Peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum subjek hukum (orang dan badan
hukum) yang satu dengan subjek hukum yang lain,yang menitikberatkan pada
kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut.
Obyek Perikatan
Yang dimaksud dengan obyek Perikatan ialah segala sesuatu yang diperjanjikan
oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Obyek Perikatan dinamakan Prestasi
Perikatan. Menurut Pasal 1234 KUHPerdata, Prestasi dapat berupa:
a. Kewajiban untuk memberikan sesuatu;
b. Kewajiban untuk berbuat sesuatu;
c. Kewajiban untuk tidak berbuat sesuatu
1. “Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangunan, dan hak pakai;
2. Tanah Hak Pengelolaan ;
3. Tanah Wakaf ;
4. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun ;
5. Hak Tanggungan ;
6. Tanah Negara.”
Jaminan kebendaan
adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda, mempunyai
hubungan langsung atas benda tertentu debitur, dapat dipertahankan
terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya (droit de suite) dan dapat
di peralihkan (contoh : Hipotik, gadai dll).
1. Perjanjian Pokok
adalah Perjanjian antara debitur dan kreditur yang berdiri sendiri tanpa
bergantung pada adanya perjanjian. Contoh : perjanjian kredit bank
2. FIDUSIA
Dasar Hukumnya :
Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia
Subjek dan Objek Fidusia
- Subjek dari jaminan fidusia
adalah pemberi fidusia (orang perorangan atau korporasi pemilik benda yang
menjadi objek jaminan fidusia) dan penerima fidusia (orang perorangan atau
korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan
jaminan fidusia
- Objek Jaminan Fidusia :
1) Benda bergerak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud
2) Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dibebani hak
tanggungan
4 (empat ) tahap terjadinya perjanjian fidusia :
1. Perjanjian pinjam meminjam uang
2. Pembebanan
3. Penyerahan kembali dari kreditur kepada debitor
4. Pendaftaran
Pembebanan dan Substansi Jaminan Fidusia
Pembebanan jaminan fidusia dilakukan dengan :
1) Dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia
2) Utang yang pelunasannya dijaminkan dengan jaminan fidusia adalah :
a. Utang yang telah ada
b. Utang yang akan timbul dikemudian hari yang telah diperjanjikan dalam
jumlah tertentu
c. Utang yang pada utang eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan
perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi
d. Jaminan fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia atau
kepada kuasa atau wakil dari penerima fidusia
e. Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis
benda termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan
maupun yang diperoleh kemudian.
Pendaftaran Fidusia
Pendaftaran Fidusia diatur dalam Pasal 11-18 UU No. 42 tahun 1999 tentang
jaminan fidusia dan PP No. 86 Tahun 2000. Tentang tata cara Pendaftaran
Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akte Jaminan Fidusia. Hal hal yang diatur
antara lain: Pendaftaran Fidusia, tata cara perbaikan sertifikat, pencoretan
pendaftaran dan penggantian sertifikat.
Tujuan pendaftaran Fidusia adalah:
1. Untuk memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan.
2. Memberikan hak yang didahulukan (freferen) kepada penerima fidusia
terhadap kreditur yang lain. Ini disebabkan jaminan fidusia memberikan hak
kepada penerima fidusia untuk tetap menguasai bendanya yang menjadi obyek
jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan.
Hapusnya fidusia
Ada tiga sebab hapusnya jaminan fidusia :
1. Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia. Yang dimaksud dengan hapusnya
utang adalah antara lain karena pelunasan dan bukti hapusnya hutang berupa
keterangan yang dibuat kreditur.
2. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia
3. Musnahnya barang yang menjadi objek jaminan fidusia. Musnahnya benda
jaminan fidusia tidak menghapuskan klaim asuransi.
2. HIPOTEK
Pengertian
Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas barang-barang tidak bergerak, untuk
mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan (Pasal
1162 KUH Perdata).
Objek Hipotik :
Objeknya adalah benda tidak bergerak (tetap). Sebelum berlakunya UUPA, objek
hipotik juga meliputi hak atas tanah dan segala sesuatu di atas tanah tersebut
(asas accessie). Setelah berlakunya UUPA, hipotik masih tetap berlaku terhadap
hak atas tanah beserta segala sesuatu yang berlaku atas tanah.
Selama UU mengenai HT tsb dalam Pasal 51 UUPA belum terbentuk, maka yang
berlaku ialah ketentuan mengenai hipotik tersebut dalam KUHPerd. Setelah
berlaku UUHT, maka hipotik atas tanah dinyatakan tidak berlaku lagi
Subjek Hipotik :
hipotik hanya dapat diletakkan/ dipasang oleh orang yang dapat
mengoperkan/memindahtangankan benda jaminan (Pasal 1168 KUHPerdata).