Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL BISNIS KEWIRAUSAHAAN

CLOTHING LINE JAKET KEMEJA “AKULTURA”

Dosen Pengampu: Agus Sukmana, SE, MM

KELOMPOK 6
1. Maria Gabrilla 1810111017
2. Mirari Yovanda 1810111149
3. Mahira Nurul Fathya 1810111161
4. Hanif Rahman 1910111222
5. Soeltan Adjie Opa 1910111239

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2020
1. Rencana Bisnis
Produk yang dibuat adalah pakaian yang berupa atasan dari dua bahan yang berbeda dan
bahannya berasal dari pakaian-pakaian yang telah dipakai, tetapi juga masih layak untuk
digunakan. Alasan kami memilih produk ini karena menurut kami selain mendaur ulang
pakaian bekas kami juga dapat membuat trend baru di industri pakaian. Produk ini
merupakan produk universal yang dapat dipakai oleh siapa saja dari yang muda sampai
yang tua, tetapi target utama kami adalah kalangan remaja dari usia 13-23 tahun yang
masih sering mengikuti trend yang ada.

● Strategi Pemasaran Produk


Memakai model AIDA, yaitu metode ilmiah untuk merancang proses periklanan
dan penjualan
AIDA adalah model efek iklan. Ini menggambarkan efek dari media iklan. Proses
penjualan harus dioptimalkan secara berkelanjutan berdasarkan model ini. Konsep ini
dalam dunia Marketing bernama AIDA Model bertujuan meningkatkan perkembangan
bisnis. Singkatan AIDA adalah singkatan dari Attention (Perhatian), Interest (Minat),
Desire (Keinginan), dan Action (Aksi). Ini dikembangkan oleh seorang pengusaha
Amerika dan telah digunakan sejak akhir abad ke-19. Telah ditinjau dan dimodifikasi
beberapa kali selama bertahun-tahun, baik dalam pemasaran dan hubungan masyarakat.
Model AIDA didasarkan pada empat tahap individu yang menarik pihak yang
tertarik yang memutuskan produk atau layanan.
1. Attract attention (Menarik perhatian) : Produk harus menarik perhatian. Ini
dilakukan melalui materi iklan. Ini adalah jenis “eyecatcher.” Tahap ini merupakan tahap
awal dimana konsumen mulai menyadari produk hingga brand suatu perusahaan. Pada
tahap ini kita harus mencari tahu dan membuat strategi agar konsumen bisa sadar akan
keberadaan produk kita. Tahap ini dapat kita lakukan dengan menggunakan iklan video
yang unik, lucu, dan menghibur atau jika melalui tulisan maka kita dapat menciptakan
headline yang menarik agar konsumen mulai membaca tulisan tersebut.
Contoh: jendela yang dirancang secara mencolok, klip YouTube yang
sensasional, atau buletin bertema, atau gambar di Halaman Landas.
2. Maintain interest (Pertahankan minat) : Pada fase pertama, perhatian pelanggan
potensial terusik; minat mereka pada produk atau layanan harus dibangkitkan. Konsumen
mulai tertarik dan mempelajari mengenai manfaat dari produk usaha kita, yang harus kita
lakukan adalah bagaimana kita dapat membangkitkan rasa suka konsumen terhadap
produk melalui keunggulan yang kita tunjukan. Selain itu kita juga dapat menampilkan
pesan positif dari konsumen yang merasa puas setelah menggunakan produk kita agar
calon konsumen percaya bahwa produk kita lebih unggul dibandingkan produk pesaing
lainnya.
Contoh: informasi rinci tentang produk yang disajikan, misalnya deskripsi produk di situs
web.
3. Create desire (Ciptakan keinginan) : Jika minat pada produk terangsang, adalah
tugas penjual untuk membujuk pelanggan untuk memiliki produk ini. Dalam skenario
terbaik, iklan atau produk itu sendiri menciptakan keinginan untuk membeli untuk
penerima. Tahap dimana konsumen mulai memiliki keinginan untuk membeli produk
kita. Hal yang mendorong konsumen sampai pada tahap ini adalah ketika kita dapat
meyakinkan konsumen bahwa produk kitalah yang paling dapat memenuhi kebutuhan
mereka serta dapat memberikan nilai tambah yang dibutuhkan.
4. Get action (Dapatkan tindakan) : Segera setelah keinginan untuk membeli
terangsang, ini harus ditransfer ke suatu tindakan, yaitu pembelian. Tahap ini merupakan
tahap akhir dimana konsumen mulai melakukan pembelian pertama terhadap produk kita,
dapat dikatakan tahap ini adalah tahap trial dimana konsumen akan memutuskan apakah
selanjutnya akan menggunakan produk tersebut kembali atau malah berganti produk.
Dalam kasus toko online, ini pada akhirnya akan menjadi proses keranjang
belanja, di mana pelanggan mengarah pada Konversi.
Pada saat ini, formula AIDA sering dilengkapi dengan “S” untuk kepuasan.
Karena, pada akhirnya, produk yang dibeli juga harus memuaskan pembeli. Pada
akhirnya, kepuasan pelanggan tidak semata-mata bergantung pada iklan melainkan
dengan produk itu sendiri. Oleh karena itu, konstelasi dasar dari empat fase hanyalah
prasyarat untuk penjualan.
Dengan penyisipan faktor “keyakinan” (yaitu kepercayaan), elemen keenam juga
dapat ditambahkan. Banyak pemasar juga bekerja dengan model AIDCAS untuk
mengoptimalkan proses penjualan dan efektivitas periklanan.

● Media Pemasaran yang Digunakan


Produk kami ini akan dijual melalui media sosial seperti instagram, dimana kami
akan membuat akun bisnis untuk produk tersebut, menciptakan desain feeds yang
menarik serta membuat konten promosi yang unik, desain poster dan katalog, tiktok baju-
baju, sehingga dapat menarik minat pembeli. Selain itu, produk ini juga dapat dipesan
melalui aplikasi shopee, line dan wa.

2. Kategori Produk
Untuk kategori yang kami pilih adalah pakaian. Kami memilih pakaian karena hal ini
merupakan produk yang relatif sering dibeli oleh konsumen, pada umumnya orang-orang
membeli pakaian 1x sebulan.

3. Rencana Merek
Nama merek yang akan kami buat bernama akultura. Akultura berasal dari kata akulturasi
yaitu penggabungan dua budaya, tetapi tidak menghilangkan budaya tersebut. Hal itu
tercermin dalam produk kami dapat dilihat dari penggabungan dua pakaian bekas tanpa
menambahkan apapun dalam pakaian tersebut dan tentunya kami tidak asal. Jadi tentunya
kami juga mempertimbangkan kecocokan produk yang digabungkan sehingga mix and
match yang dihasilkan akan sempurna.

● Gambar Produk

Anda mungkin juga menyukai