Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Sistem Hukum dan Peradilan
di Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada
kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PKN.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.

Tangerang , 28 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Sistem Hukum di Indonesia...............................................................................2
2.1.1 Pengertian Hukum.........................................................................................2
2.1.2 Karakteristik Hukum......................................................................................2
2.1.3 Penggolongan Hukum....................................................................................2
2.1.4 Tujuan Hukum...............................................................................................2
2.1.5 Tata Hukum Indonesia...................................................................................2
2.2 Sistem peradilan di Indonesia............................................................................3
2.2.1 Pengertian Lembaga Peradilan......................................................................3
2.2.2 Dasar Hukum Lembaga Peradilan.................................................................3
2.2.3 Klasifikasi Lembaga Peradilan......................................................................3
2.2.4 Perangkat Lembaga Peradilan........................................................................3
2.2.5 Tingkatan Lembaga Peradilan.......................................................................4
2.2.6 Peran Lembaga Peradilan..............................................................................4
2.3 Menampilkan Sikap yang Sesuai dengan Hukum...........................................5
2.3.1 Perilaku yang Sesuai dengan Hukum............................................................5
2.3.2 Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum Beserta Sanksinya...................6
BAB III PENUTUP............................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9
SOAL.................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terciptanya suatu keadilan merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh sebuah
bangsa termasuk bangsa Indonesia. Keadilan yang hendak dicapai oleh bangsa
Indonesia bukan keadilan yang diperuntukkan oleh sekelompok orang saja atau
penguasa, namun keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan yang menjadi
dambaan seluruh umat manusia diharapkan mampu memberi jaminan keadilan bagi
seluruh warga negara. Jaminan keadilan yang diberikan oleh pemerintah berupa dasar
negara, undang-undang dasar, dan peraturan perundang-undangan. Seperti jaminan
keadilan yang terkandung dalam Pancasila sila ke-5, Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Berpedoman pada sila tersebut, bangsa Indonesia ingin
mewujudkan keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia di seluruh wilayah
nusantara.
Keadilan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia bukan hanya pada bidang
tertentu saja, akan tetapi seluruh bidang yang meliputi bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan. Keadilan sosial dapat
diwujudkan melalui pembangunan di segala bidang. Keadilan akan tampak apabila
hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Artinya bahwa
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah harus dapat dirasakan hasilnya oleh
seluruh masyarakat Indonesia dan mampu menjamin kesejahteraan bersama sesuai
dengan tujuan nasional bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana sistem hukum di Indonesia?
1.2.2 Bagaimana sistem peradilan di Indonesia?
1.2.3 Bagaimana cara menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui sistem hukum di Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui sistem peradilan di Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui cara menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Hukum di Indonesia


2.1.1 Pengertian Hukum
Menurut Kusumaatmadja, hukum adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-
kaidah yang mengatur kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya lembaga dan
proses untuk mewujudkan hukum itu ke dalam kenyataan. Dengan demikian
hukum itu merupakan aturan, tata tertib, dan kaidah hidup. Akan tetapi, sampai
saat ini belum ada kesepakatan yang pasti tentang rumusan arti hukum. Untuk
merumuskan pengertian hukum tidaklah mudah, karena hukum itu meliputi
banyak segi dan bentuk sehingga satu pengertian tidak mungkin mencakup
keseluruhan segi dan bentuk hukum.

2.1.2 Karakteristik Hukum


Karakteristik dari hukum adalah adanya perintah dan larangan; perintah atau
larangan tersebut harus dipatuhi oleh semua orang. Hukum berlaku di masyarakat
dan ditaati oleh masyarakat karena hukum memiliki sifat memaksa dan mengatur.
Hukum dapat memaksa seseorang untuk menaati tata tertib yang berlaku di dalam
masyarakat dan terhadap orang yang tidak menaatinya akan diberikan sanksi yang
tegas.

2.1.3 Penggolongan Hukum


Hukum mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Mengingat aspek
kehidupan manusia sangat luas, sudah barang tentu ruang lingkup atau cakupan
hukum pun begitu luas.

2.1.4 Tujuan Hukum


Tujuan ditetapkannya hukum bagi suatu negara adalah untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan, mencegah tindakan yang sewenang-wenang, melindungi
hak asasi manusia, serta menciptakan suasana yang tertib, tenteram aman, dan
damai.

2.1.5 Tata Hukum Indonesia


Tata hukum Indonesia merupakan keseluruhan peraturan hukum yang
diciptakan oleh negara dan berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia yang
berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Pelaksanaan tata hukum tersebut dapat dipaksakan oleh alat-alat negara
yang diberi kekuasaan. Tata hukum Indonesia ditetapkan oleh masyarakat hukum
Indonesia. Oleh karena itu, tata hukum Indonesia baru ada ketika negara
Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

2
2.2 Sistem peradilan di Indonesia.
2.2.1 Pengertian Lembaga Peradilan
Proses peradilan dilaksanakan di sebuah tempat yang dinamakan pengadilan.
Dengan demikian, terdapat perbedaan antara konsep peradilan dengan pengadilan.
Peradilan menunjuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan kategori
perkara yang diselesaikan. Adapun, pengadilan menunjuk pada tempat untuk
mengadili perkara atau tempat untuk melaksanakan proses peradilan guna
menegakkan hukum.
Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara menurut
hukum dengan tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan tidak boleh menolak
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan
dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang. Pengadilan wajib memeriksa dan
mengadili setiap perkara peradilan yang masuk.

2.2.2 Dasar Hukum Lembaga Peradilan


Peraturan perundang-undangan menjadi pedoman bagi lembaga-lembaga
peradilan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai lembaga yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman secara bebas tanpa ada intervensi/campur
tangan dari siapa pun.

2.2.3 Klasifikasi Lembaga Peradilan


Dalam pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman disebutkan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi”.

2.2.4 Perangkat Lembaga Peradilan


• Peradilan Umum
Berdasarkan undang-undang, kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan
umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah
Agung.
1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri mempunyai daerah hukum yang meliputi wilayah
kabupaten atau kota dan berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
2. Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi merupakan pengadilan tingkat banding. Perangkat
Pengadilan Tinggi terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera, dan
sekretaris.
• Peradilan Agama

3
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama. Kekuasaan kehakiman pada
peradilan agama berpuncak pada Mahkamah Agung.
• Peradilan Militer
Dalam peradilan militer dikenal adanya oditurat yaitu badan di lingkungan
TNI yang melakukan kekuasaan pemerintahan negara di bidang penuntutan dan
penyidikan berdasarkan pelimpahan dari Panglima TNI. Oditurat terdiri atas
oditurat militer, oditurat militer tinggi, oditurat jenderal, dan oditurat militer
pertempuran.
• Peradilan Tata Usaha Negara
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan tata usaha negara dilaksanakan
oleh pengadilan tata usaha negara dan pengadilan tinggi tata usaha negara.
• Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi terdiri dari 9 (sembilan) orang hakim konstitusi yang
diajukan masing-masing 3 (tiga) orang oleh DPR, presiden, dan Mahkamah
Agung dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Susunan organisasinya terdiri
atas seorang ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota,
dan 7 (tujuh) anggota hakim konstitusi.
Masa jabatan hakim konstitusi adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
hanya untuk satu kali masa jabatan. Ketua dan Wakil ketua dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. Hakim konstitusi adalah
pejabat Negara.

2.2.5 Tingkatan Lembaga Peradilan


Adapun tingkatan lembaga peradilan adalah sebagai berikut :
• Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)
Pengadilan tingkat pertama dibentuk berdasarkan keputusan presiden.
Pengadilan tingkat pertama mempunyai kekuasaan hukum yang meliputi satu
wilayah kabupaten/kota.
• Pengadilan Tingkat Kedua
Pengadilan tingkat kedua disebut juga pengadilan tinggi yang dibentuk dengan
undang-undang. Daerah hukum pengadilan tinggi pada dasarnya meliputi satu
provinsi.
• Kasasi oleh Mahkamah Agung
Dalam hal kasasi, yang menjadi wewenang Mahkamah Agung adalah
membatalkan atau menyatakan tidak sah putusan hakim pengadilan tinggi karena
putusan itu salah atau tidak sesuai dengan undang-undang.

2.2.6 Peran Lembaga Peradilan


• Lingkungan Peradilan Umum
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh
pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung. Pengadilan negeri
berperan dalam proses pemeriksaan, memutuskan, dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata di tingkat pertama.

4
• Lingkungan Peradilan Agama
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilakukan oleh
pengadilan agama. Berdasarkan pasal 49 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun
2006, pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak, shadaqah,
dan ekonomi syariah.
• Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan tata usaha negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata
usaha negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan
atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dari
dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Lingkungan Peradilan Militer
Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam
lapangan hukum pidana, khususnya bagi pihak-pihak.
• Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Dasar 1945.

2.3 Menampilkan Sikap yang Sesuai dengan Hukum


Setiap anggota masyarakat mempunyai berbagai kepentingan, baik kepentingan yang
sama maupun berbeda. Tidak jarang di masyarakat perbedaan kepentingan sering
menimbulkan pertentangan yang menyebabkan timbulnya suasana yang tidak tertib dan
tidak teratur. Dengan demikian untuk mencegah timbulnya ketidaktertiban dan
ketidakteraturan dalam masyarakat diperlukan sikap positif untuk menaati setiap norma
atau hukum yang berlaku di masyarakat :
2.3.1 Perilaku yang Sesuai dengan Hukum
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita tidak akan dapat
mengabaikan semua aturan atau hukum yang berlaku. Sebagai makhluk sosial yang
selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, kita senantiasa akan membentuk
suatu komunitas bersama guna menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan damai.
Untuk menuju hal tersebut, diperlukan suatu kebersamaan dalam hidup dengan
menaati peraturan atau hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang
warga negara secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang
dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki
kesadaran:

5
a. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. menegakkan kepastian hukum.

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku
dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya seperti:
a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;
e. mencerminkan sikap sadar hukum; dan
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

2.3.2 Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum Beserta Sanksinya


• Macam-macam Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum
Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul sebagai akibat dari
rendahnya kesadaran hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan
oleh dua hal yaitu:
1. pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan
bahkan kebutuhan;
2. hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

• Macam-macam Sanksi
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya, misalnya sanksi
hukum, sanksi sosial, dan sanksi psikologis. Sifat dan jenis sanksi dari setiap
norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya sama
yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
Sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung
pengertian sebagai berikut.
1. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material. Misalnya,
dalam hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam pasal 10 KUHP. Dalam
pasal tersebut ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang
mencakup:
 Hukuman Pokok, yang terdiri atas:
a) hukuman mati
b) hukuman penjara yang terdiri dari hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun).

 Hukuman Tambahan, yang terdiri:


a) pencabutan hak-hak tertentu.
b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
c) pengumuman keputusan hakim.

6
Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: pasal 338 KUHP,
menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Jika sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan,
sanksi sosial diberikan oleh masyarakat. Misalnya dengan menghembuskan desas-
desus, cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari
lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang
melakukan perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi
psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang
melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia akan
merasa bersalah. Selama hidupnya ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu.
Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan
gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap
aturan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang
warga negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang
dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki
kesadaran untuk memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku,
mempertahankan tertib hukum yang ada, dan menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku
dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya: disenangi oleh masyarakat pada
umumnya, tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain, tidak
menyinggung perasaan orang lain, menciptakan keselarasan, mencerminkan sikap
sadar hukum, dan mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

3.2 Saran
Keadilan menjadi syarat terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, keadilan menjadi hak setiap warga negara.
Keadilan ditegakkan berdasarkan norma hukum yang berlaku. Norma hukum
dilaksanakan secara transparan, jujur dan adil.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Kansil, C.S.T. 1992. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kusnardi, Mohammad dan Hermaily Ibrahim. 1983. Pengantar Hukum
Tata Negara. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.
Makarao, Mohammad Taufik. 2004. Hukum Acara Pidana dalam Teori
dan Praktek. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moeljatno. 2003. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi
Aksara.

9
SOAL

Pilihan Ganda
1. Sikap positif pelajar yang menunjukkan semangat kebangsaan di lingkungan
sekolah….
a. senang tawuran
b. senang menyontek
c. giat belajar
d. malas belajar
e. bergaul bebas
Jawaban : C

2. Kecintaan terhadap tanah air dan bangsa dapat mendorong seseorang untuk
memiliki sifat….
a. rela berkorban
b. nasionalisme
c. pantang menyerah
d. berani matai
e. egois
Jawaban : B

3. Supaya tragedi nasional yang disebabkan oleh G 30 S/PKI tahun 1965 tidak
terulang kembali maka sebaiknya kita….
a. tetap mewaspadai munculnya kembali idiologi komunis.
b. menjauhi keluarga dari para pelaku pemberontakan G 30 S/PKI.
c. tidak perlu peduli terhadap peristiwa yang sudah terjadi zaman dulu.
d. meneladani para tokoh yang terlibat dalam peristiwa pemberontakan G 30
S/PKI.
e. semua jawaban benar
Jawaban : A

4. Berbagai pemberontakan di Indonesia akhirnya selalu dapat digagalkan, hal ini


disebabkan….
a. bangsa Indonesia memiliki nasionalisme dan patriotisme yang kuat.
b. adanya bantuan luar negeri yang memadai dibidang militer.
c. negara kita sudah memiliki keunggulan dalam peralatan perang.
d. pemberontakan tidak pernah mengancam kedaulatan negara.
e. negara Indonesia memiliki persenjataan yang canggih.
Jawaban : A

5. Jika terjadi ancaman yang sangat serius terhadap keselamatan bangsa dan negara,
maka steiap warga negara….
a. harus turut serta memikul tugas kemiliteran tanpa terkecuali.

10
b. yang memenuhi syarat menurut undang-undang wajib turut serta dalam
mobilisasi umum.
c. harus siap bertugas di garis belakang membantu militer.
d. berkewajiban untuk mengangkat senjata maju di medan perang.
e. harus mobiliasi ke negara lain.
Jawaban : B

6. Perbedaan yang muncul antara teori lain dengan teori intregralistik tentang
pengertian negara yaitu bahwa teori integralistik lebih menitikberatkan pada….
a. ketenteraman pemerintah menjalankan fungsinya
b. persatuan antara pemerintah dan rakyat
c. keseimbangan antara hak dan kebebasan
d. mengurus kepentingan rakyat semata
e. kesejahteraan seluruh rakyat
Jawaban : B

7. Contoh nilai patriotism dalam hidup berbangsa dan bernegara dalam bidang
hankamnas yaitu….
a. rela berkorban untuk mengamankan wilayah negara.
b. mengorbankan jiwa raga dalam menghadapi musuh.
c. membantu TNI/Polri untuk memberantas kejahatan.
d. berjuang untuk meraih cita-cita masa depan.
e. memberikan harta benda demi bangsa dan negara.
Jawaban : A

8. Semangat nasionalisme dan keberadaan jiwa tercermin dalam sikap….


a. mendukung westernisasi
b. suka melancong ke luar negeri
c. bertindak sopan-santun terhadap wisatawan mancanegara
d. cinta dan bangga mempergunakan produksi bangsa sendiri
e. senantiasa bersikap terbuka dari semua pengaruh dari luar
Jawaban : D

9. Dampak yang diakibatkan oleh sikap primordial adalah….


a. mempersempit moralitas pengakuan terhadap kesamaan harkat dan martabat
serta melunturkan wawasan kebangsaan.
b. menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, bangsa, dan negara.
c. menumbuhkan rasa kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi.
d. menciptakan stabilitas nasional yang mantap.
e. menciptakan kehidupan yang selaras, seimbang, dan serasi.
Jawaban : A

10. Contoh perilaku di kalangan pelajar yang diakibatkan oleh rendahnya semangat
kebangsaan adalah….

11
a. tawuran antar sekolah
b. bentrokan antar suku, agama, dan ras
c. tumbuh suburnya benih-benih primordialisme
d. suatu golongan menghujat golongan lain
e. saling memaki dan menjelekkan antar kelompok
Jawaban : A

11. Salah satu contoh perwujudan keadilan legalitas adalah ...


a. Membuang sampah disungai
b. Menerima jasa sesuai prestasi yang dimiliki
c. Menerima keadaan kita apa adanya
d. Menyeberang dijembatan penyeberangan
e. Menginginkan bagian sama rata sama rasa
Jawaban : D

12. Pengertian keadilan adalah apabila kita memberlakukan orang lain ...
a. Sesuai hak dan kewajibannya
b. Sesuai situasi dan kondisi
c. Berdasarkan kualitas hubungan
d. Menurut keinginan sendiri
e. Berdasarkan status social
Jawaban : A

13. Berikut ini ialah merupakan contoh fakta yang bertentangan dengan kodrat alam
adalah ...
a. Tidak membayar gaji pembantu
b. Terlibat korupsi
c. Bersifat pilih kasih
d. Pria berpenampilan dan berperan sebagai wanita
e. Tidak menghargai prestasi orang lain
Jawaban : D

14. Cita-cita bangsa Indonesia dalam menerapkan keadilan terdapat dalam ...
a. Ketetapan MPR
b. Pancasila
c. Penjelasan UUD 1945
d. Batang tubuh UUD 1945
e. Pembukaan UUD 1945
Jawaban : B

15. Akibat penyelenggaraan pemeritah yang tidak transparan adalah ...


a. Terjadinya kesewenang-wenangan oleh penguasa
b. Selalu menimbulkan kecurigaan terhadap pihal lain
c. Dapat memperkokoh posisi penyelenggara pemerintah

12
d. Kurangnya kepercayaan dunia luar pada suatu bangsa
e. Sukar mengharapkan partisipasi masyarakat untuk negara
Jawaban : B

16. Dibawah ini merupakan manfaat keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, kecuali ...
a. Mencegah terjadinya KKN
b. Masyarakat bebas melakukan apa saja
c. Dapat menangkap ketidakadilan
d. Menciptakan hubungan harmonis antara penyelenggara negara dan rakyat
e. Meningkatkan potensi masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Jawaban : B

17. Prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia berarti ..


a. Usaha membuat keadaan tidak ada golongan
b. Keadaan yang mencerminkan pandangan bersama
c. Keseluruhan yang sesuai dengan jasa yang disumbangkan
d. Keseluruhan keadaan tidak ada golongan
e. Hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
Jawaban : E

18. Pemilu pertama Orde Lama dilaksanakan pada tahun ...


a. 1953
b. 1954
c. 1955
d. 1956
e. 1957
Jawaban : C

19. Pentingnya jaminan hukum dan keadilan adalah ...


a. Supaya aparat-penegak hukum dapat dipercaya
b. Investasi dapat tumbuh dan berkembang
c. Agar masyarakat dapat tumbuh dan berkembang
d. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
e. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan negara
Jawaban : D

20. Pemerintahan Orde Lama identik dengan demokrasi ...


a. Pancasila
b. Terpimpin
c. Liberal
d. Pancasila ala Orde Lama
e. Komunis
Jawaban : B

13
21. Untuk menanamkan semangat atau jiwa nasionalisme dan patriotism kepada
generasi muda yang sekarang ini dirasa kurang yaitu….
a. peraturan hukum
b. sumber dana
c. sarana dan prasarana
d. sumber daya manusia yang terampil
e. keteladanan
Jawaban : E

22. Faktor pemersatu bagi bangsa Indonesia yaitu….


a. melestarikan semangat dan jiwa 1945
b. penggunaan bahasa Indonesia dengan baik
c. menyadari makna Sumpah Pemuda 1928
d. pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
e. perasaan seperjuangan dan senasib serta cita-cita nasional
Jawaban : E

23. Semangat patriotism dalam era globalisasi dewasa ini adalah….


a. menyaring pengaruh budaya asing
b. mengikuti pola hidup dari luar yang disenangi
c. menolak masuknya budaya asing
d. mempertahankan tradisi yang hampir punah
e. menerima budaya asing yang baru
Jawaban : A

24. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam….


a. Pokok-pokok UUD 1945
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea I
c. Pembukaan UUD 1945 Alinea III
d. Pembukaan UUD 1945 Alinea II
e. Pembukaan UUD 1945 Alinea IV
Jawaban : E

25. Terjadinya negara Indonesia pada tahun 1945 dicapai melalui….


a. kompromi
b. perjanjian
c. peleburan
d. peperangan
e. pemberian
Jawaban : D

26. Untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilakukan dengan cara….

14
a. mempelajari dan memahami kesenian tradisional
b. mengadakan pertukaran pemuda antardaerah
c. mengakui keanekaragaman budaya daerah
d. mengembangkan kebudayaan daerah masing-masing
e. mengunggulkan suku bangsa sendiri
Jawaban : B

27. Cinta tanah air merupakan perwujudan pengalaman Pancasila sila ke….
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
e. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Jawaban : C

28. Kesetiaan terhadap bangsa dan negara memiliki makna….


a. siap sedia memberikan bantuan kepada negara manapun bila diperlukan
b. patuh dan taat, serta teguh hati mempertahankan bangsa dan negara
c. siap sedia mengisi fasilitas yang menjanjikan
d. tetap teguh menjadikan Indonesia sebagai tanah air karena ingin disebut
pahlawan
e. menganggap bangsa sendiri paling unggul dibandingkan negara lain
Jawaban: B

29. Bangsa Indonesia yang dijadikan pedoman perilaku setia kepada bangsa dan
negara dalam kehidupan sehari-hari adalah….
a. pancasila
b. agama
c. penguasa negara
d. adat dan budaya Indonesia
e. norma
Jawaban : A

30. Negara Kesatuan Republik Indonesia menentukan urusannya sendiri, baik ke


dalam maupun ke luar, sehingga hal ini disebut sebagai negara….
a. kesatuan
b. berdaulat
c. demokrasi
d. berkuasa penuh
e. negara federal
Jawaban : B

15
Essai
1. Apa yang dimaksud bentuk negara kesatuan?
Jawaban : negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan
tunggal, di mana pemerintah pusat ialah yang tertinggi dan satuan-satuan
subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang pilih oleh
pemerintah pusat untuk dilegasikan.

2. Negara Indonesia merupakan negara yang beragam. Jelaskan faktor-faktor yang


memengaruhi keberagaman Indonesia!
Jawaban :
 Letak strategis wilayah Indonesia
 Kondisi negara kepulauan
 Perbedaan kondisi alam
 Keadaan transportasi dan komunikasi
 Penerimaan masyarakat terhadap perubahan

3. Jelaskan apa yang di maksud persatuan dan kesatuan !


Jawaban : Persatuan adalah perserikatan, ikatan atau gabungan beberapa
bagian yang sudah bersatu. Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang
berarti utuh dan tidak terpecah belah. Persatuan mengandung makna terikatnya
beberapa bagian menjadi satu kesatuan, sedangkan kesatuan berarti keadaan
yang merupakan satu keutuhan.

4. Sebutkan bukti bahwa sejak dahulu bangsa Indonesia sudah bersatu!


Jawaban : Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini,
itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan
dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur- unsur sosial
budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang
lama sekali. Bukti persatuan dan persatuan bangsa Indonesia digambarkan
dalam buku Sutasoma di zaman Majapahit di mana masyarakat yang berbeda
agama dapat hidup berdampingan secara damai.

5. Sebutkan prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia!


Jawaban :
 Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
 Prinsip Nasionalisme Indonesia
 Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab
 Prinsip Wawasan Nusantara
 Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi

6. Sebutkan bentuk perilaku yang menjungjung semangat persatuan dan kesatuan!

16
Jawaban:
 Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia.
 Meningkatkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika.
 Mengembangkan semangat kekeluargaan
 Menghindari penonjolan SARA dan lain-lain

7. Jelaskan mengapa persatuan dan kesatuan menjadi modal dasar bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia!
Jawaban : Pembangunan nasional dapat dilaksanakan apabila dalam bangsa
Indonesia terdapat persatuan dan kesatuan. Masyarakat yang bersatu dalam nilai
persatuan akan mampu menangkal semua gangguan dalam kehidupan
bermasyarakat. Persatuan dan kesatuan dalam masyarakat juga menumbuhkan
solidaritas, semangat toleransi, kekompakan dan memperkuat daya tahan
masyarakat terhadap gangguan terhadap masyarakat itu sendiri. Gangguan
terhadap masyarakat misalnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

8. Yang menjadi landasan konstitusi dalam negara kesatuan Indonesia adalah….


Jawaban : Undang-Undang Dasar 1945

9. Bagaimana cara kita sebagai bangsa Indonesia dalam melakukan pertahanan dari
ancaman perpecahan dan memperkokoh NKRI dari dalam maupun luar bangsa?
Jawaban : Dengan cara terus menjada persatuan dan kesatuan antar seluruh
warga negara.

10. Negara Kesatuan Republik Indonesia menentukan urusannya sendiri, baik ke


dalam maupun ke luar, sehingga hal ini disebut sebagai negara ?
Jawaban : Berdaulat

17

Anda mungkin juga menyukai