Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Sistem Hukum dan Peradilan
di Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada
kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PKN.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Sistem Hukum di Indonesia...............................................................................2
2.1.1 Pengertian Hukum.........................................................................................2
2.1.2 Karakteristik Hukum......................................................................................2
2.1.3 Penggolongan Hukum....................................................................................2
2.1.4 Tujuan Hukum...............................................................................................2
2.1.5 Tata Hukum Indonesia...................................................................................2
2.2 Sistem peradilan di Indonesia............................................................................3
2.2.1 Pengertian Lembaga Peradilan......................................................................3
2.2.2 Dasar Hukum Lembaga Peradilan.................................................................3
2.2.3 Klasifikasi Lembaga Peradilan......................................................................3
2.2.4 Perangkat Lembaga Peradilan........................................................................3
2.2.5 Tingkatan Lembaga Peradilan.......................................................................4
2.2.6 Peran Lembaga Peradilan..............................................................................4
2.3 Menampilkan Sikap yang Sesuai dengan Hukum...........................................5
2.3.1 Perilaku yang Sesuai dengan Hukum............................................................5
2.3.2 Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum Beserta Sanksinya...................6
BAB III PENUTUP............................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9
SOAL.................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Sistem peradilan di Indonesia.
2.2.1 Pengertian Lembaga Peradilan
Proses peradilan dilaksanakan di sebuah tempat yang dinamakan pengadilan.
Dengan demikian, terdapat perbedaan antara konsep peradilan dengan pengadilan.
Peradilan menunjuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan kategori
perkara yang diselesaikan. Adapun, pengadilan menunjuk pada tempat untuk
mengadili perkara atau tempat untuk melaksanakan proses peradilan guna
menegakkan hukum.
Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara menurut
hukum dengan tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan tidak boleh menolak
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan
dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang. Pengadilan wajib memeriksa dan
mengadili setiap perkara peradilan yang masuk.
3
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama. Kekuasaan kehakiman pada
peradilan agama berpuncak pada Mahkamah Agung.
• Peradilan Militer
Dalam peradilan militer dikenal adanya oditurat yaitu badan di lingkungan
TNI yang melakukan kekuasaan pemerintahan negara di bidang penuntutan dan
penyidikan berdasarkan pelimpahan dari Panglima TNI. Oditurat terdiri atas
oditurat militer, oditurat militer tinggi, oditurat jenderal, dan oditurat militer
pertempuran.
• Peradilan Tata Usaha Negara
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan tata usaha negara dilaksanakan
oleh pengadilan tata usaha negara dan pengadilan tinggi tata usaha negara.
• Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi terdiri dari 9 (sembilan) orang hakim konstitusi yang
diajukan masing-masing 3 (tiga) orang oleh DPR, presiden, dan Mahkamah
Agung dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Susunan organisasinya terdiri
atas seorang ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota,
dan 7 (tujuh) anggota hakim konstitusi.
Masa jabatan hakim konstitusi adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
hanya untuk satu kali masa jabatan. Ketua dan Wakil ketua dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. Hakim konstitusi adalah
pejabat Negara.
4
• Lingkungan Peradilan Agama
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilakukan oleh
pengadilan agama. Berdasarkan pasal 49 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun
2006, pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak, shadaqah,
dan ekonomi syariah.
• Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan tata usaha negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata
usaha negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan
atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dari
dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Lingkungan Peradilan Militer
Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam
lapangan hukum pidana, khususnya bagi pihak-pihak.
• Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Dasar 1945.
5
a. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku
dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya seperti:
a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;
e. mencerminkan sikap sadar hukum; dan
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
• Macam-macam Sanksi
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya, misalnya sanksi
hukum, sanksi sosial, dan sanksi psikologis. Sifat dan jenis sanksi dari setiap
norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya sama
yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
Sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung
pengertian sebagai berikut.
1. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material. Misalnya,
dalam hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam pasal 10 KUHP. Dalam
pasal tersebut ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang
mencakup:
Hukuman Pokok, yang terdiri atas:
a) hukuman mati
b) hukuman penjara yang terdiri dari hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun).
6
Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: pasal 338 KUHP,
menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Jika sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan,
sanksi sosial diberikan oleh masyarakat. Misalnya dengan menghembuskan desas-
desus, cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari
lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang
melakukan perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi
psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang
melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia akan
merasa bersalah. Selama hidupnya ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu.
Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan
gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap
aturan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang
warga negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang
dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki
kesadaran untuk memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku,
mempertahankan tertib hukum yang ada, dan menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku
dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya: disenangi oleh masyarakat pada
umumnya, tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain, tidak
menyinggung perasaan orang lain, menciptakan keselarasan, mencerminkan sikap
sadar hukum, dan mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
3.2 Saran
Keadilan menjadi syarat terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, keadilan menjadi hak setiap warga negara.
Keadilan ditegakkan berdasarkan norma hukum yang berlaku. Norma hukum
dilaksanakan secara transparan, jujur dan adil.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
SOAL
Pilihan Ganda
1. Sikap positif pelajar yang menunjukkan semangat kebangsaan di lingkungan
sekolah….
a. senang tawuran
b. senang menyontek
c. giat belajar
d. malas belajar
e. bergaul bebas
Jawaban : C
2. Kecintaan terhadap tanah air dan bangsa dapat mendorong seseorang untuk
memiliki sifat….
a. rela berkorban
b. nasionalisme
c. pantang menyerah
d. berani matai
e. egois
Jawaban : B
3. Supaya tragedi nasional yang disebabkan oleh G 30 S/PKI tahun 1965 tidak
terulang kembali maka sebaiknya kita….
a. tetap mewaspadai munculnya kembali idiologi komunis.
b. menjauhi keluarga dari para pelaku pemberontakan G 30 S/PKI.
c. tidak perlu peduli terhadap peristiwa yang sudah terjadi zaman dulu.
d. meneladani para tokoh yang terlibat dalam peristiwa pemberontakan G 30
S/PKI.
e. semua jawaban benar
Jawaban : A
5. Jika terjadi ancaman yang sangat serius terhadap keselamatan bangsa dan negara,
maka steiap warga negara….
a. harus turut serta memikul tugas kemiliteran tanpa terkecuali.
10
b. yang memenuhi syarat menurut undang-undang wajib turut serta dalam
mobilisasi umum.
c. harus siap bertugas di garis belakang membantu militer.
d. berkewajiban untuk mengangkat senjata maju di medan perang.
e. harus mobiliasi ke negara lain.
Jawaban : B
6. Perbedaan yang muncul antara teori lain dengan teori intregralistik tentang
pengertian negara yaitu bahwa teori integralistik lebih menitikberatkan pada….
a. ketenteraman pemerintah menjalankan fungsinya
b. persatuan antara pemerintah dan rakyat
c. keseimbangan antara hak dan kebebasan
d. mengurus kepentingan rakyat semata
e. kesejahteraan seluruh rakyat
Jawaban : B
7. Contoh nilai patriotism dalam hidup berbangsa dan bernegara dalam bidang
hankamnas yaitu….
a. rela berkorban untuk mengamankan wilayah negara.
b. mengorbankan jiwa raga dalam menghadapi musuh.
c. membantu TNI/Polri untuk memberantas kejahatan.
d. berjuang untuk meraih cita-cita masa depan.
e. memberikan harta benda demi bangsa dan negara.
Jawaban : A
10. Contoh perilaku di kalangan pelajar yang diakibatkan oleh rendahnya semangat
kebangsaan adalah….
11
a. tawuran antar sekolah
b. bentrokan antar suku, agama, dan ras
c. tumbuh suburnya benih-benih primordialisme
d. suatu golongan menghujat golongan lain
e. saling memaki dan menjelekkan antar kelompok
Jawaban : A
12. Pengertian keadilan adalah apabila kita memberlakukan orang lain ...
a. Sesuai hak dan kewajibannya
b. Sesuai situasi dan kondisi
c. Berdasarkan kualitas hubungan
d. Menurut keinginan sendiri
e. Berdasarkan status social
Jawaban : A
13. Berikut ini ialah merupakan contoh fakta yang bertentangan dengan kodrat alam
adalah ...
a. Tidak membayar gaji pembantu
b. Terlibat korupsi
c. Bersifat pilih kasih
d. Pria berpenampilan dan berperan sebagai wanita
e. Tidak menghargai prestasi orang lain
Jawaban : D
14. Cita-cita bangsa Indonesia dalam menerapkan keadilan terdapat dalam ...
a. Ketetapan MPR
b. Pancasila
c. Penjelasan UUD 1945
d. Batang tubuh UUD 1945
e. Pembukaan UUD 1945
Jawaban : B
12
d. Kurangnya kepercayaan dunia luar pada suatu bangsa
e. Sukar mengharapkan partisipasi masyarakat untuk negara
Jawaban : B
16. Dibawah ini merupakan manfaat keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, kecuali ...
a. Mencegah terjadinya KKN
b. Masyarakat bebas melakukan apa saja
c. Dapat menangkap ketidakadilan
d. Menciptakan hubungan harmonis antara penyelenggara negara dan rakyat
e. Meningkatkan potensi masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Jawaban : B
13
21. Untuk menanamkan semangat atau jiwa nasionalisme dan patriotism kepada
generasi muda yang sekarang ini dirasa kurang yaitu….
a. peraturan hukum
b. sumber dana
c. sarana dan prasarana
d. sumber daya manusia yang terampil
e. keteladanan
Jawaban : E
26. Untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilakukan dengan cara….
14
a. mempelajari dan memahami kesenian tradisional
b. mengadakan pertukaran pemuda antardaerah
c. mengakui keanekaragaman budaya daerah
d. mengembangkan kebudayaan daerah masing-masing
e. mengunggulkan suku bangsa sendiri
Jawaban : B
27. Cinta tanah air merupakan perwujudan pengalaman Pancasila sila ke….
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
e. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Jawaban : C
29. Bangsa Indonesia yang dijadikan pedoman perilaku setia kepada bangsa dan
negara dalam kehidupan sehari-hari adalah….
a. pancasila
b. agama
c. penguasa negara
d. adat dan budaya Indonesia
e. norma
Jawaban : A
15
Essai
1. Apa yang dimaksud bentuk negara kesatuan?
Jawaban : negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan
tunggal, di mana pemerintah pusat ialah yang tertinggi dan satuan-satuan
subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang pilih oleh
pemerintah pusat untuk dilegasikan.
16
Jawaban:
Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia.
Meningkatkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Mengembangkan semangat kekeluargaan
Menghindari penonjolan SARA dan lain-lain
7. Jelaskan mengapa persatuan dan kesatuan menjadi modal dasar bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia!
Jawaban : Pembangunan nasional dapat dilaksanakan apabila dalam bangsa
Indonesia terdapat persatuan dan kesatuan. Masyarakat yang bersatu dalam nilai
persatuan akan mampu menangkal semua gangguan dalam kehidupan
bermasyarakat. Persatuan dan kesatuan dalam masyarakat juga menumbuhkan
solidaritas, semangat toleransi, kekompakan dan memperkuat daya tahan
masyarakat terhadap gangguan terhadap masyarakat itu sendiri. Gangguan
terhadap masyarakat misalnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
9. Bagaimana cara kita sebagai bangsa Indonesia dalam melakukan pertahanan dari
ancaman perpecahan dan memperkokoh NKRI dari dalam maupun luar bangsa?
Jawaban : Dengan cara terus menjada persatuan dan kesatuan antar seluruh
warga negara.
17