PENDAHULUAN
ASEAN). Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak tenaga asing yang bekerja di
asing. Oleh sebab itu, diperlukan filter untuk memproteksi budaya asing yang
diperlukan penanaman akhlak yang kuat untuk mempertahankan jati diri anak
bangsa.
yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani
kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia.
Sementara itu Mahmud As-Sayid Sulthan sebagaimana disitir oleh Toto Suharto
manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau. Secara
1
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Ar-Ruz, 2006) h. 112
1
2
ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya
manusia dewasa ini, sudah tentu tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya.
Diraihnya kemajuan ilmu dan teknologi yang dicapai bangsa- bangsa diberbagai
belahan bumi ini, telah merupakan akses produk suatu pendidikan, sekalipun
kemajuan yang dicapai dunia industri yang memakai produk lembaga pendidikan.
pendidikan Islam akan melahirkan manusia yang belajar terus (long life
Dalam dunia pendidikan saat ini Akhlak adalah sesuatu yang sangat
manusia sebagai khalifah di muka bumi ini pada satu sisi dan manusia sebagai
hamba Allah pada sisi lain. Sebagai khalifah, manusia bukan saja diberi
2
Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam Studi Kritis dan Refleksi Historis,
(Yogyakarta: Tiara Ilahi Press, 1998), h.97-98.
3
kepercayaan untuk menjaga, memelihara, dan memakmurkan alam ini, tetapi juga
dituntut untuk berlaku adil dalam segala urusannya. Sebagai hamba Allah,
dan patuh terhadap segala perintah dan larangan Allah. Karena itu, dalam konteks
kehidupan saat ini manusia dituntut menjalankan akhlak vertical dengan baik,
Agama tidak akan sempurna manfaatnya, kecuali disertai dengan akhlak mulia.
Tingkah laku manusia yang baik merupakan ciri kesempurnaan iman dan
Bersabda orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang
Sejumlah hadis tersebut merupakan bukti bahwa Islam bukan agama yang
tetapi, Islam menuntut pemeluknya agar menjadi contoh dan pelaksana akhlak
yang baik. Keimanan yang tidak diikuti dengan amal shaleh, saling menghormati,
3
Abi Zakariya Yahya Ibn Syaraf al-Nawawi, Riyad as-Shâlihîn (Sangkapura: al-
Haramain, t.th.),h. 304.
4
keimanan yang rapuh. Mukmin sejati bukanlah individu yang tenggelam dalam
laku ritual ibadah shalat, puasa, mengaji, haji dan lain-lain sepanjang hari. Akan
tetapi, mukmin sejati adalah individu yang concern terhadap social and his
Manusia seperti ini, insya Allah akan sejahtera di dunia dan akhirat. Hal ini
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
pendidikan, apapun materi yang diajarkan. Oleh karena itu, setiap pendidik harus
mampu menjelaskan ruh Islami yang relevan dan terkandung dalam setiap materi
yang diajarkannya5. Dengan demikian, murid tidak hanya menerima konsep yang
agamawi. Pada akhirnya, dengan bekal ini, setinggi apapun kedudukannya dan
5
Muhammad ‘Athiyah al-Ibrasyi, Ruh at-Tarbiyah wa at-Ta’lim (Kairo: Dar al-Fikr
al-‘Arabi, 1993), h. 70.
5
keimanan dan ketaqwaan. Dalam konteks ini, akan kembali kepada Allah sebagai
fitrah kehambaannya.
Kita tahu bahwa fungsi pendidikan dalam perspektif Islam adalah upaya
normatif (sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam fenomena
potensi dan fitrah, akhlak dan kepribadian, sumber daya yang produktif,
Remaja dalam masa peralihan, sama halnya seperti pada masa anak,
yang mempengaruhi tingkah laku para remaja, yang sebelumnya pada masa anak
masa remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak terurai
nubilitas.8
Remaja adalah usia yang dipenuhi dengan semangat tinggi tetapi adakalanya
6
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
h. 16
7
Y.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Remaja,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978), h.3
8
Jalaluddin, Psikologi Agama, ( Jakarta: PT.Remaja Grafindo Persada, 2005), h. 74
6
disebut dengan kenakalan remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13 - 18 tahun. Masa remaja awal merupakan masa
transisi atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan,
dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun
secara sosial. Pada masa transisi tersebut kemunginan dapat menimbulkan masa
Pada kondisi tertentu perilaku tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu.
Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih
terletak pada putra putrinya, sehingga hampir setiap orang berkeinginan agar
putra-putrinya kelak menjadi orang yang berguna, oleh karena itu perlu
hidup manusia. Bahaya dari krisis ini melebihi krisis pangan, energi, politik dan
krisis yang lain. Terjadinya krisis pendidikan ahlaq dapat terlihat dari semakin
9
Shofwatal Qolbiyyah, Kenakalan Remaja (Analisis Tentang Faktor Penyebab dan
Solusinya dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam), Juornal Sumbula : Volume 2, Nomor 1,
Januari-Juni 2017
7
muncul di tengah orang-orang yang tidak berpendidikan, tapi justru datang dan
terjadi dari kalangan orang yang terpelajar. Dikalangan para pelajar dan
mahasiswa, kita sangat sering disuguhi berita tentang berbagai jenis kenakalan,
minuman keras dan perilaku negatif yang lain. Di kalagan para pejabat dan elit
politik, kita juga sering disuguhi berita tentang perilaku negatif, misalnya: KKN
meningkatnya kemiskinan.
Untuk membentuk sikap islami atau etika terpuji, maka perlu adanya
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW melalui malaikat jibril untuk
diteruskan kepada umat manusia sebagai pedoman atau petunjuk agar manusia
berkepanjangan. Selain itu peran masyarakat setelah keluarga dan sekolah juga
memiliki anggung jawab terhadap generasi muda ( anak-anak remaja ) untuk ikut
serta mengontrol dan melindungi mereka dari tindakan yang dapat merusak nilai-
nilai luhur agama dan berupa aspek pokok yang terkandung didalam serta
8
norma-norma hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat baik yang
karena itu keluarga terutama orang tua memiliki peranan penting dalam
delinguent dapat berupa : keluarga yang tidak normal (broken home) dan keadaan
Perhatian orang tua dapat membawa pengaruh bagi psikologi seorang anak.
Orang tua yang berantakan dapat membawa pengaruh psikologis buruk bagi
perkembangan mental dan pendidikan anak. Karena dasar pribadi anak terutama
dibentuk dalam lingkungan rumah tangga. Maka kehilangan ayah dan ibu atau
keduanya karena meninggal atau bercerai dan lan-lain menyebabkan anak model
dewasa, kehilangan perhatian dan kasih sayang, kehilangan tenaga pendidik atau
pembimbing yang sangat ia butuhkan. Orang tua yang terlalu sibuk di luar rumah
mengakibatkan anak merasa dirinya diabaikan dan tak dicintai. Kesempatan ini
sering digunakan anak untuk mencari perhatian dan kepuasan di luar, dengan
9
memiliki sifat-sifat agresif, sehingga dapat mengganggu masyarakat. Hal ini bisa
(juvenile delinquency).
sejak dilahirkan itu mempunyai sifat yang baik.. Berbeda dengan Schopenhauer,
pembawaan baik.10 Pembawaan baik anak akan menjadi rusak karena pengaruh
lingkungan. Pada hari ini kondisi epistema lingkungan (masyarakat) telah banyak
cendrung menyudutkan nilai etis moral yang sebenarnya juga menjadi substansi
kondusif dalam menumbuhkan anak menjadi manusia baik dan tidak picik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi akhlak remaja adalah media sosial
yang selalu memberikan informasi tanpa ada batasannya, yang terpenting untuk
10
Budi Gautama Siregar , Solusi dalam MengahadapiPermasalahan Remaja, Hikmah:
Journal Dakwah dan Komunikasi Islam, Vol.01 tahun 2015
10
mereka adalah bisa mendapatkan ranting yang tinggi, dan media sosial tidak
perduli apakah yang diberitakan itu akan berdampak positif atau negatif bagi
pengguna sosial media. Informasi yang tersebar melalui sosial media bisa saja
secara ruti disimak oleh semua remaja dan secara tidak langsung akan membentuk
opini dikalangan remaja. salah satu contohnya yaitu suatu account yang khusus
mengarahkan fokus perhatian remaja yang mengarah pada percintaan bukan pada
bagaimana akhlaq yang baik dan benar yang sesungguhnya. Akhlaq yang
terbentuk dari apa yang dikatakan orang dan tidak berasal dari pemikiran diri
dijadikannya kalangan remaja sebagai obyek atau sarana yang strategis untuk
yang memiliki mental untuk menerima perubahan baru. Internet yang dapat
mengakses youtube, game online, Sosial Media seperti Facebook, Instagram, dan
hari akhinya secara tidak disadari mereka telah meniru apa yang terdapat dalam
media elektronik tersebut. Secara psikologis para pelajar mempunyai sifat imitatif,
yaitu ingin meniru apa yang dilakukan oleh idolanya yang diperoleh ketika meng
akses internet yang sekarang ini seperti kebutuhan sehari-hari dan sebagainya.
Tidak selektifnya anak dalam memilih melihat tontonan dan bacaan di media
mengakibatkan remaja melakukan tindakan negatif dari apa yang telah dibaca,
digital saat ini menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan.
Studi ini menemukan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei
11
tahu tentang Internet dan bahwa 79,5 % diantaranya adalah pengguna Internet.
11
Kemenkominfo. 2014. Siaran Pers Tentang Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai
Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet. Tersedia di:http:
//kominfo.go.id/index.php/ content/de tail/3834/Siaran +Pers +No. +17- PIHKOMINFO-
22014+tentang+Riset+Kominfo+ dan+ UNICEF+ Mengenai+P erilaku+Anak +dan+Remaja+
Dalam+Menggunakan+Intern et+/0/siaran_pers#.UxkwqYaQb40
12
bahwa Internet telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
berinternet. Hal ini dapat dicapai melalui sosialisasi, pendidikan iterasi maupun
untuk anak anak dan remaja dinilai sangat penting karena konten yang masuk ke
dalam jaringan Internet sangat bebas dan sulit disaring. Karena saat ini tingkat
negatif tersebut mengintai pengguna Internet yang saat ini didominasi kalangan
bermanfaat bagi masyarakat. Karena saat ini Internet menjadi sumber informasi
yang paling mudah, cepat dan luas. Kelebihan Internet tersebut kemudian
yang dapat mempengaruhi akhlak remaja, antara lain faktor perhatian orang tua,
sosial media dan religiusitas. Semakin intensif perhatian orang tua, penggunaan
13
sosial media yang terkontrol dengan baik, dan semakin tinggi tingkat religiusitas
seorang anak maka keadaan akhlak remaja cenderung akan semakin lebih baik.
Dengan demikian perhatian orang tua, sosial media dan religiusitas memiliki
Hasil pra survei yang dilaksanakan peneliti pada beberapa Madrasah Aliyah
tingkat akhlak remaja yang cenderung rendah, seperti: masih banyak siswa yang
bullying teman, tawuran, bermain game on line sampai melupakan tugas serta
penjelasan bahwa ada beberapa siswa dari MAN I Kalianda Lampung Selatan
ditangkap oleh Kasat Lantas Polres Lampung Selatan karena pada saat merayakan
kelulusan mereka melakukan coret – baju dan ugal-ugalan dalam berkendara yang
menyebutkan bahwa siswa di MAN Kalianda terlibat tawuran pada saat perayaan
Hari Pendidikan Nasional 2017 lalu.14 Bahkan siswa juga pernah melakukan aksi
latar belakang keluarga, diperoleh data awal bahwa latar belakang keluarga sudah
12
Ari Saptono, Wawancara Guru BP , di MAN 1 Kalianda, tanggal 14 Februari 2019
13
Gelly. Rayakan Kelulusan, 32 Orang Siswa dan Siswi SMA Diamankan Satlantas
Polres Lamsel, https://lampungsai.com/berita-lampung-terkini/rayakan-kelulusan-32-orang-
siswa-dan-siswi-sma-diamankan-satlantas-polres-lamsel/ di akses pada 8 Mei 2019
14
Tawuran Pelajar Warnai Hardiknas di Lamsel, https://fajarsumatera.co.id/tawuran-
pelajar-warnai-hardiknas-di-lamsel/ diakses pada 8 mei 2019
14
cukup baik baik dengan tingkat perhatian orang tua yang cukup baik pula. Data
dari waka kesiswaan menunjukkan bahwa 78% siswa memiliki keluarga normal
dengan tingkat kesibukan berbeda, 6 % siswa berada pada keluarga Broken Home,
12% siswa berada pada keluarga ayah / ibu berpisah karena meninggal, dan 4%
Berdasarkan hasil obeservasi tersebut, ada kontradiksi antara teori dan fakta
di lapangan yang ditemukan peneliti, bahwa meski sebagian besar siswa berada
pada keluarga yang normal akan tetapi masih ada beberapa siswa yang
satu orang tua wali berikut ini: orang tua sering memberikan motivasi untuk giat
belajar dengan mengawasi kegiatan belajar dan bahkan memarahi jika anaknya
Lampung Selatan , diperoleh data awal bahwa siswa berada pada tempat tinggal
jauh dari kerawanan mayoritas mereka tingal daerah sekitar kota madya kalianda
dan dalam konsisi lingkungan sosial yang sehat. Hasil Prasurvei mengenai
kegiatan sholat duhur Berjamaah, dhuha berjamaah, jum’at berbagai, sabtu bersih
15
Nur Lela, Wawancara Wali Siswa MAN 1 Kalianda, tanggal 14 Februari 2019
15
dan taarus Al qur’an sebelum masuk kelas16. Dalam hal ini terkait kegiatan
pembiasaan pihak madrasah sudah memiliki upaya dan program yang baik.
Kalianda Lampung Selatan telah mengenal dan pengguna intensif internet. Seperti
bahwa mereka menggunakan internet setiap saat dan dimana pun bahkan
menggunakan internet dengan mengakses melalui data yang mereka beli dengan
uang saku dari oaring tua. Yang menjadi tujuan mereka mengakses internet
bahasa dan bidang-bidang lain, bermain game, membuat konten vlog, chating, dan
menonton video atau film. Dan yang paling dominan mereka akses adalah
tertarik dan menghabiskan banyak waktu untuk mengakses game on line yang saat
Perhatian Orang Tua cukup baik, penggunaan Media Sosial cukup kondusif,
Religiusitas yang baik, akan tetapi tingkat kenakaln remaja masih terlalu tinggi.
Berdasarkan hasil survei awal tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan
determinan terhadap kenakalan remaja, yaitu Perhatian Orang Tua, Media Sosial
B. Rumusan Masalah
Selatan?”
1. Tujuan Penelitian
Selatan.
2. Kegunaan Penelitian
maupun secara bersamaan, lebih dari itu penulis juga berharap hasil
penelitian ini:
18
Akhlak remaja.
Lampung.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri dari variabel bebas dan terikat.
Sebagai variabel bebas adalah Perhatian Orang Tua, Media Sosial, dan
19
Religiusitas
pertama dan yang sudah semestinya menerima kodrat dari tuhan untuk
untuk membuat anak dapat hidup dalam lingkungan yang aman, mendapatkan
kebutuhan. Orang tua juga harus menjaga komunikasi dengan terbuka, peka
orang tua adalah suatu tindakan yang dilakukan orang tua untuk membantu
18
Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2004) h.14
19
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011) h.
49
20
Brooks, J. The Process of Parenting. Edisi Ke Delapan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2011.) h.458
20
anak berkembang dan memberikan rasa aman pada kehidupan anak. Perhatian
yang diberikan orang tua mempunyai peranan penting bagi anak karena orang
tua adalah model yang ditiru dan diteladani, oleh karenanya orang tua harus
Media Sosial
dibangun atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan
platform dasar media sosial. Media sosial ada dalam berbagai bentuk yang
berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blog, micro
Menurut Kaplan dan Haenlain ada enam jenis media sosial: proyek kolaborasi
konten( missal, youtube, tik tok, like, smule), situs jaringan sosial (missal,
Religiusitas
dari fungsi jiwa individu mencakup keyakinan, perasaan, dan perilaku yang
21
Andreas Kaplan M Haenlein Michael, User Of the word, Unite The challenge and
opportunities of social media, Business Horizons 53 (1) . p16 . 2010
21
ibadah wajib maupun sunat serta pengalaman dan pengetahuan agama dalam
diri individu.22
dari setiap agama atau golongan. Doktrin yang dimiliki oleh setiap agama
mengikat antara manusia dengan Allah Swt, yang membuat manusia memiliki
ajaran agama.
Akhlak Remaja
tersebut harus dilakukan secara berulang tidak cukup hanya sekali melakukan
suatu perbuatan baiik atau hanya sewaktu- waktu saja.24 Seseorang dapat
dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya, didorong oleh motivasi dari
22
Glock, C. & Stark, R. Religion and Society In Tension. (Chicago: University of
California. 1966.) h.123
23
Fetzer, John E. Multidimensional Measurement of Religiousness/ Sprituality for use in
Health. (Kalamazo: John E. Fetzer Insitute. 1999.) h. 64
24
Bertens, Kees. Etika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 26.
22
Tabel
Operasional Variabel Penelitian
perkembangan anak
mengenal media
sosial nilai mata
pelajaran saya
menjadi rendah
i. Semenjak
mengenal media
sosial saya jadi
suka menyendiri
Religiusitas Glock dan Stark Keyakinan a. Iman kepada Allah
mengatakan bahwa b. Iman kepada
religiusitas adalah Malaikat
keseluruhan dari c. Iman kepada kitab
fungsi jiwa individu d. Iman kepada Rosul
mencakup e. Iman kepada hari
keyakinan, akhir, qodha dan
perasaan, dan qadar
perilaku yang
diarahkan secara
sadar dan sungguh- Praktek a. Melaksanakan
sungguh pada Agama ibadah solat
ajaran agamanya b. Melaksanakan
dengan ibadah Puasa
mengerjakan lima c. Shodaqoh
dimensi keagamaan d. Berdzikir berdo’a
yang didalamnya dan membaca
mencakup tata cara sholawat
ibadah wajib e. Gemar membaca Al
maupun sunat serta Qur,an
pengalaman dan Akhlak a.Suka menolong
pengetahuan agama dalam kebaikan
dalam diri individu b. Mudah
meminta maaf dan
memaafkan
c.Menjaga amanah
dan Jujur dalam
ucapan dan
bertindak
d. Tidak mencuri
Pengetahuan a. Pengetahuan isi Al
Qur’an
b. Pengetahuan
pokok agama
c. Pengetahuan
Hukum Islam
d. Pengetahuan
Sejarah Islam
27
c. Membantu
pekerjaan orang
tua.
d. Menghormati, dan
komunikasi
dengan lemah
lembut dan sopan
santun
Akhlak a. Menghormati
terhadap guru dan
menghargai
guru
b. Tidak
melawan
kepada guru
c. Mendengarkan
pada saat guru
menjelaskan
d. Melaksanakan
tugas yang
diberikan oleh
guru.
F. Hipotesis
sebagai berikut :
1. Ada korelasi yang signifikan perhatian orang tua terhadap akhlak remaja di
4. Ada korelasi yang signifikan perhatian orang tua, media sosial, dan tingkat
G. Tinjauan Pustaka
Iredho Fani Reza, Hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi ( r )
Berdasarkan analisis data, kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah
hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa ada
ibadah. Moralitas pada remaja di wujudkan dalam pola berpikir, bersikap, dan
dengan tingkat pemahaman norma dan nilai moral pada remaja, apabila
berasal dari hati nurani individu. Sehingga semakin tinggi tingkat religiusitas
30
pada remaja akan diikuti tingginya pula tingkat moralitas pada remaja
Jalan Hr.Subrantas Kecamatan Tampan Pekanbaru. Oleh Mimi Ulfa. Dari hasil
analisis yang dilakukan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai t hitung ≥ t
tabel, atau 4032.276 ≥0.195, maka hipotesis yang diajukan diterima artinya ada
pengaruh antara kecanduan game online (X) terhadap perilaku remaja (Y).
UTM. Di tulis oleh NURUL HUDA BINTI ABD RAZAK tahun 2011,
akhlak remaja Islam, faktor Facebook (r² = 0.070) dan Blog (r² = 0.065) tidak
orang tua, maka akhlak anak semakin baik. Dari hasil analisa diperoleh bahwa
anak yang orang tuanya sangat memperhatikan maka akan semakin baik akhlak
anak. Fokus penelitian tersebut terletak pada perhatian orang tua pengaruhnya
Akhlak Remaja ( Studi tentang pengaruh pola asuh orang tua, media massa dan
menitik beratkan pada analisis pola asuh keluarga, dan terpaan media massa
perilaku remaja yang relevan dengan akhlak yang dilakukan oleh Soetjiningsih
(2008) dengan focus pada prilaku seksual pranikah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara model modifikasi dan data empiris.
Artinya model teoritis pengaruh hubungan orang tua – remaja, self esteem,
perilaku seksual pranikah remaja sesuai dengan data. Faktor – faktor tersebut
remaja dan menjelaskan 79% dari variasi perilaku seksual pranikah remaja.
H. Kerangka Teori
Input Proses Out Put Out Come
Landasan
UUD Pasal 31 tentang Pendidikan dan
Kebudayaan pada ayat 3
pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Perhatian Orang Religiusitas
Sistem Pendidikan Nasional.
Tua Dimensi akidah
QS. At-Tin: 4-6 Mengelola kegiatan Dimensi syariah
belajar di rumah
Membantu
Dimensi akhlak Akhlak Model
memecahkan Dimensi Remaja Konseptual
kesulitan kesulitan pengetahuan Akhlak
Akhlak Kepada
Kepada Pembentukan
anak dalam belajar di agama Allah
Allah Akhlak
rumah Dimensi Remaja
Akhlak
Akhlak kepada
kepada diri
diri
penghayatan sendiri
sendiri
Ahklak
Ahklak kepada
kepada
Misi dan Misi MAN 1 Lam Se orang
orang tua
tua
Media Sosial Akhlak
Akhlak kepada
kepada guru
guru
FaktorLingkungan FaktorLingkungan
FaktorLingkungan
Eksternal Insternal
proyek kolaborasi
Insternal
Ekonomi blog
Instink (naluri)
Instink
Politik Kebiasaaan
Kebiasaaan microblogs
Teknologi Keturunan
Keturunan komunitas konten
Demografi Hati nnurani
Hati situs jaringan sosial
Lingkungan
Keamanan
virtual game
Pemerintah
Umpan Balik
GambarKerangkaPemikiran
1
I. Metodologi penelitian
1. Jenis Penelitian
variabel atau lebih yang bersifat sebab akibat (kausal), menguji teori, dan
25
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 35
26
Ibid., h. 45
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 23-24
28
S. Margono, Op. Cit., h. 44
34
a. Populasi
dipelajari sifat-sifatnya.
b. Sampel
jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel atau
N
2
n = 1+N ( d )
Keterangan:
n = Besar sampel,
29
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2008),h. 90
30
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 54.
35
N = Besar populasi,
d = Tarap nyata,
1 = bilangan konstanta”31
450
2
kepercayaan 90%), maka: n = 1+450 ( 0,1 ) = 81,81
diperoleh ukuran sampel baik pada taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%.
Kalianda.
31
Sugiyono, Op Cit, h. 90
32
Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 97
36
penting dalam penelitian ilmiah, karena data yang telah terkumpul akan
a. Kuesioner (Angket)
antara Perhatian orang tua, media sosial Dan religiusitas terhadap akhlak
b. Interview (Wawancara)
33
Ibid., h. 112
37
Perhatian orang tua, media sosial Dan religiusitas terhadap akhlak remaja
c. Observasi
Selatan.
d. Dokumentasi
dari data kuesioner, adapun hasil dari dokumentasi dan interview tidak
4. Instrumen Penelitian
9595
Sofian Efendi dan Chris Manning, Prinsip-Prinsip Analisa Dara: Metode Penelitian
Survey, (Jakarta: Tema Baru, 1999), h. 91
38
disajikan terlebih dahulu dibuat kisi-kisi untuk setiap variabel. Dari ke Lima
skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
jawaban yaitu:
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
34
Sugiyono, Op. Cit., h. 134-135
35
Nana Sudjana, Metoda Statistika. (Bandung: Tarsito, 2002), h. 368.
39
komputer SPSS 16, dimana batas angka kritis adalah 0,05. Kriteria
r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid (drop) , sehingga instrumen
dengan teknik belah dua (split half) dengan mengkorelasikan total skor
sebagai berikut :
2 xr 1 /21/ 2
r 11 =
( 1+ r 1/21/2 )
Keterangan :
r 11 = reliabilitas instrumen
belahan instrumen.36
SPSS 16. Dengan kriteria uji apabila nilai r hitung > r tabel , maka
36
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 180-181
40
Table
eliminasi dari soal kuesioner. Hail analisis uji validasi dapat dilihat
pada lampiran.
1) Uji Normalitas
Metode chi-kuadrat ( χ 2
) peneliti menggunakannya untuk
Σ( f o −f c )
Χ 2=
digunakan uji Chi Kuadrat,37 denngan rumus: 1 fc .
Χ Χ2
Kriteria uji: apabila h2 < t maka sampel berasal dari
2) Uji Homogenitas
Χ Χ2
Kriteria uji: apabila h2 < t maka kelompok data berasal dari
37
Sutrisno Hadi. Metodologi Research Jilid 3. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2004), h. 383
38
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabetha, 2006), h. 119.
42
excel.
Rangking Atas
M + 1 SD
Rangking Tengah
M – 1 SD
Rangking Bawah
Baik = M + 1 x SD
Kurang = M – 1 x SD
variabel tersebut.
39
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1997), h. 162
43
1. Uji Hipotesis
( ∑ Y ) (∑ X 2)−( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
n ∑ X 2−( ∑ X )
n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
b= 2
n ∑ X 2−( ∑ X )
maka Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari (<) nilai
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat
40
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Op. Cit., h. 188
41
Ibid.
42
Ibid., h. 198
44
regresinya adalah44:
Y^ =a+b1 X 1 +b2 X 2 +. .. .
( ∑ x 22 ) ( ∑ x 1 y )−( ∑ x 1 x 2 ) ( x 2 y )
b1 = 2
(∑ x 21 )( ∑ x 22 )−(∑ x1 x 2 )
b2 =
( ∑ x ) (∑ x
12 2 y ) −(∑ x1 x 2 ) ( x 1 y )
2
(∑ x 21 )(∑ x 22 )−(∑ x 1 x2 )
digunakan rumus:
JK (reg)/k
F=
JK ( S )/n−k−1
Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r lebih besar dari (>)
43
Ibid.
44
S. Margono, Op. Cit., h. 227
45
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Op. Cit., h. 210
45
46
Ibid., h. 5