Anda di halaman 1dari 1

Pembinaan PPAT

Dalam kasus diatas PPAT X mempunyai kesalahan dikarenakan kurang adanya ketelitian sebelum
pembuatan akta jual beli. PPAT X hanya mendengar dan mengiyakan pernyataan dari Tuan Alva yang
mengaku sebagai anak angkat dari Nyonya Janda Mawar dan PPAT X tidak mencari kebenaran dari
pernyataan tersebut. Pernyataan Tuan Alva terkait kuasa lisan yang disampaikan Nyonya Janda
Mawar untuk menjual tanahnya juga tidak dicari kebenaran oleh PPAT X tersebut. Permasalahan
juga timbul karena pada saat penandatangan akta jual beli oleh Tuan Alva pembayaran oleh Tuan
Charly belum dilakukan dan penandatangan berada diwaktu yang berbeda dan juga tidak dibacakan
akta tersebut oleh PPAT X melainkan Tuan Alva disuruh membacanya sendiri.

Pembinaan PPAT tertuang dalam Permen No 2 Tahun 2018 Tentang Pembinaan dan Pengawasan
PPAT dimana pasal yang menjelasakan mengenai pembinaan PPAT terdapat pada pasal 5 sampai
pasal 7. Dalam Pasal 7 ayat 2 Pembinaan berupa penyampaian dan penjelasan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Menteri terkait pelaksanaan tugas PPAT sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan sosialisasi, diseminasi kebijakan dan peraturan perundangundangan
pertanahan, dan pelaksanaan tugas dan fungsi PPAT sesuai dengan Kode Etik, dilaksanakan secara
berkala. Pada kasus PPAT X diatas pembinaan harus sesuai dengan pasal tersebut dikarenakan
tindakan yang dilakukan PPAT X harus sesuai dengan peraturan dan kode etik PPAT dimana sebelum
adanya sebuah perjanjian syarat-syart formil dan materil sudah harus terpenuhi sedangkan dalam
kasus ini PPAT melanggar syarat formil maupun materil yang ada. Sehingga pembinaan yang harus
dilakukan yaitu dengan cara sebelum melakukan perbuatan hukum PPAT X harus benar-benar
memastikan apakah semua syarat formil dan materil terpenuhi dan memastikan semua kelengkapan
sebelum perbuatan hukum dilakuakn oleh PPAT X. pembinaan juga dilakukan karena saat
pembacaan dan penandatangan akta harus sesuai dengan peraturan PJPPAT.

Anda mungkin juga menyukai