PENDAHULUAN
kebutuhan pokok yaitu sandang, pangan serta papan. Maka dari itu
dari itu Rumah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia.
menegaskan bahwa setiap orang wajib hidup sejahtera, lahir dan batin
1
Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1
permintaan perumahan khususnya di kota – kota besar saat ini sangat
tersebut dalam hal tanah merupakan hal yang problematik sekali dan
2
dan lain sebagainya. Namun demikian, masih banyaknya masyarakat
yang belum dapat menikmati dan memiliki rumah yang layak, sehat,
aman dan serasi. Oleh karena itu upaya pembangunan perumahan dan
sesuai pada lokasi yang ada guna untuk mendukung suatu aktivitas
2
Urip Santoso.2014. Hukum Perumahan. Jakarta. Prenada Media.Halaman 2
3
Pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Perumahan
3
rumah bertingkat rendah (landed houses), rumah kos, apartment,
Undang Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah
wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang
pemegang hak yang bersangkutan, sesuai dengan data fisik dan data
Kota Balikpapan. Faktor ini sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang
4
Pasal 19 ayat (2) huruf c Undang-Undang Agraria No.5 Tahun 1960
5
Pasal 30 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah
4
bangunan rumah, ataupun ketidak lengkapan dokumen perizinan.
Pengalihan hak atas tanah, yang dilakukan dengan cara jual beli, tukar
atas tanah atau pembebanan hak atas tanah yang dimana hak rumah
atau Hak Milik Atas Rumah yang dimana data – data bersangkutan
5
Kantor Pertanahan setempat dengan memperlihatkan sertifikat
asli”.6
belah pihak akan membuat suatu perjanjian pengikatan jual beli yang
kepada pembeli. Yang dimana tanah tersebut telah mendapat ijin layak
pembuatan sertifikat hak milik atas satuan rumah oleh pihak kantor
perjanjian disini yaitu suatu kewajiban maupun hak antara penjual dan
pembeli yang telah diatur oleh perjanjian PPJB yang dimana hanyalah
6
Pasal 97 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
6
tertera dalam suatu perjanjian jual beli. Perjanjian yang mengikat
ada kepada penjual namun pembeli belum dapat membuat Akte Jual
Beli (AJB). Pembuatan akta jual beli biasanya terjadi apabila setifikat
objek telah diperjual belikan namun masih ada di pihak ketiga atau
sertifikat masih digadaikan dibank atau sebab yang lainnya. Pada PJB
telah tercantum tanggal kapan AJB (akta jual beli) akan dibuat dan apa
maupun pihak penjual dalam pembuatan AJB nantinya.7 Akta Jual Beli
merupakan akta perjanjian otentik, akta jual beli ini digunakan untuk
peralihan hak atas tanah dan bangunan dari penjual kepada pembeli
pembuat akta tanah. Akta otentik ini merupakan suatu dokumen yang
hakim, notaris, petugas pencatatan sipil). Akta Jual Beli dibuat secara
Pembuatan Akta Jual Beli telah diatur oleh Badan Pertanahan Negara.
7
Mugiyati, S.H., M.H Penyuluh Hukum Ahli Madya “sertifikat rumah yang tak kunjung selesai
“https://lsc.bphn.go.id/konsultasiView?id=571 diakses pada Sabtu 18 September 2021 Pukul 09.00
WITA
7
balik nama sertifikat ke kantor pertanahan setempat yang dapat diurus
hak atas tanah tersebut.8 Maka dalam pendaftaran tanah pertama kali
sertipikat.
miliknya ternyata luas tanah berbeda dengan luas tanah yang ada di
ulang bangunan serta tanahnya agar luas tanah dan bangunan yang
8
Pasal 19 Undang – Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
9
Hasil Observasi oleh Staff Legal atas nama Eva di PT. Etika & AW. Selasa 5 Oktober 2021
8
Data terbaru jumlah pembelian rumah di PT. Etika & AW selama
melalui bank ada 321 rumah. Dari data ini slama untuk mendapatkan
itu selama 2 tahun. Namun sampai detik ini belum ada kepastian
siapa pun yang berkepentingan dalam hal ini akan mudah mengetahui
10
Hasil Observasi oleh Staff Legal atas nama Eva di PT. Etika & AW. Selasa 5 Oktober 2021
9
ada didalam menguasai tanah dengan hak-hak tertentu, sanksi apa yang
dihadapinya.
BALIKPAPAN)”
10
Tabel 1
Penelitian Terdahulu.
Penelitian
11
1 Tahun 2011 UUPK dan UU pelaku usaha.
yang tidak
menerima
sertifikat
dapat melakukan
suatu tindakan
hukum yang
efektif yakni
pengadilan.
12
Pekanbaru Pekanbaru? pembelian rumah
pada PT.
2.Bagaimana proses
Indah Harisanda,
pengajuan ganti rugi
antara lain adalah
yang dilakukan oleh
bahwa status
konsumen?
kepemilikan
rumah tersebut
belum jelas,
pembeli tidak
dapat
mengalihkan atau
menjual rumah
tersebut kepada
tidak memiliki
kekuatan hukum
apabila terjadi
sengketa. Oleh
developer harus
berusaha untuk
melakukan
pemecahan
13
terhadap
surat tanah
tersebut, dan
membaginya
sesuai dengan
sudah dibeli
oleh konsumen.
14
Rani Perlindungan 1.Bagaimana tanggung Dari hasil
pengembang
15
wanprestasi yang tidak
developer/pengembang? konsumen
yang
ditetapkan
dalam UUPK.
Berdasarkan
harus direvisi
dan konsumen
harus lebih
berhati-hati
dalam
melakukan
pembelian
rumah.
16
1. Hasil Penelitian Ika Ria Wijayanti
penelitian yang dibahas pada skripsi ini yaitu focus pada faktor
penyebab pembelian rumah dengan fasilitas kpr dan tunai yang belum
Skripsi ini ditulis oleh Jeki Siswanto, Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada 2017 lalu.
17
berusaha untuk melakukan pemecahan terhadap surat tanah tersebut,
dan membaginya sesuai dengan unit rumah yang sudah dibeli oleh
skripsi ini yaitu focus pada faktor penyebab pembelian rumah dengan
Berdasarkan hal ini, UUPK harus direvisi dan pembeli harus lebih
penelitian yang dibahas pada skripsi ini yaitu focus pada faktor
penyebab pembelian rumah dengan fasilitas kpr dan tunai yang belum
18
B. Rumusan Masalah
sertifikat hak milik atas tanah, baik yang membeli secara Tunai
pemberian sertifikat hak milik atas tanah yang sampai saat ini
C. Tujuan Penulisan
belum memiliki sertifikat hak milik atas tanah di PT.Etika & Aw baik
KPR
19
materi pemberian perizinan sertifikat hak milik atas rumah, selain
dengan KPR dan Tunai yang sampai saat ini belum mendapatkan
rumah dengan KPR dan Tunai yang sampai saat ini belum
a. Bagi Penulis
20
yang sampai saat ini belum mendapatkan sertifikat tanah
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi Instansi
rumah dengan KPR dan Tunai yang sampai saat ini belum
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
21
mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian hukum ini, adapun lokasi yang dipilih adalah PT.
11
Saiful Anam & Partners. 2017.Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach) Dalam
Penelitian Hukum. https://www.saplaw.top/tag/metode-penelitian-hukum/ diakses pada Rabu 16
Desember 2021
22
b) Dokumentasi dilakukan secara langsung dengan menghimpun
yaitu:
1945
Perumahan
Tanah.
23
6) Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor
24
11. S.A selaku pembeli Tunai di PT.Etika & AW.
25
34. M selaku pembeli KPR di PT.Etika & AW.
E.M Staff Legal PT. Etika & Aw, M.A.S Direktur PT. Etika &
studi kepustakaan.
12
I Made Wirartha.2016 Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta. CV. Andi Offset.
Halaman 155
26
F. Rencana Sistematika Penulisan
agar dapat diketahui secara jelas mengenai isi dari penelitian hukum
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
27
BAB IV : PENUTUP
28