal ini
perkembangan media sosial.

I.2. Pokok Permasalahan


Pokok permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam
penulisan ini adalah terkait dengan penyusunan strategi perusahaan yang
dipengaruhi oleh adanya regulasi atau peraturan, yang kemudian dengan
penerapan strategi tersebut, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi Negara. Selain itu, perusahaan dalam menetapkan strateginya,
juga harus mengikuti perkembangan teknologi, dimana saat ini tengah
berkembang media sosial di kalangan masyarakat yang menjadi pasar
sasaran industri, khususnya sektor retail. Hal ini tentu mendorong
perusahaan untuk menempatkan informasi yang berkualitas di media
sosial sehingga pengguna internet akan mudah mendapatkan informasi
terkait dengan perusahaan, baik itu produknya maupun sektor usahanya.
Untuk memudahkan pembahasan, maka pokok permasalahan
dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi perusahaan dalam menghadapi regulasi
pemerintah sehingga perusahaan tidak hanya dapat mencapai

24 Gema Maritim Edisi Oktober 2016


sasaran, tetapi juga ikut berperan serta dalam pertumbuhan
ekonomi Negara?
2. Bagaimana strategi perusahaan menghadapi perkembangan
teknologi informasi yang semakin cepat, terkait dengan maraknya
penggunaan media sosial Facebook sebagai sarana komunikasi di
internet?

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

II.1. Strategi Perusahaan terkait Regulasi Pemerintah


Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu kunci penting bagi
kesuksesan sebuah Negara dalam mengelola perekonomiannya,
khususnya di tengah iklim ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang
ini. Hal inilah yang kemudian membuat perusahaan menetapkan
peraturan-peraturan untuk mengawal kebijakan dalam bidang ekonomi.
Peraturan tersebut tentunya diberlakukan pada berbagai sektor
pendukung, dimana salah satunya adalah perusahaan pelaku bisnis.
Menurut Jauch dan Glueck (1998 : 99), pemerintah federal,
Negara bagian atau propinsi, dan pemerintah setempat dapat
mempengaruhi cara perusahaan beroperasi. Mereka mengundangkan
hal-hal seperti pengendalian gaji dan harga, peluang kerja yang sama,
keamanan dan kesehatan di tempat kerja, cara pengurusan kredit
nasabah, lokasi pembangunan pabrik, bahan kimia yang boleh dilepas ke
udara, besar suara yang boleh dihasilkan, cara perusahaan memasang
iklan, dan jenis-jenis iklan yang boleh dipasang. Hukum dan peraturan
pemerintah mengubah cara perusahaan beroperasi dari hari ke hari.

Gema Maritim Edisi Oktober 2016 25


Falsafah pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan
dapat berubah sewaktu-waktu. Ini merupakan aspek penting yang harus
ditelaah para perencana strategi. Dengan adanya pergeseran-pergeseran
peraturan ini, ancaman dan peluang baru dihadapi perusahaan dalam
industrinya dan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan.
Misalnya, biaya pengangkutan, rencana keuangan, dan pilihan
komunikasi semuanya terpengaruh meskipun tidak langsung
mempengaruhi sifat perubahan persaingan di dalam industri itu.
Jauch dan Glueck lebih lanjut menjelaskan bahwa tindakan
pemerintah juga mempengaruhi pilihan strategi usaha. Tindakan
tersebut dapat memperbesar peluang atau hambatan usaha dan kadang
keduanya. Beberapa contoh peluang dan kemudahan usaha yang lebih
besar dalam persaingan, termasuk yang berikut ini :
1. Pemerintah merupakan pembeli besar untuk barang dan jasa.
2. Pemerintah memberikan subsidi pada perusahaan dan industri, yang
berarti membantu kelangsungan hidup mereka dan dapat terus
berkembang.
3. Pemerintah melindungi produsen dalam negeri terhadap pesaing luar
negeri yang tidak adil.
4. Perubahan kebijakan pemerintah dapat memperbesar peluang dan
munculnya bisnis baru bagi perusahaan.
Sementara itu di sisi lain, pemerintah juga menciptakan
ancaman kalau kebijakannya mempengaruhi kelangsungan hidup dan
keuntungan secara negatif. Banyak peraturan yang dapat membatasi
pilihan strategi sejumlah perusahaan. Beberapa dari undang-undang dan
peraturan itu termasuk yang berikut ini :
1. Undang-undang anti monopoli dan aturan tentang penggabungan
(merger).

26 Gema Maritim Edisi Oktober 2016


2. Batasan kemampuan sarana-prasarana untuk meningkatkan laba
karena pembatasan sumber daya baru, kemacetan lisensi, peraturan
lingkungan baru, dan peraturan keamanan baru.
3. Kebijakan pemerintah yang mengubah kondisi ekonomi, seperti
undang-undang pajak, yang menimbulkan ancaman bagi bisnis
perusahaan.

Rifai (2015 : 41) dalam paparan presentasinya tentang buku


Crafting and Executing Strategy, menjelaskan bahwa ada restraining
forces yang ikut mempengaruhi usaha perusahaan dalam memasuki
pasar global. Hal itu adalah management myopia, organizational
culture, dan national controls. Ketika sebuah perusahaan memutuskan
untuk go international, maka perusahaan harus berhadapan dengan
sejumlah pertanyaan seperti : (1)Negara mana yang akan dimasuki dan
bagaimana urutannya? (2)Apakah kriteria yang digunakan untuk
memilih pendekatan pasar, langkah pertumbuhan, area geografis,
budaya dan bahasa, situasi persaingan dan faktor lainnya? (3)Bagaimana
seharusnya memasuki pasar baru, apakah dengan mengakuisisi
perusahaan lokal yang sudah ada atau secara tidak langsung dengan
menggunakan agen/ perwakilan? (4)Apakah pasar baru siap menerima
produk impor atau lebih senang menggunakan produk lokal? Lebih
lanjut dituliskan bahwa ada risiko politik yang harus dihadapi
perusahaan, yaitu adanya perubahan kebijakan pemerintah yang dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara efektif
dan menghasilkan laba. Semakin rendah level risiko politiknya,
perusahaan akan semakin berkeinginan untuk menanamkan investasi di
Negara atau pasar tersebut.

Gema Maritim Edisi Oktober 2016 27


Sudiyatno (2015 : 9) dalam paparan presentasinya tentang
Lingkungan Ekstern, menjelaskan bahwa ada faktor luar yang dapat
mempengaruhi operasional perusahaan, dimana salah satunya adalah
faktor politik. Faktor ini berkaitan dengan arah dan stabilitas politik
dimana perusahaan beroperasi. Faktor politik menentukan parameter
legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Ada yang
bersifat melindungi dan memberi manfaat bagi perusahaan seperti
undang-undang hak paten, subsidi pemerintah, dan hibah dana riset
produk. Ada pula yang bersifat membatasi seperti perdagangan yang
adil, undang-undang anti-trust, program perpajakan, ketentuan upah
minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, serta batasan
administratif.
Terkait dengan hal tersebut, sebuah jurnal berjudul Business
regulation and economic growth : What can be explained? yang ditulis
oleh Messaoud dan Teheni (2014 : 69), memaparkan hasil penelitian
yang menunjukkan hubungan antara peraturan bisnis dengan
pertumbuhan ekonomi. Penelitian tersebut menunjukkan dilandasi teori
dari World Bank Doing Business Indicators, bahwa untuk dapat
melakukan bisnis, sebuah perusahaan membutuhkan hal-hal berikut :
1. Adanya kemudahan berbisnis di suatu Negara secara umum;
2. Mengawali bisnis dengan prosedur, waktu, biaya yang tidak
memberatkan;
3. Ijin konstruksi mudah dengan waktu dan biaya yang efektif;
4. Properti didaftarkan melalui prodedur yang tidak memakan waktu
dan biaya;
5. Kemudahan mendapatkan kredit;
6. Adanya perlindungan terhadap investor dan pemangku
kepentingan;

28 Gema Maritim Edisi Oktober 2016


7. Nilai pajak yang wajar dan ada kontribusi positif dari pajak yang
dibayar;
8. Perdagangan antar Negara dengan dokumen ekspor-impor yang
memadai;
9. Peningkatan kekuatan kerjasama;
10. Penyelesaian setiap permasalahan dengan hasil memuaskan.
Penelitian dilakukan di 162 negara pada selang waktu 2007 – 2011.
Penelitian menunjukkan bahwa seluruh kebijakan Negara terkait bisnis
perusahaan turut mempengaruhi geliat bisnis perusahaan dan pada
akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Hanya ada 2 hal yang tidak
memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu terkait
ijin konstruksi dan perdagangan antar Negara. Ijin konstruksi terkait
dengan sulitnya mendapatkan ijin mendirikan bangunan. Sementara
perdagangan antar Negara terkait dengan persyaratan prosedural seperti
dokumen, administrasi bea cukai dan departemen lain di pelabuhan,
logistik termasuk biaya dan waktu perjalanan barang di darat. Negara
yang tidak mampu mengatur kesemuanya itu dengan baik, akan
menghambat ekspor-impor, dan dengan otomatis pertumbuhan
ekonominya rendah karena perusahaan enggan menjalankan usaha yang
melibatkan perdagangan antar Negara. Kedua hal ini menunjukkan
bahwa peran pemerintah dalam membuat regulasi akan sangat
mempengaruhi keputusan strategis perusahaan, terutama saat akan
menentukan Negara atau wilayah ekspansi usahanya.

II.2. Strategi Perusahaan terkait Perkembangan Teknologi Informasi


Thompson, Strickland, dan Gamble (2010 : 56), menjelaskan
bahwa semua perusahaan beroperasi di lingkungan makro yang dibentuk
oleh kondisi ekonomi, demografis, nilai sosial dan gaya hidup, undang-

Gema Maritim Edisi Oktober 2016 29


undang dan peraturan, teknologi, serta lingkungan persaingan dimana
perusahaan beroperasi. Terkait dengan teknologi, lebih lanjut dikatakan
bahwa perusahaan dalam kebanyakan industri harus merancang strategi
yang dapat merespon pertumbuhan penggunaan internet, selain tentunya
juga meningkatkan fasilitas atau peralatan yang menunjang proses
produksi. Berbicara tentang internet, tentu dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu dari sisi positif dan negatif.
Internet jika dipandang dari sisi positif, merupakan salah satu
dari 14 driving forces yang diidentifikasi oleh Thompson et al. (2010 :
80). Sejak akhir tahun 1990an internet terus bertumbuh menjadi bagian
tak terpisahkan dari industri. Pertumbuhan tersebut tampak mulai dari
berbagi data, belanja lewat internet, hingga berbagai kecanggihan yang
memungkinkan untuk dilakukan melalui koneksi internet. Sebagai
contoh, industri musik yang mengalami imbas dan dibentuk ulang
dengan adanya media jual-beli atau bahkan berbagi hal-hal terkait music
secara gratis di internet. Teknologi on-line memungkinkan dunia
pendidikan khususnya pendidikan tinggi untuk juga merevolusi diri
melalui metode-metode baru pembelajaran. Internet menjadi sarana
untuk mendekatkan produsen dengan rantai pasok dan konsumennya.
Namun, perlu diingat bahwa dampak dari penggunaan internet akan
berbeda antara satu industri dengan industri lainnya. Di sinilah letak
tantangannya, yaitu bagaimana menilai dan menentukan strategi yang
tepat untuk memanfaatkan perkembangan internet dalam rangka
mengembangkan perusahaan.
Salah satu dalam perkembangan internet yang dapat kita lihat
semakin marak sejak tahun 2013 adalah penggunaan media sosial.
Internet tidak hanya dimanfaatkan untuk berkomunikasi melalui surat
elektronik (email), tetapi juga bisa sebagai wahana diskusi hal-hal

30 Gema Maritim Edisi Oktober 2016


pribadi maupun public dengan memanfaatkan media jejaring sosial
seperti Facebook, Myspace, Twitter, dan masih banyak lagi. Di antara
sekian banyak jejaring sosial, facebook menjadi fenomena yang
mendunia dan menarik para peneliti di bidang ilmu sosial (International
Strategic Management Review, 2014 : 80). Facebook telah digunakan
oleh 700 juta pengguna, atau 10% dari populasi dunia. Jumlah pengguna
facebook meningkat 3 kali lipat sejak tahun 2010 sampai 2012. Ini
karena facebook merupakan media sosial yang dapat membantu orang-
orang mendapatkan informasi dan berkomunikasi secara efektif dengan
rekan-rekannya. Melalui media ini, setiap orang dapat berinteraksi baik
secara pribadi maupun bergabung dalam grup.
Pada tahun 2008, facebook adalah aplikasi yang dikunjungi
oleh 2/3 pengguna internet, khususnya dari kalangan generasi muda.
Bagi perusahaan, ini adalah kesempatan untuk menjangkau lebih banyak
konsumen karena di media inilah orang bertemu, mengekspresikan diri,
dan berbagi opini baik terkait informasi komersial maupun non-
komersial. Facebook kini juga digunakan oleh perusahaan dengan
adanya fasilitas fan page yang memungkinkan perusahaan untuk
sekedar menjaga ingatan konsumen terhadap merk produk,
memfasilitasi pelanggan untuk mendapatkan informasi dan layanan
purna-jual, mendeteksi dan mempelajari perubahan minat konsumen
serta memahami perilaku pesaing, mempertahankan dan merekrut
karyawan, hingga menyelenggarakan kegiatan seperti promosi dan
mengadakan riset pasar.
Permasalahan muncul ketika informasi yang disampaikan
melalui media sosial seperti facebook, diragukan keakuratannya,
teru tama terkait kual itas produk yang diinformasi kan.
Ketidaklengkapan informasi dapat mengurangi kepercayaan calon

Gema Maritim Edisi Oktober 2016 31


konsumen, yang pada akhirnya akan menurunkan minat konsumen
untuk tetap berhubungan dengan perusahaan. Sebuah jurnal berjudul
Roles of Social Media in The Retail Sector in Tunisia: The Case of
Facebook (2014 : 79), mengungkapkan bahwa persepsi yang positif dari
pengguna facebook terhadap kualitas dan kredibilitas informasi akan
meningkatkan penilaian akan pentingnya facebook sebagai sumber
informasi, yang kemudian akan menjaga konsumen untuk tetap terikat
pada perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dalam menetapkan
strateginya untuk menggunakan media sosial seperti facebook harus
memperhatikan bahwa informasi yang disajikan harus memenuhi
persyaratan :
1. Relevan, aktual, meyakinkan, lengkap (komponen dari informasi
berkualitas);
2. Dapat dipercaya, dapat dipertanggungjawabkan, menggunakan
bahasa yang informatif atau biasa digunakan oleh konsumen
(komponen dari informasi yang kredibel)
3. Dinilai memiliki kemanfaatan sehingga disukai oleh konsumen
(komponen dari informasi yang bermanfaat).
Pemilihan facebook sebagai media penghubung antara perusahaan dan
konsumen harus senantiasa dimonitor sehingga pengambilan keputusan
strategis terkait pemanfaatan media sosial memberikan manfaat bagi
perkembangan perusahaan.

32 Gema Maritim Edisi Oktober 2016


BAB III
PENUTUP

Berdasarkan kajian teori dan pembahasan masalah pada bab


sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yang menjawab pertanyaan pada
awal penulisan ini. Kesimpulan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1. Peraturan yang dibuat pemerintah kadang memiliki sisi positif sebagai


pendorong, namun di sisi lain kadang juga memiliki sisi negatif sebagai
penghambat. Oleh karena itu, strategi perusahaan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga mampu menghadapi regulasi dan kebijakan
pemerintah. Perusahaan harus mampu bertahan ketika peraturan yang
berlaku dirasa memberatkan dunia usaha dan industri, sebaliknya
perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang untuk menanjak ketika
peraturan sangat mendukung. Salah satu yang perlu diperhatikan
perusahaan adalah dalam menetapkan Negara yang akan dituju sebagai
perluasan usaha. Hal ini karena setiap Negara memiliki tingkat kesulitan
yang berbeda-beda dalam penyelenggaraan usaha. Jangan sampai
penetapan keputusan untuk mengembangkan usaha di Negara lain justru
akan mengganggu usaha yang sudah berjalan baik. Perusahaan tentu
diharapkan terus berkembang dengan baik, karena dengan demikian
diharapkan juga mendukung pertumbuhan ekonomi Negara.

2. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, juga harus


dipikirkan oleh perusahaan dalam menyusun tahapan strategisnya.
Maraknya penggunaan media sosial seperti facebook sebagai sarana
komunikasi di internet, harus dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga
mendukung kemajuan perusahaan. Peran media sosial sebagai pengantar

Gema Maritim Edisi Oktober 2016 33


informasi harus dimaksimalkan dengan menempatkan informasi yang
memenuhi harapan konsumen sehingga mereka puas dan akan memutuskan
untuk terus bertahan menggunakan akun facebook-nya sebagai sumber
yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan beserta segala
aktifitasnya, dan dengan demikian akan terus terikat dengan perusahaan.

34 Gema Maritim Edisi Oktober 2016


DAFTAR PUSTAKA

Jauch, Lawrence R.; William F. Glueck. Manajemen Strategis dan Kebijakan


Perusahaan (alih bahasa Strategic Management and Business
Policy). 1996: cetakan keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga
Ltifi, Moez. Roles of Social Media in The Retail Sector in Tunisia: The Case of
Facebook (International Strategic Management). 2014. Perancis:
Elsevier B.V.
Messaoud, Boudhiaf; Zribi El Ghak Teheni. Business Regulation and
Economic Growth: What Can Be Explained?. 2014. Perancis:
Elsevier B.V.
Rifai, Alimuddin Rizal. Analisis Lingkungan Eksternal dan Analisis
Persaingan (Paparan Materi Kuliah Manajemen Strategi). 2015.
Semarang: Unisbank
Rifai, Alimuddin Rizal. Ringkasan Buku Crafting Strategy and Executing
Strategy (Paparan Materi Kuliah Manajemen Strategi). 2015.
Semarang: Unisbank
Sudiyatno, Bambang. Lingkungan Ekstern (Paparan Materi Kuliah
Manajemen Strategi). 2015. Semarang: Unisbank
Sudiyatno, Bambang. Pengertian Strategi (Paparan Materi Kuliah
Manajemen Strategi). 2015. Semarang: Unisbank
Thompson, Arthur A. Jr.; A.J. Strickland III; John E. Gamble. Crafting and
Executing Strategy – The Quest for Competitive Advantage, Concepts
and Cases (International Strategic Management). 2010: sdisi 17.
New York: McGraw-Hill

Gema Maritim Edisi Oktober 2016 35

Anda mungkin juga menyukai