Anda di halaman 1dari 1

Mengapa Trump Kalah?

Capres petahana yang diusung Republik, Donald Trump dikalahkan Joe Biden dari Demokrat. Biden
mengantongi lebih dari 280 suara elektoral, melampaui 270 yang menjadi syarat melenggang ke Gedung
Putih.

Presiden AS terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris akan dilantik pada Januari 2021.
Keduanya tampil pada Sabtu malam di kampung halaman Biden di Wilmington, Delaware untuk
menyampaikan pidato kemenangan.

Sementara itu, Trump masih ngotot mengklaim kemenangan. Menuding ada kecurangan walaupun tak
berdasar.

Trump mengklaim saksi-saksinya tak diizinkan memasuki ruang rekapitulasi suara. Dia pun mengatakan
meraup 71 juta suara sah, suara tertinggi yang pernah diraih capres petahana.

Masa jabatan kepresidenan Trump diwarnai sejumlah skandal dan kontroversi. Dia menolak menghadap
akar perpecahan rasial dan justru melipatgandakan keluhan warga kulit putih. Salah satu kecenderungan
politik paling dominan selama masa jabatannya ialah eksodus pemilih pinggiran kota, perempuan kulit
putih, dan sarjana dan pemilih independen dari Partai Republik.

Prospeknya untuk terpilih kembali untuk periode kedua dihalangi kegagalannya dalam menangani
pandemi virus corona. Bahkan di puncak masa kampanye, Trump masuk rumah sakit karena positif
Covid-19.

"Jika presiden tak pernah terkena Covid, dia menang pemilihan. Survei kami menunjukkan penurunan
signifikan saat itu terjadi, khususnya di kalangan warga pinggiran kota, pendidikan sarjana, warga non-
liberal," kata konsultan atau ahli strategi Partai Republik, Brad Todd, dikutip dari TIME, Minggu (8/11).

"Trump terkena Covid memberi tanda ke orang-orang tersebut bahwa gaya penanganannya memiliki
konsekuensi bahkan untuk dia pribadi dan oleh karena itu tak mungkin berubah."

Anda mungkin juga menyukai